- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ustadz Kaya, Salahkah???


TS
cegeh
Ustadz Kaya, Salahkah???
Baca2 nemu yg gini:
Beberapa komentar bermutu dari agan2 kaskuser:
setuju gan..ustadz = guru
Spoiler for Ustadz:
Quote:
Original Posted By ..
sumber : kliksini
Sebagian orang cenderung memandang aneh ketika seseorang yang disebut Ustadz hidup kaya raya, memiliki rumah, mobil dan barang mewah lainnya. Namun, lucunya mereka tak begitu mempermasalahkan ketika orang yang kaya raya dan bergelimang harta itu dari kalangan pengusaha atau pejabat. Orang-orang ini beranggapan bahwa seorang yang berpredikat ustadz seharusnya hidup sederhana, jauh dari kehidupan bermewah-mewah. Tanpa sadar mereka telah melakukan tindakan diskriminasi.
Dalam hal ini saya merasa perlu menyampaikan pendapat, bahwa telah terjadi kesalahan persepsi dalam memaknai hidup sederhana. Hidup sederhana bukan berarti harus tampil seolah-olah agar terlihat miskin, kan? Hidup sederhana dapat diartikan sebagai kesadaran untuk memilih standar hidup yang lebih rendah meski sebenarnya punya kemampuan untuk memilih standar hidup yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Ustadz Fulan merasa cukup membeli Samsung Galaxy Tab2 7.0 seharga Rp. 3.250.000,- meski sebenarnya dia sanggup membeli Samsung Galaxy Note yang harganya masih di kisaran Rp. 6.000.000,-. Lantas apakah karena dia seorang ustadz maka hal ini terlarang? Hal ini tentu saja bukan masalah selama ustadz tersebut mampu, dan barang tersebut didapatkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan hukum dan syariat Islam. Bukan dari mencuri atau pun korupsi. Apa karena dia seorang ustadz maka dia cukup menggunakan Samsung GT-E1195 seharga Rp.250.000,- telepon genggam yang cuma bisa telepon, kirim pesan dan mendengarkan radio? Padahal, bisa jadi, dengan tablet android itu Ustadz Fulan bisa lebih produktif membuat tulisan keislaman di blog pribadinya, dan juga bisa memperlancar bisnis online yang dikelolanya.
“Ah, uang berjuta-juta seperti itu kan lebih baik kalau disumbangkan untuk fakir miskin yang lebih membutuhkan dan untuk infaq dakwah!”. Hmm… memangnya Ustadz Fulan kalau mau infaq dan shodaqoh harus laporan sama orang dulu ya? Kalau Ustadz Fulan memakai handphone canggih dan mahal belum tentu infaq dan shodaqoh-nya jadi sedikit atau malah tidak ada. Bisa jadi infaq dan shodaqoh yang dikeluarkannya jauh lebih besar dari harga handphone yang dia pakai. Sesama muslim kan harus berprasangka baik, kita kan tidak tahu isi dompet Ustadz Fulan. Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya melalui jalan yang tak disangka-sangka. Mungkin saja bisnis yang dikelola Ustadz Fulan lancar, hingga bisa mendapatkan banyak laba.
Sobat, predikat ustadz bukanlah sebuah profesi formal. Predikat ustadz bisa saja menempel pada seorang yang berprofesi sebagai dosen. Predikat ustadz bisa juga menempel pada seorang yang bekerja sebagai sopir, hakim, dokter, satpam, bankir, petani. Pastinya predikat ustadz juga bisa menempel pada seorang pengusaha. Lantas janganlah merasa antipati jika melihat seorang ustadz kaya raya. Bisa jadi dia adalah seorang pengusaha sukses. Seorang ustadz memiliki harta dan kemewahan rasanya sah-sah saja selama itu didapatkan dari jalan yang halal. Tugas seorang ustadz untuk menyampaikan kebenaran Islam, amar ma’ruf nahi munkar bukan hanya domain orang miskin atau yang terlihat miskin, karena yang kaya pun mempunyai kewajiban yang sama.
Dalam hal ini saya merasa perlu menyampaikan pendapat, bahwa telah terjadi kesalahan persepsi dalam memaknai hidup sederhana. Hidup sederhana bukan berarti harus tampil seolah-olah agar terlihat miskin, kan? Hidup sederhana dapat diartikan sebagai kesadaran untuk memilih standar hidup yang lebih rendah meski sebenarnya punya kemampuan untuk memilih standar hidup yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Ustadz Fulan merasa cukup membeli Samsung Galaxy Tab2 7.0 seharga Rp. 3.250.000,- meski sebenarnya dia sanggup membeli Samsung Galaxy Note yang harganya masih di kisaran Rp. 6.000.000,-. Lantas apakah karena dia seorang ustadz maka hal ini terlarang? Hal ini tentu saja bukan masalah selama ustadz tersebut mampu, dan barang tersebut didapatkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan hukum dan syariat Islam. Bukan dari mencuri atau pun korupsi. Apa karena dia seorang ustadz maka dia cukup menggunakan Samsung GT-E1195 seharga Rp.250.000,- telepon genggam yang cuma bisa telepon, kirim pesan dan mendengarkan radio? Padahal, bisa jadi, dengan tablet android itu Ustadz Fulan bisa lebih produktif membuat tulisan keislaman di blog pribadinya, dan juga bisa memperlancar bisnis online yang dikelolanya.
“Ah, uang berjuta-juta seperti itu kan lebih baik kalau disumbangkan untuk fakir miskin yang lebih membutuhkan dan untuk infaq dakwah!”. Hmm… memangnya Ustadz Fulan kalau mau infaq dan shodaqoh harus laporan sama orang dulu ya? Kalau Ustadz Fulan memakai handphone canggih dan mahal belum tentu infaq dan shodaqoh-nya jadi sedikit atau malah tidak ada. Bisa jadi infaq dan shodaqoh yang dikeluarkannya jauh lebih besar dari harga handphone yang dia pakai. Sesama muslim kan harus berprasangka baik, kita kan tidak tahu isi dompet Ustadz Fulan. Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya melalui jalan yang tak disangka-sangka. Mungkin saja bisnis yang dikelola Ustadz Fulan lancar, hingga bisa mendapatkan banyak laba.
Sobat, predikat ustadz bukanlah sebuah profesi formal. Predikat ustadz bisa saja menempel pada seorang yang berprofesi sebagai dosen. Predikat ustadz bisa juga menempel pada seorang yang bekerja sebagai sopir, hakim, dokter, satpam, bankir, petani. Pastinya predikat ustadz juga bisa menempel pada seorang pengusaha. Lantas janganlah merasa antipati jika melihat seorang ustadz kaya raya. Bisa jadi dia adalah seorang pengusaha sukses. Seorang ustadz memiliki harta dan kemewahan rasanya sah-sah saja selama itu didapatkan dari jalan yang halal. Tugas seorang ustadz untuk menyampaikan kebenaran Islam, amar ma’ruf nahi munkar bukan hanya domain orang miskin atau yang terlihat miskin, karena yang kaya pun mempunyai kewajiban yang sama.
sumber : kliksini
Contohnya seperti adalah Ustadz kondang Yusuf Mansur..
Beliau banyak punya bisnis..
Patungan usaha, patungan aset, sedekah sawah, VSI (transaksi melalui Virtual Payment). Hal ini karena niat beliau untuk bisa mewujudkan Indonesia Mandiri. Lewat patungan maka hal2 yg sebelumnya tidak terbeli menjadi terbeli. Contoh kecil, bila kotak jumat dikumpulkan seluruh indonesia, maka sebulan saja sdh bisa beli helikopter..bagaimana bila semua orang berkumpul dan mencoba memulai bisnis. Maka insyaAllah akan terwujud.
Ini web Ustadz YM:
Beliau banyak punya bisnis..
Patungan usaha, patungan aset, sedekah sawah, VSI (transaksi melalui Virtual Payment). Hal ini karena niat beliau untuk bisa mewujudkan Indonesia Mandiri. Lewat patungan maka hal2 yg sebelumnya tidak terbeli menjadi terbeli. Contoh kecil, bila kotak jumat dikumpulkan seluruh indonesia, maka sebulan saja sdh bisa beli helikopter..bagaimana bila semua orang berkumpul dan mencoba memulai bisnis. Maka insyaAllah akan terwujud.
Ini web Ustadz YM:
Spoiler for web:
Beberapa komentar bermutu dari agan2 kaskuser:
Spoiler for For Komeng:
Quote:
Original Posted By brian.griffin►Sah" aja, mau kaya atau miskin itu kan nasib mereka
Selama gak nonjolin kekayaannya gak apa", asal jangan belagu aja, pamerin kekayaan kemana mana, mentang" kaya trus sok"an, dll.
Intinya ojo dumeh

Selama gak nonjolin kekayaannya gak apa", asal jangan belagu aja, pamerin kekayaan kemana mana, mentang" kaya trus sok"an, dll.
Intinya ojo dumeh

Quote:
Original Posted By zafianrasya►kaya miskin ga soal itu bukan urusan kita...yg penting cara mendapatkan n menyalurkan harta itu dg jalan yg benar... 
sah aja dai kaya, orang dakwah kemana2 dpt honor (upah bahasa kasarnya) tp seharusnya se-ikhlasnya dan juga yg punya gawe juga tau diri lah...biar sama2 "legowo" tuh dai juga manusia butuh makan, minum jg kasih nafkah keluarga dan transportasi...nah klo ada lebih ya harap diikhlaskan...asal tuh dai ga narget pendapatan dari dakwah...toh kewajiban "orang yang lebih tau buat kasih pencerahan ke orang yg kurang ngerti"....landasan dakwahnya harus berdasar ibadah bukan materi
nah buat nunjang pengetahuan n informasi jg butuh sarana prasarana tp jangan lebay lah...cukup apa yg "dibutuhkan" jgn disesuain dgn "keinginan"

sah aja dai kaya, orang dakwah kemana2 dpt honor (upah bahasa kasarnya) tp seharusnya se-ikhlasnya dan juga yg punya gawe juga tau diri lah...biar sama2 "legowo" tuh dai juga manusia butuh makan, minum jg kasih nafkah keluarga dan transportasi...nah klo ada lebih ya harap diikhlaskan...asal tuh dai ga narget pendapatan dari dakwah...toh kewajiban "orang yang lebih tau buat kasih pencerahan ke orang yg kurang ngerti"....landasan dakwahnya harus berdasar ibadah bukan materi

nah buat nunjang pengetahuan n informasi jg butuh sarana prasarana tp jangan lebay lah...cukup apa yg "dibutuhkan" jgn disesuain dgn "keinginan"
Quote:
Original Posted By abcdhijkl►gan ga ada yg namanya salah mau hidup bagaimanapun selama mengikuti syari'at dan ga menentang ap yang Allah.SWT dan Rasulullah.SAW ajarkan dan dari hasil yg halal....tetapi disatu sisi agama islam dan pribadi Rasulullah.SAW yg hidup dalam kesederhanaan walaupun bila Rasulullah.SAW menginginkan harta dia bsa menjadi kaya raya karna para umatnya rela berkorban apapun untuknya tetapi beliau lebih memilih kehidupanya yg sederhana dan biasa" saja jadi jika memiliki harta yg berlimpah jika ingin membeli sesuatu difikirkan lebih banyak manfaatnya dan kegunaanya yg positif atau hanya akan mubazir krna hanya menginginkan kemewahan hidup saja...lebih baik harta yg berlebihan untuk membantu saudara" kita yg lebih membutuhkan ketimbang hanya untuk ingin merasakan kehidupan dunia yg mewah karna harta akan mengikuti kita ke akhirat sana bila digunakan di jalan Allah.SWT dan menjadi amal ibadah yg berkah dan diridhoi Allah.SWT dan setiap harta yg dimiliki nanti akan diminta pertanggung jawabanya diakhirat.....karna didunia hanya semestara gan klo seorang muslim yg menegrti dan paham pasti tau bagaimana cara menggunakan rizki yg Allah.SWT berikan padanya..
Quote:
Original Posted By kodokdance►ga maslaah lah asal jelas tu duit dari mana
pendeta jg banyak yg kaya kok.. asal jelas tuh duit bkn ngambil berlebihan dr duit perpuluhan (istilah dr greja duit yg di ambil tiap minggu nya itu loh). ada jatah buat pekerja greja, ada yg untuk lain nya. kecuali kl duit ny di pake untuk diri sendri, kenyangin anak istri sndiri tnpa mikirin perkembangan jemaat, tmpt ibadah, dan kebutuhan lain nya

pendeta jg banyak yg kaya kok.. asal jelas tuh duit bkn ngambil berlebihan dr duit perpuluhan (istilah dr greja duit yg di ambil tiap minggu nya itu loh). ada jatah buat pekerja greja, ada yg untuk lain nya. kecuali kl duit ny di pake untuk diri sendri, kenyangin anak istri sndiri tnpa mikirin perkembangan jemaat, tmpt ibadah, dan kebutuhan lain nya
Quote:
Original Posted By abby_dv►Nabi Muhammad SAW aja waktu dipinang sama Khadijah RA itu mas kimpoi nya 300 unta Super yang perbandingannya 1 Unta mirip2 1 Alphard, jadi kira2 klo mas kimpoi jaman sekarang ente ngasih 300 alphard ke Bini ente, kekayaan Nabi itu puluhan triliyun waktu Muda.
Nabi waktu muda udah jadi triliuner Gan, jangan salah dari jejak dan ajaran Nabi Muhammad SAW lah seharusnya kita mencontoh menjalani hidup ini, klo kata ustdaz Yusuf Mansyur "Allah Dulu, Allah Lagi" itu kunci nya, dari pada ente jadi hamba Boss ente2 pada mending jadi Hamba Allah, Boss dari Segala Boss, Raja dari segala Raja niscaya engkau akan kaya
begitu juga para ustadz yang bener y kaya raya lah, karena dekat sama Allah dan berjuang dijalan Allah SWT, para sahabat rasul juga Masya Allah kekayaan nya..
Nabi waktu muda udah jadi triliuner Gan, jangan salah dari jejak dan ajaran Nabi Muhammad SAW lah seharusnya kita mencontoh menjalani hidup ini, klo kata ustdaz Yusuf Mansyur "Allah Dulu, Allah Lagi" itu kunci nya, dari pada ente jadi hamba Boss ente2 pada mending jadi Hamba Allah, Boss dari Segala Boss, Raja dari segala Raja niscaya engkau akan kaya
begitu juga para ustadz yang bener y kaya raya lah, karena dekat sama Allah dan berjuang dijalan Allah SWT, para sahabat rasul juga Masya Allah kekayaan nya..
Quote:
Original Posted By abhimotor►
nih gan pesannya


Quote:
Original Posted By rdsutisna►Sebenarnya kata Ustad itu Guru agama yang mengajarkan baca tulis Alquran dan kebaikannya untuk anak-anak, remaja dan dewasa atau semua level usia, kalau ada PENCERAMAH menempelkan kata Ustad rasanya kurang tepat sebab profesinya cuma berceramah kesana kemari,Yang namanya berceramah, memang boleh siapa saja dan juga bisa bicara apa saja. Dari masalah-masalah yang perlu sampai yang tidak perlu. Dengan merujuk langsung kepada literatur hingga yang hanya ngelantur. Yang penting memenuhi selera penonton.Di tempat ane tinggal Ustad nggak ada kaya gan, Anak saya saja tiap hari diajarkan mengaji dari Iqro hingga sekarang mau masuk level Qur'an, Pak Ustad yang mengajarkannya cuma mengutip Rp.10.000/bulan, itupun sebelumnya tidak dipungut biaya dan selalu exsis melaksanakan kegiatan agama misalnya Maulid walau dengan biaya sukarela. Subhanallah, semoga Ustad yang murni mengajarkan agama tidak memikirkan harta hidup sederhana selalu diberikan Kesehatan orle-NYA.
setuju gan..ustadz = guru
Diubah oleh cegeh 02-01-2014 14:06
0
8.2K
Kutip
91
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan