- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Akibat Bakrie Onani Politik} LKP: Elektabilitas Ical Stagnan, Priyo Budi Meroket


TS
soipon
{Akibat Bakrie Onani Politik} LKP: Elektabilitas Ical Stagnan, Priyo Budi Meroket
Survei: Elektabilitas Ical Stagnan, Priyo Budi Meroket
Minggu, 17 November 2013 | 19:43 WIB
ANTARA/Puspa Perwitasari/zn
Metrotvnews.com, Jakarta: Hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) soal tingkat elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Golkar menunjukkan nama Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal 'Ical' Bakrie masih stagnan sedangkan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso naik.
Peneliti LKP Usman Rachman di Jakarta, Minggu (17/11), menyampaikan walaupun iklan di media massa sangat gencar, tingkat elektabilitas Aburizal Bakrie masih stagnan di bawah 20% sehingga tingkat elektabilitasnya makin didekati dua kader Partai Golkar lainnya, Jusuf Kalla dan Priyo Budi Santoso.
Hasil survei LKP menunjukkan elektabilitas Aburizal Bakrie sebesar 19,6% dari 1.070 responden yang disurvei pada 1-10 November 2013 dengan metode wawancara yang dipandu kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin error plus minus 3%.
Sedangkan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar dan mantan Wapres Jusuf Kalla meraih 15,2% dan tokoh muda Partai Golkar Priyo Budi Santoso meraih 13,9% atau naik signifikan dari beberapa survei sebelumnya.
Sejumlah tokoh Golkar lainnya seperti Akbar Tandjung meraih 7,9%, Fadel Muhammad 6,7%, Agung Laksono 4,2%, Idus Marham 3,5%, Sharif Cicip Sutarjo 2%, Theo L Sambuaga 1,7%, Hajriyanto Tohari 1,5%, Setya Novanto 0,2%, responden yang menjawab rahasia 17,7%, dan yang belum menentukan pilihan sebesar 5,9%.
"Survei ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan elektabilitas capres Partai Golkar Aburizal Bakrie dan kemungkinan munculnya capres alternatif dari internal Golkar," kata Usman.
Berdasarkan hasil survei itu, katanya, sulit bagi Aburizal Bakrie untuk memenangi Pemilu Presiden dan Wapres (Pilpres) 2014, sekalipun Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang Pemilu 2014.
Apalagi dalam survei itu juga disebutkan banyak responden yang mengenal Aburizal Bakrie karena kasus lumpur Lapindo (34,9%) dan hanya 25,7% responden yang mengenal dia sebagai calon presiden.
Sisanya mengenal Ical sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar (19,9%) dan mengenal sebagai pengusaha 19,5%.
Beberapa penelitian LKP lalu sejak November 2012, katanya, jika dibanding dengan capres lain seperti Joko Widodo, Prabowo, Wiranto, atau Megawati, elektabilitas Aburizal Bakrie selalu kalah merebut angka.
Dengan posisi ini, menurut Usman, perlu kiranya Partai Golkar membuka peluang capres alternatif. "Ini akan menunjukkan kesan ke publik Partai Golkar tidak kekurangan kader berkualitas dan potensial," katanya.
Ia menambahkan momentum Rapimnas Partai Golkar yang akan digelar pada 21-23 November mendatang dapat digunakan untuk membahas kemungkinan calon alternatif.
LKP juga melakukan survei terhadap pengenalan publik terhadap ketua umum partai. Dalam survei itu ada tiga orang tokoh yang paling dikenal publik sebagai ketua umum parpol yakni Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dengan meraih 81,4% responden, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto 53,4%, dan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh 52,1%.
Nama Susilo Bambang Yudhoyono sekalipun saat ini menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat, responden lebih mengenalnya sebagai presiden yakni sebesar 80,6% dan hanya 16,1% responden mengenal dia sebagai pemimpin Partai Demokrat, dan responden yang tidak tahu sebesar 1,1%. (Antara)
Source
Calon Presiden 2014
Elektabilitas Aburizal Bakrie Sebagai Calon Presiden 'Jalan di Tempat'
Minggu, 17 November 2013 13:33 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) sekaligus bakal calon presiden RI, Aburizal "Ical" Bakrie, tak jua bertambah tinggi.
Termutakhir, hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) memperlihatkan elektabilitas Aburizal Bakrie sulit menembus angka dua digit.
"Pada survei terakhir LKP, elektabilitas Ical masih terpaku di angka 9,2 persen," kata CEO LKP Usman Rachman dalam jumpa pers hasil survei "Dinamika Elektabilitas Calon Presiden Partai Golkar Menjelang Pemilu 2014" di Hotel Century, Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Menurut Usman, hal itu berbanding terbalik dengan elektabilitas Jokowi sebesar 30 persen serta calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Calon presiden Partai Hanura Wiranto.
Usman mengatakan, mandeknya elektabilitas Aburizal Bakrie cukup ganjil. Sebab, elektabilitas Partai Golkar yang dipimpinnya masih tetap di papan atas. Elektabilitas Partai Pohon Beringin itu dalam sejumlah survei berada dalam kisaran angka 20 persen.
"Namun, akselerasi elektabilitas Partai Golkar ternyata kurang mampu mendongkrak tingkat keterpilihan Ical sebagai calon presiden," tuturnya.
Hasil survei LKP, memperlihatkan tren stagnasi elektabilitas Aburizal Bakrie bila dibandingkan dengan bakal capres usungan partai lain.
Pada November 2012, elektabilitas Ical masih sebesar 7,1 persen; Maret 2013 sebesar 10,6 persen; Juli 2013 sebesar 9,5 persen dan November 2013 sebesar 9,2 persen.
Usman menjelaskan, sentimen negatif terhadap Aburizal Bakrie karena masyarakat masih menilai Ketua Umum Golkar itu terkait kasus lumpur Lapindo dan dikenal sebagai seorang pengusaha.
LKP menggelar survei dengan jumlah sampel 1070 di 34 provinsi. Survei dilakukan pada 1-10 November 2013 melalui teknik sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of error ± 3 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara responden.
Source
LKP: Ingin Menang, Ical Harus Punya Cawapres Sekaliber Jokowi
Sabrina Asril
Minggu, 17 November 2013 | 15:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pencalonan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie terus menuai respons negatif dari pihak internal maupun lembaga survei karena elektabilitasnya yang masih rendah. CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP) Usman Rachman mengatakan, jika Ical bersikeras maju sebagai capres, ia harus mencari calon wakil presiden seperti Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo.
"Soal konstelasi siapa yang akan dipadukan dengan Ical, itu akan dilihat dari nilai agregat capres yang punya kemampuan paling tidak seperti Jokowi untuk bersaing ketat," ujar Usman dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Usman menuturkan, soal sosok pendamping Ical, Golkar perlu memperhatikan karakteristik pemilih yang kebanyakan berasal dari Jawa dan beragama Islam. Selain itu, ia juga harus mempertimbangkan soal pemilih perempuan yang kini sudah relatif seimbang dengan pemilih laki-laki. Yang terpenting, sebut Usman, calon wakil presiden untuk Ical harus diakui segmen masyarakat terbesar.
"Misalnya, bisa diambil tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mahfud MD. Hanya saja, bisa enggak NU dan PKB solid? Kalau bisa, ini bisa menguatkan pencalonan Ical," kata Usman.
LKP melakukan pemantauan terhadap survei elektabilitas Ical setiap lima bulan sekali sejak bulan November 2012. Pada saat itu, elektabilitas Ical hanya 7,1 persen. Elektabilitas pengusaha Grup Bakrie itu kemudian meningkat signifikan pada bulan Maret 2013, yakni sebesar 10,6 persen.
Namun, peningkatan elektabilitas ini tidak berlangsung lama karena pada bulan Juli 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,5 persen. Survei terakhir yakni pada bulan November 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,2 persen.
Ical jago kandang
Saat ini, Ical merupakan tokoh yang bersinar di internal Golkar. Survei LKP menunjukkan, Ical berada di tempat teratas dengan dukungan sebesar 19,6 persen. Selanjutnya diikuti Jusuf Kalla (15,2 persen), Priyo Budi Santoso (13,9 persen), dan Akbar Tanjung (7,9 persen). Selain itu, Fadel Muhammad mendapat dukungan 6,7 persen, Agung Laksono (4,2 persen), Idrus Marham (3,5 persen), Sharif Cicip Sutardjo (2 persen), Theo L Sambuaga (1,7 persen), Hajriyanto Y Thohari (1,5 persen), dan Setya Novanto (0,2 persen).
Namun, elektabilitas Ical belum dapat menandingi tokoh lainnya, seperti Jokowi, Prabowo, bahkan Wiranto.
"Ical hanya menang di rumahnya sendiri. Dia masih kalah dengan Jokowi, Prabowo, dan bahkan Wiranto," kata Usman.
Metodologi
Adapun survei nasional LKP ini dilaksanakan pada tanggal 1-10 November 2013 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasinya yakni semua calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Jumlah sampel sebesar 1.070 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage randon sampling). Margin of error lebih kurang 3 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk uji validitas, tim peneliti LKP melakukan spot check sebesar 10 persen dari total sampel. Usman mengklaim bahwa penelitian yang dilakukan LKP kali ini bersumber dana swadaya.
Source
Apakah Lapindo effect atau akibat Ical onani politik sehingga tidak mawas diri?
{Hingga November 2013, Bakrie Masih Nunggak} LKP: Ical Diingat karena Kasus Lapindo
Kalau Ical tersandung kasus Lumpur Lapindo, Priyo Budi Santoso juga sebenarnya masih terkait kasus korupsi pengadaan Al Quran yang dilakukan kader Golkar, Zulkarnaen Djabar.

Minggu, 17 November 2013 | 19:43 WIB
ANTARA/Puspa Perwitasari/zn
Metrotvnews.com, Jakarta: Hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) soal tingkat elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Golkar menunjukkan nama Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal 'Ical' Bakrie masih stagnan sedangkan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso naik.
Peneliti LKP Usman Rachman di Jakarta, Minggu (17/11), menyampaikan walaupun iklan di media massa sangat gencar, tingkat elektabilitas Aburizal Bakrie masih stagnan di bawah 20% sehingga tingkat elektabilitasnya makin didekati dua kader Partai Golkar lainnya, Jusuf Kalla dan Priyo Budi Santoso.
Hasil survei LKP menunjukkan elektabilitas Aburizal Bakrie sebesar 19,6% dari 1.070 responden yang disurvei pada 1-10 November 2013 dengan metode wawancara yang dipandu kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin error plus minus 3%.
Sedangkan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar dan mantan Wapres Jusuf Kalla meraih 15,2% dan tokoh muda Partai Golkar Priyo Budi Santoso meraih 13,9% atau naik signifikan dari beberapa survei sebelumnya.
Sejumlah tokoh Golkar lainnya seperti Akbar Tandjung meraih 7,9%, Fadel Muhammad 6,7%, Agung Laksono 4,2%, Idus Marham 3,5%, Sharif Cicip Sutarjo 2%, Theo L Sambuaga 1,7%, Hajriyanto Tohari 1,5%, Setya Novanto 0,2%, responden yang menjawab rahasia 17,7%, dan yang belum menentukan pilihan sebesar 5,9%.
"Survei ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan elektabilitas capres Partai Golkar Aburizal Bakrie dan kemungkinan munculnya capres alternatif dari internal Golkar," kata Usman.
Berdasarkan hasil survei itu, katanya, sulit bagi Aburizal Bakrie untuk memenangi Pemilu Presiden dan Wapres (Pilpres) 2014, sekalipun Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang Pemilu 2014.
Apalagi dalam survei itu juga disebutkan banyak responden yang mengenal Aburizal Bakrie karena kasus lumpur Lapindo (34,9%) dan hanya 25,7% responden yang mengenal dia sebagai calon presiden.
Sisanya mengenal Ical sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar (19,9%) dan mengenal sebagai pengusaha 19,5%.
Beberapa penelitian LKP lalu sejak November 2012, katanya, jika dibanding dengan capres lain seperti Joko Widodo, Prabowo, Wiranto, atau Megawati, elektabilitas Aburizal Bakrie selalu kalah merebut angka.
Dengan posisi ini, menurut Usman, perlu kiranya Partai Golkar membuka peluang capres alternatif. "Ini akan menunjukkan kesan ke publik Partai Golkar tidak kekurangan kader berkualitas dan potensial," katanya.
Ia menambahkan momentum Rapimnas Partai Golkar yang akan digelar pada 21-23 November mendatang dapat digunakan untuk membahas kemungkinan calon alternatif.
LKP juga melakukan survei terhadap pengenalan publik terhadap ketua umum partai. Dalam survei itu ada tiga orang tokoh yang paling dikenal publik sebagai ketua umum parpol yakni Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dengan meraih 81,4% responden, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto 53,4%, dan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh 52,1%.
Nama Susilo Bambang Yudhoyono sekalipun saat ini menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat, responden lebih mengenalnya sebagai presiden yakni sebesar 80,6% dan hanya 16,1% responden mengenal dia sebagai pemimpin Partai Demokrat, dan responden yang tidak tahu sebesar 1,1%. (Antara)
Source
Calon Presiden 2014
Elektabilitas Aburizal Bakrie Sebagai Calon Presiden 'Jalan di Tempat'
Minggu, 17 November 2013 13:33 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) sekaligus bakal calon presiden RI, Aburizal "Ical" Bakrie, tak jua bertambah tinggi.
Termutakhir, hasil survei Lembaga Klimatologi Politik (LKP) memperlihatkan elektabilitas Aburizal Bakrie sulit menembus angka dua digit.
"Pada survei terakhir LKP, elektabilitas Ical masih terpaku di angka 9,2 persen," kata CEO LKP Usman Rachman dalam jumpa pers hasil survei "Dinamika Elektabilitas Calon Presiden Partai Golkar Menjelang Pemilu 2014" di Hotel Century, Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Menurut Usman, hal itu berbanding terbalik dengan elektabilitas Jokowi sebesar 30 persen serta calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Calon presiden Partai Hanura Wiranto.
Usman mengatakan, mandeknya elektabilitas Aburizal Bakrie cukup ganjil. Sebab, elektabilitas Partai Golkar yang dipimpinnya masih tetap di papan atas. Elektabilitas Partai Pohon Beringin itu dalam sejumlah survei berada dalam kisaran angka 20 persen.
"Namun, akselerasi elektabilitas Partai Golkar ternyata kurang mampu mendongkrak tingkat keterpilihan Ical sebagai calon presiden," tuturnya.
Hasil survei LKP, memperlihatkan tren stagnasi elektabilitas Aburizal Bakrie bila dibandingkan dengan bakal capres usungan partai lain.
Pada November 2012, elektabilitas Ical masih sebesar 7,1 persen; Maret 2013 sebesar 10,6 persen; Juli 2013 sebesar 9,5 persen dan November 2013 sebesar 9,2 persen.
Usman menjelaskan, sentimen negatif terhadap Aburizal Bakrie karena masyarakat masih menilai Ketua Umum Golkar itu terkait kasus lumpur Lapindo dan dikenal sebagai seorang pengusaha.
LKP menggelar survei dengan jumlah sampel 1070 di 34 provinsi. Survei dilakukan pada 1-10 November 2013 melalui teknik sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of error ± 3 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara responden.
Source
LKP: Ingin Menang, Ical Harus Punya Cawapres Sekaliber Jokowi
Sabrina Asril
Minggu, 17 November 2013 | 15:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pencalonan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie terus menuai respons negatif dari pihak internal maupun lembaga survei karena elektabilitasnya yang masih rendah. CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP) Usman Rachman mengatakan, jika Ical bersikeras maju sebagai capres, ia harus mencari calon wakil presiden seperti Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo.
"Soal konstelasi siapa yang akan dipadukan dengan Ical, itu akan dilihat dari nilai agregat capres yang punya kemampuan paling tidak seperti Jokowi untuk bersaing ketat," ujar Usman dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Usman menuturkan, soal sosok pendamping Ical, Golkar perlu memperhatikan karakteristik pemilih yang kebanyakan berasal dari Jawa dan beragama Islam. Selain itu, ia juga harus mempertimbangkan soal pemilih perempuan yang kini sudah relatif seimbang dengan pemilih laki-laki. Yang terpenting, sebut Usman, calon wakil presiden untuk Ical harus diakui segmen masyarakat terbesar.
"Misalnya, bisa diambil tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) seperti Mahfud MD. Hanya saja, bisa enggak NU dan PKB solid? Kalau bisa, ini bisa menguatkan pencalonan Ical," kata Usman.
LKP melakukan pemantauan terhadap survei elektabilitas Ical setiap lima bulan sekali sejak bulan November 2012. Pada saat itu, elektabilitas Ical hanya 7,1 persen. Elektabilitas pengusaha Grup Bakrie itu kemudian meningkat signifikan pada bulan Maret 2013, yakni sebesar 10,6 persen.
Namun, peningkatan elektabilitas ini tidak berlangsung lama karena pada bulan Juli 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,5 persen. Survei terakhir yakni pada bulan November 2013, elektabilitas Ical kembali turun menjadi 9,2 persen.
Ical jago kandang
Saat ini, Ical merupakan tokoh yang bersinar di internal Golkar. Survei LKP menunjukkan, Ical berada di tempat teratas dengan dukungan sebesar 19,6 persen. Selanjutnya diikuti Jusuf Kalla (15,2 persen), Priyo Budi Santoso (13,9 persen), dan Akbar Tanjung (7,9 persen). Selain itu, Fadel Muhammad mendapat dukungan 6,7 persen, Agung Laksono (4,2 persen), Idrus Marham (3,5 persen), Sharif Cicip Sutardjo (2 persen), Theo L Sambuaga (1,7 persen), Hajriyanto Y Thohari (1,5 persen), dan Setya Novanto (0,2 persen).
Namun, elektabilitas Ical belum dapat menandingi tokoh lainnya, seperti Jokowi, Prabowo, bahkan Wiranto.
"Ical hanya menang di rumahnya sendiri. Dia masih kalah dengan Jokowi, Prabowo, dan bahkan Wiranto," kata Usman.
Metodologi
Adapun survei nasional LKP ini dilaksanakan pada tanggal 1-10 November 2013 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasinya yakni semua calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Jumlah sampel sebesar 1.070 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage randon sampling). Margin of error lebih kurang 3 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk uji validitas, tim peneliti LKP melakukan spot check sebesar 10 persen dari total sampel. Usman mengklaim bahwa penelitian yang dilakukan LKP kali ini bersumber dana swadaya.
Source
Apakah Lapindo effect atau akibat Ical onani politik sehingga tidak mawas diri?

{Hingga November 2013, Bakrie Masih Nunggak} LKP: Ical Diingat karena Kasus Lapindo
Kalau Ical tersandung kasus Lumpur Lapindo, Priyo Budi Santoso juga sebenarnya masih terkait kasus korupsi pengadaan Al Quran yang dilakukan kader Golkar, Zulkarnaen Djabar.

0
1.3K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan