rosezzia
TS
rosezzia
Mawar yang Jatuh Cinta pada Kumbang
Original by Rosezzia


Pagi itu sekuntum Mawar tengah mekar diantara taman bunga liar yang indah. Seketika ia melihat Matahari menyambutnya dengan sinarnya yang menghangatkan sekitarnya. Matanya baru terbuka, tubuhnya baru merekah, ialah Mawar merah tengah tersenyum melihat dunia barunya. Kumbang - kumbang berdatangan, dengan maksud ingin menghisap sarinya. Namun ia berusaha menghalangi kumbang - kumbang yang ingin mendekatinya. Seketika ada manusia yang ingin memetiknya, namun ia mengembangkan durinya, membuat luka di jemari manusia itu, dan akhirnya memilih bunga lain yang tak berduri untuk dipetik. Mawar itu masih ingin menikmati dunianya.
Namun, suatu hari ia tertarik dengan salah satu kumbang yang tengah asyik bercengkerama dengan bunga lain yang mempunyai mahkota indah. Mungkin sedang merayu, entahlah tapi kumbang itu nampak mempesona di mata Mawar, senyum bulan sabitnya, matanya yang nampak berkilau mempesona, Mawar hanya memperhatikan kumbang jantan itu dari jauh.
Semakin hari Mawar tumbuh menjadi bunga yang cantik, tak sedikit kumbang yang berusaha merayunya, menghisap sarinya. Namun ia tepis. Ia terus memendam harapan supaya kumbang yang ia impikan itu datang padanya.
Setiap hari Mawar hanya mampu melihat kumbang dengan senyum bulan sabit itu bercengkerama dengan bunga bermahkota indah itu.
Ah, iya, harusnya aku sadar diri, aku hanya bunga yang sederhana. Keluhnya dalam hati ketika sang kumbang tak kunjung mendekatinya.

Hari demi hari, musim pun berganti musim penghujan. Hujan deras hampir setiap hari turun membasahi taman liar itu. Beruntunglah Mawar tumbuh tak jauh dari pohon kulit tebal yang tinggi, sehingga ia tak ikut tumbang seperti bunga bunga disekitarnya. Namun bunga bermahkota indah yang sering ngobrol dengan kumbang pujaannya itu nampak tangguh.

Disuatu sore yang mendung, tiba - tiba hujan badai melanda. Kumbang pujaan sang mawar nampaknya tak cukup tahan dengan angin yang berhembus kencang, akhirnya kumbang berteduh dibawah pohon tempat Mawar bertumbuh.

Mawar tentulah sangat bahagia, karena akhirnya ia dapat melihat kumbang pujaannya dari dekat. Dan, hei, sang kumbang pun akhirnya mengajaknya bicara.

"hei, Mawar, bolehkah aku berteduh disini? Dan rasanya aku tak pernah melihatmu disekitar sini." kata si kumbang mengepakkan sayapnya didekat Mawar.

Mawar tersenyum tipis, "ah, nampak sekali aku hanya bunga yang tak menarik. Mungkin bunga bermahkota indah itu lebih menarik perhatianmu."

"tidak, tidak. Kau pun indah. Wangi aroma mahkotamu pun harum. Hanya saja, mungkin aku yang tak sadar dengan kehadiranmu yang berada di seberang sini."
kumbang dan mawar pun akhirnya ngobrol sampai hujan reda.

Dan semenjak itu, tanpa diketahui bunga bermahkota indah.
Kumbang selalu mendatangi Mawar, bercerita banyak hal, bercengkerama, dan mulai merayunya. Sehingga tak ada waktu untuk mawar memikirkan hal lain selain kumbang pujaannya.
Hingga tibalah saatnya mawar luluh dan menghisap sari bunganya, tak banyak. Karena pada akhirnya kumbang itu lebih memilih bunga bermahkota indah yang diseberang sana. Mawar sangat sedih, walaupun kumbang tetap mengunjungi sesekali.
Cintanya pada sang kumbang begitu besar, tak berkurang sedikitpun walaupun ia harus melewatkan malam - malamnya dengan memandang hampa sang bulan.

"Bulan, kenapa begitu sakit mencintainya.." keluh Mawar pada bulan yang hanya tersenyum menanggapi keluh kesah Mawar.
Pohon besar disebelahnya pun ikut bersimpati melihat kesedihan Mawar, maka pohon itu pun menasehatinya.

"Mawar, jika cintamu padanya begitu menyakitkan. Maka serahkan cintamu pada takdir, takdir tidak akan mengambilnya. Namun nanti akan menunjukkan jalannya."

Mawar menangis semalaman. Menegarkan hatinya, bahwa kumbang dengan senyum bulan sabit itu tidak akan menjadi miliknya.

Esoknya, ia terlihat kuyu, namun tetap indah. Membiarkan kumbang lain menghisap sari - sarinya. Meskipun cintanya pada kumbang pujaannya itu tak pudar, namun ia tetap menyerahkan cintanya pada takdir. Biarlah takdir yang menentukan jalan cintanya.
Namun sampai ia sekarat, cintanya pada kumbang senyum bulan sabit itu tak pudar.
Sampai akhirnya ia berkata pada pohon sahabatnya, "mungkin, takdir cintaku bukan bersama kumbang itu. Mungkin, ia lebih memilih bunga bermahkota indah itu. Namun, ketahuilah. Cintaku tak berkurang padanya. Biarlah, cintaku padanya akan menjadi humus yang akan menyatu dengan tubuhnya ketika nanti tubuh kumbang tak bernyawa."
Tibalah, mahkota mawar rontok satu persatu, menyisakan batang yang akhirnya ambruk ditubuh pohon.

Hari ke hari, sang kumbang pun menua. Ia merindukan mawar yang dulu menatapnya dengan tatapan berkaca - kaca. Merindukan wangi mawar yang semerbak membelai indra penciumannya. Akhirnya ia datang ke tempat mawar bertumbuh. Namun ia sangat menyesal ketika ia tak melihat mawar disitu. Pohon membelai kumbang dengan rantingnya, menceritakan akhir kisah mawar yang mencintainya. Kumbang sangat menyesal karena tak sanggup memilih antara Mawar dan bunga bermahkota indah itu. Keduanya indah, namun tak bisa membuatnya memilih. Hingga kumbang pun memilih bersama bunga bermahkota indah itu karena waktu kebersamaan dengan bunga itu berlangsung lama. Kumbang tak sanggup melihat bunga bermahkota indah itu bersedih. Ia pun memberikan kesempatan Mawar untuk memilih kumbang lain, namun ternyata tak mengurangi cinta kepada sang kumbang pujaan. Mawar mati dengan cinta menyakitkan. Kumbang menyesal, dan akhirnya hanya tinggal di dekat pohon, membiarkan tubuhnya mati ditempat Mawar tumbuh.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4K
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan