- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Para Polisi Muda dan Copet Jakarta (yang) Merdeka!


TS
simplesample
Para Polisi Muda dan Copet Jakarta (yang) Merdeka!
Ane bikin trit ini untuk minta pendapat dari agan-agan sekalian mengenai kualitas aparat negara kita yang satu ini,yang notabene sebagai penegak hukum di negara tercinta. 
[URL="http://endibiaro.blogdetik..com/index.php/2013/11/14/para-polisi-muda-dan-copet-jakarta-yang-merdeka/"]sumber[/URL]
Ibarat kucing sekarang kalo ketemu tikus kagak diterkam tetapi dicuekin atau terkadang buat mainan si kucing

Spoiler for Bumbu Cerita:
Jakarta. Senja. Sepulang kerja. Di atas Bis Kopaja jurusan Tanah Abang - Blok M. Bertapisan tangan, berebut posisi, lalu bis bergoyang. Tiga pria di belakang, dan satu di depan, berkerumun mendekat. Lalu aku tersadar, pasti ada sesuatu yang hilang. Ingatan langsung ke dompet, yang berisi uang (sisa belanja buku dari si Bos). Ternyata ada. Lalu, duh, Handphone (dua buah) di kemeja depan lenyap.
Refleks aku menegur si pria di depan. Saling ngotot, aku mencoba merebut dan merogoh tas plastik yang ia bawa. Serentak tiga pria di belakang bereaksi. Yang satu membetot leher, dan yang lain mendorong aku - memaksa turun. Insting bergerak cepat. Lari menghambur ke arah polisi - jarak sekitar 60 meteran.
Dan kejengkelan mulai di sini. Sekuat tenaga mempercepat langkah di gurita kemacetan Jakarta, untuk segera melapor minta tolong. Pak Polisi (memang dia sedang sibuk, mengatur lalu lintas di kolong jembatan layang Slipi), terlihat enggan membantu. Beliau menunjuk sebuah pos di depannya. Segera ke sana. Tetapi?
Ada dua orang di Pos. Tak sedang apa-apa. Aku nyaris berteriak minta tolong, agar mereka menghadang (karena Kopaja mengarah ke situ). Mereka menjawab harus lapor ke Pos yang di Pejompongan. Aku marah luar biasa…
Naik ojek, segera ke Pos, yang ternyata adalah Sub Sektor Polsek Tanah Abang. Di sini, malah terjadi debat seru. Aku muntab. Karena kata mereka bukan tugas mereka untuk melakukan pengejaran, dan itu adalah kewenangan Polsek Tanah Abang. Dalam adu mulut, si Polisi sempat salah ujar, dia bilang kasus itu adalah perdata. Karuan aku sewot, dan menantang buka buku hukum yang ia miliki. Jengkel dengan sikap keberatan menerima laporan, bergegas aku ke Polsek Tanah Abang.
Prosesnya jauh lebih menggelikan…
Seperti di pingpong - tapi jauh lebih berat dari itu, karena biasanya orang main tenis meja di cuaca cerah, sementara aku dipermainkan dalam kondisi gerimis rinyai, kacamata pun buram kena tetes air.
Permintaanku - setelah lelah berupaya, tersisa ringan saja. Minta bukti bahwa aku mengalami peristiwa kriminal. Niat yang berkobar adalah mengejar bis Kopaja itu. Lantaran ingat persis tampang para pencolengnya. Sekalian membantu polisi memperoleh informasi. Mereka, para polisi muda, seperti teramat sangat keberatan sekali. Malah, ke bagian penyidik pun dibuat rumit. Katanya aku harus bawa buku, atau lembar bukti bahwa barang yang hilang adalah milik aku. Konyol betul…
HP yang raib, Nokia Lumia dan Samsung (pemberian teman), jelas-jelas berisi segala hal tentang aku. Mudah untuk membuktikan kepemilikan -itupun kalau si copet tertangkap, dan barang bukti masih ada. Lalu, bagaimana kalau yang hilang adalah uang atau benda berharga yang tak ada bukti otentik? Dasar…
Maghrib tiba. Istirahat. Batin lalu bersuara lain. Sudahlah tentang HP. Malah penasaran menguji kinerja dan ketangkasan gerak cepat para polisi - yang sering digembar-gemborkan itu.
Bagaimana kawanan pencopet itu jera, jika ada korban yang aktif sekalipun polisi diam saja. Padahal aku siap segalanya. Jujur, ke luar uang pun aku sanggup, karena masih penasaran ingin mengejar dan tanya kanan kiri. Yang aku lakukan seperti test case. Selama ini orang hanya bermain opini, bahwa kalau hilang kambing lalu lapor polisi, maka ujungnya akan kehilangan kerbau…
Santainya itu yang tak tahan. Di Polsek Tanah Abang itu, aku seperti berada di Kantor Partai Politik yang kepengurusannya baru dilantik. Semua serba bagus, tapi tak jelas kerja apa…
Padahal berkali-kali aku menjelaskan, bukan semata HP yang hilang. Tapi ingin terlibat dan membantu polisi mengurai kejahatan rutin ini. Dalam obrolan, mereka kerap menyebut ini jaringan dari suku A, suku B, di trayek A, di trayek B. Lalu mengapa tak digulung?
Inginnya sih, seperti di pilem televisi. Ada respon sigap. Kerjasama padu. Lebih-lebih seperti tak ada faktor ruwet di situ. Ada sejumlah saksi yang bisa ditanyai, kondektur, sopir, atau para penumpang. Seberapa cepat sih, lari Kopaja di kemacetan Jakarta…
Pasti para pelaku sudah kabur, namun sangat bisa dilakukan pengumpulan bukti, identifikasi, analisis, dan entah apalagi. Bukan menolak pelapor. Mereka hanya mau menerima laporan kalau aku bawa bukti bahwa barang yang hilang adalah milik aku sendiri.
Saking mengkel, aku tertawa sinis. Pak Polisi, saya ini tinggal di Balaraja, Tangerang. Paling cepat dua jam baru tiba di rumah, dan dua jam lagi bisa kembali…
Mereka tetap ber-apologi, katanya sudah prosedur. Baiklah, kata saya, bisa saya diberi bukti tertulis tentang prosedur seperti itu. Semua terdiam…
Lunglai sudah. Tekad untuk terus berupaya terkikis runtuh. Walau itu juga terbayar dengan pembuktian. Betapa kinerja para polisi yang masih muda itu seperti melawan gerak zaman.
Setahu saya, ilmu kriminologi sudah kian maju. Jaringan kerja kepolisian sudah tersebar. Distribusi informasi juga pasti sudah canggih. Tapi “senjata tak akan berguna kalau hanya disimpan di bawah meja.”
Mereka, para Polisi muda di depan saya itu, membisu dikala harus bicara, diam di saat harus gerak. Kontras dengan gaya hidup yang bisa dilihat di kanan kiri. Di kampung, kawan-kawan polisi muda sudah sanggup nongkrong dengan Toyota Vios, padahal saban hari gila kode buntut. Perangkat teknologi pun sudah makanan harian mereka. Jadi ingat keseharian kawan di kampung yang digarong puluhan juta, lalu oleh polisi dibisiki agar tak gembar-gembor ke media. Hasilnya, tak setetes informasi (perkembangan) pun yang diterima.
Hari ini saya tak lagi bermain opini. Karena mengalami langsung kawan-kawan kita, para polisi muda itu, yang seperti politisi. Bicara tanpa argumentasi. Berbuat (hanya karena) sesuatu yang akan menguntungkan. Para pencopet di Jakarta, selamat, Anda bebas merdeka…
Refleks aku menegur si pria di depan. Saling ngotot, aku mencoba merebut dan merogoh tas plastik yang ia bawa. Serentak tiga pria di belakang bereaksi. Yang satu membetot leher, dan yang lain mendorong aku - memaksa turun. Insting bergerak cepat. Lari menghambur ke arah polisi - jarak sekitar 60 meteran.
Dan kejengkelan mulai di sini. Sekuat tenaga mempercepat langkah di gurita kemacetan Jakarta, untuk segera melapor minta tolong. Pak Polisi (memang dia sedang sibuk, mengatur lalu lintas di kolong jembatan layang Slipi), terlihat enggan membantu. Beliau menunjuk sebuah pos di depannya. Segera ke sana. Tetapi?
Ada dua orang di Pos. Tak sedang apa-apa. Aku nyaris berteriak minta tolong, agar mereka menghadang (karena Kopaja mengarah ke situ). Mereka menjawab harus lapor ke Pos yang di Pejompongan. Aku marah luar biasa…
Naik ojek, segera ke Pos, yang ternyata adalah Sub Sektor Polsek Tanah Abang. Di sini, malah terjadi debat seru. Aku muntab. Karena kata mereka bukan tugas mereka untuk melakukan pengejaran, dan itu adalah kewenangan Polsek Tanah Abang. Dalam adu mulut, si Polisi sempat salah ujar, dia bilang kasus itu adalah perdata. Karuan aku sewot, dan menantang buka buku hukum yang ia miliki. Jengkel dengan sikap keberatan menerima laporan, bergegas aku ke Polsek Tanah Abang.
Prosesnya jauh lebih menggelikan…
Seperti di pingpong - tapi jauh lebih berat dari itu, karena biasanya orang main tenis meja di cuaca cerah, sementara aku dipermainkan dalam kondisi gerimis rinyai, kacamata pun buram kena tetes air.
Permintaanku - setelah lelah berupaya, tersisa ringan saja. Minta bukti bahwa aku mengalami peristiwa kriminal. Niat yang berkobar adalah mengejar bis Kopaja itu. Lantaran ingat persis tampang para pencolengnya. Sekalian membantu polisi memperoleh informasi. Mereka, para polisi muda, seperti teramat sangat keberatan sekali. Malah, ke bagian penyidik pun dibuat rumit. Katanya aku harus bawa buku, atau lembar bukti bahwa barang yang hilang adalah milik aku. Konyol betul…
HP yang raib, Nokia Lumia dan Samsung (pemberian teman), jelas-jelas berisi segala hal tentang aku. Mudah untuk membuktikan kepemilikan -itupun kalau si copet tertangkap, dan barang bukti masih ada. Lalu, bagaimana kalau yang hilang adalah uang atau benda berharga yang tak ada bukti otentik? Dasar…
Maghrib tiba. Istirahat. Batin lalu bersuara lain. Sudahlah tentang HP. Malah penasaran menguji kinerja dan ketangkasan gerak cepat para polisi - yang sering digembar-gemborkan itu.
Bagaimana kawanan pencopet itu jera, jika ada korban yang aktif sekalipun polisi diam saja. Padahal aku siap segalanya. Jujur, ke luar uang pun aku sanggup, karena masih penasaran ingin mengejar dan tanya kanan kiri. Yang aku lakukan seperti test case. Selama ini orang hanya bermain opini, bahwa kalau hilang kambing lalu lapor polisi, maka ujungnya akan kehilangan kerbau…
Santainya itu yang tak tahan. Di Polsek Tanah Abang itu, aku seperti berada di Kantor Partai Politik yang kepengurusannya baru dilantik. Semua serba bagus, tapi tak jelas kerja apa…
Padahal berkali-kali aku menjelaskan, bukan semata HP yang hilang. Tapi ingin terlibat dan membantu polisi mengurai kejahatan rutin ini. Dalam obrolan, mereka kerap menyebut ini jaringan dari suku A, suku B, di trayek A, di trayek B. Lalu mengapa tak digulung?
Inginnya sih, seperti di pilem televisi. Ada respon sigap. Kerjasama padu. Lebih-lebih seperti tak ada faktor ruwet di situ. Ada sejumlah saksi yang bisa ditanyai, kondektur, sopir, atau para penumpang. Seberapa cepat sih, lari Kopaja di kemacetan Jakarta…
Pasti para pelaku sudah kabur, namun sangat bisa dilakukan pengumpulan bukti, identifikasi, analisis, dan entah apalagi. Bukan menolak pelapor. Mereka hanya mau menerima laporan kalau aku bawa bukti bahwa barang yang hilang adalah milik aku sendiri.
Saking mengkel, aku tertawa sinis. Pak Polisi, saya ini tinggal di Balaraja, Tangerang. Paling cepat dua jam baru tiba di rumah, dan dua jam lagi bisa kembali…
Mereka tetap ber-apologi, katanya sudah prosedur. Baiklah, kata saya, bisa saya diberi bukti tertulis tentang prosedur seperti itu. Semua terdiam…
Lunglai sudah. Tekad untuk terus berupaya terkikis runtuh. Walau itu juga terbayar dengan pembuktian. Betapa kinerja para polisi yang masih muda itu seperti melawan gerak zaman.
Setahu saya, ilmu kriminologi sudah kian maju. Jaringan kerja kepolisian sudah tersebar. Distribusi informasi juga pasti sudah canggih. Tapi “senjata tak akan berguna kalau hanya disimpan di bawah meja.”
Mereka, para Polisi muda di depan saya itu, membisu dikala harus bicara, diam di saat harus gerak. Kontras dengan gaya hidup yang bisa dilihat di kanan kiri. Di kampung, kawan-kawan polisi muda sudah sanggup nongkrong dengan Toyota Vios, padahal saban hari gila kode buntut. Perangkat teknologi pun sudah makanan harian mereka. Jadi ingat keseharian kawan di kampung yang digarong puluhan juta, lalu oleh polisi dibisiki agar tak gembar-gembor ke media. Hasilnya, tak setetes informasi (perkembangan) pun yang diterima.
Hari ini saya tak lagi bermain opini. Karena mengalami langsung kawan-kawan kita, para polisi muda itu, yang seperti politisi. Bicara tanpa argumentasi. Berbuat (hanya karena) sesuatu yang akan menguntungkan. Para pencopet di Jakarta, selamat, Anda bebas merdeka…
[URL="http://endibiaro.blogdetik..com/index.php/2013/11/14/para-polisi-muda-dan-copet-jakarta-yang-merdeka/"]sumber[/URL]
Spoiler for pengalaman agan anakkencoer:
Quote:
Original Posted By anakkencoer►ane mau berbagi pengalaman gan, sekedar share dan curhat atas kekecewaan ane sama kinerja polisi Republik Indonesia.
(Tekape Depok)
suatu hari ane pulang dari bogor ke depok, kalau agan orang depok pasti tau simpangan depok kan? nah kalo dari arah jl. Raya Bogor ke depok sebelah kiri sebelum kantor polsek sukmajaya depok ada mesjid. ane suka mampir buat solat ashar atau maghrib disana. kebetulan hari itu ane belum solat ashar dan mampir ke mesjid tersebut.
kebetulan ruang dalem mesjid kosong, dan ane inget henpon ane lowbet tinggal 12% padahal ane musti jemput istri di stasiun. jadi ane sekalian colokin charger ane ke colokan dan handphone sambil tetep nyolok ane masukin tas. saat ane mau solat di belakang tas ane, ada beberapa orang yang mau solat juga dan ngajak berjamaah. salahnya pas ane diminta jadi imam solat, ane setuju dan maju tanpa membawa tas ane ikut maju. jadilah tas ane ditinggal deket colokan listrik di belakang ane.
solat ane ga khusuk sama sekali karena terus kepikiran tas dan henpon ane. dan bener aja, setelah ane selesai solat, ane tengok ke belakang tas ane udah raib. ane langsung lari keluar mesjid dan clingak clinguk nyari orang yang mencurigakan. tapi ane belum beruntung, halaman mesjid yang terletak di pinggir jalan raya itu sepi (kebetulan udah mulai gerimis juga).
ane tanya sama orang yang lg ngaji di ruang luar masjid, dia cuma liat ada orang keluar buru2 trus naek motor keluar mesjid. ane sedikit pasrah kalo ane ga bakal dapetin lagi tuh hape dan tas ane,,,,(kebetulan ane bawa leptop di tas dan ada beberapa barang berharga lainnya).
saat ane balik sambil ceritain kejadiannya sama pengurus masjid, ada sebuah tas hitam ditinggal persis di tempat tas ane ditaro sebelumnya. kami rame2 periksa isi tas itu, isinya si (buat ane) ga penting. cuma bon penjualan (kemungkinan pemilik tas adalah sales snack dan minuman ringan) dan ada sebuah speaker mini yang di dalamnya ada memory card. setelah di cek di handphone penjaga mesjid, ada beberapa foto seorang laki - laki di memory card tersebut....ane akhirnya memutuskan bawa itu tas kerumah setelah minta ijin ke pengurus mesjid.
setelah ngebongkar motor (kunci motor ane taro di tas yang digondol) dan saling tukar nomor sama pengurus masjid untuk konfirmasi kalau - kalau tas yang ane bawa ada pemiliknya yang nyari, ane pulang untuk nenangin diri dan istri yang lebih panik dari ane. abis maghrib ane ke kantor polisi....di polsek ane diterima sama bapak polisi yang kayaknya udah biasa nerima laporan kehilangan, karena di raut muka nya ga ada sama sekali empati ke ane....ane si ga peduliin tanggepan si pak polisi ke ane, ane utarain kalo ane abis keilangan, blablabla....
ane ga lupa ceritain kalo di tas yang ane temuin ada bon dengan beberapa nama (yang bisa dijadiin tersangka) dan ada nama perusahaan dimana barang yang dijual berasal, juga ada memory card yang isinya beberapa foto lelaki yang bisa dicurigai sebagai pelaku. tapi apa tanggapan bapak polisi tersebut???
"ya gimana yah....ini gimana kami nyarinya kalo infonya cuma segini???" dengan santainya dia ngomong begitu.....kalo ga inget di kantor polisi, udah ane bodoh2 in tuh polisi.....untung ane sadar kalo itu tindakan bodoh, jadi cuma ane celetukin aja "ya kalo saya tau ngapain saya kesini pak, saya cari aja sendiri...tapi saya ga jamin kalo saya ga bakal ngelakuin hal yg ngelanggar hukum ke itu orang. Makanya saya kesini, kan bapak2 yang lebih punya fasilitas nemuin orang"
akhirnya ane disuruh bikin BAP di pos belakang, dimana ane musti ngulangin lagi cerita yang ane udah ampe berbusa ngomong di depan untuk bikin surat laporan kehilangan......kali ini petugas yang nerima BAP ane lumayan berempati, dan dia sempet nenangin ane yang sedikit masih emosi karena kehilangan tas dan hendpon. dia bilang biar tasnya disini, kalo seandainya ane dicariin sama orang yang punya tas bawa aja ke kantor polisi sini, biar kami proses dulu itu orang apa maksudnya niggalin tas.....(biarpun menurut ane mustahil ya lumayan lah menenangkan sedikit...)
setelah BAP jadi, ane diminta pulang dan mereka (katanya) berjanji akan menghubungi kalo ada apa-apa....tapi buktinya sampe sekarang ga ada contact apapun dari kepolisian....padahal kalo mau diusut ada beberapa hal yang bisa diselidikin, ane saat itu mau aja nyelidikin sendiri,,,tapi keluarga ane minta untuk mengikhlaskan aja barang2 yang hilang. ane malah sempet kepikiran bikin thread di kaskus, karena beberapa kasus pencarian orang di kaskus lebih cepat daripada pencarian melalui polisi.
ane pernah nonton pelm judulnya The Call, yang maen Halle Berry tentang penculikan anak gadis oleh seorang psychopat....
sumpah ane kagum banget sama cara kerja 911 di pelm itu (ya meskipun mungkin bukan keadaan sebenarnya) disana bahkan operator 911 pun ditraining untuk memecahkan masalah dan menjadi first level support untuk orang-orang yang membutuhkan. dan respon polisi jangan ditanya lagi...para operator 911 bahkan jadi "mata" para polisi melalui kecanggihan teknologi...
yahh mungkin polisi Indonesia masih jauh dari apa yang digambarkan di pelm yang gw tonton, tapi mudah2an menjadi semakin baik tiap tahunnya, bukan cuma ngejual polisi2 cantik buat ngumumin kemacetan di Jakarta doang....
sekian curhat dan share dari ane gan, semoga bermanfaat dan bisa ditarik pelajaran supaya selalu hati2 dimanapun agan berada. bahkan mau beribadahpun musti hati2 gan.
(Tekape Depok)
suatu hari ane pulang dari bogor ke depok, kalau agan orang depok pasti tau simpangan depok kan? nah kalo dari arah jl. Raya Bogor ke depok sebelah kiri sebelum kantor polsek sukmajaya depok ada mesjid. ane suka mampir buat solat ashar atau maghrib disana. kebetulan hari itu ane belum solat ashar dan mampir ke mesjid tersebut.
kebetulan ruang dalem mesjid kosong, dan ane inget henpon ane lowbet tinggal 12% padahal ane musti jemput istri di stasiun. jadi ane sekalian colokin charger ane ke colokan dan handphone sambil tetep nyolok ane masukin tas. saat ane mau solat di belakang tas ane, ada beberapa orang yang mau solat juga dan ngajak berjamaah. salahnya pas ane diminta jadi imam solat, ane setuju dan maju tanpa membawa tas ane ikut maju. jadilah tas ane ditinggal deket colokan listrik di belakang ane.
solat ane ga khusuk sama sekali karena terus kepikiran tas dan henpon ane. dan bener aja, setelah ane selesai solat, ane tengok ke belakang tas ane udah raib. ane langsung lari keluar mesjid dan clingak clinguk nyari orang yang mencurigakan. tapi ane belum beruntung, halaman mesjid yang terletak di pinggir jalan raya itu sepi (kebetulan udah mulai gerimis juga).
ane tanya sama orang yang lg ngaji di ruang luar masjid, dia cuma liat ada orang keluar buru2 trus naek motor keluar mesjid. ane sedikit pasrah kalo ane ga bakal dapetin lagi tuh hape dan tas ane,,,,(kebetulan ane bawa leptop di tas dan ada beberapa barang berharga lainnya).
saat ane balik sambil ceritain kejadiannya sama pengurus masjid, ada sebuah tas hitam ditinggal persis di tempat tas ane ditaro sebelumnya. kami rame2 periksa isi tas itu, isinya si (buat ane) ga penting. cuma bon penjualan (kemungkinan pemilik tas adalah sales snack dan minuman ringan) dan ada sebuah speaker mini yang di dalamnya ada memory card. setelah di cek di handphone penjaga mesjid, ada beberapa foto seorang laki - laki di memory card tersebut....ane akhirnya memutuskan bawa itu tas kerumah setelah minta ijin ke pengurus mesjid.
setelah ngebongkar motor (kunci motor ane taro di tas yang digondol) dan saling tukar nomor sama pengurus masjid untuk konfirmasi kalau - kalau tas yang ane bawa ada pemiliknya yang nyari, ane pulang untuk nenangin diri dan istri yang lebih panik dari ane. abis maghrib ane ke kantor polisi....di polsek ane diterima sama bapak polisi yang kayaknya udah biasa nerima laporan kehilangan, karena di raut muka nya ga ada sama sekali empati ke ane....ane si ga peduliin tanggepan si pak polisi ke ane, ane utarain kalo ane abis keilangan, blablabla....
ane ga lupa ceritain kalo di tas yang ane temuin ada bon dengan beberapa nama (yang bisa dijadiin tersangka) dan ada nama perusahaan dimana barang yang dijual berasal, juga ada memory card yang isinya beberapa foto lelaki yang bisa dicurigai sebagai pelaku. tapi apa tanggapan bapak polisi tersebut???
"ya gimana yah....ini gimana kami nyarinya kalo infonya cuma segini???" dengan santainya dia ngomong begitu.....kalo ga inget di kantor polisi, udah ane bodoh2 in tuh polisi.....untung ane sadar kalo itu tindakan bodoh, jadi cuma ane celetukin aja "ya kalo saya tau ngapain saya kesini pak, saya cari aja sendiri...tapi saya ga jamin kalo saya ga bakal ngelakuin hal yg ngelanggar hukum ke itu orang. Makanya saya kesini, kan bapak2 yang lebih punya fasilitas nemuin orang"
akhirnya ane disuruh bikin BAP di pos belakang, dimana ane musti ngulangin lagi cerita yang ane udah ampe berbusa ngomong di depan untuk bikin surat laporan kehilangan......kali ini petugas yang nerima BAP ane lumayan berempati, dan dia sempet nenangin ane yang sedikit masih emosi karena kehilangan tas dan hendpon. dia bilang biar tasnya disini, kalo seandainya ane dicariin sama orang yang punya tas bawa aja ke kantor polisi sini, biar kami proses dulu itu orang apa maksudnya niggalin tas.....(biarpun menurut ane mustahil ya lumayan lah menenangkan sedikit...)
setelah BAP jadi, ane diminta pulang dan mereka (katanya) berjanji akan menghubungi kalo ada apa-apa....tapi buktinya sampe sekarang ga ada contact apapun dari kepolisian....padahal kalo mau diusut ada beberapa hal yang bisa diselidikin, ane saat itu mau aja nyelidikin sendiri,,,tapi keluarga ane minta untuk mengikhlaskan aja barang2 yang hilang. ane malah sempet kepikiran bikin thread di kaskus, karena beberapa kasus pencarian orang di kaskus lebih cepat daripada pencarian melalui polisi.
ane pernah nonton pelm judulnya The Call, yang maen Halle Berry tentang penculikan anak gadis oleh seorang psychopat....
sumpah ane kagum banget sama cara kerja 911 di pelm itu (ya meskipun mungkin bukan keadaan sebenarnya) disana bahkan operator 911 pun ditraining untuk memecahkan masalah dan menjadi first level support untuk orang-orang yang membutuhkan. dan respon polisi jangan ditanya lagi...para operator 911 bahkan jadi "mata" para polisi melalui kecanggihan teknologi...
yahh mungkin polisi Indonesia masih jauh dari apa yang digambarkan di pelm yang gw tonton, tapi mudah2an menjadi semakin baik tiap tahunnya, bukan cuma ngejual polisi2 cantik buat ngumumin kemacetan di Jakarta doang....
sekian curhat dan share dari ane gan, semoga bermanfaat dan bisa ditarik pelajaran supaya selalu hati2 dimanapun agan berada. bahkan mau beribadahpun musti hati2 gan.
Spoiler for dari agan shinigami_axl:
Quote:
Original Posted By shinigami_axl►sama gan sama kasus ane, kl ane bukan karna pencopetan atau pencurian kl kasus ane tentang adik ane yg dipulin orang, nah kejadianya begini gan : ade ane lg main tuh kermh temen dia di daerah jaksel, nah temennya itu bawa cwe, ade ane kenal jg sama tuh cwe, nah cwe tersebut ternyata minta kenalin cwo ke ade ane dikasih lah nomer tlp ke cwo tersebut, selang brp hari ade ane main lg tuh ke kemang, nah pas main tiba2 dia dijegat sama 2 orang yg ngakunya suami tuh cwe tanpa ba bi bu ba be bo ade ane dipukulin ditempat ade ane blm sempet ngelawan dah dihajar pake
.... nah pas itu temenya tlp ke ane bahwa ade ane digebukin sama 2 orang, wah ane marah dong gan ane samperin kesana dan ternyata 2 tersebut dah ga ada ditempat, ane inisiatip tuh bawa ade ane ke kantor polisi di daerah jaksel tuk laporan tentang pengeroyokan, tapi polisinya malah bilang tenang dan sabar duduk dulu, gmn mau tenang gan ade ane dah babak belur dan berdarah darah, ane jelasin deh kronologisnya bagaiman, eh malah si polisi tersebut suruh ambil jalan kekeluargaan aja gan, dia ga mau ngurus tuh kasus,,,,, ane kesel tuh gan sama polisi tersebut,... trus ane bilang aja sama tuh polisi mau dibayar berapa nih biar kasus ini ditindak lanjutin.... eh polisinya diem aja gan trus ane keluarin duit 500rb tuh ke meja polisi...eh baru diproses gan... polisinya langsung bikin BAP dan anter ade ane ke RS utk divisum,...nah jelang 2 hari ada tlp dari polisi katanya berhasil nangkep tuh 2 orang yg mukulin ade ane....ane langsung meluncur tuh gan ke kantor polisi, pas sampe disana ada 2 orang tuanya yg mukulin ade ane gan, dia minta dicabut perkaranya supaya anaknya ga dipenjara, ane agak bimbang disana gan antara cabut perkara atau ga coz orang tua pelaku sampe nangis2 mohon dicabut tuh perkara, akhirnya ane bilang deh tuh ke orang tua pelaku kl dia mau membiayai pengobatan ade ane pasti ane cabut tuh perkara, akhirnya orang tua sipelaku setuju akan hal itu akhirnya ane cabut deh tuh tuntutan sipelaku... tamat akhirnya ade ane dah pulih total dan biaya ditanggung orang tua si pelaku..... inti dari kasus ade ini sih begini gan kl ada uang polisi pasti jalan deh....

Spoiler for tambahan unik dari agan apolahni:
Quote:
Original Posted By apolahni►Santai gan 
Apa yg agan alami gak jauh beda dg ane. "hilang kambing jd hilang kebo" itu fakta yg tak bisa dihindari. Ane pernah kemalingao HP, harganya waktu itu Rp 4jt, malingnya ketangkap saat di kapal menuju batam, kebetulan yg nangkap teman-teman mau pertandingan persahabatan (bola kaki) diantara teman ane jg ada polisi, nah kecewa ane dimulai dari sini. Waktu ane ngelapor dg polisi, polisinya nyaranin ane untuk ikhlasin aja hp nya. Biaya untuk memulangkan malingnya ane yg tanggung. Tiket kapal, makan, bisa jg ditambah biaya penginapan 2 anggota polisi yg akan menjemput dan tentu saja maling yg terhormat tsb. Biayanya lebih dari harga hp yg hilang. Mana 2 minggu lg ane mau kimpoi, endingnya ane ikut apa kata polisinya walau ane gak ikhlas. Malingnya bebas, hp ane hilang
Ane ngetik dari hp gan jd gak begitu nyaman ngetiknya

Apa yg agan alami gak jauh beda dg ane. "hilang kambing jd hilang kebo" itu fakta yg tak bisa dihindari. Ane pernah kemalingao HP, harganya waktu itu Rp 4jt, malingnya ketangkap saat di kapal menuju batam, kebetulan yg nangkap teman-teman mau pertandingan persahabatan (bola kaki) diantara teman ane jg ada polisi, nah kecewa ane dimulai dari sini. Waktu ane ngelapor dg polisi, polisinya nyaranin ane untuk ikhlasin aja hp nya. Biaya untuk memulangkan malingnya ane yg tanggung. Tiket kapal, makan, bisa jg ditambah biaya penginapan 2 anggota polisi yg akan menjemput dan tentu saja maling yg terhormat tsb. Biayanya lebih dari harga hp yg hilang. Mana 2 minggu lg ane mau kimpoi, endingnya ane ikut apa kata polisinya walau ane gak ikhlas. Malingnya bebas, hp ane hilang

Ane ngetik dari hp gan jd gak begitu nyaman ngetiknya

Spoiler for kisah dari sis broken.angel:
Quote:
Original Posted By broken.angel►sama kayak pengalaman laki ane waktu masih kerja di sunter..pas pulang abis maghriban lah di terminal dicegat dua preman sana ditodong piso dimintain dompet sama hapenya..ya laki ane pertama ngasi tapi minta buat ongkos pulang..eh tuh preman nyolot jadi brantem dah laki ane sama tuh preman..karna kalah jumlah kabur lah tu preman..laki ane langsung nyari pos polisi didekat situ buat laporan n bantuin nyari,secara tekape kan deket sana..eh polisinhya malah nanya2 mbulet ga karuan malah nanya laki ane kerja dimana..ya dijawab laki ane kerja di salah satu pabrik disunter..eh malah polisinya bilang "wah karyawan sana kan gajinya gede2,udah ikhlasin aja,atm kan ada ya ambil aja lagi di atm"..kaget laki ane dapet jawaban gitu,trus laki ane mau pinjem telpon buat ngabarin dirumah..eh si polisinya ga ngasi pinjem sampe hampir ribut laki ane..klo ga inget yg dirumah udah brantem laki ane sama tuh polisi..
untung aja laki ane inget nyimpen atm di kaoskaki..hehehe kayak orang dulu yak,buat jaga2 si kata laki ane..jd masih bisa pulang dengan selamat..
emang kampret tuh aparat2..gw yg diceritain aja emosi banget..mertua ane mau telp ke no pengaduan polisi eh nadanya sibuk terus..mertua laki ane yg tentara mau langsung nyamperin tuh polisi malem itu juga tp dilarang laki ane,takut ribut katanya..pokoknya ga respek banget sama institusi satu ini..
untung aja laki ane inget nyimpen atm di kaoskaki..hehehe kayak orang dulu yak,buat jaga2 si kata laki ane..jd masih bisa pulang dengan selamat..
emang kampret tuh aparat2..gw yg diceritain aja emosi banget..mertua ane mau telp ke no pengaduan polisi eh nadanya sibuk terus..mertua laki ane yg tentara mau langsung nyamperin tuh polisi malem itu juga tp dilarang laki ane,takut ribut katanya..pokoknya ga respek banget sama institusi satu ini..
Spoiler for versi agan virlleycivic:
Quote:
Original Posted By virlleycivic►Ane jg pernah ngalamin gan di bis 106 pas plng kerja turun di dpn st.djuanda taunya sblah ane ma.blakang ane kawanan copet pas ane mau turun.yg kiri ane ngalangin pintu yg belakang ane berdiri kya mau ikut turun tp taunya itu yg beraksi pas ane sadar hp ane ilang ane lngsg balik badan ke yg dblakang ane yg tdinya mu trun malah duduk lg dgn.posisi tmpat duduk.yg beda ane bentak dia ane tarik2 dia ane ajak ribut ane ajak turun ..lumayan bbrpa lama ane ngamuk dlm bis ampe supir ga brani jlnanin bisnya .akhirnya ane trun dan langsung ke pos polisi dsberang jln krna ada polisi yg liatin ane lg marah2 pas ane kasih tau ane kecopetan dengan maksud minta bantuan dia buat bikin pelaku turun bis ..tp kayanya dia gagah tidak berani layaknya patung aja dia cuma bilang mas tau pelakunya ga ciri cirinya dan brp jumlah mereka ane blng tau.pak.bgini bgini bgini dan dia cma blng aduh itu bisnya udh.jauh saya mau.ngejar jg ga ada kendaraan jd gmna dong..apa mau buat laporan kehilangan aja ?? Dengan nada kesal ane langsung bilang oh ga usah pak.makasih karena menurut saya ga berguna..(karena dlm hati.ane.mikir pasti ane bakal dimintaim duit roko) bkn masalah duitnya yg ga seberapa tp masa iya orang lg kena musibah masih di bisnisin jg ..setelah itu ane cabut deh dri pos polisi dengan hati kesal campur gemes ane pulang ke rumah naik.kereta... gemes karena ane tau pelakunya dan liat pas lg proses hp ane diambil jd kesel sendiri kalo inget itu mending klo pas ilang ga sadar misalnya tau tau pas ane periksa udah ilang aja nah ini ane liat dan ane ngrasain pas diambilnya ..semoga berkah aja dah buat si copet ...walau hati kecil ikhlas ga ikhlas
Spoiler for mengapa seperti itu? by agan leiwa:
Quote:
Original Posted By leiwa►om ane petinggi di reskrim gan.dulu waktu masih pamen dia cerita.mereka kkurangan personil dan dana.bayangin kl setiap laporan tv n dompet ilang harus diusut. jd mereka biasanya tggu laporannya banyak, ada modus, baru bergerak.sekalian "nyimpen" poin prestasi buat si komendan.makanya kl ketangkep biasanya skln bnyak barbuknya.
pejwan buat pencerahan gan.
pejwan buat pencerahan gan.
Ibarat kucing sekarang kalo ketemu tikus kagak diterkam tetapi dicuekin atau terkadang buat mainan si kucing

Diubah oleh simplesample 18-11-2013 04:43
0
25.8K
Kutip
355
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan