- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mayat Mahasiswi Unipa Disetubuhi Sebelum Dibuang


TS
ptambu
Mayat Mahasiswi Unipa Disetubuhi Sebelum Dibuang
Mayat Mahasiswi Unipa
Disetubuhi Sebelum Dibuang

Disetubuhi Sebelum Dibuang

Quote:
VIVAnews - Enam hari usai penemuan mayat seorang model dalam karung yang tak lain adalah Vita Fitria Dewi, mahasiswi Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, polisi menangkap dua pelakunya.
Pelaku yang diketahui bernama Yunanda Bagus Putra dan Restu Eka Briantitasari, teman kampus korban, diduga membunuh lantaran ingin menguasai harta korban. Kedua mengakui sedang terbelit utang.
Tak hanya merampas seluruh barang berharga mahasiswi jurusan tata busana itu, salah satu pelaku bahkan sempat menyetubuhi mayat korban sebelum dibuang.
Kedua pelaku saat ini sudah berada di Mapolres Mojokerto. Menurut pengakuan mereka, aksi keji mereka dilakukan di sebuah vila di kawasan Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur.
Pelaku membunuh korban dengan cara membekap wajah dengan syal dan membenamkan wajah korban ke bantal hingga tewas. Jenazah korban kemudian dibawa ke kawasan Jalan Raya Pacet - rawas dan dibuang di pinggir hutan Pacet.
"Saya terpaksa membunuh karena butuh uang untuk membayar utang. Saya juga sempat menyetubuhi korban," kata Yunanda di Mapolres Mojokerto, Sabtu, 16 November 2013.
Penangkapan pelaku berhasil dilakukan setelah polisi mengungkap identitas korban. Dari hasil pemeriksaan saksi, diketahui bahwa sebelum menghilang, korban dijemput keduanya. Mereka berpura-pura meminta jasa rias wajah.
Polisi kemudian memburu pelaku dan berhasil menangkap keduanya di di Banjarnegara, Jawa Tengah. "Setelah menjalani pemeriksaan, pelaku langsung menjalani rekonstruksi di lokasi pembuangan mayat," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP I Gede Suwartika.
Di lokasi ini, hanya Yunanda yang memperagakan saat membuang mayat Vita, karena dia memang seorang diri saat membuang. (art)
Laporan: Handi Firmansyah/ANTV Mojokerto
Pelaku yang diketahui bernama Yunanda Bagus Putra dan Restu Eka Briantitasari, teman kampus korban, diduga membunuh lantaran ingin menguasai harta korban. Kedua mengakui sedang terbelit utang.
Tak hanya merampas seluruh barang berharga mahasiswi jurusan tata busana itu, salah satu pelaku bahkan sempat menyetubuhi mayat korban sebelum dibuang.
Kedua pelaku saat ini sudah berada di Mapolres Mojokerto. Menurut pengakuan mereka, aksi keji mereka dilakukan di sebuah vila di kawasan Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur.
Pelaku membunuh korban dengan cara membekap wajah dengan syal dan membenamkan wajah korban ke bantal hingga tewas. Jenazah korban kemudian dibawa ke kawasan Jalan Raya Pacet - rawas dan dibuang di pinggir hutan Pacet.
"Saya terpaksa membunuh karena butuh uang untuk membayar utang. Saya juga sempat menyetubuhi korban," kata Yunanda di Mapolres Mojokerto, Sabtu, 16 November 2013.
Penangkapan pelaku berhasil dilakukan setelah polisi mengungkap identitas korban. Dari hasil pemeriksaan saksi, diketahui bahwa sebelum menghilang, korban dijemput keduanya. Mereka berpura-pura meminta jasa rias wajah.
Polisi kemudian memburu pelaku dan berhasil menangkap keduanya di di Banjarnegara, Jawa Tengah. "Setelah menjalani pemeriksaan, pelaku langsung menjalani rekonstruksi di lokasi pembuangan mayat," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP I Gede Suwartika.
Di lokasi ini, hanya Yunanda yang memperagakan saat membuang mayat Vita, karena dia memang seorang diri saat membuang. (art)
Laporan: Handi Firmansyah/ANTV Mojokerto
sumber
Benar2 orang sakit jiwa.

Untuk apa coba diperkaos dulu sebelum mayatnya dibuang ?
Lebih parah lagi,
menghadapi mayat yang sudah berdarah2 seperti demikian,
kenikmatan apa yang dirasakan pelaku ?

Info2 tambahan :
Quote:
Original Posted By ErnestoGuevara.►
Kalau memang necrofilia harusnya ditandai oleh 9 symtoms di bawah sih:

Kalau memang necrofilia harusnya ditandai oleh 9 symtoms di bawah sih:
Quote:
Original Posted By greg101►
duit yg diambil buat cicilan mobil, sakit jiwa nih orang
Bunuh Vita demi Cicilan Mobil Rp5 Juta
MOJOKERTO – Tidak menunggu lama bagi polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan mahasiswi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa), Vita Fitria Dewi. Hanya selisih enam hari, Polres Mojokerto bersama Polrestabes Surabaya berhasil menangkap dua orang yang diduga pembunuh Vita berinisial R dan Y saat bersembunyi di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Polisimemastikanmotif pembunuhan Vita adalah pemerasan bukan asmara. ”Pelaku hanya dua orang ini. R adalah teman satu kampus dan Y adalah rekan korban di luar kampus. Antara korban dan dua pelaku ini memang saling kenal,” ungkap Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP I Gede Suwartika, kemarin. Seperti diberitakan, jasad Vita Fitria Dewi ditemukan seorang pencari rumput di Desa Claket, di Dusun Claket, Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/11) lalu. Saat ditemukan, tubuh gadis cantik ini berada di dalam karung.
Namun sepandai- pandainya pelaku menghilangkan jejak (membungkus Vitria dengan karung), polisi tetap berhasil mengendusnya. Polisi melacak kedua pelaku dengan menggunakan global positioning system (GPS) tracker. Dari sinyal ponsel diketahui pelaku kabur ke Sampang, Madura. Perburuan pelaku akhirnya sampai di Banjarnegara. Di tempat ini, Y dan R menginap di rumah saudaranya. Kemarin, mereka diseret penyidik di lokasi pembuangan di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Kami sedang pra-rekonstruksi di TKP Pembuangan,” kata Gede. Dari hasil penyidikan, Gede mengungkapkan, sebelum kejadian tewas, Vita sebenarnya tidak menghilang dari temantemannya. Dia meninggalkan lokasi PPL pada Minggu 10 November dan pada Senin 11 November sudah temukan tewas di tempat tersebut. Adapun motif pembunuhan adalah pemerasan bukan berlatar belakang asmara. “Pelaku R ini sedang terbelit utang karena butuh uang untuk membayar cicilan mobil senilai Rp5 Juta,” kata Gede.
R memang kenal dengan korban. Saat itu, R melihat Vita ini sering menerima orderan hingga dianggap sang model kampus ini banyak uang. R kemudian membuat rencana jahat yakni mengajak Vita untuk pemotretan bersama tersangka Y warga Karangbong, Sidoarjo. Dua orang ini kemudian mengajak Vita dengan dalih untuk pemotretan di Gunung Bromo. Tiga orang ini kemudian berangkat dengan mengendarai Mobil Xenia W 1963 RB.
Rupanya, mereka tidak pergi ke gunung Bromo tapi singgah di salah satu vila di kawasan Nongkojajar. Tersangka Y dan R lantas memeras Vita dengan meminta PIN ATM. Pemerasan inilah yang berujung dengan penyumpalan hidung dan mulut Vita. Mahasiswi asal Jember ini akhirnya tewas akibat kehabisan oksigen. Usai membuang jasad korban, Y dan R langsung menuju kawasan Banjarkemantren, Sidoarjo untuk mengambil uang di ATM milik Vita. Rupanya perkiraan dua pelaku ini meleset.
ATM Vita tidak ada uangnya. Hingga akhirnya, pelaku melarikan diri ke Madura dan Banjarnegara. Di hadapan penyidik, R mengaku sedang membutuhkan uang senilai Rp5 juta untuk membayar utang mengangsur mobil senilai Rp5 juta per bulan. ”Saya memang butuh uang untuk bayar hutang dan nyicil mobil,” ujar R di hadapan penyidik saat di Mapolrestabes Surabaya. Terungkapnya kasus pembunuhan Vita ini sesuai teori pembunuhan yang diungkapkan Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin.
Menurut dia, dalam teori pembunuhan ada dua hal yang biasanya terjadi. Pertama, kasus pembunuhan didasarkan atas adanya anggapan korban adalah orang yang membahayakan. Kedua, bisa jadi korban sebagai pemicu pembunuhan itu sendiri. Dalam teori kedua, dia mencontohkan, ketika dua orang berkomunikasi dan salah satunya kerap menghina maka ada rasa dendam dalam hati pelaku.
“Dalam hal ini, korban adalah pelaku yang memicu tindakan itu sendiri. Sehingga pelaku lainnya terpancing dan akhirnya membunuh,” katanya. Pengamat sosial dari Universitas Muhammadiyah Malang Rinekso Kartono mengatakan, untuk menghindari kasus pembunuhan seperti kasus Vita, nila-nilai kekeluargaan harus dihidupkan kembali di sekitar kita. Kasus-kasus seperti itu dipicu sikap individualisme, lingkungan yang carut-marut, dan tidak ada tempat untuk mencurahkan setiap persoalan.
”Harus dihidupkan kembali nilai-nilai kekeluargaan dan gotong-royong. Sesama orang harus berkomunikasi terbuka dan baik. Tidak memendam masalah. Supaya ketika ada masalah rumit bisa diutarakan sehingga tidak ada mengambil pintas,” ungkap Rinekso ketika dimintai tanggapan terkait kasus pembunuhan Vita Fitria Dewi. tritus julan/ okezone
duit yg diambil buat cicilan mobil, sakit jiwa nih orang

Bunuh Vita demi Cicilan Mobil Rp5 Juta
MOJOKERTO – Tidak menunggu lama bagi polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan mahasiswi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa), Vita Fitria Dewi. Hanya selisih enam hari, Polres Mojokerto bersama Polrestabes Surabaya berhasil menangkap dua orang yang diduga pembunuh Vita berinisial R dan Y saat bersembunyi di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Polisimemastikanmotif pembunuhan Vita adalah pemerasan bukan asmara. ”Pelaku hanya dua orang ini. R adalah teman satu kampus dan Y adalah rekan korban di luar kampus. Antara korban dan dua pelaku ini memang saling kenal,” ungkap Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP I Gede Suwartika, kemarin. Seperti diberitakan, jasad Vita Fitria Dewi ditemukan seorang pencari rumput di Desa Claket, di Dusun Claket, Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/11) lalu. Saat ditemukan, tubuh gadis cantik ini berada di dalam karung.
Namun sepandai- pandainya pelaku menghilangkan jejak (membungkus Vitria dengan karung), polisi tetap berhasil mengendusnya. Polisi melacak kedua pelaku dengan menggunakan global positioning system (GPS) tracker. Dari sinyal ponsel diketahui pelaku kabur ke Sampang, Madura. Perburuan pelaku akhirnya sampai di Banjarnegara. Di tempat ini, Y dan R menginap di rumah saudaranya. Kemarin, mereka diseret penyidik di lokasi pembuangan di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Kami sedang pra-rekonstruksi di TKP Pembuangan,” kata Gede. Dari hasil penyidikan, Gede mengungkapkan, sebelum kejadian tewas, Vita sebenarnya tidak menghilang dari temantemannya. Dia meninggalkan lokasi PPL pada Minggu 10 November dan pada Senin 11 November sudah temukan tewas di tempat tersebut. Adapun motif pembunuhan adalah pemerasan bukan berlatar belakang asmara. “Pelaku R ini sedang terbelit utang karena butuh uang untuk membayar cicilan mobil senilai Rp5 Juta,” kata Gede.
R memang kenal dengan korban. Saat itu, R melihat Vita ini sering menerima orderan hingga dianggap sang model kampus ini banyak uang. R kemudian membuat rencana jahat yakni mengajak Vita untuk pemotretan bersama tersangka Y warga Karangbong, Sidoarjo. Dua orang ini kemudian mengajak Vita dengan dalih untuk pemotretan di Gunung Bromo. Tiga orang ini kemudian berangkat dengan mengendarai Mobil Xenia W 1963 RB.
Rupanya, mereka tidak pergi ke gunung Bromo tapi singgah di salah satu vila di kawasan Nongkojajar. Tersangka Y dan R lantas memeras Vita dengan meminta PIN ATM. Pemerasan inilah yang berujung dengan penyumpalan hidung dan mulut Vita. Mahasiswi asal Jember ini akhirnya tewas akibat kehabisan oksigen. Usai membuang jasad korban, Y dan R langsung menuju kawasan Banjarkemantren, Sidoarjo untuk mengambil uang di ATM milik Vita. Rupanya perkiraan dua pelaku ini meleset.
ATM Vita tidak ada uangnya. Hingga akhirnya, pelaku melarikan diri ke Madura dan Banjarnegara. Di hadapan penyidik, R mengaku sedang membutuhkan uang senilai Rp5 juta untuk membayar utang mengangsur mobil senilai Rp5 juta per bulan. ”Saya memang butuh uang untuk bayar hutang dan nyicil mobil,” ujar R di hadapan penyidik saat di Mapolrestabes Surabaya. Terungkapnya kasus pembunuhan Vita ini sesuai teori pembunuhan yang diungkapkan Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin.
Menurut dia, dalam teori pembunuhan ada dua hal yang biasanya terjadi. Pertama, kasus pembunuhan didasarkan atas adanya anggapan korban adalah orang yang membahayakan. Kedua, bisa jadi korban sebagai pemicu pembunuhan itu sendiri. Dalam teori kedua, dia mencontohkan, ketika dua orang berkomunikasi dan salah satunya kerap menghina maka ada rasa dendam dalam hati pelaku.
“Dalam hal ini, korban adalah pelaku yang memicu tindakan itu sendiri. Sehingga pelaku lainnya terpancing dan akhirnya membunuh,” katanya. Pengamat sosial dari Universitas Muhammadiyah Malang Rinekso Kartono mengatakan, untuk menghindari kasus pembunuhan seperti kasus Vita, nila-nilai kekeluargaan harus dihidupkan kembali di sekitar kita. Kasus-kasus seperti itu dipicu sikap individualisme, lingkungan yang carut-marut, dan tidak ada tempat untuk mencurahkan setiap persoalan.
”Harus dihidupkan kembali nilai-nilai kekeluargaan dan gotong-royong. Sesama orang harus berkomunikasi terbuka dan baik. Tidak memendam masalah. Supaya ketika ada masalah rumit bisa diutarakan sehingga tidak ada mengambil pintas,” ungkap Rinekso ketika dimintai tanggapan terkait kasus pembunuhan Vita Fitria Dewi. tritus julan/ okezone
Diubah oleh ptambu 17-11-2013 17:18
0
9.3K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan