- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berkuasa Dengan 4-3-3


TS
danker7
Berkuasa Dengan 4-3-3
Quote:
Quote:

Quote:


Quote:
Kali ini ane mau membahas tentang beberapa club sepakbola di eropa yang menggunakan formasi 4-3-3 dan sampai saat ini sedang memuncaki klasemen di liga masing-masing negara dari club tersebut.
langsung aja gan, cekitdot....
langsung aja gan, cekitdot....
Quote:

Barcelona, Bayern Munich, PSG dan AS Roma adalah empat klub elit di empat dari lima liga terbaik Eropa. Mereka punya beberapa persamaan. Yang jelas terlihat, keempatnya merupakan pemuncak klasemen sementara di liga masing-masing musim ini. Persamaan lainnya adalah mereka sama-sama penganut pakem 4-3-3.
Dengan 4-3-3, Barcelona besutan Gerardo Martino menguasai La Liga Spanyol hingga jornada 13. Dengan 4-3-3 yang sedikit dimodifikasi, Bayern racikan Josep Guardiola memimpin Bundesliga Jerman sampai pekan ke-12. Begitu pula Giallorossi asuhan Rudi Garcia di Serie A Italia serta Les Parisiens bimbingan Laurent Blanc di Ligue 1 Prancis.
Hanya Arsenal yang memimpin satu dari lima liga teratas Benua Biru yang memakai formasi berbeda. The Gunners arahan Arsene Wenger mengandalkan 4-2-3-1 untuk jadi yang terdepan untuk sementara di Premier League Inggris.
Kembali ke pembahasan utama: 4-3-3. Lebih tepatnya: Bagaimana 4-3-3 bisa membuat Barcelona, Bayern, Roma dan PSG mendominasi di Eropa?
Pada dasarnya, kalau diramu dengan tepat, 4-3-3 bisa membuat sebuah tim memiliki keseimbangan luar biasa dalam permainan. Faktor yang tak kalah penting tentu saja adalah bagaimana sang pelatih memilih komposisi terbaik dan menentukan game style yang paling sesuai dengan para pasukannya.
Quote:
Spoiler for barca:

Berkat keberadaan sederet pass master dan pencipta peluang jempolan seperti Xavi, Andres Iniesta serta Sergio Busquets, Barcelona hampir tak pernah kesulitan menguasai lini tengah lapangan. Berkat ball possession itu pula, serangan Barcelona mengalir lancar, terutama lewat kedua sayap memanfaatkan speed dan skill individu Adriano-Neymar di kiri serta Dani Alves-Alexis Sanchez/Pedro Rodriguez di kanan.
Selain itu, serangan frontal melalui kaki Lionel Messi juga sudah beberapa kali memakan korban. Messi absen pun masih ada pengganti sepadan, yaitu ahlinya peran 'false 9', Cesc Fabregas.
Hal serupa juga bisa dilihat pada permainan Bayern sejak ditangani mantan pelatih Barcelona, Guardiola. Dia sukses memaksimalkan semua potensi dalam timnya dengan formasi 4-1-4-1 (dan sekali 4-2-3-1). Tunggu dulu, bukankah kita berbicara tentang 4-3-3?
Spoiler for bayern:

Benar. Lihat saja lebih teliti. Formasi 4-1-4-1 bisa dibilang sebagai 4-3-3 ala Guardiola. Di sana, juga berdiri dua bek sentral, dua bek sayap, peran baru Philipp Lahm (aslinya bek kiri) atau Javi Martinez di posisi Busquets, Bastian Schweinsteiger/Mario Gotze-Toni Kroos/Thomas Muller di posisi serupa Xavi-Iniesta, serta duet wing forward mematikan Robben-Franck Ribery mengapit ujung tombak bernama Mario Mandzukic.
Robben-Ribery memang ditempatkan sedikit lebih dalam. Namun di laga sebenarnya, mereka berdua adalah andalan utama untuk membongkar lini belakang lawan dengan dribel, cut-in, pass, maupun shot.
Berkat ball possession yang seringkali mencapai 60%, Bayern seolah punya seribu satu cara untuk menciptakan jalur ke gawang lawan, baik dengan forward run Rafinha dan David Alaba maupun through ball dari tiga gelandangnya. Untuk variasi serangan, Bayern lebih unggul daripada Barcelona. Tak seperti Barcelona, Bayern memiliki 'striker nomor 9' untuk menuntaskan umpan-umpan silang di depan gawang. Ada Mandzukic dan Claudio Pizzarro sebagai target man. Muller juga bisa dimainkan di barisan terdepan kalau memang diperlukan.
Kita beralih ke Olimpico.
Beda dengan Barcelona dan Bayern, Roma tak terlalu menekankan penguasaan bola. Garcia juga menginstruksikan para bek sayapnya, Maicon/Vasilis Torosidis dan Federico Balzaretti/Dodo untuk tidak terlalu fokus menyerang. Mereka hanya naik kalau benar-benar dibutuhkan.
Spoiler for roma:

Pertahanan setangguh baja adalah salah satu kunci Roma menorehkan start terbaik dalam sejarah Serie A. Tak kalah penting, tajamnya serangan mereka, terutama lewat serangan balik, long shot dan set piece.
Kesimbangan yang diciptakan trio Daniele De Rossi, Miralem Pjanic dan Kevin Strootman membuat Roma yang berada dalam mode ofensif sulit dihentikan. Aktor utamanya adalah versatility (kemampuan bermain multiposisi) Francesco Totti.
Totti adalah pendulang gol sekaligus pencipta peluang. Berkat visi Totti, Alessandro Florenzi dan Gervinho/Adem Ljajic dapat menikam dari samping dengan kecepatan serta kemampuannya dalam menerobos penjagaan lawan. Sayang, cederanya Totti ternyata cukup berpengaruh. Marco Borriello tak sanggup memberi dampak yang sama dengan yang dihasilkan sang kapten.
Kedalaman skuat dan variasi serangan Roma masih kalah dari Bayern dan Barcelona, bahkan PSG sekali pun.
Spoiler for psg:

Berdasarkan statistik via WhoScored, sang raksasa Prancis adalah tim yang sangat ahli dalam menciptakan peluang, terutama melalui through ball, serta menuntaskannya. Satu lagi keunggulan PSG adalah mencetak gol lewat set piece.
Selain Edinson Cavani, nama terdepan di skuat PSG tentu saja Zlatan Ibrahimovic. Striker Swedia itu bisa diibaratkan sebagai pemain hasil penggabungan skill dan fantasi Totti dengan power milik mesin gol legendaris Argentina Gabriel Batistuta.
Ibrahimovic adalah komponen wajib dalam skema Blanc. Meski tiga kali menerapkan skema selain 4-3-3 (4-4-1-1, 4-4-2, 4-2-3-1), nama Ibrahimovic selalu ada, baik sebagai striker maupun second striker. Kalau pun Ibrahimovic atau pemain lain harus absen, Blanc tak perlu pusing merotasi pasukannya.
Pasalnya, Blanc memiliki sederet pemain pelapis dengan kualitas tak terlalu jauh beda. Di daftar pemainnya, masih ada nama-nama seperti Marquinhos, Javier Pastore, Jeremy Menez hingga Lucas Moura.
Ya, formasi 4-3-3 dengan komposisi tepat bisa membuat sebuah tim tak terhadang. Dengan formasi ini, Barcelona sudah menggelontorkan 38 gol di La Liga, Bayern 25 gol, Roma 26 gol, PSG 21 gol, dan keempatnya berkuasa di liga masing-masing.
Dari sisi pertahanan pun tak perlu diragukan. Barcelona baru kebobolan 8, Bayern 7, PSG 6, dan Roma bahkan hanya 3. Bek sentral mereka tak hanya tangguh mengawal lini belakang, tapi juga bisa melakukan overlap untuk ikut mencetak angka.
Quote:
Sejauh ini, dengan 4-3-3, keempatnya masih berkuasa. Sanggupkah keempatnya bertahan di puncak sampai akhir musim nanti?
Mungkin dari agan2 kaskuser ada yang mau nambahain silahkan gan.
Mungkin dari agan2 kaskuser ada yang mau nambahain silahkan gan.
Quote:
ditunggu
Komennya gan



sekian thread sederhana ane

Komennya gan






sekian thread sederhana ane

Diubah oleh danker7 17-11-2013 05:43
0
2K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan