- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tawuran di Sukabumi tewaskan 4 Pelajar, 2 Hilang, dan 70 Rumah Warga di Rusak


TS
mastereddy
Tawuran di Sukabumi tewaskan 4 Pelajar, 2 Hilang, dan 70 Rumah Warga di Rusak
Quote:
Tawuran Pelajar di Sukabumi 4 Tewas, Polisi Tetapkan 3 Tersangka
Spoiler for Tawuran:

SUKABUMI - Tiga pelajar SMK Lodaya Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka terkait tewasnya empat siswa SMK Negeri Pertanian Cibadak dalam tawuran di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Sabtu pekan lalu.
Polisi menjerat mereka dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 terkait penganiayaan anak di bawah umur dengan ancaman hukuman penjara antara lima dan sembilan tahun.
Tiga pelajar yang ditetapkan sebagai tersangkat tersebut diketahui berinisial DH, AG, dan AN.
DH menuturkan, ia dan rekan-rekannya menghadang puluhan pelajar SMK Negeri Pertanian di depan sekolah mereka. Lokasi antara sekolahnya dan SMK Pertanian hanya terpaut kurang dari satu kilometer.
Lantaran saat itu jalan macet, truk yang mengangkut para siswa SMK Pertanian berhenti. Para penumpang pun berlarian untuk menghindari kejaran pelajar SMK Lodaya. Saat itulah banyak pelajar SMK Pertanian yang menceburkan diri ke Sungai Cimahi.
Empat pelajar SMK Negeri Pertanian tewas setelah hanyut terbawa arus deras Sungai Cimahi. Mereka adalah Mohammad Rizki, Dimas, Indrianto, dan Randika Febriansyah. Sementara dua siswa SMK Pertanian tertangkap, salah seorang di antaranya, Muhammad Nur Akbar, dibacok menggunakan pedang.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR, Reni Marlinawati, kemarin berkunjung ke tahanan Mapolsek Cibadak. Ia meminta kepada petugas agar mengusut tuntas kasus tewasnya empat pelajar tersebut.
Ia juga meminta peran serta sekolah, dinas, orangtua, serta masyarakat, untuk bersama-sama mencarikan solusi terkait kenakalan pelajar ini.
Quote:
Polda Jabar Bantu Pencarian 2 Siswa SMK Korban Tawuran di Sukabumi
BANDUNG - Polda Jawa Barat ikut membantu pencarian dua siswa SMK Negeri Pertanian Cibadak, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, yang hilang setelah menceburkan diri ke Sungai Cimahi untuk menghindar kejaran siswa STM Lodaya (sebelumnya ditulis Ledoya) pada Sabtu pekan lalu.
Tawuran tersebut juga menewaskan empat siswa dan dua luka.
“Tim dari Polda ikut diperbantukan untuk mencari dua korban lainnya. Mudah-mudahan dengan bantuan dari berbagai pihak, korban bisa segera ditemukan,” harap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul kepada Okezone, Selasa (12/112013).
Selain dari Polda, tim dari Polres Sukabumi dan personel TNI ikut melakukan pencarian.
Lebih lanjut Martin membeberkan kronologi kejadian. Pada Sabtu, 9 November 2013 sekira pukul 18.00 WIB terjadi pencegatan terhadap puluhan pelajar SMK Negeri Pertanian Cibadak yang saat itu tengah melintas di Kampung Karang Hilir, Desa Karangtengah, menggunakan truk tronton.
Belakangan diketahui bahwa yang mencegat truk tersebut adalah pelajar dari SMK Lodaya. Saat pencegatan berlangsung, pelajar dari SMK Negeri Pertanian lari kocar-kacir hingga ada beberapa siswa yang menceburkan diri ke Sungai Cimahi.
“Dari kejadian ini ada seorang korban bernama Muhammad Derio Akbar yang terluka di bagian kaki akibat sabetan samurai,” bebernya.
Dari data sementara, empat korban yang tewas bernama, M Rifki (17), Dimas (16), Indrianto (16), dan Randika Febriansyah (16). Sementara dua korban yang masih hilang adalah M Ramdani dan Ismatulah.
BANDUNG - Polda Jawa Barat ikut membantu pencarian dua siswa SMK Negeri Pertanian Cibadak, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, yang hilang setelah menceburkan diri ke Sungai Cimahi untuk menghindar kejaran siswa STM Lodaya (sebelumnya ditulis Ledoya) pada Sabtu pekan lalu.
Tawuran tersebut juga menewaskan empat siswa dan dua luka.
“Tim dari Polda ikut diperbantukan untuk mencari dua korban lainnya. Mudah-mudahan dengan bantuan dari berbagai pihak, korban bisa segera ditemukan,” harap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul kepada Okezone, Selasa (12/112013).
Selain dari Polda, tim dari Polres Sukabumi dan personel TNI ikut melakukan pencarian.
Lebih lanjut Martin membeberkan kronologi kejadian. Pada Sabtu, 9 November 2013 sekira pukul 18.00 WIB terjadi pencegatan terhadap puluhan pelajar SMK Negeri Pertanian Cibadak yang saat itu tengah melintas di Kampung Karang Hilir, Desa Karangtengah, menggunakan truk tronton.
Belakangan diketahui bahwa yang mencegat truk tersebut adalah pelajar dari SMK Lodaya. Saat pencegatan berlangsung, pelajar dari SMK Negeri Pertanian lari kocar-kacir hingga ada beberapa siswa yang menceburkan diri ke Sungai Cimahi.
“Dari kejadian ini ada seorang korban bernama Muhammad Derio Akbar yang terluka di bagian kaki akibat sabetan samurai,” bebernya.
Dari data sementara, empat korban yang tewas bernama, M Rifki (17), Dimas (16), Indrianto (16), dan Randika Febriansyah (16). Sementara dua korban yang masih hilang adalah M Ramdani dan Ismatulah.
Quote:
Tawuran Tewaskan 4 Orang & Aksi Perusakan, 2 Sekolah Berdamai
SUKABUMI - Pascatewasnya empat pelajar SMK Negeri Pertanian dan penyerangan terhadap SMK Lodaya di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pihak Muspida Sukabumi turun tangan dengan memediasi dua sekolah di Pendopo Sukabumi, Minggu (17/11/2013) siang.
Bupati, Kapolres, dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi siang tadi mempertemukan dua pihak guna menentukan langkah ke depan serta mendorong kesepakatan damai.
Muspida juga memastikan tingkat keamanan dan kelangsungan anak didik pascapertikaian berdarah yang mencoreng dunia pendidikan itu.
Bupati Sukabumi, Sukma Wijaya, mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan, para alumni dan guru dari dua pihak sepakat agar persoalan tewasnya empat pelajar SMK Negeri Pertanian dan penyerangan SMK Lodaya diselesaikan secara hukum. Kedua pihak juga sepakat untuk menjaga kedamaian dan meredam aksi saling balas.
Kapolres Sukabumi, AKBP Asep Heri Suheri, menambahkan, pihaknya sudah menangkap tujuh orang terkait kasus penyerangan dan perusakan pada Sabtu, 16 November 2013. Tidak menutup kemungkinan, jumlah pelaku akan bertambah sesuai perkembangan penyelidikan.
Sementara dalam kasus penganiayaan hingga menewaskan empat siswa SMK Negeri Pertanian, pihaknya sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka.
Kendati sudah terjadi kesepahaman, namun pimpinan sekolah masih akan meliburkan siswa masing-masing pada Senin besok. Aparat Brimob dan TNI masih melakukan penjagaan, termasuk di 45 rumah yang menjadi korban penyerangan.
SUKABUMI - Pascatewasnya empat pelajar SMK Negeri Pertanian dan penyerangan terhadap SMK Lodaya di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pihak Muspida Sukabumi turun tangan dengan memediasi dua sekolah di Pendopo Sukabumi, Minggu (17/11/2013) siang.
Bupati, Kapolres, dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi siang tadi mempertemukan dua pihak guna menentukan langkah ke depan serta mendorong kesepakatan damai.
Muspida juga memastikan tingkat keamanan dan kelangsungan anak didik pascapertikaian berdarah yang mencoreng dunia pendidikan itu.
Bupati Sukabumi, Sukma Wijaya, mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan, para alumni dan guru dari dua pihak sepakat agar persoalan tewasnya empat pelajar SMK Negeri Pertanian dan penyerangan SMK Lodaya diselesaikan secara hukum. Kedua pihak juga sepakat untuk menjaga kedamaian dan meredam aksi saling balas.
Kapolres Sukabumi, AKBP Asep Heri Suheri, menambahkan, pihaknya sudah menangkap tujuh orang terkait kasus penyerangan dan perusakan pada Sabtu, 16 November 2013. Tidak menutup kemungkinan, jumlah pelaku akan bertambah sesuai perkembangan penyelidikan.
Sementara dalam kasus penganiayaan hingga menewaskan empat siswa SMK Negeri Pertanian, pihaknya sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka.
Kendati sudah terjadi kesepahaman, namun pimpinan sekolah masih akan meliburkan siswa masing-masing pada Senin besok. Aparat Brimob dan TNI masih melakukan penjagaan, termasuk di 45 rumah yang menjadi korban penyerangan.
SUMBER
Quote:
Waduh makin kacau nih pelajar kita, mungkin karena pendidikan budi pekerti cuman dapet 1 jam pelajar/minggu kali yah, gimana tanggapan agan-agan sekalian ?? . Semoga ini menjadi sebuah pelajaran bagi semua pihak, baik itu orang tua, sekolah, maupun pemerintah agar hal seperti ini tidak terulang lagi dikemudian hari
Quote:
Kronologis Tawuran Berdarah di Sukabumi
SUKABUMI-Tregedi memilukan terkait tawuran pelajar berujung kematian di Kabupaten Sukabumi kembali terulang. Setelah di Kecamatan Ciracap-Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi, satu orang pelajar atas nama Erwinaldo (17), pelajar SMAN Ciracap, yang tewas bersimbah darah lantaran ditusuk senjata tajam (sajam) oleh sekelompok pelajar SMK di Kecamatan Surade. Kini empat siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN) 1 Pertanian Cibadak, yakni M.Rizki (17) , Dimas (16), Indrianto (17) serta Randika (16) tewas tenggelam di sungai Cimahi, Kampung Benda Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak. Mereka nekad masuk sungai setelah dikejar pelajar yang diduga dari SMK Lodaya-Cibadak, akhir pekan lalu.
Peristiwa tragis itu bermula ketika puluhan siswa SMKN 1 Pertanian pulang dengan menumpang truk menuju arah Cicurug. Akan tetapi dalam perjalanan, mereka dihadang puluhan siswa yang diduga berasal dari SMK Lodaya.
Kedua kubu siswa sempat terlibat bentrok tawuran. Sedangkan sebagian pelajar SMKN 1 Pertanian berhamburan menyelamatkan diri menuju arah sungai yang berada sekitar 200 meter dari lokasi bentrok.
Karena terpojok, puluhan siswa nekad menyeberangi sungai. Namun nahas, M. Rizki (17) dan Dimas (16) serta Indrianto (17) juga Randika (16) malah tenggelam karena diduga tak bisa berenang.
Rio, salah seorang korban menuturkan, sekolahnya hari itu sedang mengadakan pentas seni. Kemudian ia dan rekan-rekannya pulang sekitar pukul 16.00 WIB. Tapi mereka memilih tidak langsung pulang, malah nongkrong. Lalu sekitar pukul 18.00, ia dan rekan-rekannya pulang menumpang truk.
Belum terlalu jauh, tepatnya di dekat sekolah SMK Lodaya, truk dihadang pelajar yang diduga dari SMK Lodaya. Bentrokanpun tidak terhindarkan. Namun, karena jumlah yang tidak seimbang, ia dan sebagian rekannya memilih lari menuju ke arah sungai.”Kami lari ke sungai untuk menyelamatkan diri. Mereka yang menghadang tetap mengejar kami. Malah ketika didalam sungai kami masih dilempari batu,” katanya.
Rio mengaku tertangkap pelajar yang mengejarnya. Setelah tertangkap, dipukuli bahkan ditenggelamkan.” Saya tertangkap lalu dikeroyok,” imbuhnya.
Setelah lolos dari sungai, mereka sadar Rizki dan Dimas menghilang. Mereka meminta tolong kepada warga untuk mencari dua temannya. Pencarianpun langsung dilakukan semalaman. Jasad, M Rizki (17), yang pertama kali ditemukan di dasar sungai oleh warga, sekitar, pukul 21.00 WIB, Sabtu (09/11).
Sehari kemudian, menyusul jasad Dimas (16), sekitar pukul 07.30 WIB ditemukan di lokasi yang sama. Kedua jasad langsung dimakamkan pihak keluarga.
Usai kedua jasad diketemukan, pihak sekolah SMKN 1 Cibadak mendapat laporan dua siswa lagi yang hilang. Hingga pencaharian di Sungai Cicatih dilanjutkan. Hasilnya, Indrianto (17) menjadi jasad ketiga yang diketemukan warga sekitar pukul 16.00 WIB. Terakhir, Radika (16) ditemukan sekitar pukul 20.00 WIB
Sementara itu, Kapolres Sukabumi AKBP, Asep Edi Suheri mengatakan polisi akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Langkah selanjutnya akan dilakukan pembinaan.”Kami akan menindaklanjuti dengan memanggil saksi saksi, kejadian ini menjadi perhatian bersama,” ujarnya.Untuk mengantisipasi peristiwa yang sama, selanjutnya akan dibentuk satgas sekolah.” Kejadian ini diharapkan menjadi yang terakhir,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sukabumi, Jaenal Mutaqin mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan pemanggilan kedua pihak sekolah. Sedangkan untuk sanski dapat saja dilakukan, salah satunya sekolah bersangkutan dibatasi untuk penerimaan siswa baru.”Sanski seperti dilarang menerima siswa baru dapat dilakukan, tapi dilihat terlebih dahulu,” jelasnya.
Dia mengakui kasus tawuran kecil banyak terjadi. Namun, hingga menyebabkan meninggalnya siswa akibat tawuran diharapkan tidak terulang kembali.” Kejadian seperti ini cukup sekali ini saja,” tegasnya.
Sekda Kabupaten Sukabumi, Adjo Sarjono mengatakan prihatin terhadap peristiwa tawuran pelajar, sebab sudah berapa kali terjadi, bahkan hingga ada korban jiwa. Menurut dia, hal ini akan menjadi bahan evaluasi, tapi untuk penutupan sekolah yang bertindak negatif pemerintah Kabupaten Sukabumi belum dapat melangkah sejuah itu.”Hal ini akan menjadi evaluasi kami. Untuk mengantisipasi hal serupa kami akan lakukan pembinaan. Soal penutupan belum sampai sana karena harus ada evaluasi,” tukasnya. (dri/e)
KRONOLOGIS
- Sekitar pukul 18.00 WIB, pelajar SMKN 1 Pertanian, Cibadak pulang menumpang truk. Ketika tiba di depan sekolah SMK Lodaya, truk bermuatan pelajar SMKN 1 Pertanian dihadang.
-Tawuran pun pecah. Namun puluhan pelajar SMKN 1 Pertanian memilih menyelamatkan diri lari dengan cara terjun ke Sungai Cimahi.
- Dari permukaan mereka dilempari batu oleh sekolah lawan. Sementara, mereka berenang tanpa mengetahui kedalaman sungai.
- Tiga orang dinyatakan tenggelam yakni Rizki (17), Dimas (16) serta Indrianto (17). Warga langsung melakukan pencarian. Rizki, menjadi korban pertama,yang ditemukan, Sabtu (9/11), sekitar pukul 21.00 WIB. Keesokan harinya, Minggu (10/11) menyusul ditemukan Dimas sekitar pukul 07.30 WIB, lalu Indrianto sekitar pukul 16.00 WIB.
SUKABUMI-Tregedi memilukan terkait tawuran pelajar berujung kematian di Kabupaten Sukabumi kembali terulang. Setelah di Kecamatan Ciracap-Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi, satu orang pelajar atas nama Erwinaldo (17), pelajar SMAN Ciracap, yang tewas bersimbah darah lantaran ditusuk senjata tajam (sajam) oleh sekelompok pelajar SMK di Kecamatan Surade. Kini empat siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN) 1 Pertanian Cibadak, yakni M.Rizki (17) , Dimas (16), Indrianto (17) serta Randika (16) tewas tenggelam di sungai Cimahi, Kampung Benda Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak. Mereka nekad masuk sungai setelah dikejar pelajar yang diduga dari SMK Lodaya-Cibadak, akhir pekan lalu.
Peristiwa tragis itu bermula ketika puluhan siswa SMKN 1 Pertanian pulang dengan menumpang truk menuju arah Cicurug. Akan tetapi dalam perjalanan, mereka dihadang puluhan siswa yang diduga berasal dari SMK Lodaya.
Kedua kubu siswa sempat terlibat bentrok tawuran. Sedangkan sebagian pelajar SMKN 1 Pertanian berhamburan menyelamatkan diri menuju arah sungai yang berada sekitar 200 meter dari lokasi bentrok.
Karena terpojok, puluhan siswa nekad menyeberangi sungai. Namun nahas, M. Rizki (17) dan Dimas (16) serta Indrianto (17) juga Randika (16) malah tenggelam karena diduga tak bisa berenang.
Rio, salah seorang korban menuturkan, sekolahnya hari itu sedang mengadakan pentas seni. Kemudian ia dan rekan-rekannya pulang sekitar pukul 16.00 WIB. Tapi mereka memilih tidak langsung pulang, malah nongkrong. Lalu sekitar pukul 18.00, ia dan rekan-rekannya pulang menumpang truk.
Belum terlalu jauh, tepatnya di dekat sekolah SMK Lodaya, truk dihadang pelajar yang diduga dari SMK Lodaya. Bentrokanpun tidak terhindarkan. Namun, karena jumlah yang tidak seimbang, ia dan sebagian rekannya memilih lari menuju ke arah sungai.”Kami lari ke sungai untuk menyelamatkan diri. Mereka yang menghadang tetap mengejar kami. Malah ketika didalam sungai kami masih dilempari batu,” katanya.
Rio mengaku tertangkap pelajar yang mengejarnya. Setelah tertangkap, dipukuli bahkan ditenggelamkan.” Saya tertangkap lalu dikeroyok,” imbuhnya.
Setelah lolos dari sungai, mereka sadar Rizki dan Dimas menghilang. Mereka meminta tolong kepada warga untuk mencari dua temannya. Pencarianpun langsung dilakukan semalaman. Jasad, M Rizki (17), yang pertama kali ditemukan di dasar sungai oleh warga, sekitar, pukul 21.00 WIB, Sabtu (09/11).
Sehari kemudian, menyusul jasad Dimas (16), sekitar pukul 07.30 WIB ditemukan di lokasi yang sama. Kedua jasad langsung dimakamkan pihak keluarga.
Usai kedua jasad diketemukan, pihak sekolah SMKN 1 Cibadak mendapat laporan dua siswa lagi yang hilang. Hingga pencaharian di Sungai Cicatih dilanjutkan. Hasilnya, Indrianto (17) menjadi jasad ketiga yang diketemukan warga sekitar pukul 16.00 WIB. Terakhir, Radika (16) ditemukan sekitar pukul 20.00 WIB
Sementara itu, Kapolres Sukabumi AKBP, Asep Edi Suheri mengatakan polisi akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Langkah selanjutnya akan dilakukan pembinaan.”Kami akan menindaklanjuti dengan memanggil saksi saksi, kejadian ini menjadi perhatian bersama,” ujarnya.Untuk mengantisipasi peristiwa yang sama, selanjutnya akan dibentuk satgas sekolah.” Kejadian ini diharapkan menjadi yang terakhir,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sukabumi, Jaenal Mutaqin mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan pemanggilan kedua pihak sekolah. Sedangkan untuk sanski dapat saja dilakukan, salah satunya sekolah bersangkutan dibatasi untuk penerimaan siswa baru.”Sanski seperti dilarang menerima siswa baru dapat dilakukan, tapi dilihat terlebih dahulu,” jelasnya.
Dia mengakui kasus tawuran kecil banyak terjadi. Namun, hingga menyebabkan meninggalnya siswa akibat tawuran diharapkan tidak terulang kembali.” Kejadian seperti ini cukup sekali ini saja,” tegasnya.
Sekda Kabupaten Sukabumi, Adjo Sarjono mengatakan prihatin terhadap peristiwa tawuran pelajar, sebab sudah berapa kali terjadi, bahkan hingga ada korban jiwa. Menurut dia, hal ini akan menjadi bahan evaluasi, tapi untuk penutupan sekolah yang bertindak negatif pemerintah Kabupaten Sukabumi belum dapat melangkah sejuah itu.”Hal ini akan menjadi evaluasi kami. Untuk mengantisipasi hal serupa kami akan lakukan pembinaan. Soal penutupan belum sampai sana karena harus ada evaluasi,” tukasnya. (dri/e)
KRONOLOGIS
- Sekitar pukul 18.00 WIB, pelajar SMKN 1 Pertanian, Cibadak pulang menumpang truk. Ketika tiba di depan sekolah SMK Lodaya, truk bermuatan pelajar SMKN 1 Pertanian dihadang.
-Tawuran pun pecah. Namun puluhan pelajar SMKN 1 Pertanian memilih menyelamatkan diri lari dengan cara terjun ke Sungai Cimahi.
- Dari permukaan mereka dilempari batu oleh sekolah lawan. Sementara, mereka berenang tanpa mengetahui kedalaman sungai.
- Tiga orang dinyatakan tenggelam yakni Rizki (17), Dimas (16) serta Indrianto (17). Warga langsung melakukan pencarian. Rizki, menjadi korban pertama,yang ditemukan, Sabtu (9/11), sekitar pukul 21.00 WIB. Keesokan harinya, Minggu (10/11) menyusul ditemukan Dimas sekitar pukul 07.30 WIB, lalu Indrianto sekitar pukul 16.00 WIB.
Sumber 2
Quote:
tolong jangan kasih ane
, kalau berita ini bermanfaat jangan lupa
dan kasih ane



Diubah oleh mastereddy 18-11-2013 03:57
0
13.8K
Kutip
123
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan