- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gelang Anti-Penculikan


TS
vikiejeleek
Gelang Anti-Penculikan

Gelang Nymi. Betakit.com
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Suara nyaring mirip alarm langsung terdengar saat Nurina Zahra Rahmati beranjak menjauhi temannya, Tri Ayu Lestari. Suara alarm putus-putus berganti menjadi lengkingan panjang ketika dua siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Yogyakarta itu makin memperlebar jarak hingga lebih dari dari tiga meter. Lengkingan baru berhenti sekitar tiga detik setelah Nurina dan Tri saling mendekatkan rangkaian panel eletronik mungil yang digenggamnya.
"Selisih jarak dua meter sudah bunyi tapi masih putus-putus, kalau sampai delapan meter langsung bunyi panjang. Dari situ si ibu bisa tahu posisi anak yang sebelumnya mungkin lepas dari pengawasannya," kata Nurina kepada Tempo dalam pameran National Young Inventor Award ke-6 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jumat, 15 November 2013.
Kasus anak hilang di tempat umum sampai adanya penculikan bocah jadi alasan utama Nurina dan Tri untuk mengembangkan sistem peringatan dini. Dua siswi kelas XII tersebut memutuskan untuk membuat gelang yang dilengkapi dengan sensor, alarm, dan lampu light-emitting diode (LED). "Pakai gelang karet karena mudah dipakai, modelnya macam-macam. Jadi selain untuk keamanan, bisa buat gaya juga," kata Nurina.
Sistem dasar
Sistem dasarnya adalah koneksi sinyal radio yang menghubungkan transmitter dan receiver. Panel receiver nantinya ditanamkan dalam alat kontrol yang dipegang orang tua atau pengawas anak. Sementara transmitter dipasang di dalam gelang karet yang dipakai oleh anak. Saat kedua alat dinyalakan, sinyal transmitter diterima oleh receiver. Jarak aman sinyal agar alarm tidak berbunyi bisa disetel sesuai keinginan. "Untuk keamanan, kami setel dalam radius dua meter," kata Tri.
Saat jarak pemakai gelang receiver melebihi batas aman, data sinyal yang dikirim transmitter dan diterima oleh receiver berubah. Data yang diterima alat kontrol masuk ke dalam micro controller yang disalurkan ke buzzer dan memicu bunyi alarm. "Gelang yang dipakai si anak tidak mengeluarkan suara apa pun, jadi kalau misalnya terjadi penculikan mereka masih bisa aman sementara orang tuanya mencari dalam radius yang dekat," kata Nurina.
Untuk membuat prototype peranti pengawasan ini, Nurina dan Tri merogoh kocek mereka hingga Rp 1,2 juta. "Paling mahal itu penerima gelombang radionya, lebih dari separuh total biaya yang kami keluarkan," kata Nurina. Untuk sumber daya, mereka masih menggunakan baterai 9 volt yang mampu bertahan empat hari jika peranti dinyalakan terus-menerus. "Nanti mau kami ganti dengan baterai lithium polymer yang lebih awet, kecil, dan bisa diisi ulang. Panelnya juga akan diperkecil," kata Tri.
Penggunaan GPS
Mereka juga berencana mengembangkan peranti ini sehingga bisa menggunakan global positioning system (GPS). Namun mereka masih kesulitan mendapatkan pemancar GPS mungil yang harganya murah. "Pernah ketemu yang kecil tapi antenanya masih terlalu panjang sementara alat yang cocok itu ternyata harus impor," kata Tri.
Selain menggunakan gelombang radio, Nurina dan Tri berencana membuat gelang serupa yang menggunakan Bluetooth. Sistem Bluetooth dinilai lebih unggul ketimbang gelombang radio karena risiko gangguan lebih kecil dengan jarak koneksi yang lebih pendek. "Kalau pakai Bluetooth, koneksi gelang bisa disambungkan ke telepon genggam juga, jadi lebih mudah penggunaannya," kata Tri.
komen : mantap gan, tapi harganya mahal juga ya. hmmm.
sekian tread saya. sampe jumpa di lain kesempatan. salam vikie

0
2.2K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan