Kaskus

Entertainment

abangtamaAvatar border
TS
abangtama
Cinta sesorang ibu dan Keegoisan sang anak ( yg suka baca cerpen masuk) !
Pada suatu malam hari yang gerimis si ibu sedang mengumpulkan sedikit demi sedikit batang lidi untuk dia kumpulkan menjadi sapu lidi yang harus dijualnya untuk menghidupi anaknya yang bungsu meskipun kondisi kesehatan sang ibu sedang tidak baik. dimana rumah yang beratapan seng yang bocor dan beralasan tanah yang jauh dari kata nyaman di tempati. Sang ibu itu bernama Lestari , ibu Lestari sehari – hari berprofesi sebagai tukang sapu lidi keliling dan kadang juga mencari pekerjaan serabutan, di usia yang tidak lagi mudah dia harus menanggung kehidupan sang anak, dikarenakan suaminya sudah meninggal 10 tahun yang lalu dikarenakan penyakit kanker paru paru basah yang diderita suaminya tersebut. Ibu lestari mempunyai mempunyai 3 orang anak 2 laki –laki dan 1 perempuan , 2 orang laki-laki ini sudah mempunyai keluarga , dan berkat kerja keras sang ibu ini mereka mampu menjadi insinyur sehingga bisa menjadi orang berhasil dan yang perempuan masih duduk di bangku SMA. Tetapi dari ke 3 anak yang dimiliki ibu lestari tidak ada mempunyai sopan santun atau pun itikad baik kepada orang tuanya mereka semua seperti mengabaikan kondisi sang ibu, terlebih kedua anak laki-lakinya yang sudah berhasil tersebut jarang sekali bekunjung ke rumah sang ibu untuk sekedar menjenguk kondisi sang ibu yang sedang sakit , dalam saudara pun mereka tidak ada yang akur selalu selisih paham dan ingin menang sendiri . sementara sang bungsu yang perempuan bernama Larasti mempunyai watak yang keras kepala, pendendam , dan egois. Pada waktu seketika sang ibu sedang tidur dengan nyenyak dikarenakan kecapekan seharian berjualan,.

Si anak tiba-tiba membangunkan ibu dengan keras : “ ibuuuukk ! bangunnn buk tidurr aja , tuh ada tukang kredit motor mereka nagih uang motor ! “,

Ibu bangun dengan keadaan batuk-batuk : “iya nak pelan pelan bangunin ibu, ibu lagi enggak enak badan” kata sang ibu”.

Jawab sang anak :“ udah cepetan , nungguin tuh didepan tukang kredit, nanti diambil lagi nih motor ke dealer masak aku harus jalan kaki sih kan gk bangett “.

Si ibu langsung bergegas ke depan untuk menemui si tukang kredit motor

Ibu Menjawab : “ Maaf pak untuk bulan ini kami belum bisa bayar uang cicilan motornya, saya sedang sakit uangnya untuk saya belikan obat sementara jualan saya lagi sepi pak “

Tukang kredit menjawab : “ Aduhh gimana buk ini udah batasan waktu bayarnya aku tidak enak sama atasan saya” keluh tukang kredit.

Ibu menjawab : “ iya pak tapi saat ini saya bener-bener tidak punya uang sepeser pun untuk membayar” sambil ibu terbatuk batuk.

Dengan rasa kasihan oleh si tukang kredit motor : “baiklah buk saya beri waktu ibu satu minggu unuk membayar tagihannya, tapi bila lewat satu minggu saya mohon maaf motornya saya tarik kembali ke dealer”. Keluh sang tukang kredit.

Ibu dengan sedikit tenang : “ iya pak terima kasih saya akan berusaha untuk nyari uang cicilannya , sekali lagi saya terima kasih pak””.

Dengan keadaan batuk ibu lestari berfikir bagaimana cara mengumpulkan uang dalam waktu seminggu, dia pun menangis memikirkannya dalam kondisi yang serba susah , tiba-tiba dia teringat kepada suaminya didalam hati dia bertanya dan menangis seakan dia tidak kuat lagi menahan masalah kehidupan yang dia jalani sendiri sementara kedua anaknya yang telah berhasil tidak lagi memperdulikan nasib ibunya, terkadang ibu lestari juga sangat rindu kepada kedua anak laki-lakinya yang dia punya hanyalah kenangan foto lama ketika mereka masih kecil sambil meratapi foto tersebut,

ibu lestari berdoa : “ya ALLAH lindungi anak hamba yang aku cintai ini dari segala perbuatan tercela , maksiat , berikan dia selalu jalan lurusmu ya ALLAH berikan mereka hidayahmu , demi allah aku merindukan anaku ya ALLAH”.

Sambil menangis tersedu ibu lestari memeluk erat foto yang tampah lesuh itu. Keesokan harinya ibu lestari tampak bangun pagi sekali pukul 03.00 wib dia sudah keluar untuk menjajaki dagangan ke pasar , ke warung-warung , dan kerumah-rumah . siang hari pun telah datang terik panas cahaya matahari yang menyengat langsung ke kulit ibu lestari yang sudah rentah tapi dia tetap gigih dia berjalan meskipun tak beralaskan sendal panasnya aspal seolah dia tidak perduli, sambil terbatuk menggendong sapu lidi yang berat dengan usia yg sudah tidak mudah lagi dia keliling dari rumah kerumah, demi menghidupi seorang anaknya dia rela berjalan mengelilingi kota-kota besar, walaupun sapu lidi sudah tidak dianggap alat tradisional dikota-kota sekarang , tetapi dia tidak patah arang karena dia lah tulang punggung untuk anaknya dan juga seorang ibu rumah tangga juga.

Sementara itu sang anak Larasati di sekolah dia hanya bermain menghamburkan uang bersama teman-temannya, melakukan hal yang tidak berguna seperti pacaran yang sangat berlebihan, bolos sekolah pergi ke mall, dan tidak jelas arahnya sementara dia sudah kelas 3 dan bersiap untuk menghadapi UN. Namun apa larasati tidak pernah sadar dengan kondisi keuangan yang pas-pasan sementara ibunya yang sedang sakit, dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Karena sering bolos sekolah dia dipanggil oleh pihak guru karena sudah mendapatkan surat SP3. Akhirnya surat panggilan itu sampai juga ditangan ibu Lestari.

dengan rasa shock dan panik ibu memanggil larasati : ”nakkk apaa inii? Kamu sering boloss yah”’, tanya sang ibu .

Laras dengan muka sedikit cemas dan panik : “ahhhh enggak bukk !! aku masuk terus salah aja tuh guruu yang nyatet absen akuu”, bentak laras.

Ibu menjawab : “ini apa buktinya nakk, enggak mungkinlah pihak sekolah salah, nak kondisi keluaraga kita sedang sulit, kredit motor kamu belum dibayar, kondisi ibu sekarang sedang sakit-sakit mana 2 hari lagi mau bayar cicilan ibu belum dapet uangnya nak tolong ngerti kondisi ibu nakk “,sambil batuk ibu lestari berpesan.

Laras dengan muka masam dan marah : ”laahhh it urusann ibu dong kenapa harus aku yang nanggung pokoknya aku gak mau yang namanya jalan kaki !! soal panggilan sekolah aku gak tau ibu yang dipanggil itu siapa, udah aku bilang pihak sekolah itu salah kagak percaya banget sihh, ya sudah aku capek pulang sekolah diomeli kagak jelas aku mau tidur !! “. Dengan muka marah laras langsung pergi.

Si ibu hanya menangis dan berdoa sambil terbatuk-batuk dengan masalah yang dia hadapi sekarang. Keesokan harinya si tukang kredit motor menagih janji ibu lestari yang sudah jatuh tempo pada hari ini.

Sapa si tukang kredit : “assalamualaikumm , buk , buk lestariiii””. Sang ibu yang sudah 2 hari tidak berjualan akibat kondisinya semakin parah berjalan dengan tertatih ke depan.

Dengan suara payau ibu menjawab : “walaikumsalam, iya silahkan masuk pak”, jawab ibu lestari.

Tanpa basa basi bapak itu berbicara : “ gini buk , sesuai perjanjian kan pada tanggal ini sudah jatuh tempo atas pembayaran sekaligus denda nya , apakah ibu sudah bisa melunasinya?” tanya bapak tukang kredit motor.

Ibu menjawab dengan terbata : “maaf pak , saya belum bisa membayarnya uang saya belum cukup untuk membayar cicilan ini, saya mohon pak beri tempo pembayaran lagi, kasihan anak saya pak untuk dia sekolah, saya janji akan cepat melunasinya ”” dengan wajah memelas sang ibu.

Bapak itu menjawab : ”maaf buk saya tidak bisa memberi tempo lagi, ini sudah prosedur dari kantor saya, kalo tidak bisa maka hari ini motor ibu akan saya tarik. Ibu bisa mengambilnya kembali setelah melunasinya sistem pembayarannya.””.

ibu : “tapiii pakk beri saya waktu saya akan melunasinya kasihan anak saya, saya mohon pakkk.” Pinta sang ibu.

Bapak : ”maaf buk saya tidak bisa , oh iya buk motornya dimana buk?, saya mau membawanya ke dealer””, pintanya.

Ibu : “saya mohon pakk , motor masih dipakek anak saya sekolah pak, pak mohon keikhlasan bapakkk”. Setelah berargumentasi dengan meminta belas kasihan.

*****
Si laras pulang dari sekolah dan sedikit terkejut adanya perdebatan dirumah.

Laras : “ada apa ini ribut-ribut??”, tanyanya.

Bapak : "gini dek ibu mu tidak bisa membayar uang cicilan motor, jadi hari ini motornya saya ambil””, paksa sang bapak.

Laras : “ tidak bisa kayak gitu dong pak, ibu saya bisa kok bayar hari ini, iya kan bukkk?””, tanya laras ke ibunya.

Ibu :“ maaf nak ibu tidak punya cukup uang untuk membayarnya, ibuu mohon laras ikhlass yahh, nanti kalo ada uang nanti ibu bayarr yahh”, tangis sang ibu.

Dengan muka marah laras : “aaahhhh kenapa sih gua dilahirin sama keluarga susah kayak loe !!! ,selalu susah gk pernah mikirin kebahagian anaknya, saya juga kepingin bahagia kayak temen””, bentak laras.

Dengan ikhlas motor tersebut diambil oleh bapak tersebut. Ibu dengan menangis menjawab :” ibu janji nakkk ibu akan lunasi biaya cicilannya, laras bisa pakek motor lagi kok, tapi laras harus sabar yah””, dengan terbatuk batuk ibu memberi nasihat.

Tetapi laras dengan penuh egois dan marah : “sabaaaar sabarrr muluuu emang kenyang makan sabar, emang sabar bisa gua bahagia kayakk temenn aku , hah? Jawab buuukk !!””. sang ibu hanya bisa diam sembari pergi untuk mengambil air wudhu untuk solat dan menenangkan dirinya.


Sementara itu laras dengan masih emosi pergi entah kemana dengan teman-temannya untuk menghilangkan stress , dia mabuk-mabukan, merokok, dan perbuatan yang tidak pantas untuk dilakukan seorang perempuan. Dia tidak pernah sadar bagaimana sang ibu mencari uang begitu susahnya sampai banting tulang meskipun kondisi ibu sakit berat. Ibu Lestari pun cemas mencari anaknya yang sudah larut malam tidak pulang dan sambil menunggu sang ibu lestari terus berfikir bagaimana untuk mendapatkan uang lebih, akhirnya ibu bertekad bekerja sampai malam hari, walaupun kondisinya semakin parah.

Setiap malam ibu menjajakan sapu lidinya meskipun sepi pembeli sang ibu tetap giat karena dia adalah tulang punggung keluarga, angin malam yang sangat dingin menusuk kedalam tulang yang rentah tetapi dia tak pantang menyerah walaupun batuknya semakin parah dan jalannya semakin tidak kuat lagi, seketika dia duduk untuk istirahat menahan haus karena hanya 3 batang sapu lidi yang terjual, tetapi tetap dia kerjakan hari demi hari tanpa kenal rasa lelah. Sehingga kejadian yang mungkin tidak ingin diterima ibu lestari menimpanya ,ketika dia sedang menjual sapu lidi dimalam hari dengan keadaan berjalan membungkuk karena keadaan ibu sudah benar tidak kuat lagi, tiba-tiba ada mobil sedan dari belakang dengan laju yang sangat kencang, dikarenakan supirnya sedang mabuk menghantam tubuh ibu lestari dengan keras, sehingga tubuh rentah itu terpental ke jalan, sementara sang pengemudi dengan panik langsung kabur begitu saja, beruntunglah warga setempat langsung memberikan pertolongan kepada ibu Lestari yang sudah berceceran darah untuk dibawah rumah sakit.

Ibu Lestari pun diantarkan kerumah sakit dengan keadaan setengah sadar, sementara itu si anak Larasati tidak tahu keberadaan sang ibu berada dirumah sakit, dia sudah 2 hari tidak pulang kerumah. Kondisi ibu pun semakin parah akibat hantaman keras dikakinya, sang ibu harus koma selama 2 hari. Sementara itu Laras terkejut mendapatkan kabar dari tetangganya bahwa ibunya masuk rumah sakit dan belum sadarkan diri, laras pun langsung menjenguk sang ibu dengan muka menangis dan rasa menyesal dia berlari untuk bertemu ibu, sesampainya dirumah sakit dia langsung terkejut melihat kondisi ibu seperti itu, dia menangis dan menyesal bahwa apa yang dia lakukan selama ini salah. Dia terus menciumi tangan ibunya berharap ibunya segera sadar, tetapi tiba-tiba dokter masuk dan mengasih kabar bahwa kaki ibu lestari harus diamputasi karena sistem sarafnya sudah tidak berfungsi lagi.

Laras dengan muka yang sangat kecewa terus menangis, dia sangat menyesal : “ibuuuuu banguuunn ibuu maafin larass, maafin, larass nyesel , larass salahh, larass durhaka samaa ibuuuu, ibuuuuuuuu banguuunnn !!,”” dengan menjerit menangis.

Sang ibu belum bangun dari komanya, Laras pun berinisiatif langsung menelpon kakaknya yang tidak tahu bahwa ibunya sedang mengalami musibah. Setelah Laras memberitahu kedua kakaknya tidak lama kemudian kakaknya pun datang dengan shock dan memarahi Laras. Kakaknya pun meminta Laras menceritakan apa yang terjadi, setelah mendengarkan cerita dari Laras , Rahman kakak pertama sedikit shock dia terkejut mendengar cerita tersebut, dia menceritakan bahwa dia pernah menabrak seseorang dalam keadaan mabuk di jalan pada waktu malam hari tetapi dia kabur karena takut menjadi amukan masa, setelah mendengar semua penjelasan dari Laras. Rahman pun sangat menyesal dia menangis bahwa yang dia tabrak waktu itu adalah ibunya sendiri , dia pun terus memeluk kencang ibu Lestari, ibu yang sudah membesarkan dirinya, ibu yang dia tabrak dan tidak mempunyai kedua kakinya lagi sehingga harus di amputasi oleh dokter dikarenakan sistem saraf yang sudah mati.

Setelah satu bulan ibu lestari koma barulah dia sadar, dia terkejut melihat dan tidak dapat merasakan lagi bagian pada kakinya, dan ibu Lestari lebih shock lagi ketika melihat kedua anak laki-lakinya berada tepat disampingnya sambil menangis , kedua anak laki laki tersebut memeluk ibunya dengan erat, mereka pun menangis, mereka meminta maaf kepada ibu. Terlebih Rahman dia sangat menyesal dia menceritakan kejadian yang dia lakukan kepada ibunya tersebut. Karena dialah ibu harus kehilangan kedua kakinya,

tetatpi ibu lestari tersenyum memaafkannya dan dia berkata : ”aku lebih baik kehilangan kedua kaki ku daripada aku harus kehilangan separuh hidupku yaitu kalian, anak-anaku, darah dagingku, permata hidupku”, sambil menangis ibu memeluk ke 3 anaknya tersebut.


Akhirnya mereka pun sadar dan merasa bersalah atas apa yang dia lakukan selama ini. mereka pun bergantian menjaga dan merawat ibunya, dan tak ada lagi namanya perselisihan diantara mereka. Sebulan mereka merawat ibu Lestari tetapi kondisi ibu semakin parah, dibawalah ibu Lestari oleh Rahman anak pertamanya ke rumah sakit, dan dokter pun memvonis ibu Lestari terkena kanker paru-paru basah, kondisi ibu semakin lemah dokter pun mevonis bahwa nyawa ibu Lestari tidak akan lama lagi. Mereka semakin menyesal mereka tidak bisa membahagiakan ibunya , mereka tidak bisa membalas apa yang ibu Lestari berikan terhadap anak-anaknya.

Tiba-tiba ibu lestari bangun dan memanggil rahman anak pertamanya, dengan suara gemetar ibu memanggil rahman : “nakkkkk, ibu pesen sama kamu, kamukan anak pertama jaga baik adik-adikmu jangan sampai salah jalan, kasih bimbingan yang baik ya nakk, sekarang waktunya ibu akan istirahat, ibu udah tidak kuat lagi, mungkin ibu akan istirahat kayak ayahmu, tolong yah tempati istirahat ibu deket ayahmuu, ibuu kangen sekali dengan ayahmuu”, sambil terengah-engah dan memegang erat tangan Rahman.

Ibu Lestari pun akhirnya mengeluarkan nafas terakhirnya , Rahman hanya diam dan menangis, Ia langsung memeluk ibunya tersebut seakan tidak percaya secepat itu dia merasakan kebersamaan selama ini dengan ibu, ibu yang kehilangan kedua kakinya yang masih bisa tegar dan memaafkan kesalahan anaknya.

Akhirnya ibu Lestari dimakamkan disamping rumah berdekatan dengan sang ayah yang telah meninggalkan mereka 10 tahun yang lalu.


Karya tulis ane sendiri gan boleh mampir di blog ane


http://abangtama.blogspot.com/2013/0...isan-sang.html


Spoiler for kaskusers yang baik selalu ninggalin jejak :
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

boleh juga emoticon-Rate 5 Star
0
7.5K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan