- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?


TS
rodalensa
[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?
Quote:
Thread ini tercipta pada saat saya menonton sebuah film yang membuat saya terinspirasi membuah sebuah thread.
Quote:
Apa yang kamu pikirkan jika mendengar kata ini.Mungkin kebanyakan dari kita menggangap film itu hanya sebuah hiburan semata untuk menghilankan kejenuhan hidup ini. Tapi itu tak semuanya benar banyak bahkan hampir semua film itu memberikan suatu hal positif dimana kita harus bisa memahaminya karna hal hal itu biasanya baik untuk kehidupan kita juga. Disini saya ingin memberikan contoh film - film yang bisa menginspirasikan kita terus berusaha dalam berbagai macam cobaan.
Quote:
" Belajar dari Film. Apa Salah? "
Quote:
Spoiler for 1:
1. Negri 5 Menara
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/x.tuspics.net/img/i/00110/4pi35jmcwmyy_t.jpg)
Kesimpulannya :
Tidak usah takut memimpikan impian yang tinggi, walau setinggi apapun jika kita berusaha pasti akan ada jalan untuk mendapatkannya. Man jadda Wajada !
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/x.tuspics.net/img/i/00110/4pi35jmcwmyy_t.jpg)
Spoiler for SINOPSIS:
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain sepak bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya, belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepak bola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya, belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepak bola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Kesimpulannya :
Tidak usah takut memimpikan impian yang tinggi, walau setinggi apapun jika kita berusaha pasti akan ada jalan untuk mendapatkannya. Man jadda Wajada !
Spoiler for 2:
2. 3 Idiot ( India )
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/4c/Threeidiots.jpg)
Kesimpulannya :
Sahabat adalah teman terbaik yang pernah kita punya dan jangan pernah melihat orang dari kelakuan negatif yang pernah dia perbuat kepadamu karna kamu tidak tau kalau dia memiliki kelakuan positif melebihimu. Dan ingatlah Sahabat selalu membantumu hingga kamu sukses.
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/4c/Threeidiots.jpg)
Spoiler for SINOPSIS:
Film 3 Idiots berkisahkan mengenai dua sahabat bernama Farhan [R. Madavhan] dan Raju [Sharman Joshi] yang berangkat untuk mencari kawan lama mereka yang hilang. Dalam perjalanannya, mereka menghadapi sebuah pertaruhan lama yang sudah mereka lupakan, sebuah acara pernikahan yang harus mereka datangi dan acara pemakaman yang berakhir tak karuan. Saat mereka berangkat menuju tempat berbahaya, suatu perjalanan lain dimulai: yakni perjalanan pribadi mereka mengarungi kenangan dan kisah tentang kawan mereka – Rancchoddas "Rancho" Shyamaldas Chanchad [Aamir Khan] dengan cara berpikir beda dari masyarakat luas – yang dengan caranya tersendiri telah menyentuh dan mengubah kehidupan mereka.Sebelumnya, ayah Farhan begitu bersikeras agar anaknya menjadi insinyur. Semua daya dan upaya seorang ayah dia kerahkan agar sang anak bisa sukses menjadi insinyur. “Saya hanya mampu membeli satu alat pendingin di rumah ini. Dan itu saya pasang di kamar Farhan agar dia bisa belajar dengan baik. Agar dia kelak menjadi insinyur,” ujar ayah Farhan yang marah ketika Rancho, sahabat Farhan, nyeletuk bahwa Farhan memiliki bakat yang luar biasa dalam urusan memotret.
Ayah Farhan marah pada Rancho yang dianggapnya sudah meracuni pikiran Farhan dengan pilihan lain di uar keinginan ayahnya agar Farhan menjadi insinyur. Bahkan, pada saat berhadapan dengan Farhan, ayahnya tak henti-henti menjejali pikiran Farhan akan betapa sukses hidupnya kelak jika dia menjadi insnyur.
Karena itu, ketika Farhan memohon agar ayahnya mengijinkan dia untuk tidak mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi insiyur, dan memilih mengikuti kata hatinya untuk menjadi seorang fotografer, meledaklah amarah sang ayah. “Kalau kamu menjadi insinyur, kamu akan dapat memiliki mobil bagus, rumah bagus, dan gaji besar. Hidupmu akan bahagia,” ujar sang ayah mencoba meyakinkan Farhan. Tetapi, nun jauh di lubuk hatinya, ternyata Farhan tidak bahagia menjalani kuliahnya di jurusan teknik. Sejak lama dia jatuh cinta pada dunia fotografi. Namun minatnya itu dipendamnya dalam-dalam, kalah oleh keinginannya untuk berbakti pada orangtuanya yang berkehendak lain.
Bahkan keinginannya untuk melamar kerja sebagai asisten seorang fotografer profesional ternama, terpaksa disimpannya dalam-dalam. Surat lamaran yang sudah ditulisnya, tak pernah berani dikirimkan ke alamat sang fotografer.
Sampai kemudian Rancho, sahabatnya, menemukan surat itu tersimpan di dalam ransel Farhan. “Kamu harus berani mengirimkannya. Kamu punya bakat memotret. Ikuti kata hatimu,” ujar Rancho. Tapi, Farhan tak punya nyali untuk melakukannya. Dia anak baik yang taat pada orangtua. Dia ingin membahagiakan orangtuanya walau hatinya menderita. Nun jauh di dalam hatinya, Farhan iri melihat Rancho selalu mendapat nilai tinggi untuk semua mata pelajaran teknik di kampusnya. Rancho memang memperlihatkan betapa dia sangat meminati dan menikmati pelajaran-pelajaran teknik. Keinginannya untuk terus menekuni dunia teknik sangat kuat. Itu bisa dilihat dari jawaban-jawabannya saat ditanya dosen dan juga kemampuannya memperbaiki helikopter mini berkamera yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh seorang mahasiswa yang akhirnya bunuh diri.
“Berbahagialah mereka yang bekerja di bidang yang dia sukai. Sebab dia tidak merasa sedang bekerja, tetapi sedang bermain-main dan dibayar,” ujar Rancho. Sampai pada satu titik, Ranco berhasil meyakinkan Farhan untuk berterus terang pada ayahnya betapa hatinya lebih ingin menjadi seorang fotografer ketimbang insinyur. Maka Farhan lalu menghadap sang ayah.
“Kamu akan mendapat uang sedikit. Rumahmu sempit dan mobilmu kecil,” ujar sang ayah mengomentari niat Farhan untuk menjadi mat kodak profesional. Farhan lalu berlutut dan membuka dompetnya. Di dompet itu terselip foto ayah dan ibu Farhan. “Rancho meminta aku untuk memajang foto ini di dompet, dan melihatnya sebelum aku memutuskan untuk bunuh diri,” ujar Farhan. Ayah Farhan tercenung sejenak. Pandangannya nanar. Hatinya bergejolak.
Bukan rahasia bahwa di India banyak anak muda yang bunuh diri akibat tekanan di dalam keluarga dan di kampus. Banyak orangtua yang menginginkan anaknya menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Bukan apa yang diinginkan sang anak. Sementara kampus hanya menekankan pada keberhasilan menggapai nilai akademis yang tinggi dan bukan pada kreativitas. Akibatnya, banyak anak muda memilih jalan singkat: bunuh diri.
Hati ayah Farhan terguncang. Selama ini dia sudah mengumpulkan uang yang cukup beser untuk membeli sebuah laptop guna menunjang keberhasilan Farhan sebagai calon insinyur. Terutama menghadapi saat-saat rekrutmen pegawai yang dilakukan sebuah perusahaan besar di kampus Farhan. Sekarang, di hadapannya, sang anak berlutut dan meminta agar dia mengijinkan anaknya untuk menjadi seorang fotografer.
Adegan dalam film 3 Idiots itu menguras airmata saya. Apalagi pada saat-saat di mana ayah Farhan bangkit dari duduknya, menuju ke meja dan mengusap-usap laptop yang tergeletak di atas meja. Dia lalu menyebut harga laptop yang dibelinya dengan susah payah itu. Setelah terdiam sesaat, dia bergumam. “Berapa harga sebuah kamera? “ Seakan tak membutuhkan jawaban, sang ayah melanjutkan, “Jual laptop ini, uangnya belikan kamera. Kalau kurang, bilang ayah.”
Tak kuasa menahan haru, Farhan memeluk ayahnya. “Jadilah apa yang kamu inginkan. Bukan yang ayah inginkan,” ujar sang ayah dengan suara bergetar. Sang ibu yang berdiri tak jauh dari mereka, tak kuasa membendung tangis bahagia.
Film 3 Idiots memang sarat dengan pesan. Salah satunya adalah pesan kepada para orangtua agar tidak memaksakan keinginan pada anak-anak mereka. Sebab sampai saat ini masih banyak orangtua yang ingin anak-anaknya menjadi sebagaimana yang mereka inginkan. Bukan sesuai keinginan sang anak. Sebaliknya, film ini juga mengajarkan kepada para anak muda untuk mencari dan mengejar “lentera Jiwa” mereka. Passion mereka. “Berbahagialah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kata hati mereka. Sesuai keinginan mereka. Sebab mereka tidak merasa bekerja, tetapi bermain-main dan untuk itu mereka dibayar.”
Dalam film itu, Farhan beruntung memiliki orangtua yang akhirnya menyadari bahwa ukuran kebahagiaan bukan melulu mobil bagus dan rumah mewah. Banyak orang yang memiliki jabatan bagus dengan gaji besar tetapi tidak bahagia.
Air mata saya belum lagi kering ketika film usai. Saya masih membayangkan berapa banyak anak-anak muda yang saat ini masih terjebak dalam situasi seperti yang dirasakan Farhan. Anak-anak muda yang terpaksa menjalankan keinginan orangtua mereka. Anak-anak muda yang tidak berani mengungkapkan perasaan mereka. Anak-anak muda yang tidak bisa mengejar lentera jiwa mereka. Anak-anak muda yang terjebak dalam ketidakbahagiaan.
Ayah Farhan marah pada Rancho yang dianggapnya sudah meracuni pikiran Farhan dengan pilihan lain di uar keinginan ayahnya agar Farhan menjadi insinyur. Bahkan, pada saat berhadapan dengan Farhan, ayahnya tak henti-henti menjejali pikiran Farhan akan betapa sukses hidupnya kelak jika dia menjadi insnyur.
Karena itu, ketika Farhan memohon agar ayahnya mengijinkan dia untuk tidak mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi insiyur, dan memilih mengikuti kata hatinya untuk menjadi seorang fotografer, meledaklah amarah sang ayah. “Kalau kamu menjadi insinyur, kamu akan dapat memiliki mobil bagus, rumah bagus, dan gaji besar. Hidupmu akan bahagia,” ujar sang ayah mencoba meyakinkan Farhan. Tetapi, nun jauh di lubuk hatinya, ternyata Farhan tidak bahagia menjalani kuliahnya di jurusan teknik. Sejak lama dia jatuh cinta pada dunia fotografi. Namun minatnya itu dipendamnya dalam-dalam, kalah oleh keinginannya untuk berbakti pada orangtuanya yang berkehendak lain.
Bahkan keinginannya untuk melamar kerja sebagai asisten seorang fotografer profesional ternama, terpaksa disimpannya dalam-dalam. Surat lamaran yang sudah ditulisnya, tak pernah berani dikirimkan ke alamat sang fotografer.
Sampai kemudian Rancho, sahabatnya, menemukan surat itu tersimpan di dalam ransel Farhan. “Kamu harus berani mengirimkannya. Kamu punya bakat memotret. Ikuti kata hatimu,” ujar Rancho. Tapi, Farhan tak punya nyali untuk melakukannya. Dia anak baik yang taat pada orangtua. Dia ingin membahagiakan orangtuanya walau hatinya menderita. Nun jauh di dalam hatinya, Farhan iri melihat Rancho selalu mendapat nilai tinggi untuk semua mata pelajaran teknik di kampusnya. Rancho memang memperlihatkan betapa dia sangat meminati dan menikmati pelajaran-pelajaran teknik. Keinginannya untuk terus menekuni dunia teknik sangat kuat. Itu bisa dilihat dari jawaban-jawabannya saat ditanya dosen dan juga kemampuannya memperbaiki helikopter mini berkamera yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh seorang mahasiswa yang akhirnya bunuh diri.
“Berbahagialah mereka yang bekerja di bidang yang dia sukai. Sebab dia tidak merasa sedang bekerja, tetapi sedang bermain-main dan dibayar,” ujar Rancho. Sampai pada satu titik, Ranco berhasil meyakinkan Farhan untuk berterus terang pada ayahnya betapa hatinya lebih ingin menjadi seorang fotografer ketimbang insinyur. Maka Farhan lalu menghadap sang ayah.
“Kamu akan mendapat uang sedikit. Rumahmu sempit dan mobilmu kecil,” ujar sang ayah mengomentari niat Farhan untuk menjadi mat kodak profesional. Farhan lalu berlutut dan membuka dompetnya. Di dompet itu terselip foto ayah dan ibu Farhan. “Rancho meminta aku untuk memajang foto ini di dompet, dan melihatnya sebelum aku memutuskan untuk bunuh diri,” ujar Farhan. Ayah Farhan tercenung sejenak. Pandangannya nanar. Hatinya bergejolak.
Bukan rahasia bahwa di India banyak anak muda yang bunuh diri akibat tekanan di dalam keluarga dan di kampus. Banyak orangtua yang menginginkan anaknya menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Bukan apa yang diinginkan sang anak. Sementara kampus hanya menekankan pada keberhasilan menggapai nilai akademis yang tinggi dan bukan pada kreativitas. Akibatnya, banyak anak muda memilih jalan singkat: bunuh diri.
Hati ayah Farhan terguncang. Selama ini dia sudah mengumpulkan uang yang cukup beser untuk membeli sebuah laptop guna menunjang keberhasilan Farhan sebagai calon insinyur. Terutama menghadapi saat-saat rekrutmen pegawai yang dilakukan sebuah perusahaan besar di kampus Farhan. Sekarang, di hadapannya, sang anak berlutut dan meminta agar dia mengijinkan anaknya untuk menjadi seorang fotografer.
Adegan dalam film 3 Idiots itu menguras airmata saya. Apalagi pada saat-saat di mana ayah Farhan bangkit dari duduknya, menuju ke meja dan mengusap-usap laptop yang tergeletak di atas meja. Dia lalu menyebut harga laptop yang dibelinya dengan susah payah itu. Setelah terdiam sesaat, dia bergumam. “Berapa harga sebuah kamera? “ Seakan tak membutuhkan jawaban, sang ayah melanjutkan, “Jual laptop ini, uangnya belikan kamera. Kalau kurang, bilang ayah.”
Tak kuasa menahan haru, Farhan memeluk ayahnya. “Jadilah apa yang kamu inginkan. Bukan yang ayah inginkan,” ujar sang ayah dengan suara bergetar. Sang ibu yang berdiri tak jauh dari mereka, tak kuasa membendung tangis bahagia.
Film 3 Idiots memang sarat dengan pesan. Salah satunya adalah pesan kepada para orangtua agar tidak memaksakan keinginan pada anak-anak mereka. Sebab sampai saat ini masih banyak orangtua yang ingin anak-anaknya menjadi sebagaimana yang mereka inginkan. Bukan sesuai keinginan sang anak. Sebaliknya, film ini juga mengajarkan kepada para anak muda untuk mencari dan mengejar “lentera Jiwa” mereka. Passion mereka. “Berbahagialah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kata hati mereka. Sesuai keinginan mereka. Sebab mereka tidak merasa bekerja, tetapi bermain-main dan untuk itu mereka dibayar.”
Dalam film itu, Farhan beruntung memiliki orangtua yang akhirnya menyadari bahwa ukuran kebahagiaan bukan melulu mobil bagus dan rumah mewah. Banyak orang yang memiliki jabatan bagus dengan gaji besar tetapi tidak bahagia.
Air mata saya belum lagi kering ketika film usai. Saya masih membayangkan berapa banyak anak-anak muda yang saat ini masih terjebak dalam situasi seperti yang dirasakan Farhan. Anak-anak muda yang terpaksa menjalankan keinginan orangtua mereka. Anak-anak muda yang tidak berani mengungkapkan perasaan mereka. Anak-anak muda yang tidak bisa mengejar lentera jiwa mereka. Anak-anak muda yang terjebak dalam ketidakbahagiaan.
Kesimpulannya :
Sahabat adalah teman terbaik yang pernah kita punya dan jangan pernah melihat orang dari kelakuan negatif yang pernah dia perbuat kepadamu karna kamu tidak tau kalau dia memiliki kelakuan positif melebihimu. Dan ingatlah Sahabat selalu membantumu hingga kamu sukses.
Spoiler for 3:
3. 5 cm
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5b/5CMPOSTERFILM.jpg)
Kesimpulannya :
Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Impian yang ditaruh 5cm dari depan kening. Hal ini juga berpengaruh kepada kita seandanya kita mempunyai keinginan yang besar akan impian dan selalu mengangap impian itu dekat dengan kita. Sudah dipastikan kita akan mendapatkannya meskipun akan banyak rintangannya. sekali lagi peran sahabat sangat dibutuhkan.
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5b/5CMPOSTERFILM.jpg)
Spoiler for SINOPSIS:
Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan sepuluh tahun lamanya. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Zafran yang puitis, sedikit "gila", apa adanya, idealis, agak narsis, dan memiliki bakat untuk menjadi orang terkenal. Riani yang merupakan gadis cerdas, cerewet, dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya. Genta, pria yang tidak senang mementingkan dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain nyaman di sekitarnya. Arial, pria termacho diantara pemain lainnya, hobi berolah raga, paling taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita. Ian, dia memiliki badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan bola, paling telat wisuda. Ada pula Dinda (Pevita Pearce) yang merupakan adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.
Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlima pun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa yaitu di puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Petualangan dalam kisah ini, bukanlah petualangan yang menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang Ilahi dari atas puncak gunung. Tapi petualangan ini, juga perjalanan hati. Hati untuk mencintai persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.
Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlima pun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa yaitu di puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Petualangan dalam kisah ini, bukanlah petualangan yang menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang Ilahi dari atas puncak gunung. Tapi petualangan ini, juga perjalanan hati. Hati untuk mencintai persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.
Kesimpulannya :
Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Impian yang ditaruh 5cm dari depan kening. Hal ini juga berpengaruh kepada kita seandanya kita mempunyai keinginan yang besar akan impian dan selalu mengangap impian itu dekat dengan kita. Sudah dipastikan kita akan mendapatkannya meskipun akan banyak rintangannya. sekali lagi peran sahabat sangat dibutuhkan.
Spoiler for 4:
4. Spongebob Squarepants
Difilm cartoon ini banyak hal positif yang bisa kita terima seperti persahabatan, karir, kesabaran, keluarga dan lain lain.
tapi yang paling saya suka adalah persahabatan antara patric dan spongebob yang tidak pernah luntur meskipun ada hal hal yang membuat mereka bertengkar dan diendingnya pasti ada makna makna tersembunyi.
![[Welcome] Belajar dari Film. Apa Salah?](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/3f/SpongeBob_SquarePants.gif)
Spoiler for SINOPSIS:
SpongeBob SquarePants ialah seekor spons yang tinggal dalam sebuah rumah nanas dalam laut di kota Bikini Bottom, manakala tetanggannya Squidward Tentacles ialah seekor gurita yang tinggal dalam rumah moai. Tetangga SpongeBob yang lain dan teman akrabnya, Patrick Star seekor bintang laut merah muda, tinggal di bawah sebuah batu. Rumah Squidward terletak di antara rumah Spongebob dan rumah Patrick, dan inilah yang meresahkan Squidward.
SpongeBob dan kawan-kawannya tinggal di kota Bikini Bottom dalam lautan Pasifik. Bikini Bottom dilihatkan sebagai sebuah kota biasa dengan pusat kota, pinggir kota, kawasan pantai, lapangan terbang, rangkaian bunga laut dan taman hiburan sendiri. Stephen Hillenburg pernah berkata bahawa Bikini Bottom direka lebih kurang berdasarkan kota Seattle, Washington.
Kesimpulannya :SpongeBob dan kawan-kawannya tinggal di kota Bikini Bottom dalam lautan Pasifik. Bikini Bottom dilihatkan sebagai sebuah kota biasa dengan pusat kota, pinggir kota, kawasan pantai, lapangan terbang, rangkaian bunga laut dan taman hiburan sendiri. Stephen Hillenburg pernah berkata bahawa Bikini Bottom direka lebih kurang berdasarkan kota Seattle, Washington.
Difilm cartoon ini banyak hal positif yang bisa kita terima seperti persahabatan, karir, kesabaran, keluarga dan lain lain.
tapi yang paling saya suka adalah persahabatan antara patric dan spongebob yang tidak pernah luntur meskipun ada hal hal yang membuat mereka bertengkar dan diendingnya pasti ada makna makna tersembunyi.

Spoiler for 5:
5. Sinetron FTV
Setiap hari pasti kita bisa menemukan film ini disiaran televisi kita. Tapi kamu tau tidak berapa banyak hal - hal positif yang bisa kita dapatkan ? BANYAK ! maaf tapi saya ga tau judul judulnya
tapi ini hal yang saya dapet dari iseng menonton sinetron

Setiap hari pasti kita bisa menemukan film ini disiaran televisi kita. Tapi kamu tau tidak berapa banyak hal - hal positif yang bisa kita dapatkan ? BANYAK ! maaf tapi saya ga tau judul judulnya

Spoiler for Kesimpulannya:
1. Jangan pernah berbohong kepada orang tua kita karna hal itu akhirnya bisa membunuh karakter kita sendiri.
2. Sama seperti halnya orang tua pacar juga begitugan.
3. Keseringan dalam sinetron FTV percintaan seorang wanita yang sudah memiliki pacar dan dia didekati oleh laki - laki lain selalu akan berubah hatinya dan memilik laki - laki ke 2 tersebut. ( banyak terjadi gan didunianyata )
4. Dimana pertemuan tak terduga selalu ditempat tempat yang mungkin kita ga pernah percaya dan ga pernah sangka tapi akan memiliki ending bahagia. Menikah ( saya percaya )
5. Dimana hal - hal bohong menjadi kenyataan.
6. Orang tua selalu bertanya kapan memiliki pasangan hidup karna ingin memiliki cucu untuk meneruskan usahanya ?
7. Setiap ending sebuah sinteron itu kebanyan selalu Happy Ending. jadi kenapa kita ga belajar dari hal hal kecil dari sebuah film ? haha
2. Sama seperti halnya orang tua pacar juga begitugan.

3. Keseringan dalam sinetron FTV percintaan seorang wanita yang sudah memiliki pacar dan dia didekati oleh laki - laki lain selalu akan berubah hatinya dan memilik laki - laki ke 2 tersebut. ( banyak terjadi gan didunianyata )
4. Dimana pertemuan tak terduga selalu ditempat tempat yang mungkin kita ga pernah percaya dan ga pernah sangka tapi akan memiliki ending bahagia. Menikah ( saya percaya )
5. Dimana hal - hal bohong menjadi kenyataan.
6. Orang tua selalu bertanya kapan memiliki pasangan hidup karna ingin memiliki cucu untuk meneruskan usahanya ?
7. Setiap ending sebuah sinteron itu kebanyan selalu Happy Ending. jadi kenapa kita ga belajar dari hal hal kecil dari sebuah film ? haha
Quote:
Jika thread ini bermanfaat tolong seikhlasnya berikan 



Quote:
Dan minta bantuannya untuk 



0
3.3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan