Legalnya Sindir Menyindir Via Status Facebook
FACEBOOK memang sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dan tingkat usia juga pendidikan. Dalam aplikasinya, fesbuk terutama tidak hanya ditujukan untuk menjalin silaturahmi dengan teman lama yang sudah lama tak berkontak, melainkan ajang eksistensi diri. Berbagai fitur pun tersedia dan siap digunakan facebooker. Foto, catatan, tautan, video, dan terutama status.
Status pun berisi macam-macam tipikal. Bagi yang belum tahu itu, klik saja artikel ini: 20 Tipikal Status Facebookers Dari segi konten, status fesbuk adalah curahan hati seseorang saat itu. Isinya bisa canda tawa, aktivitas yang sedang dilakukan saat itu, kemarahan, kesedihan, kegalauan, dan lebih sering sindirian. Inilah yang akan saya bahas kali ini.
Sindiran adalah ejekan, celaan, juga kritik yang disampaikan secara tidak langsung dan tidak terus terang. Di sana tidak ada nama dari objek/personal yang kita sindir. Maka lahirlah yang dinamakan ambiguitas (multitafsir) yang datangnya dari pembaca atau teman-teman facebooker. Akan jadi masalah kalau yang kita sindir adalah teman di friend list kita. Sementara teman-teman lainnya laksana penonton yang kian sibuk menduga dan berprasangka. Untuk kemudian menerka dan berkata 'kalian ini sedang perang, ya?' Ini terjadi ketika mereka mendapati dua orang facebooker yang terlihat bagai berbalas sindiran.
Quote:
Misalnya begini. Suatu hari kau menemukan status di berandamu. Status ini datangnya dari si A. Dia berkata: "Tiap hari update status fesbuk mulu. Keliatan banget penganggurannya;. Nah, kebetulan si B yang memang pengangguran dan aktif banget di fesbuk jadi tersinggung. Dia pun nulis status dengan kalimat: 'Tunggu aje lu lulus jadi sarjana en ngerasain pahitnya cari kerja'.
Kenapa si B tersinggung? Karena si B merasa. Yeah, padahal barangkali si A sedang menyinggung orang lain, yang bukan si B. Tapi pertanyaan itu diulang lagi, kenapa si B tersungging? Karena hubungan pertemanan dengan si A sedang kaku. Jadi otomatis ada anggapan bahwa si A tidak senang kepadanya sehingga wujud kekesalan itu diejawantahkan dalam ruang status facebook.
Biasanya, sindiran akan berhenti di situ saja. Kecuali kalau si A membaca status terbaru si B dan si A pun menulis: 'GR banget jadi orang!'. Dan pabales-bales (aksi balas membalas) pun terjadi. Dan teman-teman pemerhati yang berlaku sebagai penonton hanya tersenyum-senyum terhibur.
Status tipikal ini pun akhirnya jadi konsumsi 'publik' terkhusus bagi teman fesbuk tipikal 'stalker' atau 'penguntit'. Misalnya saya menulis status tentang teman yang berbuat kotor di kos. Beberapa menduga status saya ditujukan untuk si C misalnya. Karena beberapa tahu saya sempat satu kos dengan si C. Padahal saya tidak menyinggung si C. Wong teman-teman di dunia maya maupun di dunia nyata saya tidak hanya si C. Dan saat status dibuat, saya tidak sekosan dengan si C. Jadi jelas saya menyinggung orang lain, yang jelas-jelas tidak ada dalam friend list saya.
Hal ini kemudian bikin pembaca status menduga siapa yang saya maksud. Yang kemudian hanya akan membawa mereka pada 'pergunjingan tidak sehat dan perkiraan yang salah'. Di titik ini, sebenarnya bukan pembacalah yang satu-satunya menjadi kambing hitam, tapi si pembuat status pun kena.
Quote:
Menyoal kenapa mereka menyindir? Itu hal yang manusiawi, kok. Pengguna jejaring sosial biasanya ingin memperlihatkan citra-citra tertentu bagi teman-teman facebooknya. Pertama adalah kepuasan berkeluh kesah. Karena status macam keluhan, kekesalan adalah legal di facebook. Maka mereka pun melakukan hal yang legal atau diperbolehkan itu. Dan lebih dar itu, mendapatkan kelegaan hati lantaran sudah mengeluarkan uneg-uneg.
Yang kedua adalah keinginan memperoleh simpati. Yaitu dengan tanda like facebook atau komentar. Ketika mereka mendapatkan like apalagi komen, mereka merasa direspons, didukung dan diperhatikan. Untuk kemudian saling balas membalas hingga beban pikiran pun mencair. Meski pada faktanya, ada pula komen yang kurang mengenakan dirinya, yang mau tidak mau akan memengaruhi perasaannya pula.
Quote:
Yang ketiga, beberapa facebooker menyindir publik figur sekadar untuk sebuah kelakar atau bercandaan. Misalnya, lihat saja status di bawah ini.
sumber:
http://wanasedaju.blogspot.com/2012/...ia-status.html