- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Minta Maaf : Menteri Marty Natalegawa disebut mirip bintang porno


TS
d1tac
Minta Maaf : Menteri Marty Natalegawa disebut mirip bintang porno
Mark Textor, yang disebut sebagai penasihat senior Partai Liberal Australia dan penasihat PM Australia Abbot menyebut Menteri Luar Negeri Indonesia mirip bintang porno. Namun, yang bersangkutan langsung meminta maaf atas kicauan yang ditulisnya pada media twitter. Berikut berita yang dikeluarkan beberapa media di Indonesia dan luar negeri.
Berikut penampakan nya gan :
Canberra - Setelah menghapus komentar tak pantasnya tentang Presiden SBY dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, politikus Australia Mark Textor pun minta maaf. Melalui akun Twitternya, Textor menyampaikan permohonan maaf kepada publik Indonesia.
"Mohon maaf untuk seluruh teman-teman Indonesia saya -- frustrasi karena pemberitaan media -- Twitter memang bukan tempat untuk berdiplomasi," kicau Textor melalui akun Twitter-nya @markatextor, Kamis (21/11/2013).
"Saya tidak di parlemen. Saya juga bukan pejabat pemerintahan tapi seorang warga sipil," terang Textor via akun Twitter-nya saat menjawab komentar keras dari seorang pengguna Twitter.
Sementara itu, kepada media Australia, ABC, Textor mengaku dirinya tidak berniat untuk menghina Menlu Marty maupun Presiden SBY. "Saya tidak merujuk pada orang tertentu," dalihnya.
Komentar tak pantas Textor yang menyebut Menlu Marty mirip dengan bintang porno tersebut menuai banyak kecaman, tidak hanya dari pengguna Twitter namun juga dari politikus dan pejabat Australia sendiri.
Saat ditanya apakah dia merasa menyesal telah turut memanaskan hubungan Indonesia-Australia, Textor hanya mengatakan: "Saya tidak bisa meminta maaf atas apa yang dibayangkan orang-orang."
Textor selama ini dikenal sebagai orang dekat yang masuk dalam lingkaran dalam Perdana Menteri Tony Abbott. Perusahaan riset market miliknya, CrosbyTextor sudah sejak lama menjalin kerja sama dengan Partai Liberal Australia. Textor sendiri bertugas sebagai staf polling pada Partai Liberal Australia. ABC menyebut Textor sebagai ahli strategi Partai Liberal.
Bendahara Parlemen Steve Ciobo secara terpisah menegaskan bahwa Textor sama sekali tidak memiliki kaitan dengan pemerintah Australia. Komentar maupun pernyataan Textor dinyatakan tidak mencerminkan pandangan dan opini pemerintah.
"Mark Textor merupakan seorang warga sipil, dia seseorang yang memiliki bisnisnya sendiri yang pernah dan masih bekerja sama dengan Partai Liberal. Dia bukan utusan pemerintah, dia bukan orang pemerintahan, dia bukan staf pemerintah," ucapnya kepada ABC.
"Dan juga komentarnya saya nilai tidak pantas, tapi itu komentar yang dibuat dalam kapasitas pribadi," imbuh Ciobo.
Demikian info dari ane.
Semoga si Kang Guru cepet sadar.....
*Update
Spoiler for Media Lokal:
Spoiler for Detik:
Canberra, - Seorang penasihat senior Partai Liberal Australia melontarkan pernyataan tak pantas tentang pejabat tinggi pemerintahan Indonesia. Lewat akun Twitternya, politikus bernama Mark Textor itu menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang porno!
Ejekan Textor terhadap pemerintah Indonesia tidak berhenti di situ. Masih melalui akun Twitternya, dia juga mengkritik Presiden SBY yang sempat menyampaikan tanggapan soal isu ini melalui akun Twitter-nya.
"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan pemerintahan negara tetangga melalui Twitter FFS? SBY," tulisnya seperti dilansir media Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Kamis (21/11/2013). Beberapa saat kemudian, tweet ini telah dihapus.
Situs SMH juga mengutip tweet Textor lainnya yang mengomentari isu penyadapan Australia yang dibocorkan oleh pembocor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. Mark menyindir SBY karena meributkan insiden penyadapan yang terjadi pada tahun 2009 semasa pemerintahan Partai Buruh Australia.
"Mungkin SBY menggunakan kalender kuno yang aneh," kicau Textor melalui akunnya.
Politikus Liberal tersebut juga tampaknya menjustifikasi penyadapan telepon Presiden SBY dan Bu Ani Yudhoyono serta delapan pejabat RI. "Terakhir kali saya lihat, tak ada warga Indonesia yang pernah kena bom di Australia," demikian bunyi tweetnya yang juga telah dihapus.
Textor tidak memiliki jabatan resmi di pemerintahan maupun di parlemen Australia. Namun media Australia menyebutnya sebagai salah satu penasihat senior Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott.
Ejekan Textor terhadap pemerintah Indonesia tidak berhenti di situ. Masih melalui akun Twitternya, dia juga mengkritik Presiden SBY yang sempat menyampaikan tanggapan soal isu ini melalui akun Twitter-nya.
"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan pemerintahan negara tetangga melalui Twitter FFS? SBY," tulisnya seperti dilansir media Australia, Sydney Morning Herald (SMH), Kamis (21/11/2013). Beberapa saat kemudian, tweet ini telah dihapus.
Situs SMH juga mengutip tweet Textor lainnya yang mengomentari isu penyadapan Australia yang dibocorkan oleh pembocor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. Mark menyindir SBY karena meributkan insiden penyadapan yang terjadi pada tahun 2009 semasa pemerintahan Partai Buruh Australia.
"Mungkin SBY menggunakan kalender kuno yang aneh," kicau Textor melalui akunnya.
Politikus Liberal tersebut juga tampaknya menjustifikasi penyadapan telepon Presiden SBY dan Bu Ani Yudhoyono serta delapan pejabat RI. "Terakhir kali saya lihat, tak ada warga Indonesia yang pernah kena bom di Australia," demikian bunyi tweetnya yang juga telah dihapus.
Textor tidak memiliki jabatan resmi di pemerintahan maupun di parlemen Australia. Namun media Australia menyebutnya sebagai salah satu penasihat senior Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott.
Spoiler for sumber:
[URL="sumber"]http://news.detik..com/read/2013/11/21/094024/2419240/1148/politikus-australia-juga-ejek-presiden-sby-yang-marah-di-twitter?9911012[/URL]
Spoiler for Kompas:
Politisi Australia Sebut Menlu Indonesia Mirip Bintang Porno : CANBERRA, KOMPAS.com — Di tengah ketegangan yang meningkat antara Australia dan Indonesia terkait isu penyadapan, seorang politisi Australia dari Partai Liberal justru membuat komentar yang bisa memperkeruh suasana.
Mark Textor lewat akun Twitter-nya merilis sejumlah kicauan yang bernada menyerang dan menghina Indonesia. Salah satunya menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang film porno tahun 1970-an.
"Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," demikian Textor lewat akun Twitter-nya.
Komentar berikutnya, Textor langsung menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala negara tetangganya lewat Twitter? SBY."
Dalam lanjutan kicauannya, Textor menyebut penyadapan telepon yang dilakukan sejak 2009 dan diungkap Edward Snowden itu terjadi saat Australia dipimpin Partai Buruh. "Mungkin SBY dalam hal ini menggunakan kalender kuno," kata Textor.
Komentar Textor ini mendapat kecaman di dalam negeri Australia. Juru bicara oposisi, Tanya Plibersek, mengecam komentar itu dan menyarankan agar PM Abbott dan jajaran Pemerintah Australia menjaga jarak dari Mark Textor.
"Perdana Menteri, pemerintah, dan Partai Liberal harus segera menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataan Textor tersebut," ujar Plibersek.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri dari Partai Liberal, Malcolm Fraser, juga lewat Twitter, menyerukan agar partainya segera memecat Mark Textor.
Mark Textor lewat akun Twitter-nya merilis sejumlah kicauan yang bernada menyerang dan menghina Indonesia. Salah satunya menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang film porno tahun 1970-an.
"Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," demikian Textor lewat akun Twitter-nya.
Komentar berikutnya, Textor langsung menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala negara tetangganya lewat Twitter? SBY."
Dalam lanjutan kicauannya, Textor menyebut penyadapan telepon yang dilakukan sejak 2009 dan diungkap Edward Snowden itu terjadi saat Australia dipimpin Partai Buruh. "Mungkin SBY dalam hal ini menggunakan kalender kuno," kata Textor.
Komentar Textor ini mendapat kecaman di dalam negeri Australia. Juru bicara oposisi, Tanya Plibersek, mengecam komentar itu dan menyarankan agar PM Abbott dan jajaran Pemerintah Australia menjaga jarak dari Mark Textor.
"Perdana Menteri, pemerintah, dan Partai Liberal harus segera menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataan Textor tersebut," ujar Plibersek.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri dari Partai Liberal, Malcolm Fraser, juga lewat Twitter, menyerukan agar partainya segera memecat Mark Textor.
Spoiler for Sumber:
[URL="Kompas"]http://internasional.kompas.com/read/2013/11/20/2253412/Politisi.Australia.Sebut.Menlu.Indonesia.Mirip.Bintang.Porno[/URL]
Spoiler for Media Luar:
Spoiler for ABC News:
Liberal strategist Mark Textor apologises after apparently comparing Indonesian foreign minister to porn star on Twitter : Liberal Party strategist and pollster Mark Textor has apologised for racially-loaded statements he posted on Twitter yesterday, criticising Indonesia's response to the phone-tapping revelations.
In one of a series of comments - that has since been deleted - Mr Textor said: "Apology demanded from Australia by a bloke who looks like a 1970's Pilipino [sic] porn star and has ethics to match".
He has denied speculation that he was referring to Indonesian foreign minister Marty Natalegawa.
"I was not referring to anyone in particular but if you want to imagine someone that's fine by me," he told the ABC today.
But just after dismissing the matter as a "bubble in a bubble" in the ABC interview, he posted an apology on the social media site.
"Apologies to my Indonesian friends - frustrated by media-driven divisions - Twitter is indeed no place for diplomacy," Mr Textor said.
The Liberal Party advisor also said yesterday that no Indonesian had been bombed in Australia, and posted the comment with photos of the Bali bombers.
Mr Textor touts himself as being in the Prime Minister's "inner circle", and his market research firm CrosbyTextor has been associated with the Liberal Party for many years.
The Prime Minister's office has not yet responded to an ABC request for a comment, but Coalition frontbencher Greg Hunt offered a gentle rebuke.
"I'll let the gentleman in question speak for himself but this is a moment when everyone on all sides should be deeply respectful of each other and of the relationship," he said.
"Courtesy, dignity, decency, these are the watch-words of the day."
And Parliamentary Secretary to the Treasurer Steve Ciobo sought to play down Mr Textor's links to the Government.
"Mark Textor is a private citizen, he's a person who has his own business that provides and has provided in the past some services to the Liberal Party," he said.
"He's not a government appointee, he's not a government person, he's not a staff member.
"And so the comments he makes I think are inappropriate, but they're comments that are made in a private capacity."
Mr Textor's initial comments, which came as the damaging standoff between Australia and Indonesia dragged on, made the front page of Indonesian news website Kompass.
Opposition foreign affairs spokeswoman Tanya Plibersek says they do nothing to repair relations with Indonesia.
"Frankly, I was quite shocked," she said.
"They're highly inappropriate comments, I'm pleased to be told they've now been taken off the Twitter feed."
Greens leader Christine Milne has also condemned the statements as "appalling".
"Clearly he's a close confidante of the Liberal Party and it says quite a lot about what they think in those back rooms," she said.
"This sort of tweet will be seen as just further inflaming the situation, particularly because of the close relationship between Mark Textor and the Prime Minister and the Liberal Party in general.
"That's why it is essential Tony Abbott engages in this personally."
In one of a series of comments - that has since been deleted - Mr Textor said: "Apology demanded from Australia by a bloke who looks like a 1970's Pilipino [sic] porn star and has ethics to match".
He has denied speculation that he was referring to Indonesian foreign minister Marty Natalegawa.
"I was not referring to anyone in particular but if you want to imagine someone that's fine by me," he told the ABC today.
But just after dismissing the matter as a "bubble in a bubble" in the ABC interview, he posted an apology on the social media site.
"Apologies to my Indonesian friends - frustrated by media-driven divisions - Twitter is indeed no place for diplomacy," Mr Textor said.
The Liberal Party advisor also said yesterday that no Indonesian had been bombed in Australia, and posted the comment with photos of the Bali bombers.
Mr Textor touts himself as being in the Prime Minister's "inner circle", and his market research firm CrosbyTextor has been associated with the Liberal Party for many years.
The Prime Minister's office has not yet responded to an ABC request for a comment, but Coalition frontbencher Greg Hunt offered a gentle rebuke.
"I'll let the gentleman in question speak for himself but this is a moment when everyone on all sides should be deeply respectful of each other and of the relationship," he said.
"Courtesy, dignity, decency, these are the watch-words of the day."
And Parliamentary Secretary to the Treasurer Steve Ciobo sought to play down Mr Textor's links to the Government.
"Mark Textor is a private citizen, he's a person who has his own business that provides and has provided in the past some services to the Liberal Party," he said.
"He's not a government appointee, he's not a government person, he's not a staff member.
"And so the comments he makes I think are inappropriate, but they're comments that are made in a private capacity."
Mr Textor's initial comments, which came as the damaging standoff between Australia and Indonesia dragged on, made the front page of Indonesian news website Kompass.
Opposition foreign affairs spokeswoman Tanya Plibersek says they do nothing to repair relations with Indonesia.
"Frankly, I was quite shocked," she said.
"They're highly inappropriate comments, I'm pleased to be told they've now been taken off the Twitter feed."
Greens leader Christine Milne has also condemned the statements as "appalling".
"Clearly he's a close confidante of the Liberal Party and it says quite a lot about what they think in those back rooms," she said.
"This sort of tweet will be seen as just further inflaming the situation, particularly because of the close relationship between Mark Textor and the Prime Minister and the Liberal Party in general.
"That's why it is essential Tony Abbott engages in this personally."
Spoiler for Sumber:
[URL="ABC Net"]http://www.abc.net.au/news/2013-11-21/liberal-strategist-compares-indonesian-foreign-minister-to-porn/5107354[/URL]
Spoiler for The Sidney Morning Herald:
Abusive tweets from top Liberal Party pollster : As the government sought to limit damage from the phone-tapping affair, a Liberal Party senior adviser issued a series of racially-loaded remarks about top Indonesian government figures, which have been reported prominently in the Indonesian press.
Liberal Party pollster Mark Textor, who is a close counsel to Prime Minister Tony Abbott, made the front page of one of Indonesia's most prominent media outlets, the Indonesian-language Kompas newspaper for his series of abusive comments, with one likening Indonesian Foreign Affairs Minister Marty Natalegawa to a ''1970s Pilipino [sic] porn star''.
The comments threatened to inflame sensitive relations between Canberra and Jakarta at time when Prime Minister Tony Abbott was moving to reassure President Susilo Bambang Yudhoyono that Australia regrets any offence caused by the reports of unauthorised phone tapping.
In one tweet, since deleted, Mr Textor attacked the Indonesian Foreign Minister.
''Apology demanded from Australia by a bloke who looks like a 1970s Pilipino [sic] porn star and has ethics to match,'' he tweeted along with the hash-tag ''#Fairfax demands appeasement''.
In another, the Liberal insider asked ''What sort of head of state communicates with a head of a neighbouring government by twitter FFS? SBY''. FFS is shorthand for ''for f---'s sake''.
In a further tweet, Mr Textor said the phone-tapping incident revealed by whistleblower Edward Snowden was in 2009 and said ''Maybe SBY uses some sort of weird-ass ancient calendar''.
But he also appeared to justifying the phone tapping of the Indonesian President and his wife as well as eight other senior figures with the tweet: ''Last time I looked no Indonesians were ever bombed in Australia.'' He published pictures of the Bali bombers under the tweet ''Nothing to see here.''
The opposition foreign affairs spokeswoman, Tanya Plibersek, called for Mr Abbott to distance himself and the government from the Textor remarks.
''These comments are disgraceful,'' she said. ''The Prime Minister must disassociate himself, the Liberal Party, and the Australian government from them immediately and unequivocally.''
Former Liberal Prime Minister Malcolm Fraser also weighed in on Twitter, demanding Mr Textor be sacked as the Liberal pollster.
Mr Textor has been described as one of the most influential people in Australia. He has himself advocated the use of Twitter by prospective employers as a way of gauging a person's true character.
''Inevitably, Twitter users publish content about things that interest them. So instead of reading a CV with the usual list of interests - reading, movies and current affairs - you can drill down to what they actually think about a book or nod your head in approval at their latest 'retweet'. It helps determine whether a person is the right fit in the workplace culture,'' he wrote.
Liberal Party pollster Mark Textor, who is a close counsel to Prime Minister Tony Abbott, made the front page of one of Indonesia's most prominent media outlets, the Indonesian-language Kompas newspaper for his series of abusive comments, with one likening Indonesian Foreign Affairs Minister Marty Natalegawa to a ''1970s Pilipino [sic] porn star''.
The comments threatened to inflame sensitive relations between Canberra and Jakarta at time when Prime Minister Tony Abbott was moving to reassure President Susilo Bambang Yudhoyono that Australia regrets any offence caused by the reports of unauthorised phone tapping.
In one tweet, since deleted, Mr Textor attacked the Indonesian Foreign Minister.
''Apology demanded from Australia by a bloke who looks like a 1970s Pilipino [sic] porn star and has ethics to match,'' he tweeted along with the hash-tag ''#Fairfax demands appeasement''.
In another, the Liberal insider asked ''What sort of head of state communicates with a head of a neighbouring government by twitter FFS? SBY''. FFS is shorthand for ''for f---'s sake''.
In a further tweet, Mr Textor said the phone-tapping incident revealed by whistleblower Edward Snowden was in 2009 and said ''Maybe SBY uses some sort of weird-ass ancient calendar''.
But he also appeared to justifying the phone tapping of the Indonesian President and his wife as well as eight other senior figures with the tweet: ''Last time I looked no Indonesians were ever bombed in Australia.'' He published pictures of the Bali bombers under the tweet ''Nothing to see here.''
The opposition foreign affairs spokeswoman, Tanya Plibersek, called for Mr Abbott to distance himself and the government from the Textor remarks.
''These comments are disgraceful,'' she said. ''The Prime Minister must disassociate himself, the Liberal Party, and the Australian government from them immediately and unequivocally.''
Former Liberal Prime Minister Malcolm Fraser also weighed in on Twitter, demanding Mr Textor be sacked as the Liberal pollster.
Mr Textor has been described as one of the most influential people in Australia. He has himself advocated the use of Twitter by prospective employers as a way of gauging a person's true character.
''Inevitably, Twitter users publish content about things that interest them. So instead of reading a CV with the usual list of interests - reading, movies and current affairs - you can drill down to what they actually think about a book or nod your head in approval at their latest 'retweet'. It helps determine whether a person is the right fit in the workplace culture,'' he wrote.
Spoiler for Sumber:
[URL="The Sydney Morning Herald"]http://www.smh.com.au/federal-politics/political-news/abusive-tweets-from-top-liberal-party-pollster-20131120-2xvwb.html[/URL]
Berikut penampakan nya gan :
Spoiler for mark textor:

Spoiler for Isi Twitter:

Spoiler for Menteri Luar Negeri Indonesia:

Spoiler for Permohonan mahap dari si botak Maho:
Canberra - Setelah menghapus komentar tak pantasnya tentang Presiden SBY dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, politikus Australia Mark Textor pun minta maaf. Melalui akun Twitternya, Textor menyampaikan permohonan maaf kepada publik Indonesia.
"Mohon maaf untuk seluruh teman-teman Indonesia saya -- frustrasi karena pemberitaan media -- Twitter memang bukan tempat untuk berdiplomasi," kicau Textor melalui akun Twitter-nya @markatextor, Kamis (21/11/2013).
"Saya tidak di parlemen. Saya juga bukan pejabat pemerintahan tapi seorang warga sipil," terang Textor via akun Twitter-nya saat menjawab komentar keras dari seorang pengguna Twitter.
Sementara itu, kepada media Australia, ABC, Textor mengaku dirinya tidak berniat untuk menghina Menlu Marty maupun Presiden SBY. "Saya tidak merujuk pada orang tertentu," dalihnya.
Komentar tak pantas Textor yang menyebut Menlu Marty mirip dengan bintang porno tersebut menuai banyak kecaman, tidak hanya dari pengguna Twitter namun juga dari politikus dan pejabat Australia sendiri.
Saat ditanya apakah dia merasa menyesal telah turut memanaskan hubungan Indonesia-Australia, Textor hanya mengatakan: "Saya tidak bisa meminta maaf atas apa yang dibayangkan orang-orang."
Textor selama ini dikenal sebagai orang dekat yang masuk dalam lingkaran dalam Perdana Menteri Tony Abbott. Perusahaan riset market miliknya, CrosbyTextor sudah sejak lama menjalin kerja sama dengan Partai Liberal Australia. Textor sendiri bertugas sebagai staf polling pada Partai Liberal Australia. ABC menyebut Textor sebagai ahli strategi Partai Liberal.
Bendahara Parlemen Steve Ciobo secara terpisah menegaskan bahwa Textor sama sekali tidak memiliki kaitan dengan pemerintah Australia. Komentar maupun pernyataan Textor dinyatakan tidak mencerminkan pandangan dan opini pemerintah.
"Mark Textor merupakan seorang warga sipil, dia seseorang yang memiliki bisnisnya sendiri yang pernah dan masih bekerja sama dengan Partai Liberal. Dia bukan utusan pemerintah, dia bukan orang pemerintahan, dia bukan staf pemerintah," ucapnya kepada ABC.
"Dan juga komentarnya saya nilai tidak pantas, tapi itu komentar yang dibuat dalam kapasitas pribadi," imbuh Ciobo.
Spoiler for Sumber:
[URL="Sumber"]http://news.detik..com/read/2013/11/21/105221/2419340/1148/ejek-presiden-sby-dan-menlu-marty-politikus-australia-minta-maaf?9911012[/URL]
Demikian info dari ane.
Semoga si Kang Guru cepet sadar.....
*Update
Spoiler for Dukungan Negara Sahabat untuk Indonesia:
Spoiler for Rusia:
Rusia mendukung protes yang dilayangkan Indonesia kepada pemerintah Australia terkait skandal penyadapan terhadap sejumlah pejabat Indonesia. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Parlemen Rusia Nikolai Levichev saat bertemu dengan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
"Para anggota parlemen Rusia dan Majelis Federal Rusia menanggapi hal yang sama terhadap sadapan Australia dan Amerika terhadap Idonesia," kata Nikolai.
Nikolai menyampaikan, Amerika Serikat dan Australia seringkali menyuarakan kewajiban menghormati hak azasi manusia dan menghormati hubungan antarnegara. Namun, saat ini ramai diberitakan bahwa Amerika serikat dan Australia diduga melakukan penyadapan ilegal pada sejumlah tokoh penting di Indonesia.
Bagi Rusia, AS dan Australia telah melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran mereka sendiri. "Kemungkinan bisa direkomendasikan bahwa suatu saat mereka lebih baik diam daripada bicara," ujarnya.
Ia berpendapat, penjelasan yang diberikan negara tersebut tentang penyadapan justru membuat situasi lebih parah. Pasalnya, penyadapan dilakukan bukan pada mereka yang dicurigai sebagai pelaku aksi teror, tapi pada pimpinan negara sahabat.
"Tentu saja kami berbagi sikap, kami sangat memahami rasa kemarahan (Indonesia)," pungkasnya.
Seperti diberitakan, hubungan Indonesia dan Australia kembali memanas setelah media Australia dan Inggris memuat dokumen rahasia yang dibocorkan mantan pegawai kontrak Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward Snowden. Dalam dokumen itu terungkap bahwa dinas intelijen Australia, DSD, telah menyadap telepon seluler para pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden dan Ny Ani Yudhoyono pada Agustus 2009.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tak habis pikir mengapa Australia melakukan penyadapan. Presiden SBY mengirim surat ke Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, untuk meminta penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan tersebut.
"Para anggota parlemen Rusia dan Majelis Federal Rusia menanggapi hal yang sama terhadap sadapan Australia dan Amerika terhadap Idonesia," kata Nikolai.
Nikolai menyampaikan, Amerika Serikat dan Australia seringkali menyuarakan kewajiban menghormati hak azasi manusia dan menghormati hubungan antarnegara. Namun, saat ini ramai diberitakan bahwa Amerika serikat dan Australia diduga melakukan penyadapan ilegal pada sejumlah tokoh penting di Indonesia.
Bagi Rusia, AS dan Australia telah melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran mereka sendiri. "Kemungkinan bisa direkomendasikan bahwa suatu saat mereka lebih baik diam daripada bicara," ujarnya.
Ia berpendapat, penjelasan yang diberikan negara tersebut tentang penyadapan justru membuat situasi lebih parah. Pasalnya, penyadapan dilakukan bukan pada mereka yang dicurigai sebagai pelaku aksi teror, tapi pada pimpinan negara sahabat.
"Tentu saja kami berbagi sikap, kami sangat memahami rasa kemarahan (Indonesia)," pungkasnya.
Seperti diberitakan, hubungan Indonesia dan Australia kembali memanas setelah media Australia dan Inggris memuat dokumen rahasia yang dibocorkan mantan pegawai kontrak Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward Snowden. Dalam dokumen itu terungkap bahwa dinas intelijen Australia, DSD, telah menyadap telepon seluler para pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden dan Ny Ani Yudhoyono pada Agustus 2009.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tak habis pikir mengapa Australia melakukan penyadapan. Presiden SBY mengirim surat ke Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, untuk meminta penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan tersebut.
Spoiler for Sumber:
[URL="Sumber"]http://nasional.kompas.com/read/2013/11/21/1138171/Pimpinan.Parlemen.Rusia.AS-Australia.Lebih.Baik.Diam[/URL]
Spoiler for Komentar dari anggota DPR RI:
Spoiler for Susaningtyas Kertopati - Komisi I Partai Hanura:
"Australia sudah kebangetan, seharusnya tidak ada komentar yang semakin memperkeruh hubungan diplomatis Australia dan Indonesia. Sama sekali tidak respek dengan perbuatan seperti itu," ujar anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Kertopati, di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini meminta publik tidak terprovokasi dengan isu penyadapan. Hal ini karena penyadapan sebenarnya hal yang lumrah di dunia intelijen untuk pengumpulan informasi. Namun, Nuning menilai Indonesia juga tetap harus menjaga kedaulatannya dari negara mana pun.
"Jangan ganggu kedaulatan negara kita dengan masuk ke ranah pencurian informasi melalui penyadapan itu," ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini meminta publik tidak terprovokasi dengan isu penyadapan. Hal ini karena penyadapan sebenarnya hal yang lumrah di dunia intelijen untuk pengumpulan informasi. Namun, Nuning menilai Indonesia juga tetap harus menjaga kedaulatannya dari negara mana pun.
"Jangan ganggu kedaulatan negara kita dengan masuk ke ranah pencurian informasi melalui penyadapan itu," ujarnya.
Spoiler for Tantowi Yahya - Komisi I Fraksi Partai Golkar:
Anggota Komisi I lainnya dari Fraksi Partai Golkar, Tantowi Yahya, enggan mengomentari sikap yang ditunjukkan Textor. Menurut Tantowi, sikap Textor sebagai seorang anggota parlemen sangat tidak bermutu.
"Energi kita jangan dihabiskan membahas ucapan anggota parlemen yang enggak penting dan enggak mutu seperti dia," kata Tantowi.
"Energi kita jangan dihabiskan membahas ucapan anggota parlemen yang enggak penting dan enggak mutu seperti dia," kata Tantowi.
Spoiler for Sumber:
[URL="Sumber"]http://nasional.kompas.com/read/2013/11/21/1205415/DPR.Australia.Jangan.Perkeruh.Suasana[/URL]
Spoiler for Komentar Kocak:
Diubah oleh d1tac 21-11-2013 06:22
0
5.4K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan