- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Negara-Negara" Yang Ada/Pernah Ada Di Dalam Negara Indonesia


TS
joyboyx
"Negara-Negara" Yang Ada/Pernah Ada Di Dalam Negara Indonesia


Halloo Agan/Aganwati sekalian, ane cuman mau berbagi info. Jikalau ada yang salah mohon kasih komeng ya. Jangan langsung di 
Hehehehe....

Hehehehe....
Tapi sebelumnya :






Langsung dimulai aja ya gan, jangan lupa siapin cendolnya, hehehe...

Quote:
"NEGARA"
Apa yang terlintas di benak agan kalau mendengar kata tersebut?
Pasti rata-rata pada mikir presiden, pemerintah, politik, rakyat, wilayah, dll bukan?
Memang tidak salah, karena menurut KBBI sendiri, Negara berarti suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.
Adapun syarat sebuah wilayah dikatakan Negara ada 2. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Sekian dulu ya teori sejarahnya dari ane, sisanya silahken tanya ke guru sejarah SD/SMP/SMA nya masing-masing
Kali ini ane mau berbagi info mengenai "negara-negara" yang memproklamirkan keberadaannya didalam negara INDONESIA kita tercinta ini.
Untuk mempermudah pemahaman kita (dan supaya gak monoton), ane bagi jadi 2 periode. Yaitu pada masa-masa kemerdekaan dan pada masa sekarang.
Langsung cekidot aja gan:
Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara lainnya. Negara boneka secara harfiah berarti negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya sebagai dalang.
Berikut adalah Negara-Negara boneka yang ada pada masa kemerdekaan Indonesia:

1. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

GAM adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Mantan presiden Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai fasilitator.
Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
2. Republik Maluku Selatan (RMS)

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan, Belanda.
Pada 25 April 1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tkdak bisa berpangku tangan menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta api.
Pada saat Kerusuhan Ambon yang terjadi antara 1999-2004, RMS kembali mencoba memakai kesempatan untuk menggalang dukungan dengan upaya-upaya provokasi, dan bertindak dengan mengatas-namakan rakyat Maluku. Beberapa aktivis RMS telah ditangkap dan diadili atas tuduhan kegiatan-kegiatan teror yang dilakukan dalam masa itu, walaupun sampai sekarang tidak ada penjelasan resmi mengenai sebab dan aktor dibalik kerusuhan Ambon.
Pada tanggal 29 Juni 2007, beberapa elemen aktivis RMS berhasil menyusup masuk ke tengah upacara Hari Keluarga Nasional yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para pejabat dan tamu asing. Mereka menari tarian Cakalele seusai Gubernur Maluku menyampaikan sambutan. Para hadirin mengira tarian itu bagian dari upacara meskipun sebenarnya tidak ada dalam jadwal. Mulanya aparat membiarkan saja aksi ini, namun tiba-tiba para penari itu mengibarkan bendera RMS. Barulah aparat keamanan tersadar dan mengusir para penari keluar arena. Di luar arena para penari itu ditangkapi. Sebagian yang mencoba melarikan diri dipukuli untuk dilumpuhkan oleh aparat. Pada saat ini (30 Juni 2007) insiden ini sedang diselidiki. Beberapa hasil investigasi menunjukkan bahwa RMS masih eksis dan mempunyai Presiden Transisi bernama Simon Saiya. Beberapa elemen RMS yang dianggap penting ditahan di kantor Densus 88 Anti Teror.
3. Organisasi Papua Merdeka dan Republik Papua Barat

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. .
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.
Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.
Apa yang terlintas di benak agan kalau mendengar kata tersebut?
Pasti rata-rata pada mikir presiden, pemerintah, politik, rakyat, wilayah, dll bukan?
Memang tidak salah, karena menurut KBBI sendiri, Negara berarti suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.
Adapun syarat sebuah wilayah dikatakan Negara ada 2. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Sekian dulu ya teori sejarahnya dari ane, sisanya silahken tanya ke guru sejarah SD/SMP/SMA nya masing-masing

Kali ini ane mau berbagi info mengenai "negara-negara" yang memproklamirkan keberadaannya didalam negara INDONESIA kita tercinta ini.
Untuk mempermudah pemahaman kita (dan supaya gak monoton), ane bagi jadi 2 periode. Yaitu pada masa-masa kemerdekaan dan pada masa sekarang.
Langsung cekidot aja gan:
Spoiler for 1. Negara-Negara Boneka Era Kemerdekaan:
Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara lainnya. Negara boneka secara harfiah berarti negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya sebagai dalang.
Spoiler for Peta Negara Boneka di Indonesia:

Berikut adalah Negara-Negara boneka yang ada pada masa kemerdekaan Indonesia:

Spoiler for Negara-negara di Indonesia pada Masa Modern:
1. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

GAM adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Mantan presiden Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai fasilitator.
Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
2. Republik Maluku Selatan (RMS)

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan, Belanda.
Pada 25 April 1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tkdak bisa berpangku tangan menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta api.
Pada saat Kerusuhan Ambon yang terjadi antara 1999-2004, RMS kembali mencoba memakai kesempatan untuk menggalang dukungan dengan upaya-upaya provokasi, dan bertindak dengan mengatas-namakan rakyat Maluku. Beberapa aktivis RMS telah ditangkap dan diadili atas tuduhan kegiatan-kegiatan teror yang dilakukan dalam masa itu, walaupun sampai sekarang tidak ada penjelasan resmi mengenai sebab dan aktor dibalik kerusuhan Ambon.
Pada tanggal 29 Juni 2007, beberapa elemen aktivis RMS berhasil menyusup masuk ke tengah upacara Hari Keluarga Nasional yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para pejabat dan tamu asing. Mereka menari tarian Cakalele seusai Gubernur Maluku menyampaikan sambutan. Para hadirin mengira tarian itu bagian dari upacara meskipun sebenarnya tidak ada dalam jadwal. Mulanya aparat membiarkan saja aksi ini, namun tiba-tiba para penari itu mengibarkan bendera RMS. Barulah aparat keamanan tersadar dan mengusir para penari keluar arena. Di luar arena para penari itu ditangkapi. Sebagian yang mencoba melarikan diri dipukuli untuk dilumpuhkan oleh aparat. Pada saat ini (30 Juni 2007) insiden ini sedang diselidiki. Beberapa hasil investigasi menunjukkan bahwa RMS masih eksis dan mempunyai Presiden Transisi bernama Simon Saiya. Beberapa elemen RMS yang dianggap penting ditahan di kantor Densus 88 Anti Teror.
3. Organisasi Papua Merdeka dan Republik Papua Barat

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. .
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.
Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.
SUMBER: JoySource1JoySource2
Spoiler for BONUS!!!:
REPUBLIK THEPANASDALAM SERIKAT

The PanasDalam didirikan pada tanggal 18 Agustus tahun 1995 di studio seni lukis Fakultas Senirupa dan Desain ITB, sebagai sebuah negara yang memisahkan diri dari Indonesia. Didirikan sebagai sebuah sikap atas jika sebuah negara, yaitu Indonesia, menjadi bukan lagi milik bangsanya, melainkan milik sebuah keluarga di Jakarta, maka saksikan inilah kami. Negara Kesatuan Republik The Panasdalam punya wilayah seluas 8 kali 10 meter. Negara satu-satunya di dunia yang berada di lantai dua dan juga negara kecil yang lebih kecil dari negara terkecil mana pun yang ada di dunia. Saking kecilnya bahkan orang-orang dari MURI pun tidak sampai mengetahuinya.

Penduduknya, pada waktu itu, berjumlah 18 orang, sehingga harus lagi dikatakan bahwa satu-satunya presiden di dunia yang hapal nama penduduknya adalah presiden Negara Kesatuan Republik The Panasdalam. Dialah presidennya yang harus bahagia bersama penduduknya karena menjadi bangsa dari sebuah negara kaya, yang semua penduduknya bisa pergi keluar negeri semaunya, seenaknya, termasuk untuk Buang Air besar, jumatan dan hal lainnya yang remeh. Coba tanya di mana pacar kami dan orangtua kami? Kami akan menjawab bahwa mereka tinggal di luar negeri. Negara Kesatuan RepublikThe Panasdalam punya lambang negaranya sendiri dan juga jargon yang mudah dihapal meskipun berbahasa Latin: Argumentum In Absurdum. Benderanya bagus, nyaris seperti bendera Amerika, atas dasar berharap bahwa tiap diri kami adalah adi kuasa bagi diri kami sendiri.Kegiatan penduduknya kebanyakan kuliah, tetapi juga menyanyi dengan lagu bikinannya sendiri. Setiap lagu adalah yang dibikin berdasar pada realita peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menjadi sebuah lagu dokumenter yang akan membantu mengungkap kenangan akan kisah yang terjadi di balik lagunya.
Beberapa kawan mahasiswa Indonesia tahu bahwa The Panasdalam adalah sebuah negara, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka sering mendengar penduduk The panasdalam suka menyanyi di radio EH-ITB dengan menyebut diri sebagai Kaumusikampusentris ITB, menyebabkan mereka berfikir mengundang kami untuk tampil nyanyi di acara mereka, terutama di acara orasi menggugat kepemimpinan Suharto. Pada saatnya kami harus bersikap profesional dengan cuma tampil menyanyi tanpa bermaksud ada ingin ikut campur dengan urusan dalam negeri mereka, kecuali cuma untuk bilang: Sampaikan kepada presiden kalian, terimakasih konsumsinya yang sudah diberikan oleh rakyatnya kepada kami.

Pada tahun 1999, pasca turunnya Suharto dari tampuk kepemimpinannya, NKR The Panasdalam menyelenggarakan muktamar yang pertama, tema yang dibicarakan adalah mencari keputusan bersama apakah The Panasdalam setelah Suharto turun akan begabung kembali dengan NKRI atau terus menjadi sebuah negara? Keputusannya adalah kembali bergabung dengan NKRI, suka atau tidak itulah suara terbanyak. Maka bergabunglah kami dengan ditandai tepuk tangan dan mengubah namanya menjadi Daerah Istimewa The Panasdalam. Setelah itu hari-hari selanjutnya adalah sunyi. Beberapa penduduk D.I The Panasdalam diwisuda, sebagian ada yang langsung menikah, sebagiannya lagi ada yang melanjutkan kuliah ke negara jauh yang ada di eropa. Inilah saatnya D.I The Panasdalam merasakan sunyi yang lebih sunyi dari yang sudah dikatakan. Sunyi berat. Mungkin bisa dikatakan bubar, tetapi nyatanya tidak. Mungkin bisa dikatakan tidak keurus, tapi nyatanya iya, meskipun masih terus tersimpan di dalam masing hati setiap "penduduknya".
Tahun 2003, Pidi Baiq, Imam Besar The Panasdalam, sepulang dia dari sebuah negara yang jauh, menghidupkan kembali The Panasdalam, tetapi sudah tidak lagi di ITB, tetapi sudah bukan lagi sebagai sebuah negara, melainkan sebagai sebuah Kelompok Musik Separatis yang nyata-nyata diniatkan sebagai alat untuk dia melakukan gerakan oposisi terhadap jalur musik mainstream Indonesia. Dia berucap, inilah The Panasdalam, Kaumusikurangajarasain.

Bergabung dengannya Erwin, mantan "penduduk". Bergabung dengannya Iwan Nawa, seorang juru musik dari salah satu gereja di Bandung yang bilang pernah dengar lagu-lagu The Panasdalam dan dia suka. Bergabung dengannya orang-orang selain itu yang kebanyakan adalah dari kampus yang bukan ITB. Mereka keren dan merasa keren bersama The panasdalam, atau mungkin tidak, tetapi nyatanya mereka suka. Sejak itu The panasdalam muncul betul-betul sebagai sebuah kelompok musik sebagaimana masyarakat umum kemudian mengenalnya sebagai itu juga. Manggung di mana-mana dan merekam sendiri semua lagu-lagu The Panasdalam, yang setelah dihitung ternyata banyak sekali jumlahnya, bahkan mungkin sudah sampai 200 lagu
Sekian Thread dari ane. Niat ane cuma membagikan informasi yang ane dapat. Bila ada kesalahan mohon dikoreksi, jangan langsung lempar
, ane belum nhiat bangun rumah gan 
Kalu berkenan, Mohon beri ane
ama
biar jadi HT. Komeng juga silahkan gan 


Kalu berkenan, Mohon beri ane







Jikalau ada yang pengin nambahin, dipersilahkan gan. Ntar ane taruh di Pejwan


Quote:
Thread Ane yang lain:
[HOT-THREAD] Artis-Artis yang Menolak Tampil di Dahsyat
Haji Agus Salim, Pahlawan Indonesia Ahli 9 Bahasa Termasuk Bahasa Kambing [HOT THREAD!!]
Ulat Berwajah Hello Kitty
Kuil Dewa Payudara di Jepang
Serba-Serbi Injil Setan
6 Band Rock Favorite Jokowi
Organisasi Rahasia Dari Indonesia
Manfaat Lain Kopi Selain Diminum
Didalam Hujan Ada Lagu Yang Hanya Bisa Didengar Oleh Mereka Yang Rindu
Perbedaan Illuminati Dengan Freemason
Kata-Kata Mutiara Nan Jenaka
[HOT-THREAD] Artis-Artis yang Menolak Tampil di Dahsyat
Haji Agus Salim, Pahlawan Indonesia Ahli 9 Bahasa Termasuk Bahasa Kambing [HOT THREAD!!]
Ulat Berwajah Hello Kitty
Kuil Dewa Payudara di Jepang
Serba-Serbi Injil Setan
6 Band Rock Favorite Jokowi
Organisasi Rahasia Dari Indonesia
Manfaat Lain Kopi Selain Diminum
Didalam Hujan Ada Lagu Yang Hanya Bisa Didengar Oleh Mereka Yang Rindu
Perbedaan Illuminati Dengan Freemason
Kata-Kata Mutiara Nan Jenaka
0
8.5K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan