MALAM itu, beberapa orang tampak terpaku di depan layar kaca. Mereka tengah menyaksikan tayangan ''Uji Nyali'' yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta, belum lama ini.

Kebetulan, tempat yang dipergunakannya adalah Gedung Lawang Sewu, Semarang Tengah. Dalam layar kaca itu, seorang lelaki bertubuh gempal menyatakan siap mengikuti ''Uji Nyali'' tersebut.

Dengan mengenakan peci haji dan membawa tasbih, dia diajak menuju lorong-lorong bawah tanah, bersama seorang pemandu acara, paranormal, tukang gambar dan ''penunjuk'' jalan, yakni orang yang telah kerasukan roh halus.

Diceritakan pemandu, lorong bawah tanah Lawang Sewu itu merupakan tempat paling angker. Di Lokasi itu terdapat siluman ular, macan, raksasa, dan peri.

Sebelumnya, kata Wahyu, dia ditelepon pihak penyelenggara ''Uji Nyali''. Sebentar kemudian, lelaki beranak satu itu dijemput pihak penyelenggara. Berbekal doa dan keimanan, dia beranjak dari tempat duduknya, bergegas menuju lokasi syuting.

''Pertama kali memasuki kawasan itu, saya mencium bau wangi yang aneh,'' kata M Wahyu (28), salah seorang pekerja swasta itu, kepada Suara Merdeka , kemarin.

Mencium bau wewangian, terlintas dalam benak lelaki asal Pekalongan itu l sebuah skenario penyelenggara acara yang banyak digemari masyarakat. ''Awalnya saya pikir itu rekayasa.''

Dalam menjalani uji nyali itu, detik demi detik pun berlalu. Seiring berjalannya waktu, malam pun semakin mencekam. Tiba-tiba ia mendengar suara aneh yang menggetarkan jiwanya.

''Saya merasa ada penampakan yang sulit untuk diceritakan. Saya juga mendengar ada suara wanita yang menangis, suara kera, dan suara burung,'' kata Wahyu mengingat-ingat.

Akhirnya sekitar pukul 04.00, Wahyu menyatakan tidak kuat dengan godaan ''makhluk gaib'' tersebut. Konon, penampakan yang menghantui Wahyu itu adalah peri. ''Sebenarnya saya tidak takut, tapi khawatir kalau melukai saya.''

Bayangan Putih

Beberapa penonton mengaku melihat bayangan putih di layar kaca, yang memiliki tangan dan kaki. Saat itulah Wahyu melambaikan tangannya. Beberapa saat kemudian, kru TV berdatangan, bersama pemandu dan paranormal.

Namun, berakhirnya tayangan tersebut tenyata tidak berakhir bagi Wahyu.

Dua hari setelah penayangan ''Uji Nyali'' dia dikabarkan meninggal. Semakin hari, kabar burung pun semakin ramai dibicarakan, baik di kampung-kampung, kos-kos, maupun perkantoran. Benarkah dia meninggal? ''Saya masih hidup,'' kata Wahyu ketika berbincang-bincang dengan Suara Merdeka .Suasana di tempat kerjanya juga biasa-biasa saja.

Beberapa orang tampak duduk-duduk di Gallery Restoran Hotel Ciputra. Ada yang asyik ngobrol , makan atau sekadar menikmati rokok. Di sudut ruangan Wahyu berdiri tegap, dengan ramah dia menyapa setiap pelanggan yang datang ke restoran itu, sehingga banyak pelanggan yang akrab padanya.

Seorang ''bule'' tiba-tiba mendatanginya dan bercakap ramah. Beberapa saat mereka saling berbagi cerita. Dikabarkan meninggal selepas mengikuti acara tersebut, dia hanya tersenyum. ''Saya pribadi biasa saja. Istri saya tertawa mendengar kabar itu,'' tuturnya.

Meski demikian, dia khawatir apabila kabar tersebut sampai kepada saudara-saudaranya sehingga memunculkan persepsi lain. ''Banyak sekali telepon yang menanyakan perihal kematian itu.''

Padahal usai ''Uji Nyali'' sore harinya dia tetap berangkat kerja layaknya tidak terjadi apa-apa. Setelah acara itu, kru TV juga menanyakan kabar dan kesehatannya. ''Saya sehat- sehat saja,'' katanya ketika ditelepon salah seorang kru TV.( Aris Mulyawan-45)