- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Indonesia Mampu Sulitkan China, Meski Lengah di Menit-Menit Akhir


TS
tikowwotik
Indonesia Mampu Sulitkan China, Meski Lengah di Menit-Menit Akhir
Jakarta - Gol yang dicetak oleh Wu Lei mengandaskan perjalanan Indonesia di Piala Asia. Dengan kekalahan 0-1 atas China ini, Indonesia hampir pasti tidak lolos ke putaran selanjutnya. Indonesia pun kini harus puas duduk di peringkat paling buncit dengan hanya mengoleksi satu poin.
Meski sempat mendominasi permainan, terutama di babak pertama, China baru bisa mencetak gol di detik-detik akhir babak pertama. M. Roby yang kehilangan konsentrasi, terlambat untuk mengantisipasi sundulan Wu Lei.
Utak-Atik Tim China
Salah satu pujian yang mesti diberikan kepada tim China adalah fleksibilitas pemainnya dalam menjalani berbagai posisi, dan kedalaman skuatnya. Ini terutama terlihat pada susunan gelandang dan pemain bertahan.
Liu Jianye, yang pada leg pertama bermain sebagai gelandang di sebelah kiri, malah ditempatkan sebagai bek kanan. Demikian pula dengan Rong Hao –seorang bek kanan- yang ditempatkan sebagai fullback kiri, dan Zhang Lin Peng yang menjadi centerback padahal ia juga seorang bek kanan.
Di sektor gelandang ada Zhao Xuri yang menggantikan posisi Yang Hao. Padahal, Yang Hao sendiri hampir tidak tergantikan di lima pertandingan terakhir China.
Dengan pemilihan pemain ini, China sendiri memang terlihat ingin fokus menyerang Indonesia. China juga menempatkan empat pemain yang fasih bermain di lini depan: Yu Da Bao, Gao Lin, Sun Ke, dan Wu Lei. Bahkan, Yu Dabao dan Gao Lin juga sampai dimainkan bersamaan, meski karakter kedua pemain ini mirip.
Sementara itu, timnas Indonesia menurunkan susunan pemain yang hampir sama ketika melawan Kyrgystan. Hanya saja sektor penyerangan langsung dipimpin oleh Boaz Solossa dan Titus Bonai dari menit-menit awal, ketimbang duet Samsul Arief–Zulham Zamrun.
China Mengganti Strategi di Menit-Menit Awal
Pada leg pertama, China langsung fokus menyerang sektor kanan Indonesia dari menit-menit awal. Namun, pada pertandingan tadi, strategi ini diubah. China justru fokus menyerang dari tengah untuk memanfaatkan tingginya garis pertahanan Indonesia. Caranya dengan memberikan umpan terobosan untuk dikejar Wu Lei atau Yu Da Bao.
Zhao Xuri (No. 7) dan Gao Lin (No. 18) memiliki peran sentral dalam hal ini. Xuri akan menjemput bola, dan melakukan dribble hingga mendekati area sepertiga lapangan akhir. Namun Xuri hampir tidak pernah menusuk hingga ke jantung pertahanan Indonesia. Sebelum memasuki area final third, Xuri akan melepaskan umpan terobosan, atau memberikan umpan untuk dipantulkan Gao Lin pada Yu Da Bao atau Wu Lei.
Selama 15 menit awal, serangan dari poros tengah ini lah yang jadi strategi China. Ini dilakukan untuk memanfaatkan Yu Da Bao, yang menusuk dari sebelah kiri, untuk beradu kecepatan dengan bek tengah Indonesia. Namun, sebagai palang pintu terakhir Indonesia, I Made sendiri dengan sigap keluar dari areanya untuk menghentikan umpan throughball tersebut.
Bustomi kemudian melakukan man-to-man marking pada Xuri, dan barulah China pola mengubah serangannya ke sisi sayap.
Merebut Bola di Pertahanan Indonesia
Selain memiliki penguasaan yang baik, China juga sering kali coba merebut bola, ketika possession ada di kaki gelandang Indonesia, di area tengah lapangan. Ini terlihat dari defensive chalkboard China di babak pertama di bawah ini. Di sepanjang garis tengah lapangan, China kerap melakukan aksi bertahan.
Efeknya, lini tengah Indonesia tak mampu menguasai bola atau mengalirkan bola sama sekali di babak pertama. Bahkan, di babak pertama Indonesia hanya mampu melakukan 49 passing di area final third, sementara China 134 kali. Indonesia lalu mengandalkan bola-bola lambung ke arah sayap kanan untuk menembus pertahanan China.
Dengan menempatkan Yu Da Bao di sisi kiri, dan Wu Lei serta Sun Ke di kanan, China juga memastikan kedua fullback Indonesia tidak bergerak naik sehingga aliran bola terhenti. Passing-passing kemudian dilakukan di area tengah, namun lebih sering dipotong keluar.
Naik Turunnya Bustomi
Memainkan 4-3-1-2, baik Jufriyanto, Taufiq, maupun Maitimo jarang sekali maju ke area pertahanan China. Ketiganya terlihat diinstruksikan untuk tetap disiplin menjaga pertahanan. Bahkan, saat bola ada di penguasaan Taufiq dan ia mendapatkan ruang untuk maju, Taufiq malah memberikan bola kepada Bustomi dan kembali lagi ke area pertahanan.
Ini menyebabkan hanya Bustomi yang bergerak naik turun dari satu kotak ke kotak lainnya. Saat bola masih dikuasai lini pertahanan China, Bustomi terlihat berada paling depan, dan terkadang lebih tinggi posisinya ketimbang Boas. Sementara saat China sudah memasuki area pertahanan, Bustomi sudah kembali berada di area pertahanan Indonesia.
Memainkan peran seperti ini dalam suhu 9 derajat celcius tentu membutuhkan energi yang tidak sedikit. Tak heran jika ia digantikan oleh Zulham di babak kedua, selain juga karena kepentingan taktik.
Kembali Menyerang dari Sisi Kanan
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, mulai dari pertengahan babak pertama, China mengganti strateginya dengan menyerang sisi yang dikawal oleh Ruben Sanadi. China juga menanggalkan umpan terobosan mendatar, dan seolah ingin memanfaatkan duel-duel udara dengan memberikan umpan silang.
Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah karena pola pertahanan Indonesia. Igbonefo, yang memang memiliki kemampuan bertahan yang baik, sering kali meninggalkan posnya untuk menghentikan serangan China. Ia kadang bergerak melebar ke kiri atau ke kanan.
Saat Igbonefo meninggalkan area, maka Maitimo akan turun dan seolah menjadi centerback Indonesia. Akibatnya, saat bertahan, tugas Maitimo tak hanya melindungi Ruben. Ini berbeda dengan Taufiq yang bisa fokus memberikan perlindungan pada Hasyim Kipuw.
Saat ada serangan China ke area Ruben Sanadi, maka seharusnya Ruben melakukan pressing ke depan/ke arah pembawa bola. Maitimo yang akan menutup area Ruben di kotak penalti (juga untuk mengisi posisi Igbonefo). Namun pada prakteknya, Ruben sering kali telat melakukan pressing pada pemain China
Terlihat di gambar bagaimana China menggunakan bola-bola pendek di sayap kanan, yang berakhir dengan crossing. Sementara, di sayap kiri, nyaris tidak ada umpan silang satu pun. Ini karena di sisi kanan China menempatkan Sun Ke-Wu Lei yang dibantu oleh fullback Liu Jianye.
Saat Liu Jianye maju membawa bola, maka salah satu dari Sun Ke dan Wu Lei akan masuk menusuk kotak penalti. Ini yang menyebabkan perhatian Maitimo dan Ruben Sanadi teralihkan, sehingga Liu Jianye bebas memberikan umpan silang dari dalam.
Menyerang Rong Hao
Seperti China, Indonesia juga pilih menyerang dari sisi kanan. Bahkan, tak ada satupun passing di final third yang berasal dari area kiri. Ini karena Indonesia coba memanfaatkan Rong Hao yang memang terlambat turun untuk meng-cover area ini.
Pada saat Bustomi ada di lapangan, skema ini belum berjalan. Boaz dan Titus lebih sering bertukar posisi, sementara Bustomi memiliki tugas untuk turun naik area lapangan. Taktik ini baru terlaksana saat Zulham masuk dan Titus Bonai statis di kanan untuk menerima umpan.
Boas, Tibo, dan Zulham pun lalu diplot di area pertahanan lawan, tanpa perlu menjemput bola seperti yang dilakukan Bustomi. Ketiganya juga diminta untuk pressing lini pertahanan China. Ini lah yang tidak terlihat di babak pertama.
Posisi ketiga gelandang pun diubah. Jufriyanto menjadi satu orang DM statis, sementara Maitimo-Taufiq berada sejajar di depan Jufriyanto. Posisi Taufiq yang lebih maju di babak pertama juga membuat aliran bola di kanan lancar. Indonesia lalu mulai bisa menembus kotak penalti China.
Jika di menit 46-60 Indonesia hanya mampu membuat 4 passing di area final third, jumlah ini meningkat hingga menjadi 14 di menit 60-75.
Namun, satu hal yang perlu dicatat dari skema menyerang dari kanan ini adalah China memiliki kekuatan pertahanan justru di area itu. Zheng Zhi yang bertugas melapis Rong Hao disiplin menjaga, dan Hang Bowen yang bermain sebagai defensive midfielder murni juga ditempatkan sebagai gelandang di sebelah kiri. Kedua pemain ini mampu memotong aliran bola Indonesia dari sayap kanan.
Empat Pemain Depan
Dalam upaya untuk mencetak gol, Indonesia lalu memasukkan “pasangan” Zulham, yaitu Samsul Arief, di menit-76. Artinya ada empat pemain depan di lapangan. Boas kemudian turun untuk membantu lini tengah. Meski demikian, pola permainan masih dengan cara mengarahkan bola ke kanan.
Di periode waktu ini, China malah mengarahkan bolanya ke sayap kiri. Mereka memanfaatkan kekosongan area yang ditinggalkan Taufiq saat menyerang. Akibatnya pertandingan pun berjalan terbuka, dan Indonesia serta China saling berbalas serangan. Namun, hingga akhir pertandingan, tak ada gol lagi yang tercipta.
Seperti di leg pertama, Indonesia tak mampu berbuat apa-apa di menit satu sampai 45. China yang aktif merebut bola, dan melakukan pressing di area pertahanan Indonesia, membuat gelandang Indonesia tak mampu mengalirkan bola ke depan. Kedua fullback pun tertahan di belakang, karna harus mengantisipasi para pemain depan China.
Strategi ini diganti di babak kedua dengan memasukkan Zulham, dan kemudian Samsul Arief. Namun padunya barisan pertahanan China mampu membuat serangan Indonesia jadi buntu.Meski kalah, Indonesia mampu menyulitkan China. Namun satu kelengahan di menit-menit akhir babak pertama harus dibayar mahal dengan kekalahan.
http://m.detik..com/sepakbola/read/2013/11/16/182833/2414970/1480/indonesia-mampu-sulitkan-china-meski-lengah-di-menit-menit-akhir
=====
kalahh lagii...
seperti biasa..
jackson blg di media mau kalahin china..
untung aja gk dibantai..
yoo ayooo indonesia kuyakin kita pasti kalah
Meski sempat mendominasi permainan, terutama di babak pertama, China baru bisa mencetak gol di detik-detik akhir babak pertama. M. Roby yang kehilangan konsentrasi, terlambat untuk mengantisipasi sundulan Wu Lei.
Utak-Atik Tim China
Salah satu pujian yang mesti diberikan kepada tim China adalah fleksibilitas pemainnya dalam menjalani berbagai posisi, dan kedalaman skuatnya. Ini terutama terlihat pada susunan gelandang dan pemain bertahan.
Liu Jianye, yang pada leg pertama bermain sebagai gelandang di sebelah kiri, malah ditempatkan sebagai bek kanan. Demikian pula dengan Rong Hao –seorang bek kanan- yang ditempatkan sebagai fullback kiri, dan Zhang Lin Peng yang menjadi centerback padahal ia juga seorang bek kanan.
Di sektor gelandang ada Zhao Xuri yang menggantikan posisi Yang Hao. Padahal, Yang Hao sendiri hampir tidak tergantikan di lima pertandingan terakhir China.
Dengan pemilihan pemain ini, China sendiri memang terlihat ingin fokus menyerang Indonesia. China juga menempatkan empat pemain yang fasih bermain di lini depan: Yu Da Bao, Gao Lin, Sun Ke, dan Wu Lei. Bahkan, Yu Dabao dan Gao Lin juga sampai dimainkan bersamaan, meski karakter kedua pemain ini mirip.
Sementara itu, timnas Indonesia menurunkan susunan pemain yang hampir sama ketika melawan Kyrgystan. Hanya saja sektor penyerangan langsung dipimpin oleh Boaz Solossa dan Titus Bonai dari menit-menit awal, ketimbang duet Samsul Arief–Zulham Zamrun.
China Mengganti Strategi di Menit-Menit Awal
Pada leg pertama, China langsung fokus menyerang sektor kanan Indonesia dari menit-menit awal. Namun, pada pertandingan tadi, strategi ini diubah. China justru fokus menyerang dari tengah untuk memanfaatkan tingginya garis pertahanan Indonesia. Caranya dengan memberikan umpan terobosan untuk dikejar Wu Lei atau Yu Da Bao.
Zhao Xuri (No. 7) dan Gao Lin (No. 18) memiliki peran sentral dalam hal ini. Xuri akan menjemput bola, dan melakukan dribble hingga mendekati area sepertiga lapangan akhir. Namun Xuri hampir tidak pernah menusuk hingga ke jantung pertahanan Indonesia. Sebelum memasuki area final third, Xuri akan melepaskan umpan terobosan, atau memberikan umpan untuk dipantulkan Gao Lin pada Yu Da Bao atau Wu Lei.
Selama 15 menit awal, serangan dari poros tengah ini lah yang jadi strategi China. Ini dilakukan untuk memanfaatkan Yu Da Bao, yang menusuk dari sebelah kiri, untuk beradu kecepatan dengan bek tengah Indonesia. Namun, sebagai palang pintu terakhir Indonesia, I Made sendiri dengan sigap keluar dari areanya untuk menghentikan umpan throughball tersebut.
Bustomi kemudian melakukan man-to-man marking pada Xuri, dan barulah China pola mengubah serangannya ke sisi sayap.
Merebut Bola di Pertahanan Indonesia
Selain memiliki penguasaan yang baik, China juga sering kali coba merebut bola, ketika possession ada di kaki gelandang Indonesia, di area tengah lapangan. Ini terlihat dari defensive chalkboard China di babak pertama di bawah ini. Di sepanjang garis tengah lapangan, China kerap melakukan aksi bertahan.
Efeknya, lini tengah Indonesia tak mampu menguasai bola atau mengalirkan bola sama sekali di babak pertama. Bahkan, di babak pertama Indonesia hanya mampu melakukan 49 passing di area final third, sementara China 134 kali. Indonesia lalu mengandalkan bola-bola lambung ke arah sayap kanan untuk menembus pertahanan China.
Dengan menempatkan Yu Da Bao di sisi kiri, dan Wu Lei serta Sun Ke di kanan, China juga memastikan kedua fullback Indonesia tidak bergerak naik sehingga aliran bola terhenti. Passing-passing kemudian dilakukan di area tengah, namun lebih sering dipotong keluar.
Naik Turunnya Bustomi
Memainkan 4-3-1-2, baik Jufriyanto, Taufiq, maupun Maitimo jarang sekali maju ke area pertahanan China. Ketiganya terlihat diinstruksikan untuk tetap disiplin menjaga pertahanan. Bahkan, saat bola ada di penguasaan Taufiq dan ia mendapatkan ruang untuk maju, Taufiq malah memberikan bola kepada Bustomi dan kembali lagi ke area pertahanan.
Ini menyebabkan hanya Bustomi yang bergerak naik turun dari satu kotak ke kotak lainnya. Saat bola masih dikuasai lini pertahanan China, Bustomi terlihat berada paling depan, dan terkadang lebih tinggi posisinya ketimbang Boas. Sementara saat China sudah memasuki area pertahanan, Bustomi sudah kembali berada di area pertahanan Indonesia.
Memainkan peran seperti ini dalam suhu 9 derajat celcius tentu membutuhkan energi yang tidak sedikit. Tak heran jika ia digantikan oleh Zulham di babak kedua, selain juga karena kepentingan taktik.
Kembali Menyerang dari Sisi Kanan
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, mulai dari pertengahan babak pertama, China mengganti strateginya dengan menyerang sisi yang dikawal oleh Ruben Sanadi. China juga menanggalkan umpan terobosan mendatar, dan seolah ingin memanfaatkan duel-duel udara dengan memberikan umpan silang.
Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah karena pola pertahanan Indonesia. Igbonefo, yang memang memiliki kemampuan bertahan yang baik, sering kali meninggalkan posnya untuk menghentikan serangan China. Ia kadang bergerak melebar ke kiri atau ke kanan.
Saat Igbonefo meninggalkan area, maka Maitimo akan turun dan seolah menjadi centerback Indonesia. Akibatnya, saat bertahan, tugas Maitimo tak hanya melindungi Ruben. Ini berbeda dengan Taufiq yang bisa fokus memberikan perlindungan pada Hasyim Kipuw.
Saat ada serangan China ke area Ruben Sanadi, maka seharusnya Ruben melakukan pressing ke depan/ke arah pembawa bola. Maitimo yang akan menutup area Ruben di kotak penalti (juga untuk mengisi posisi Igbonefo). Namun pada prakteknya, Ruben sering kali telat melakukan pressing pada pemain China
Terlihat di gambar bagaimana China menggunakan bola-bola pendek di sayap kanan, yang berakhir dengan crossing. Sementara, di sayap kiri, nyaris tidak ada umpan silang satu pun. Ini karena di sisi kanan China menempatkan Sun Ke-Wu Lei yang dibantu oleh fullback Liu Jianye.
Saat Liu Jianye maju membawa bola, maka salah satu dari Sun Ke dan Wu Lei akan masuk menusuk kotak penalti. Ini yang menyebabkan perhatian Maitimo dan Ruben Sanadi teralihkan, sehingga Liu Jianye bebas memberikan umpan silang dari dalam.
Menyerang Rong Hao
Seperti China, Indonesia juga pilih menyerang dari sisi kanan. Bahkan, tak ada satupun passing di final third yang berasal dari area kiri. Ini karena Indonesia coba memanfaatkan Rong Hao yang memang terlambat turun untuk meng-cover area ini.
Pada saat Bustomi ada di lapangan, skema ini belum berjalan. Boaz dan Titus lebih sering bertukar posisi, sementara Bustomi memiliki tugas untuk turun naik area lapangan. Taktik ini baru terlaksana saat Zulham masuk dan Titus Bonai statis di kanan untuk menerima umpan.
Boas, Tibo, dan Zulham pun lalu diplot di area pertahanan lawan, tanpa perlu menjemput bola seperti yang dilakukan Bustomi. Ketiganya juga diminta untuk pressing lini pertahanan China. Ini lah yang tidak terlihat di babak pertama.
Posisi ketiga gelandang pun diubah. Jufriyanto menjadi satu orang DM statis, sementara Maitimo-Taufiq berada sejajar di depan Jufriyanto. Posisi Taufiq yang lebih maju di babak pertama juga membuat aliran bola di kanan lancar. Indonesia lalu mulai bisa menembus kotak penalti China.
Jika di menit 46-60 Indonesia hanya mampu membuat 4 passing di area final third, jumlah ini meningkat hingga menjadi 14 di menit 60-75.
Namun, satu hal yang perlu dicatat dari skema menyerang dari kanan ini adalah China memiliki kekuatan pertahanan justru di area itu. Zheng Zhi yang bertugas melapis Rong Hao disiplin menjaga, dan Hang Bowen yang bermain sebagai defensive midfielder murni juga ditempatkan sebagai gelandang di sebelah kiri. Kedua pemain ini mampu memotong aliran bola Indonesia dari sayap kanan.
Empat Pemain Depan
Dalam upaya untuk mencetak gol, Indonesia lalu memasukkan “pasangan” Zulham, yaitu Samsul Arief, di menit-76. Artinya ada empat pemain depan di lapangan. Boas kemudian turun untuk membantu lini tengah. Meski demikian, pola permainan masih dengan cara mengarahkan bola ke kanan.
Di periode waktu ini, China malah mengarahkan bolanya ke sayap kiri. Mereka memanfaatkan kekosongan area yang ditinggalkan Taufiq saat menyerang. Akibatnya pertandingan pun berjalan terbuka, dan Indonesia serta China saling berbalas serangan. Namun, hingga akhir pertandingan, tak ada gol lagi yang tercipta.
Seperti di leg pertama, Indonesia tak mampu berbuat apa-apa di menit satu sampai 45. China yang aktif merebut bola, dan melakukan pressing di area pertahanan Indonesia, membuat gelandang Indonesia tak mampu mengalirkan bola ke depan. Kedua fullback pun tertahan di belakang, karna harus mengantisipasi para pemain depan China.
Strategi ini diganti di babak kedua dengan memasukkan Zulham, dan kemudian Samsul Arief. Namun padunya barisan pertahanan China mampu membuat serangan Indonesia jadi buntu.Meski kalah, Indonesia mampu menyulitkan China. Namun satu kelengahan di menit-menit akhir babak pertama harus dibayar mahal dengan kekalahan.
http://m.detik..com/sepakbola/read/2013/11/16/182833/2414970/1480/indonesia-mampu-sulitkan-china-meski-lengah-di-menit-menit-akhir
=====
kalahh lagii...
seperti biasa..
jackson blg di media mau kalahin china..
untung aja gk dibantai..
yoo ayooo indonesia kuyakin kita pasti kalah
0
1.1K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan