- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
5 Orang ini beraksi sendirian demi Jakarta yang lebih baik
TS
perdjoenganmuda
5 Orang ini beraksi sendirian demi Jakarta yang lebih baik
Sekitar 50 tahun lalu, Jakarta masih cukup nyaman di huni. Penduduknya tak begitu padat, masih banyak lahan kosong dan pastinya tak kebanjiran dan macet.
Tapi seiring perubahan zaman, Jakarta tak lagi seindah dulu. Jakarta yang metropolitan malah dihimpit sejumlah masalah. Parahnya setiap bertambah usia, Kota Jakarta malah semakin 'sakit.'
Siapa sangka Jakarta jadi begini. Entah siapa pula yang bisa disalahkan, warga, pendatang atau pemerintah daerah?
Sadar beban pemerintah cukup banyak, segelintir orang lantas tergerak hatinya membantu menyelesaikan masalah Jakarta. Mungkin bukan rencana luar biasa, hanya secuil ide kreatif dengan harapan yang sama, yakni Jakarta jadi lebih baik.
Berikut ini, mereka yang dengan kedua tangan dan kakinya berniat mewujudkan Jakarta lebih baik, dan dikutip dari berbagai sumber:
1. Muhammad Daivi, pencetus busway kick untuk penerobos jalur
Muhammad Daivi (62), warga Tanjung Priok, Jakarta Utara ini, saban hari menggunakan Transjakarta untuk kendaraan beraktivitas. Semakin hari, dia mengaku kesal naik Transjakarta bukan karena buruknya fasilitas tapi pelanggar busway semakin banyak.
Geram dengan ulah penyerobot, Daivi lantas terpikir membuat sanksi sosial yang disebut busway kick. Ada tiga gerakan yang dirancang Daivi, sambil berdiri di mulut halte julurkan salah satu kaki ke arah mobil yang melintas, arahkan tangan keluar dengan posisi jempol ke bawah, dan memfoto atau merekam kendaraan si penyerobot.
"Saya pikir apa ya sanksi sosial yang tepat buat mereka, yang seolah tidak konfrontasi tapi cukup membuat mereka malu. Lalu saya buatlah gerakan yang dinamakan busway kick," kata Daivi.
Mulanya gerakan ini dia lakukan di Halte Jatinegara. Sampai sekarang lebih kurang ada 50 halte yang sudah didatangi Daivi sambil melakukan gerakan busway kick-nya.
"Saya sudah daftarkan gerakan ini di-hak cipta. Jadi nggak ada lagi orang-orang yang nanti coba-coba ngaku gerakan ini ide mereka," jelasnya.
2. Wanita usir pemotor serobot trotoar
Kemacetan di jalur regular membuat pemotor di Jakarta mencari alternatif jalan lain agar mereka bisa sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu. Mereka memilih naik ke trotoar dan berbagi jalan dengan pejalan kaki.
Rupanya ulah para pemotor itu, membuat seorang perempuan berjilbab yang sering menggunakan fasilitas pedestrian kesal. Dalam video Youtube yang diunggah seorang pria bernama Shantonio Siagian, pemilik akun youtube "wierki14", terlihat wanita itu berani mengusir pemotor yang coba-coba membelah kemacetan dengan melintasi trotoar di bawah jembatan Semanggi. Video yang diunggah Shantonio itu memiliki durasi 2 menit 38 detik, sekitar tahun 2009 lalu.
Cerita dalam video itu, perempuan seorang wanita berjilbab yang berjalan di trotoar terlihat kesal tempatnya berjalan kaki diserobot pemotor. Dengan hati-hati perempuan itu berjalan melawan arah di trotoar yang dipenuhi pemotor yang melaju ke arah sebaliknya. Sebagai bentuk protesnya, wanita itu tampak menegur para pemotor sampai membuat mereka memilih turun dari trotoar dan kembali ke jalan raya.
3. Anthony Lajar telentang di trotoar agar tak dilintasi motor
Soal ulah pemotor naik trotoar, juga membuat seorang pria bernama Anthony Lajar kesal. Dia lantas membuat ide sengaja tidur terlentang di trotoar sehingga para pengendara motor tidak bisa melewati trotoar di sekitaran kawasan Kota Tua.
Bahkan, Anthony dan beberapa temannya akhirnya sepakat untuk membentuk Koalisi Pejalan Kaki (KPK) sebagai bentuk keprihatinan terhadap hak pejalan kaki yang diambil pengendara motor.
Aksi Anthony itu kemudian dipotret oleh Deddy, seorang konsultan yang juga pengguna KRL Commuter Serpong-Kebayoran Lama. Sebagai masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti kereta dan bus TransJ, Anthony dan Deddy akrab dengan aktivitas jalan kaki. Karena prihatin terhadap para pejalan kaki yang selalu kalah di jalurnya, para pengguna KRL itu lantas berkumpul, berdiskusi dan beraksi.
4. Bule Jepang, ikut beresi sampah-sampah Jakarta
Beberapa warga Jepang yang tinggal di Jakarta prihatin melihat sampah yang terus menggunung. Belum lagi, sampah yang berserakan di jalanan tak kalah banyaknya.
Mereka lantas membuat komunitas, yang diberi nama Jakarta Osoji Club. Komunitas itu beranggotakan para pecinta lingkungan yang konsen memunguti sampah yang berserakan di kawasan Stadion Gelora Bung Karno.
Udara pagi itu cukup sejuk dan jalan sepanjang Pertama Hijau hingga komplek Istora Senayan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) basah. Aspal hitam jalan yang tergenang air ibarat kaca, karena bisa memantulkan bayangan setiap benda yang melewatinya. Suasana itu wajar karena hujan mengguyur Jakarta dari dini hari hingga jelang siang, Minggu (6/1).
Menurut Ketua Jakarta Osoji Club Asidah, aksi ini sebagai bentuk keprihatinan mereka pada lingkungan di Indonesia, khususnya di Jakarta. "Banyak sampah berserakan, tapi warganya kurang peduli keadaan itu, tutur Asidah.
Keprihatinan itulah yang membuat Asidah lantas mengajak rekan-rekannya sesama warga Jepang yang tinggal di Jakarta untuk memunguti sampah yang berserakan di Jakarta. Komunitas ini akhirnya diresmikan dengan nama Jakarta Osoji Club pada tanggal 29 April 2012.
"Harapannya agar kegiatan ini menjadi teladan semua orang, khususnya warga Indonesia, agar tergerak hatinya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan," tambahnya.
5. Abdul, sikat ranjau paku jalanan
Masalah Jakarta yang juga memprihatinkan soal banyaknya ranjau paku di jalanan. Alhasil banyak pengguna jalan yang menjadi korban.
Melihat fenomena itu, tiba-tiba hati Abdul Rohim Saber (44), tergerak jadi relawan yang membersihkan paku-paku di jalanan. Dia bekerja tanpa pamrih. Dengan alat seadanya berupa magnet biasa, Abdul membersihkan paku-paku yang tersebar di jalanan Jakarta.
Dia tak sendiri, melainkan bersama seorang temannya. Dia yakin paku-paku itu sengaja pelaku kejahatan atau pemilik bengkel nakal.
Rupanya, keikhlasan hati Abdul ini banyak dilirik masyarakat luas. Dia lantas didukung membentuk satu komunitas yang disebut Komunitas Sapu Bersih Ranjau Paku (Saber Community). Saat pertama kali dibentuk, komunitas ini hanya terdiri dari Abdul, Siswanto dan Endang. Abdul menjadi ketuanya dan wakilnya Siswanto.
"Dulu terbentuk tanggal 11 bulan 8 tahun 2011," ujar Abdul saat dihubungi merdeka.com, Minggu (10/3).
Aktivitas bersih-bersih paku itu mereka lakukan pada pagi hari sebelum berangkat kerja dan malam hari setelah pulang bekerja. Saat membersihkan, tak jarang mereka dibantu warga. Abdul bercerita, suatu hari saat sedang membersihkan paku di daerah Cideng, tiba-tiba masyarakat berbondong-bondong datang untuk menyumbang beberapa magnet.
"Dari masyarakat ada yang peduli untuk ngasih magnet," kata Abdul.
Seiring berjalannya waktu, keanggotaan mereka kian bertambah. Hingga kini total anggota mencapai 40 orang, meski hanya sekitar 25 orang.
Abdul miris melihat kelakuan warga yang tak bertanggungjawab menyebar paku di jalanan. Pengalaman Abdul, pernah suatu hari ketika dia sudah membersihkan paku pukul 6 sampai 9 pagi, tapi sekitar sampai jam 11, paku sudah ada lagi.
"Pagi disapu siang ada lagi. Ranjau merata di wilayah DKI Jakarta, sedangkan anggota kita terbatas," keluhnya.
Selama dua tahun menjadi relawan pembersih paku, ada empat titik yang menjadi lokasi langganan penyebaran paku. Yakni di Jalan Medan Merdeka Utara, lampu merah Jalan Medan Merdeka Barat, depan Gedung Sekretariat Negara (Sesneg) Jalan Majapahit dan wilayah Sesneg Jalan Veteran. Pekan lalu dia bersih-bersih di tempat itu, Abdul berhasil mengangkut sekitar 4 kwintal paku.
Abdul berharap ada dukungan dari Gubernur Jokowi dengan komunitas ini. Dia yakin, jika komunitas ini digarap serius bukan hanya membersihkan paku tapi juga menertibkan oknum bengkel yang nakal.
"Harapan kami tidak muluk-muluk dari Pemda DKI Jakarta kerjasamanya dengan relawan Saber. Kami sendiri kerja tidak mungkin sendiri, kami hanya bisa sebatas meminimalisir. Tambal-tambal ban ini kan indikasinya mencari keuntungan dari korban ranjau paku ini. Nah ini nanti oleh pemda bisa ditertibkan jalur-jalur yang rawan ranjau itu," tegasnya.
(*http://www.merdeka.com/jakarta/5-orang-ini-beraksi-sendirian-demi-jakarta-yang-lebih-baik/abdul-sikat-ranjau-paku-jalanan.html)
Luar Biasa dengan ke 5 orang ini, mereka sangat perduli terhadap lingkungan sekitar mereka.
Bagaimana dengan kita? apakah kita perduli dengan lingkungan sekitar kita? apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah di sekitar kita? sekarang waktunya untuk kita melakukan hal yang sama dengan ke 5 orang ini, untuk menciptakan Jakarta dan Indonesia yang lebih baik lagi.
Tapi seiring perubahan zaman, Jakarta tak lagi seindah dulu. Jakarta yang metropolitan malah dihimpit sejumlah masalah. Parahnya setiap bertambah usia, Kota Jakarta malah semakin 'sakit.'
Siapa sangka Jakarta jadi begini. Entah siapa pula yang bisa disalahkan, warga, pendatang atau pemerintah daerah?
Sadar beban pemerintah cukup banyak, segelintir orang lantas tergerak hatinya membantu menyelesaikan masalah Jakarta. Mungkin bukan rencana luar biasa, hanya secuil ide kreatif dengan harapan yang sama, yakni Jakarta jadi lebih baik.
Berikut ini, mereka yang dengan kedua tangan dan kakinya berniat mewujudkan Jakarta lebih baik, dan dikutip dari berbagai sumber:
1. Muhammad Daivi, pencetus busway kick untuk penerobos jalur
Muhammad Daivi (62), warga Tanjung Priok, Jakarta Utara ini, saban hari menggunakan Transjakarta untuk kendaraan beraktivitas. Semakin hari, dia mengaku kesal naik Transjakarta bukan karena buruknya fasilitas tapi pelanggar busway semakin banyak.
Geram dengan ulah penyerobot, Daivi lantas terpikir membuat sanksi sosial yang disebut busway kick. Ada tiga gerakan yang dirancang Daivi, sambil berdiri di mulut halte julurkan salah satu kaki ke arah mobil yang melintas, arahkan tangan keluar dengan posisi jempol ke bawah, dan memfoto atau merekam kendaraan si penyerobot.
"Saya pikir apa ya sanksi sosial yang tepat buat mereka, yang seolah tidak konfrontasi tapi cukup membuat mereka malu. Lalu saya buatlah gerakan yang dinamakan busway kick," kata Daivi.
Mulanya gerakan ini dia lakukan di Halte Jatinegara. Sampai sekarang lebih kurang ada 50 halte yang sudah didatangi Daivi sambil melakukan gerakan busway kick-nya.
"Saya sudah daftarkan gerakan ini di-hak cipta. Jadi nggak ada lagi orang-orang yang nanti coba-coba ngaku gerakan ini ide mereka," jelasnya.
2. Wanita usir pemotor serobot trotoar
Kemacetan di jalur regular membuat pemotor di Jakarta mencari alternatif jalan lain agar mereka bisa sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu. Mereka memilih naik ke trotoar dan berbagi jalan dengan pejalan kaki.
Rupanya ulah para pemotor itu, membuat seorang perempuan berjilbab yang sering menggunakan fasilitas pedestrian kesal. Dalam video Youtube yang diunggah seorang pria bernama Shantonio Siagian, pemilik akun youtube "wierki14", terlihat wanita itu berani mengusir pemotor yang coba-coba membelah kemacetan dengan melintasi trotoar di bawah jembatan Semanggi. Video yang diunggah Shantonio itu memiliki durasi 2 menit 38 detik, sekitar tahun 2009 lalu.
Cerita dalam video itu, perempuan seorang wanita berjilbab yang berjalan di trotoar terlihat kesal tempatnya berjalan kaki diserobot pemotor. Dengan hati-hati perempuan itu berjalan melawan arah di trotoar yang dipenuhi pemotor yang melaju ke arah sebaliknya. Sebagai bentuk protesnya, wanita itu tampak menegur para pemotor sampai membuat mereka memilih turun dari trotoar dan kembali ke jalan raya.
3. Anthony Lajar telentang di trotoar agar tak dilintasi motor
Soal ulah pemotor naik trotoar, juga membuat seorang pria bernama Anthony Lajar kesal. Dia lantas membuat ide sengaja tidur terlentang di trotoar sehingga para pengendara motor tidak bisa melewati trotoar di sekitaran kawasan Kota Tua.
Bahkan, Anthony dan beberapa temannya akhirnya sepakat untuk membentuk Koalisi Pejalan Kaki (KPK) sebagai bentuk keprihatinan terhadap hak pejalan kaki yang diambil pengendara motor.
Aksi Anthony itu kemudian dipotret oleh Deddy, seorang konsultan yang juga pengguna KRL Commuter Serpong-Kebayoran Lama. Sebagai masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti kereta dan bus TransJ, Anthony dan Deddy akrab dengan aktivitas jalan kaki. Karena prihatin terhadap para pejalan kaki yang selalu kalah di jalurnya, para pengguna KRL itu lantas berkumpul, berdiskusi dan beraksi.
4. Bule Jepang, ikut beresi sampah-sampah Jakarta
Beberapa warga Jepang yang tinggal di Jakarta prihatin melihat sampah yang terus menggunung. Belum lagi, sampah yang berserakan di jalanan tak kalah banyaknya.
Mereka lantas membuat komunitas, yang diberi nama Jakarta Osoji Club. Komunitas itu beranggotakan para pecinta lingkungan yang konsen memunguti sampah yang berserakan di kawasan Stadion Gelora Bung Karno.
Udara pagi itu cukup sejuk dan jalan sepanjang Pertama Hijau hingga komplek Istora Senayan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) basah. Aspal hitam jalan yang tergenang air ibarat kaca, karena bisa memantulkan bayangan setiap benda yang melewatinya. Suasana itu wajar karena hujan mengguyur Jakarta dari dini hari hingga jelang siang, Minggu (6/1).
Menurut Ketua Jakarta Osoji Club Asidah, aksi ini sebagai bentuk keprihatinan mereka pada lingkungan di Indonesia, khususnya di Jakarta. "Banyak sampah berserakan, tapi warganya kurang peduli keadaan itu, tutur Asidah.
Keprihatinan itulah yang membuat Asidah lantas mengajak rekan-rekannya sesama warga Jepang yang tinggal di Jakarta untuk memunguti sampah yang berserakan di Jakarta. Komunitas ini akhirnya diresmikan dengan nama Jakarta Osoji Club pada tanggal 29 April 2012.
"Harapannya agar kegiatan ini menjadi teladan semua orang, khususnya warga Indonesia, agar tergerak hatinya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan," tambahnya.
5. Abdul, sikat ranjau paku jalanan
Masalah Jakarta yang juga memprihatinkan soal banyaknya ranjau paku di jalanan. Alhasil banyak pengguna jalan yang menjadi korban.
Melihat fenomena itu, tiba-tiba hati Abdul Rohim Saber (44), tergerak jadi relawan yang membersihkan paku-paku di jalanan. Dia bekerja tanpa pamrih. Dengan alat seadanya berupa magnet biasa, Abdul membersihkan paku-paku yang tersebar di jalanan Jakarta.
Dia tak sendiri, melainkan bersama seorang temannya. Dia yakin paku-paku itu sengaja pelaku kejahatan atau pemilik bengkel nakal.
Rupanya, keikhlasan hati Abdul ini banyak dilirik masyarakat luas. Dia lantas didukung membentuk satu komunitas yang disebut Komunitas Sapu Bersih Ranjau Paku (Saber Community). Saat pertama kali dibentuk, komunitas ini hanya terdiri dari Abdul, Siswanto dan Endang. Abdul menjadi ketuanya dan wakilnya Siswanto.
"Dulu terbentuk tanggal 11 bulan 8 tahun 2011," ujar Abdul saat dihubungi merdeka.com, Minggu (10/3).
Aktivitas bersih-bersih paku itu mereka lakukan pada pagi hari sebelum berangkat kerja dan malam hari setelah pulang bekerja. Saat membersihkan, tak jarang mereka dibantu warga. Abdul bercerita, suatu hari saat sedang membersihkan paku di daerah Cideng, tiba-tiba masyarakat berbondong-bondong datang untuk menyumbang beberapa magnet.
"Dari masyarakat ada yang peduli untuk ngasih magnet," kata Abdul.
Seiring berjalannya waktu, keanggotaan mereka kian bertambah. Hingga kini total anggota mencapai 40 orang, meski hanya sekitar 25 orang.
Abdul miris melihat kelakuan warga yang tak bertanggungjawab menyebar paku di jalanan. Pengalaman Abdul, pernah suatu hari ketika dia sudah membersihkan paku pukul 6 sampai 9 pagi, tapi sekitar sampai jam 11, paku sudah ada lagi.
"Pagi disapu siang ada lagi. Ranjau merata di wilayah DKI Jakarta, sedangkan anggota kita terbatas," keluhnya.
Selama dua tahun menjadi relawan pembersih paku, ada empat titik yang menjadi lokasi langganan penyebaran paku. Yakni di Jalan Medan Merdeka Utara, lampu merah Jalan Medan Merdeka Barat, depan Gedung Sekretariat Negara (Sesneg) Jalan Majapahit dan wilayah Sesneg Jalan Veteran. Pekan lalu dia bersih-bersih di tempat itu, Abdul berhasil mengangkut sekitar 4 kwintal paku.
Abdul berharap ada dukungan dari Gubernur Jokowi dengan komunitas ini. Dia yakin, jika komunitas ini digarap serius bukan hanya membersihkan paku tapi juga menertibkan oknum bengkel yang nakal.
"Harapan kami tidak muluk-muluk dari Pemda DKI Jakarta kerjasamanya dengan relawan Saber. Kami sendiri kerja tidak mungkin sendiri, kami hanya bisa sebatas meminimalisir. Tambal-tambal ban ini kan indikasinya mencari keuntungan dari korban ranjau paku ini. Nah ini nanti oleh pemda bisa ditertibkan jalur-jalur yang rawan ranjau itu," tegasnya.
(*http://www.merdeka.com/jakarta/5-orang-ini-beraksi-sendirian-demi-jakarta-yang-lebih-baik/abdul-sikat-ranjau-paku-jalanan.html)
Luar Biasa dengan ke 5 orang ini, mereka sangat perduli terhadap lingkungan sekitar mereka.
Bagaimana dengan kita? apakah kita perduli dengan lingkungan sekitar kita? apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah di sekitar kita? sekarang waktunya untuk kita melakukan hal yang sama dengan ke 5 orang ini, untuk menciptakan Jakarta dan Indonesia yang lebih baik lagi.
0
1.4K
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan