- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Modus Korupsi Orang Tua dan Orang Muda Berbeda


TS
jajang100
Modus Korupsi Orang Tua dan Orang Muda Berbeda
JAKARTA, KOMPAS.com — Kendati motif yang digunakan para koruptor dalam setiap perbuatannya sama, tetapi ada perbedaan modus operandi yang digunakan antara koruptor tua dan koruptor muda dalam menyamarkan uang hasil kejahatannya.
"Motif korupsi itu cuma memperkaya diri sendiri, ekonomi. Kalau dia mengatasnamakan orang lain, akhirnya dia akan melakukan integration," kata Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso saat ditemui di Jakarta, Sabtu (16/11/2013).
Agus mengatakan, PPATK telah mengklasifikasi modus yang digunakan para koruptor berdasarkan umur.
Para koruptor berusia 45 tahun ke atas memiliki kecenderungan menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk harta tak bergerak, seperti rumah dan tanah.
Kendati demikian, tak jarang pula para koruptor menyamarkan kekayaan tak halal mereka dengan harta bergerak, seperti mobil mewah atau perhiasan seharga ratusan hingga miliaran rupiah.
Contohnya, kasus dugaan korupsi pengaturan kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan rekan dekatnya, Ahmad Fathanah.
Dalam kasus tersebut, Luthfi dan Fathanah diduga menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk sejumlah mobil dan rumah mewah.
"Tapi, anak-anak muda umur 48 tahun ke bawah lebih suka mencuci uang ke produk-produk keuangan, seperti polis asuransi, untuk anak-anak mereka supaya tidak begitu kelihatan. Kelihatan melarat saja, padahal polisnya banyak, nanti akan diambil 25 tahun kemudian," terang Agus.
Selain itu, Agus menambahkan, para koruptor muda juga kerap membelanjakan uang hasil korupsinya dalam bentuk reksa dana atau saham. Tujuannya agar tindakan yang mereka lakukan tak diendus aparat penegak hukum.
Namun, Agus mengakui, PPATK telah banyak bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melacak kekayaan pejabat negara yang diduga diperoleh dengan cara-cara tak halal. Kerja sama tersebut, kata Agus, menyentuh semua pihak mulai dari lembaga negara bahkan hingga dealer mobil.
"Mereka pikir tidak kelihatan, kalau kita lihat kan mungkin jadi kelihatan. Ini ada perubahan modus antara generasi muda dan tua," tuntasnya.
http://nasional.kompas.com/read/2013...g.Muda.Berbeda
"Motif korupsi itu cuma memperkaya diri sendiri, ekonomi. Kalau dia mengatasnamakan orang lain, akhirnya dia akan melakukan integration," kata Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso saat ditemui di Jakarta, Sabtu (16/11/2013).
Agus mengatakan, PPATK telah mengklasifikasi modus yang digunakan para koruptor berdasarkan umur.
Para koruptor berusia 45 tahun ke atas memiliki kecenderungan menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk harta tak bergerak, seperti rumah dan tanah.
Kendati demikian, tak jarang pula para koruptor menyamarkan kekayaan tak halal mereka dengan harta bergerak, seperti mobil mewah atau perhiasan seharga ratusan hingga miliaran rupiah.
Contohnya, kasus dugaan korupsi pengaturan kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan rekan dekatnya, Ahmad Fathanah.
Dalam kasus tersebut, Luthfi dan Fathanah diduga menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk sejumlah mobil dan rumah mewah.
"Tapi, anak-anak muda umur 48 tahun ke bawah lebih suka mencuci uang ke produk-produk keuangan, seperti polis asuransi, untuk anak-anak mereka supaya tidak begitu kelihatan. Kelihatan melarat saja, padahal polisnya banyak, nanti akan diambil 25 tahun kemudian," terang Agus.
Selain itu, Agus menambahkan, para koruptor muda juga kerap membelanjakan uang hasil korupsinya dalam bentuk reksa dana atau saham. Tujuannya agar tindakan yang mereka lakukan tak diendus aparat penegak hukum.
Namun, Agus mengakui, PPATK telah banyak bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melacak kekayaan pejabat negara yang diduga diperoleh dengan cara-cara tak halal. Kerja sama tersebut, kata Agus, menyentuh semua pihak mulai dari lembaga negara bahkan hingga dealer mobil.
"Mereka pikir tidak kelihatan, kalau kita lihat kan mungkin jadi kelihatan. Ini ada perubahan modus antara generasi muda dan tua," tuntasnya.
http://nasional.kompas.com/read/2013...g.Muda.Berbeda
0
695
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan