Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xteven12Avatar border
TS
xteven12
KOMPOLNAS BELA POLRI SAAT DIKRITIK OLEH KPK
Merdeka.com - Serangan bertubi-tubi diterima Kapolri Jenderal Sutarman di peluncuran buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan'. Narasumber yang datang dari KPK, DPR, pegiat antikorupsi membandingkan polisi zaman sekarang.

Aksi protes pun terlontar dari mulut Adrianus Meliala selaku komisioner kompolnas. "Ini menjadi Polri sentris. Bukunya pun berwarna Polri. Yang menjadi pembahasan Pak Hoegeng kenapa efek belajar ditujukan pada Polri. Padahal harusnya ada Kemenkum HAM dan Imigrasi di mana mereka?" kata Adrianus.

Tidak seperti Sutarman yang membalas sindiran KPK, DPR dan pegiat antikorupsi dengan defensif, Adrianus justru membela Polri lebih relevan dan teoritis. Seperti saat Polri dituding menerima banyak uang sampingan yang kemudian disetor ke atasan, Adrianus pun membalas.

"Polisi hampir sama dengan media enemy enggak mau dilihat bagus. Kalau KPK media darling. Kalau Polri mau jadi Hoegeng jika saudara Anda masuk tahanan jangan menggerutu kalau tidak ada makanan," kata Adrianus di Toko Buku Gramedia PIM, Jakarta, Minggu (17/10).

Menurut Adrianus, Polri sebenarnya tidak menyediakan anggaran makan untuk para tahanan. Uang untuk makan tahanan ternyata didapat dari uang sampingan yang diterima polisi.

Begitu juga untuk pengidentifikasian DNA dan pendanaan Densus 88. Bahkan untuk menangani kasus jika menganut gaya Hoegeng dipastikan anggaran polisi untuk penanganan kasus cuma sanggup sampai bulan Juli.

"Saya tidak mengatakan boleh kotor. Tapi tetap harus didukung sistem tatanya diperbaiki. Seyogyanya karir Hoegeng ada pada masanya dan tidak kontekstual," tutup Adrianus.

Mendengar perkataan Adrianus, Sutarman mengucapkan terima kasih. "Cuma kompolnas yang mengerti bagaimana kita ini," kata Sutarman.

Sebelumnya, serangan bertubi diterima Kapolri Komjen Sutarman saat peluncuran buku 'Hoegeng polisi dan menteri teladan. Sindiran pertama dilakukan ketua KPK Abraham Samad.

"Saya tanya pada Mayor dan Kolonel polisi. Apa yang terlontar, 'Abraham kami mau berubah kami mau jadi polisi yang baik tapi gimana kita bisa baik, kalau terus kita ditarget sama atasan," kata Abraham di Gramedia Pondok Indah, Minggu (17/11).

Lalu aktivis antikorupsi, Teten Masduki. "Hoegeng pernah menangkap menteri luar negeri dan pimpinan partai. Pak tarman. (Sutarman) pasti takut tangkap SBY," serang Teten.

Terakhir serangan disampaikan anggota DPR Komisi III, Bambang Soesatyo. "Karena di polisi masih budaya lama dengan modifikasi yang mengikuti filosofi katak, menyembah ke atas yang di bawah setor ke atas. Ini ada di kepolisian, ini PR pak Tarman," kata Bambang.

Sutarman yang duduk berseberangan dengan ketiga narasumber hanya tertunduk dan sesekali menulis di memonya. Sutarman mencoba menahan air mata yang hendak jatuh meski beberapa bulir air mata tidak bisa dia bendung.

"Kritik dan masukan akan saya terima harus saya perbaiki. Saya tidak akan marah, akan senyum, tenang. Jabatan itu hanya amanah besok pun turun harus sudah siap," jawab Sutarman.

Bahkan sambil bercanda, Sutarman mengatakan, "Kalau tahu begini saya enggak datang," candanya.

Ember

-alibi detected-
kompolnas n polri bener2 se-iya se-kata.. sungguh romantis.. emoticon-Kiss
n.b : ane msh percaya klo msh ada oknum polisi yg baik dan profesional emoticon-Cendol (S) (yah.. hanya oknum)

Spoiler for Jangan Di Buka:
Diubah oleh xteven12 18-11-2013 01:17
0
2.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan