- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Hakikat Kematian] Mengungkap Sakaratul Maut


TS
estherry
[Hakikat Kematian] Mengungkap Sakaratul Maut
Selamat malam agan/aganwati sekalian, kali ini ane akan membahas tentang sesuatu yang paling manusia takuti dan paling di benci. Ya, sesuai judulnya thread ini ane buat untuk renungan tentang kematian. Oke, cekidot..
Demikianlah tentang sakaratul maut semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita agar kita tidak lengah ketika tiba tiba maut itu datang. Semoga ketika ruh ini lepas dari raga kita, keadaan kita dalam keadaan yang baik ya gan.. bukan sedang dalam mengerjakan kemaksiatan.
Spoiler for Mati:
Mati, siapa sih yang tidak tahu tentang kematian? al-maut itu datang bisa kapan saja tidak mengenal waktu dan tempat dan juga tidak pandang bulu. Hingga saat ini, kematian itu masih menjadi misteri. Apa yang sebenarnya dirasakan oleh orang yang sedang menghadapi sakaratul maut? apa yang akan dialami manusia setelah kematiannya? tanpa petunjuk tentang kematian mungkin manusia di muka bumi ini tidak akan pernah tau. Kabar gembiranya, sang pencipta kita memberikan buku panduan berupa Al-Qur'an untuk manusia. Betapa besar kasih sayangnya Allah terhadap kita supaya kita tidak menyimpang dan tersesat dalam perjalanan hidup kita yang fana ini untuk mencapai kehidupan yang kekal di a6khirat nanti. Secara tidak langsung Allah memberitahu kita mana yang baik dan mana yang buruk. Sederhananya, seperti manusia menciptakan handphone karena ada tujuannya yakni untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi sehari - hari. Agar handphone tersebut berfungsi dengan baik, maka si penciptanya akan membuat manual book dengan tujuan orang lain yang memakainya tahu cara merawat dan mengetahui fungsi - fungsi dari setiap komponen handphone tsb. Begitu pula pada manusia, apa yang diinginkan Sang pencipta dari kita? dan apa manual booknya atau petunjuknya? baik, agan - agan sepertinya sudah tidak sabar lagi.. daripada berlama lama okelah cekidot.
Quote:
Tak ada seorang pun tahu kapan kematian menjemputnya.. ia pun tak tahu di belahan bumi manakah pembaringan terakhirnya. Allah berfirman yang artinya: "Dan tiada seorang jiwa pun yang mengetahui di belahan bumi manakah ia akan mati" (Luqman:34). Jikalau tempatnya saja tidak diketahui, padahal mereka-reka tempat lebih mudah dari pada waktu, maka jelaslah bahwa waktunya lebih tersembunyi lagi.
Quote:
Dialah penghancur segala kenikmatan duniawi, dan penghapus segala kepedihannya. Andai saja mati adalah akhir dari segalanya, niscaya ia menjadi primadona bagi setiap jiwa yang merana. Akan tetapi, tak lain ia merupakan pintu pertama dari kehidupan selanjutnya....kesenangan tanpa batas, atau azab yang tak kunjung lepas.
Quote:
Wajarlah jika manusia membenci mati, bahkan para salaf pun demikian. Suatu ketika, Syuraih bin Hani' -salah seorang tabi'in- mendengar sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Siapa senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan siapa tidak senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun tidak senang berjumpa dengannya. ". Usai mendengarnya, ia bergegas menemui Ummul Mukminin 'Aisyah seraya berkata: "Wahai Ummul Mukminin, aku mendengar sebuah hadits dari Abu Hurairah, yang jika benar demikian berarti kita semua celaka!" "Orang celaka ialah yang celaka karena sabda Rasulullah, ada apa memangnya?" sahut Ummul mukminin. Rasulullah bersabda: "Siapa senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan siapa tidak senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun tidak senang berjumpa dengannya, padahal tidak seorang pun dari kita melainkan benci terhadap kematian....!" ungkap Syuraih. Maka Ummul Mukminin menjawab: "Sungguh Rasulullah memang mengatakan seperti itu, akan tetapi bukan seperti yang kau pahami...hal itu ialah saat mata terbelalak, dada terasa sesak, kulit merinding dan jari jemari kaku... saat itulah siapa yang senag beruumpa dengan Allah, maka Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan siapa yang tidak senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun tidak senang berjumpa denganmya" (HR. Muslim no: 2685). Demikianlah gambaran singkat sakaratul maut... sesuatu yang pasti akan kita rasakan. saat napas tiba-tiba terasa berat....peluh membahasi sekujur tubuh...bertaut betis kiri dan betis kanan, kemudian perlahan-lahan ruh dicabut dari bawah ke atas. Itulah detik-detik perpisahan dengan dunia...saat orang-orang bertakwa tersenyum melihat apa yang dijanjikan untuknya, dan para durjana menyesali perbuatan mereka.
Quote:
Riwayat-riwayat berikut mungkin bisa memberi gambaran lebih jelas akan kedahsyatan yang dihadapi seseorang saat sakaratul maut hingga ruhnya dicabut,
Al Imam Abu Bakar bin Abid Dunya meriwayatkan dalam kitab Al Muhtadhirin; Tatkala 'Amru bin Ash sekarat, puteranya berkata: "Wahai ayah... dahulu engkau swring mengatakan: Andai saja aku berjumpa dengan orang berakal tatkala ia sekarat, supaya ia ceritakan padak7 apa yang dirasakannya.... Nah, sekarang engkaulah orang tersebut, maka ceeritakanlah bagaimana kematian itu?" Sang ayah menjawab: "Wahai puteraku, demi Allah... aku merasa seakan perutku dililit, an aku bernafas dari lubang jarum...seakan ada sepucuk ranting berduri yang diseret dari ujung kaki hingga kepalaku.".
Suatu ketika, Umar bin Khatthab bertanya kepada Ka'ab Al ahbar: "Hai Ka'ab, kabarkan kepada kami tentang kematian!" "Baiklah wahai Amirul Mukminin " kata Ka'ab. "Ia laksana sepucuk ranting yang banyak durinya, yang dimasukkan ke dalam perut seseorang. Setelah tiap durinya mengait sebuah urat, hingga tercabutlah sejumlah uratnya dan tertinggal sisanya".
Al Imam Abu Bakar bin Abid Dunya meriwayatkan dalam kitab Al Muhtadhirin; Tatkala 'Amru bin Ash sekarat, puteranya berkata: "Wahai ayah... dahulu engkau swring mengatakan: Andai saja aku berjumpa dengan orang berakal tatkala ia sekarat, supaya ia ceritakan padak7 apa yang dirasakannya.... Nah, sekarang engkaulah orang tersebut, maka ceeritakanlah bagaimana kematian itu?" Sang ayah menjawab: "Wahai puteraku, demi Allah... aku merasa seakan perutku dililit, an aku bernafas dari lubang jarum...seakan ada sepucuk ranting berduri yang diseret dari ujung kaki hingga kepalaku.".
Suatu ketika, Umar bin Khatthab bertanya kepada Ka'ab Al ahbar: "Hai Ka'ab, kabarkan kepada kami tentang kematian!" "Baiklah wahai Amirul Mukminin " kata Ka'ab. "Ia laksana sepucuk ranting yang banyak durinya, yang dimasukkan ke dalam perut seseorang. Setelah tiap durinya mengait sebuah urat, hingga tercabutlah sejumlah uratnya dan tertinggal sisanya".
Demikianlah tentang sakaratul maut semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita agar kita tidak lengah ketika tiba tiba maut itu datang. Semoga ketika ruh ini lepas dari raga kita, keadaan kita dalam keadaan yang baik ya gan.. bukan sedang dalam mengerjakan kemaksiatan.



tien212700 memberi reputasi
1
1.7K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan