- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
surat cinta berisi curahan hati istri untuk mendiang suami
TS
allankuo
surat cinta berisi curahan hati istri untuk mendiang suami
Neh sis/gan surat yg mengharukan :"(
"Untuk ayah Won (nama sang anak)
1 Juni 1586,
Kau selalu berkata, "Sayang, kita akan hidup bersama-sama sampai rambut kita memutih dan kita juga akan mati pada hari yang sama." Tapi ternyata kau lebih dulu pergi meninggalkan aku. Kepada siapa aku dan anak kita harus bertanya dan bagaimana kami bisa hidup? Bagaimana mungkin kau pergi sebelum aku?
Bagaimana mungkin kau membawa hatiku padamu dan bagaimana aku bisa memberi hatiku padamu? Ketika kita sedang bersantai bersama, kau selalu berkata, "Sayang, apakah ada orang lain yang bisa menghargai dan saling mencintai seperti yang kita lakukan? Apakah mereka benar-benar seperti kita?" Bagaimana mungkin kau pergi sebelum aku?
Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu. Aku hanya ingin pergi bersamamu. Bawalah aku bersamamu ke tempat kau berada. Perasaanku kepadamu tidak akan bisa ku lupakan di dunia ini, dan kesedihan ku tak terbatas. Di mana aku harus meletakkan hatiku saat ini, dan bagaimana aku bisa hidup bersama dengan anak yang selalu merindukanmu?
Bacalah surat ini dan ceritakanlah dengan detail di dalam mimpiku. Aku hanya ingin mendengarkan kata-katamu dalam mimpiku, sama seperti pesan yang kutulis dalam surat ini. Lihatlah baik-baik dan katakan kepadaku.
Ketika anak kita sudah lahir ke dunia, siapakah yang harus dipanggilnya ayah? Siapakah yang bisa membayangkan bagaimana perasaanku saat itu? Tidak ada tragedi yang seperti ku alami di dunia ini.
Kau hanya berada di tempat lain, tapi tak sepertiku yang ada di tempat penuh penderitaan. Tak ada batasan dan cara untuk mengakhiri penderitaanku dengan bahasa yang kasar. Bacalah surat ini dan datang kepadaku dalam mimpi. Tunjukkanlah dirimu dan beri tahu aku. Aku percaya kalau aku akan melihatmu dalam mimpi. Datanglah kepadaku dengan diam-diam dan tunjukkan wajahmu. Semua kata-kataku untukmu ini tak akan ada habisnya, tapi aku berhenti di sini."
"Untuk ayah Won (nama sang anak)
1 Juni 1586,
Kau selalu berkata, "Sayang, kita akan hidup bersama-sama sampai rambut kita memutih dan kita juga akan mati pada hari yang sama." Tapi ternyata kau lebih dulu pergi meninggalkan aku. Kepada siapa aku dan anak kita harus bertanya dan bagaimana kami bisa hidup? Bagaimana mungkin kau pergi sebelum aku?
Bagaimana mungkin kau membawa hatiku padamu dan bagaimana aku bisa memberi hatiku padamu? Ketika kita sedang bersantai bersama, kau selalu berkata, "Sayang, apakah ada orang lain yang bisa menghargai dan saling mencintai seperti yang kita lakukan? Apakah mereka benar-benar seperti kita?" Bagaimana mungkin kau pergi sebelum aku?
Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu. Aku hanya ingin pergi bersamamu. Bawalah aku bersamamu ke tempat kau berada. Perasaanku kepadamu tidak akan bisa ku lupakan di dunia ini, dan kesedihan ku tak terbatas. Di mana aku harus meletakkan hatiku saat ini, dan bagaimana aku bisa hidup bersama dengan anak yang selalu merindukanmu?
Bacalah surat ini dan ceritakanlah dengan detail di dalam mimpiku. Aku hanya ingin mendengarkan kata-katamu dalam mimpiku, sama seperti pesan yang kutulis dalam surat ini. Lihatlah baik-baik dan katakan kepadaku.
Ketika anak kita sudah lahir ke dunia, siapakah yang harus dipanggilnya ayah? Siapakah yang bisa membayangkan bagaimana perasaanku saat itu? Tidak ada tragedi yang seperti ku alami di dunia ini.
Kau hanya berada di tempat lain, tapi tak sepertiku yang ada di tempat penuh penderitaan. Tak ada batasan dan cara untuk mengakhiri penderitaanku dengan bahasa yang kasar. Bacalah surat ini dan datang kepadaku dalam mimpi. Tunjukkanlah dirimu dan beri tahu aku. Aku percaya kalau aku akan melihatmu dalam mimpi. Datanglah kepadaku dengan diam-diam dan tunjukkan wajahmu. Semua kata-kataku untukmu ini tak akan ada habisnya, tapi aku berhenti di sini."
0
1.7K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan