- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Share] pertama kali menikmati kopi luwak.


TS
rusuhbgtloe
[Share] pertama kali menikmati kopi luwak.
WELCOME TO MY THREAD
selamat sore Agan-agan semua, kali ini saya ingin membagi pengalaman teman saya yang pertama kalinya meminum kopi termahal di negara ini. silahkan disimak tulisannya

![[Share] pertama kali menikmati kopi luwak.](https://s.kaskus.id/images/2013/11/22/6121859_20131122030110.png)
Quote:
Kali Pertama Menyesap Kopi Luwak
Oleh kantor, saya mendapat tugas meliput "bisnis ekspor kopi luwak di Indonesia". Saya kemudian mengatur pertemuan dengan Pranoto Soenarto, Ketua Kompartemen Industri dan Kopi Spesialti, Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), pada Rabu, 20 November 2013 di 'kedai kopi modern' De'Excelso Cafe yang berlokasi di lantai dasar Plaza Indonesia, Jakarta.
Sesuai kesepakatan, sekitar pukul 16.00 WIB saya tiba di De'Excelso Cafe, Plaza Indonesia. Tak lama kemudian, sekitar 5 menit menunggu, Pranoto yang kala itu menggunakan kemeja putih bermotif garis hitam tipis tiba dan langsung menghampiri saya. Kami bercakap-cakap sebentar sebelum akhirnya ia menuju meja seorang pria pegawai pengawas (supervisor) barista di cafe tersebut. Bersama sang pengawas, Pranoto memulai pembicaraan menggunakan bahasa Mandarin. Sekitar dua kalimat, Pranoto berbicara dalam bahasa dan aksen Tionghoa.
Setelah pembicaraan singkat itu, eks Direktur Utama De'Excelso kembali bergabung di meja yang saya pilih. Karna mereka berdua fasih berbahasa Indonesia, maka saya beranggapan bahwa pembicaraan kedua nya tidak untuk saya ketahui. Dan saya memutuskan untuk tidak bertanya tentang pembicaraan mereka.
Sebelum memulai wawancara, dia meminta saya memesan minuman diluar menu kopi. Maka saya memesan ice tea. "spesial saya pesankan arabika kopi luwak, untuk kamu, karena kita akan bicara masalah kopi" kata Pranoto sambil mengangkat bejana kaca berisi sekitar 500 ml kopi luwak yang masih mengepulkan asap. Sembil menuangkan kopi luwak di gelas saya Pranoto meminta saya untuk menghirup aroma kopi lebih dulu sebelum mencicipi rasanya.
Saat mencondongkan hidung, aroma khas kopi menyeruak bersama kepulan asap. Bagi penikmat kopi, wangi dari kopi luwak akan langsung terasa berbeda dari wangi kopi-kopi yang lain. Kopi luwak yang asli mengeluarkan bau yang lebih asam dan punya karakter kuat yang sulit digambarkan.
Segera saya menyesap kopi luwak yang diolah dan dimasak tanpa menggunakan pemanis tambahan. Rasanya tetap kopi, namun sangat halus untuk kategori kopi arabika yang terkenal asam dan rasanya keras. Pada sesapan berikutnya, saya merasakan sensasi asam di rongga hidung dan tenggorokan. Sensasi asam yang membangkitkan semangat dan konsentrasi saya. Seperti membuat kencang kembali syaraf-syaraf saya yang kendur akibat kelelahan setelah sesiangan liputan.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, Pranoto berkisah tentang kecintaannya terhadap kopi sejak usianya masih kecil. Eks pengelola 120 gerai kopi di Indonesia ini juga menceritakan mekanisme penangkaran luwak yang ramah lingkungan, kemudian yang terakhir dalam kesempatan itu, ia menceritakan seputar bisnis ekspor kopi dan kopi luwak ke berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika dengan omset pertahun mencapai USD 1,5 Miliar.
Untuk diketahui, biji kopi luwak dihasilkan melalui proses fermentasi alami di dalam perut hewan sejenis musang (luwak) yang habitatnya merupakan kebun atau hutan beriklim tropis. Proses fermentasi dalam perut hewan tergolong tidak lazim, dan inilah faktor penyebab kopi luwak memiliki cita rasa yang unik sehingga harganya selangit.
Sesungguhnya masih banyak yang ingin ia ceritakan kepada saya, tercatat sebanyak lebih dari dua kali Pranoto mencegah saya pamit lantara saya harus segera kembali ke kantor guna menulis berita (deadline). Pada kesempatan pamit ketiga kalinya, akhirnya saya dipersilahkan untuk undur diri dari kesempatan istimewa tersebut.
Bagi saya, momen tersebut sangat berkesan dan membahagiakan. Karena sebagai penikmat kopi, saya hanya mendengar beberapa kawan saya yang pernah menyesap kopi luwak dan mencoba mendeskripsikan rasa kopi luwak di depan saya, tanpa pernah saya mencobanya sendiri. Hingga pada akhirnya, untuk pertama kalinya dalam hidup, saya menyesap kopi luwak bahkan saya menyesapnya bersama orang nomor satu di asosiasi eksportir kopi Indonesia, sekaligus raksasa pelaku usaha kopi dan kopi luwak yang tengah menguasai pasar kopi mancanegara.
Oleh kantor, saya mendapat tugas meliput "bisnis ekspor kopi luwak di Indonesia". Saya kemudian mengatur pertemuan dengan Pranoto Soenarto, Ketua Kompartemen Industri dan Kopi Spesialti, Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), pada Rabu, 20 November 2013 di 'kedai kopi modern' De'Excelso Cafe yang berlokasi di lantai dasar Plaza Indonesia, Jakarta.
Sesuai kesepakatan, sekitar pukul 16.00 WIB saya tiba di De'Excelso Cafe, Plaza Indonesia. Tak lama kemudian, sekitar 5 menit menunggu, Pranoto yang kala itu menggunakan kemeja putih bermotif garis hitam tipis tiba dan langsung menghampiri saya. Kami bercakap-cakap sebentar sebelum akhirnya ia menuju meja seorang pria pegawai pengawas (supervisor) barista di cafe tersebut. Bersama sang pengawas, Pranoto memulai pembicaraan menggunakan bahasa Mandarin. Sekitar dua kalimat, Pranoto berbicara dalam bahasa dan aksen Tionghoa.
Setelah pembicaraan singkat itu, eks Direktur Utama De'Excelso kembali bergabung di meja yang saya pilih. Karna mereka berdua fasih berbahasa Indonesia, maka saya beranggapan bahwa pembicaraan kedua nya tidak untuk saya ketahui. Dan saya memutuskan untuk tidak bertanya tentang pembicaraan mereka.
Sebelum memulai wawancara, dia meminta saya memesan minuman diluar menu kopi. Maka saya memesan ice tea. "spesial saya pesankan arabika kopi luwak, untuk kamu, karena kita akan bicara masalah kopi" kata Pranoto sambil mengangkat bejana kaca berisi sekitar 500 ml kopi luwak yang masih mengepulkan asap. Sembil menuangkan kopi luwak di gelas saya Pranoto meminta saya untuk menghirup aroma kopi lebih dulu sebelum mencicipi rasanya.
Saat mencondongkan hidung, aroma khas kopi menyeruak bersama kepulan asap. Bagi penikmat kopi, wangi dari kopi luwak akan langsung terasa berbeda dari wangi kopi-kopi yang lain. Kopi luwak yang asli mengeluarkan bau yang lebih asam dan punya karakter kuat yang sulit digambarkan.
Segera saya menyesap kopi luwak yang diolah dan dimasak tanpa menggunakan pemanis tambahan. Rasanya tetap kopi, namun sangat halus untuk kategori kopi arabika yang terkenal asam dan rasanya keras. Pada sesapan berikutnya, saya merasakan sensasi asam di rongga hidung dan tenggorokan. Sensasi asam yang membangkitkan semangat dan konsentrasi saya. Seperti membuat kencang kembali syaraf-syaraf saya yang kendur akibat kelelahan setelah sesiangan liputan.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam, Pranoto berkisah tentang kecintaannya terhadap kopi sejak usianya masih kecil. Eks pengelola 120 gerai kopi di Indonesia ini juga menceritakan mekanisme penangkaran luwak yang ramah lingkungan, kemudian yang terakhir dalam kesempatan itu, ia menceritakan seputar bisnis ekspor kopi dan kopi luwak ke berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika dengan omset pertahun mencapai USD 1,5 Miliar.
Untuk diketahui, biji kopi luwak dihasilkan melalui proses fermentasi alami di dalam perut hewan sejenis musang (luwak) yang habitatnya merupakan kebun atau hutan beriklim tropis. Proses fermentasi dalam perut hewan tergolong tidak lazim, dan inilah faktor penyebab kopi luwak memiliki cita rasa yang unik sehingga harganya selangit.
Sesungguhnya masih banyak yang ingin ia ceritakan kepada saya, tercatat sebanyak lebih dari dua kali Pranoto mencegah saya pamit lantara saya harus segera kembali ke kantor guna menulis berita (deadline). Pada kesempatan pamit ketiga kalinya, akhirnya saya dipersilahkan untuk undur diri dari kesempatan istimewa tersebut.
Bagi saya, momen tersebut sangat berkesan dan membahagiakan. Karena sebagai penikmat kopi, saya hanya mendengar beberapa kawan saya yang pernah menyesap kopi luwak dan mencoba mendeskripsikan rasa kopi luwak di depan saya, tanpa pernah saya mencobanya sendiri. Hingga pada akhirnya, untuk pertama kalinya dalam hidup, saya menyesap kopi luwak bahkan saya menyesapnya bersama orang nomor satu di asosiasi eksportir kopi Indonesia, sekaligus raksasa pelaku usaha kopi dan kopi luwak yang tengah menguasai pasar kopi mancanegara.
sumber tulisan:
Nikmatnya Kopi Luwak
Quote:
kalau suka mohon di kasih
ya apalagi kalau di kasih


Diubah oleh rusuhbgtloe 22-11-2013 15:06
0
3.2K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan