- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Petani Kopi Luwak Melihat Kesempatan Dibalik Protes "PETA"


TS
omtimo.org
Petani Kopi Luwak Melihat Kesempatan Dibalik Protes "PETA"
Quote:
Petani kopi luwak di Lampung Barat menilai positif dibalik protes besar-besaran yang disampaikan oleh Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan (PETA =People For The Ethical Treatment Of Animals) , atas apa yang mereka anggap selama ini terhadap proses pembuatan kopi luwak, dimana para petani kopi luwak melakukan penyalahgunaan (penyiksaan) hewan endemik dalam proses pembuatan kopi. ”Kami masih melihat ini sebagai bisnis yang baik dengan pasar yang besar. Kritik dan protes adalah suatu hal yang biasa, “kata Paryoto, salah satu petani Lampung Barat.

Wahyu Anggoro beserta para petani lainnya mengakui bahwa bisnis kopi luwak saat ini sedang dalam kondisi yang baik. Dia mengatakan saat ini sudah mulai banyak investor besar menunjukkan minat pada bisnis ini. Dia mengatakan, kopi adalah minuman favorit bagi banyak wisatawan asing. Bahkan, ia menambahkan, ada beberapa pedagang besar dari negara-negara seperti Thailand yang datang ke Lampung Barat secara langsung untuk membeli kopi, khusunya kopi luwak tersebut.
Pada hari Jumat (15/11), Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti, dalam dukungannya kepada petani kopi luwak mengatakan, dia menduga bahwa adanya persaingan bisnis di balik protes dan unjuk rasa oleh yang diselenggarakan Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan beberapa waktu yang lalu, hanya untuk membuat petani kopi luwak Indonesia terlihat buruk di pasaran. “Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa semua petani melakukan penyalahgunaan kepada hewan tersebut. Ini sama seperti para peternak sapi perah dan bagaimana mereka mendapatkan susu sapi tersebut, “katanya.
Sampai saat ini ada 10 kelompok tani di Lampung Barat yang mengandalkan bisnis kopi luwak. Kelompok-kelompok ini memiliki omset kopi luwak hingga 700 kuintal per bulan dengan pendapatan mencapai Rp 1.000.000 per kilogramnya. Para petani ini mengekspor kopi luwak tersebut ke negara-negara seperti Korea Selatan dan Taiwan.

Wahyu Anggoro beserta para petani lainnya mengakui bahwa bisnis kopi luwak saat ini sedang dalam kondisi yang baik. Dia mengatakan saat ini sudah mulai banyak investor besar menunjukkan minat pada bisnis ini. Dia mengatakan, kopi adalah minuman favorit bagi banyak wisatawan asing. Bahkan, ia menambahkan, ada beberapa pedagang besar dari negara-negara seperti Thailand yang datang ke Lampung Barat secara langsung untuk membeli kopi, khusunya kopi luwak tersebut.
Pada hari Jumat (15/11), Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti, dalam dukungannya kepada petani kopi luwak mengatakan, dia menduga bahwa adanya persaingan bisnis di balik protes dan unjuk rasa oleh yang diselenggarakan Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan beberapa waktu yang lalu, hanya untuk membuat petani kopi luwak Indonesia terlihat buruk di pasaran. “Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa semua petani melakukan penyalahgunaan kepada hewan tersebut. Ini sama seperti para peternak sapi perah dan bagaimana mereka mendapatkan susu sapi tersebut, “katanya.
Sampai saat ini ada 10 kelompok tani di Lampung Barat yang mengandalkan bisnis kopi luwak. Kelompok-kelompok ini memiliki omset kopi luwak hingga 700 kuintal per bulan dengan pendapatan mencapai Rp 1.000.000 per kilogramnya. Para petani ini mengekspor kopi luwak tersebut ke negara-negara seperti Korea Selatan dan Taiwan.
Sumber : Kopi Luwak
Ga nolak cendol gan

0
1.8K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan