- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Para Pedagang Tanah Abang Pilih Bayar 'Pajak' ke Preman ??


TS
ican.pp
Para Pedagang Tanah Abang Pilih Bayar 'Pajak' ke Preman ??
Quote:
Sebelumnya Hargai TS
Jadilah Kaskuser Yang Baik Dengan Selalu Meninggalkan Jejak & Selalu Membudayakan

Jadilah Kaskuser Yang Baik Dengan Selalu Meninggalkan Jejak & Selalu Membudayakan

Spoiler for :


Gambar Hanya Sebuah Illustrasi
Quote:
Jakarta -Para pedagang di Tanah Abang, Jakarta Pusat ternyata cukup rutin melakukan setoran 'pajak'. Namun pajak yang dimaksud adalah pungutan liar (pungli) yang diberikan kepada 'preman' dengan jaminan keamanan.
Account Representative (AR) Kantor Wilayah Pajak Jakarta Pusat yang bertugas di Tanah Abang, Merri Trisna mengaku cukup heran awalnya dengan fakta tersebut. Alasan keheranannya karena para pedagang sering mengaku telah membayar pajak saat ditagih oleh petugas pajak.
"Kita sudah bayar pajak kok. Langsung ditransfer. Atau tadi sudah ada yang ngambil ke sini," ujar Merri menirukan ucapan pedagang, saat menemani Dirjen Pajak Fuad Rahmany blusukan di pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/11/2013)
Dari penelusurannya, Merri mengetahui ada semacam pungutan 'pajak' yang diberlakukan di Tanah Abang. Biasanya jaminan yang diberikan adalah keamanan selama para pedagang berusaha di Tanah Abang.
"Jadi mereka bayarnya ke semacam collector atau preman lah. Jadi kalau mereka bilang kita sama dengan preman. Sehingga tidak perlu bayar pajak lagi. Padahal kita kan tujuannya buat negara," paparnya
Dirjen Pajak Fuad Rahmany menambahkan hal semacam itu memang sudah terjadi lama dan menjadi rahasia umum. Untuk itu perlunya sosialisasi, agar pedagang dapat memahami kewajiban pajak yang sebenarnya kepada negara.
"Iya itu kita sudah sama-sama tahu. Bisa saja mereka datang kan setiap waktu. Terus mintain dan kita dianggap sama," kata Fuad.
Account Representative (AR) Kantor Wilayah Pajak Jakarta Pusat yang bertugas di Tanah Abang, Merri Trisna mengaku cukup heran awalnya dengan fakta tersebut. Alasan keheranannya karena para pedagang sering mengaku telah membayar pajak saat ditagih oleh petugas pajak.
"Kita sudah bayar pajak kok. Langsung ditransfer. Atau tadi sudah ada yang ngambil ke sini," ujar Merri menirukan ucapan pedagang, saat menemani Dirjen Pajak Fuad Rahmany blusukan di pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/11/2013)
Dari penelusurannya, Merri mengetahui ada semacam pungutan 'pajak' yang diberlakukan di Tanah Abang. Biasanya jaminan yang diberikan adalah keamanan selama para pedagang berusaha di Tanah Abang.
"Jadi mereka bayarnya ke semacam collector atau preman lah. Jadi kalau mereka bilang kita sama dengan preman. Sehingga tidak perlu bayar pajak lagi. Padahal kita kan tujuannya buat negara," paparnya
Dirjen Pajak Fuad Rahmany menambahkan hal semacam itu memang sudah terjadi lama dan menjadi rahasia umum. Untuk itu perlunya sosialisasi, agar pedagang dapat memahami kewajiban pajak yang sebenarnya kepada negara.
"Iya itu kita sudah sama-sama tahu. Bisa saja mereka datang kan setiap waktu. Terus mintain dan kita dianggap sama," kata Fuad.
Quote:
Ini Trik Para Pedagang Tanah Abang Lolos dari Kejaran Petugas Pajak
Spoiler for Ini Trik Para Pedagang Tanah Abang Lolos dari Kejaran Petugas Pajak:
Quote:
Jakarta -Para pengusaha penjual tekstil dan garmen di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat punya trik tersendiri agar lolos dari kejaran petugas pajak. Mereka biasanya beralasan tak ada pemilik toko saat petugas pajak datang ke lokasi tokonya, atau banyak alasan lainnya.
Account Representative (AR) Kantor Wilayah Pajak Jakarta Pusat yang bertugas di Tanah Abang, Merri Trisna berbagi cerita saat mendatangi setiap toko di Tanah Abang, ia menuturkan berbagai jawaban yang sering dilontarkan.
"Misalnya kan baru datang itu saya tanya, pemilik tokonya mana? Itu langsung bertingkah nggak tahu. Ada yang jawab pemiliknya datang setahun sekali, sebulan sekali. terus ya saya dicuekin kan," ujar Merri saat menemani Dirjen Pajak Fuad Rahmany blusukan di pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/11/2013)
Setelah itu, biasanya petugas pajak menanyakan seputar kewajiban pajak yang seharusnya dibayarkan. Kecenderungan jawaban yang diberikan adalah pajak telah dibayarkan lewat seseorang.
"Mereka biasanya jawab, saya sudah bayar. Langsung bayar ke bos kamu ditransfer. Terus ada yang jawab sudah diutus orang buat bayar. Itu nggak ada lewat kita. Jadi seperti itu," paparnya.
Merri mengaku juga sering mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan, seperti pertanyaan yang tidak dijawab, hingga jawaban yang diberikan asal-asalan.
"Ya begitulah sering juga tidak dijawab. Atau jawabnya ngasal saja. Ya secara tidak langsung memang mereka tidak mau ditanya. Apalagi kalau sedang bekerja seperti ini. Itu memang kita tidak dilayani," terangnya.
Seperti diketahui ada ribuan pengusaha di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat yang harusnya memenuhi kewajiban membayar pajak 1% dari omset usahanya, untuk pedagang dengan omset maksimal Rp 4,8 miliar/tahun. Namun, sejak aturan tersebut diberlakukan pada Juli 2013, baru ada 166 wajib pajak yang menunaikan kewajibannya dari sekitar 20.000 toko di Tanah Abang.
Account Representative (AR) Kantor Wilayah Pajak Jakarta Pusat yang bertugas di Tanah Abang, Merri Trisna berbagi cerita saat mendatangi setiap toko di Tanah Abang, ia menuturkan berbagai jawaban yang sering dilontarkan.
"Misalnya kan baru datang itu saya tanya, pemilik tokonya mana? Itu langsung bertingkah nggak tahu. Ada yang jawab pemiliknya datang setahun sekali, sebulan sekali. terus ya saya dicuekin kan," ujar Merri saat menemani Dirjen Pajak Fuad Rahmany blusukan di pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/11/2013)
Setelah itu, biasanya petugas pajak menanyakan seputar kewajiban pajak yang seharusnya dibayarkan. Kecenderungan jawaban yang diberikan adalah pajak telah dibayarkan lewat seseorang.
"Mereka biasanya jawab, saya sudah bayar. Langsung bayar ke bos kamu ditransfer. Terus ada yang jawab sudah diutus orang buat bayar. Itu nggak ada lewat kita. Jadi seperti itu," paparnya.
Merri mengaku juga sering mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan, seperti pertanyaan yang tidak dijawab, hingga jawaban yang diberikan asal-asalan.
"Ya begitulah sering juga tidak dijawab. Atau jawabnya ngasal saja. Ya secara tidak langsung memang mereka tidak mau ditanya. Apalagi kalau sedang bekerja seperti ini. Itu memang kita tidak dilayani," terangnya.
Seperti diketahui ada ribuan pengusaha di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat yang harusnya memenuhi kewajiban membayar pajak 1% dari omset usahanya, untuk pedagang dengan omset maksimal Rp 4,8 miliar/tahun. Namun, sejak aturan tersebut diberlakukan pada Juli 2013, baru ada 166 wajib pajak yang menunaikan kewajibannya dari sekitar 20.000 toko di Tanah Abang.
Quote:
Mungkin Dari Pada Bayar Pajak Juga Di Korup Sama Oknum Pajak Jadi Mereka Lebih Memilih Bayar Ke Oknum Preman Kali yakk 
Monggo Mas Gan Barang Kali ada Warga Tanah Abang Yang Mau Curhat di Mari

Monggo Mas Gan Barang Kali ada Warga Tanah Abang Yang Mau Curhat di Mari

Quote:
NO REPOST GAN
Spoiler for :

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/11/22/174128/2421090/4/para-pedagang-tanah-abang-pilih-bayar-pajak-ke-preman"]SUMBER[/URL]
Diubah oleh ican.pp 23-11-2013 00:05
0
2.9K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan