- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dibalik Sejarah Satelit Luar Angkasa ( Tambah Ilmu gan ++pict )


TS
akangseptian
Dibalik Sejarah Satelit Luar Angkasa ( Tambah Ilmu gan ++pict )


Ini trit kedua ane gan, mohon 
biar up terus gan 



APA ITU SATELIT LUAR ANGKASA ?
Satelit Alami
Quote:
Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
5 Satelit alami terbesar yang pernah ditemukan manusia adalah: Ganymede (Jupiter), Titan (Saturnus), Callisto (Jupiter), Io (Jupiter), serta Bulan (Bumi).
5 Satelit alami terbesar yang pernah ditemukan manusia adalah: Ganymede (Jupiter), Titan (Saturnus), Callisto (Jupiter), Io (Jupiter), serta Bulan (Bumi).
Contoh satelit alami :
Spoiler for Bulan:

Spoiler for Io:

Spoiler for Callisto:

Spoiler for Titan:

Satelit Buatan
Quote:
Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi. Dalam pembahasan tentang satelit-satelit selanjutnya yang akan kita bahas adalah satelit buatan.
Oke cekidot gan




Sejarah
Quote:
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika.
Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.
Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika.
Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, "sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh". Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertari Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak mengetahui adanya satupun program satelit Amerika."
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), and the International Geophysical Year, interest angkatan bersenjata meningkat dan pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjai Project Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958.
Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.
Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space Station).
Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.
Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika.
Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, "sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh". Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertari Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak mengetahui adanya satupun program satelit Amerika."
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), and the International Geophysical Year, interest angkatan bersenjata meningkat dan pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjai Project Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958.
Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.
Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space Station).
Jenis Satelit
Quote:
1. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
2. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah.
3. Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll.
4. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.
5. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
6. Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
7. Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
8. Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.
9. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).
Spoiler for Contoh barang:

Spoiler for Satelit komunikasi:

Spoiler for Satelit pengamat bumi:

Spoiler for Satelit navigasi:

Spoiler for Satelit mata-mata:

Spoiler for Satelit tenaga surya:

Spoiler for Stasiun Angkasa:

Spoiler for Satelit cuaca:

Spoiler for Satelit miniatur:

Jenis Orbit
Quote:
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
1. Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
2. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
3. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
4. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
5. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
6. Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
7. Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
8. Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub
1. Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
2. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
3. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
4. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
5. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
6. Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
7. Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
8. Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub
Bagaimana Satelit Bekerja?
Quote:

Komunikasi satelit pada dasarnya berfungsi sebagai repeater di langit. Satelit juga menggunakan transponders, yaitu sebuah alat untuk memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah.
Umumnya komunikasi satelit menggunakan banyak tranponders. Contohnya Intelsat VIII menggunkan 44 transponders dapat mengakomodir 22.500 telepon sirkuit dan 3 channel TV, pada masa sekarang ini sampai bisa mengakomodir komunikasi di Asia dan Afrika.
Antena satelit sangat penting peranannya dalam jaringan komunikasi satelit. Karena benda yang ini berfungsi sebagai penerima transimisi di setiap kawasan di dunia. Sedangkan satellite spacing (penempatan satelit) digunakan agar dalam melakukan transmisi lebih mudah berdasarkan kawasannya.

Daftar Negara Peluncur Satelit
Quote:
Negara-negara yang mampu meluncurkan satelit sendiri, termasuk pembuatan kendaraan peluncur.
Catatan: banyak negara yang dapat mendisain dan membuat satelit -yang mana bisa dibiliang tidak memerlukan kapasitas ekonomi, ilmu dan industri yang tinggi -- tetapi tidak mampu untuk meluncurkannya, dan mereka menggunakan peluncur asing. Daftar dibawah tidak menempatkan berbagai negara tersebut, dan hanya mencantumkan negara yang mampu meluncurkan satelitenya sendiri, ditambah tanggal dimana negara tersebut menunjukan kemampuannya. Seterusnya juga tidak mencantumkan konsorsium satelit atau satelite multinasional.
Dan ada juga negara yang dibantu negara lain untuk peluncuran satelit


Catatan: banyak negara yang dapat mendisain dan membuat satelit -yang mana bisa dibiliang tidak memerlukan kapasitas ekonomi, ilmu dan industri yang tinggi -- tetapi tidak mampu untuk meluncurkannya, dan mereka menggunakan peluncur asing. Daftar dibawah tidak menempatkan berbagai negara tersebut, dan hanya mencantumkan negara yang mampu meluncurkan satelitenya sendiri, ditambah tanggal dimana negara tersebut menunjukan kemampuannya. Seterusnya juga tidak mencantumkan konsorsium satelit atau satelite multinasional.
Spoiler for Negaranya:

Dan ada juga negara yang dibantu negara lain untuk peluncuran satelit
Spoiler for Nih negaranya:



Berlomba Ke Luar Angkasa
Quote:
Tatkala Neil Armstrong bergerak di antara kaki-kaki modul bulan Eagle, dia melayang di gravitasi nol. Setelah enam jam menunggu, dia turun ke cekungan Mare Tranquillitas. Kakinya lalu menginjak Bulan, yang dulu hanya bisa dipandangi takjub warga Bumi.
“Ini langkah kecil bagi seorang lelaki, tapi langkah raksasa untuk umat manusia,” kata Armstrong, didengarkan oleh 500 juta pemirsa televisi di bumi secara langsung pada 20 Juli 1969.
Menyusul Armstrong, turun Buzz Aldrin. Dia melayang limbung. Mereka berdua menancapkan bendera Amerika Serikat di Bulan. Di dataran tandus tanpa oksigen keduanya menghabiskan waktu dua setengah jam. Dalam rekaman video, terlihat salah satu astronot berlari-lari. Mungkin gembira merasakan sensasi tanpa bobot.
Misi Apollo 11, yang membawa Armstrong dan Aldrin ke Bulan, adalah pencapaian luar biasa bagi upaya manusia di luar angkasa. Inilah yang membuat AS lebih unggul dari Rusia yang kala itu masih berikhtiar mengirim kosmonaut mereka ke Bulan.
Di era perang dingin, kedua negara ini bersaing keras. Mereka ingin terdepan dalam soal teknologi antariksa. Tapi pertarungan keduanya, juga membuka jalan kompetisi antar negara lain di dunia. Semua berlomba menjangkau jarak terjauh di tata surya.
Dalam soal ini, negara penghasil pesawat ulang-alik, dan satelit, harus berterima kasih kepada Jerman di Perang Dunia II. Tentara Nazi lah pada pertengahan 1930an mengembangkan roket balistik yang mampu terbang hingga ke luar angkasa.
Roket bernama Aggregate-4 (A-4) diuji coba pada 1942 dan 1943 itu, lalu diproduksi massal oleh Nazi dan diberi nama Vergeltungswaffe 2 (senjata pembalasan), atau lebih dikenal sebagai V2. Roket Jerman itu mampu melontarkan rudal balistik V2. Hulu ledaknya berbobot 1.130 kg, kecepatan 4.000 km per jam. Senjata ini digunakan Jerman menghajar Inggris dan Eropa Barat, yang dikuasai sekutu dari 1944 hingga 1945.
Setelah perang berlalu, tiga negara, yaitu AS, Soviet dan Inggris, berlomba merekrut anggota tim riset persenjataan Jerman. Sejak saat itu, roket V2 menjadi dasar rancangan awal roket antariksa AS dan Soviet. V2 juga menjadi pembuka jalan bagi teknologi antariksa lainnya yang lebih canggih.
“Ini langkah kecil bagi seorang lelaki, tapi langkah raksasa untuk umat manusia,” kata Armstrong, didengarkan oleh 500 juta pemirsa televisi di bumi secara langsung pada 20 Juli 1969.
Menyusul Armstrong, turun Buzz Aldrin. Dia melayang limbung. Mereka berdua menancapkan bendera Amerika Serikat di Bulan. Di dataran tandus tanpa oksigen keduanya menghabiskan waktu dua setengah jam. Dalam rekaman video, terlihat salah satu astronot berlari-lari. Mungkin gembira merasakan sensasi tanpa bobot.
Misi Apollo 11, yang membawa Armstrong dan Aldrin ke Bulan, adalah pencapaian luar biasa bagi upaya manusia di luar angkasa. Inilah yang membuat AS lebih unggul dari Rusia yang kala itu masih berikhtiar mengirim kosmonaut mereka ke Bulan.
Di era perang dingin, kedua negara ini bersaing keras. Mereka ingin terdepan dalam soal teknologi antariksa. Tapi pertarungan keduanya, juga membuka jalan kompetisi antar negara lain di dunia. Semua berlomba menjangkau jarak terjauh di tata surya.
Dalam soal ini, negara penghasil pesawat ulang-alik, dan satelit, harus berterima kasih kepada Jerman di Perang Dunia II. Tentara Nazi lah pada pertengahan 1930an mengembangkan roket balistik yang mampu terbang hingga ke luar angkasa.
Roket bernama Aggregate-4 (A-4) diuji coba pada 1942 dan 1943 itu, lalu diproduksi massal oleh Nazi dan diberi nama Vergeltungswaffe 2 (senjata pembalasan), atau lebih dikenal sebagai V2. Roket Jerman itu mampu melontarkan rudal balistik V2. Hulu ledaknya berbobot 1.130 kg, kecepatan 4.000 km per jam. Senjata ini digunakan Jerman menghajar Inggris dan Eropa Barat, yang dikuasai sekutu dari 1944 hingga 1945.
Setelah perang berlalu, tiga negara, yaitu AS, Soviet dan Inggris, berlomba merekrut anggota tim riset persenjataan Jerman. Sejak saat itu, roket V2 menjadi dasar rancangan awal roket antariksa AS dan Soviet. V2 juga menjadi pembuka jalan bagi teknologi antariksa lainnya yang lebih canggih.
Perang Dingin
Quote:
Pada masa Perang Dingin 1947 sampai 1991, kompetisi teknologi antariksa antara AS dan Soviet kala itu kian memanas.
Pada 1957, Soviet unggul dengan satelit sederhana prosteishy sputnik (PS-1). Empat tahun kemudian, Soviet juga melampaui AS, mengirimkan Yuri Gagarin mengorbit bumi. Dialah manusia pertama ke luar angkasa, menggunakan pesawat ulang-alik Vostok 1. Sejak inilah istilah kosmonaut dikenal. Dalam bahsa Rusia, Kosmonaut berarti “pelaut semesta.”
Tertinggal tiga pekan, awal Mei 1961, AS mengirimkan astronot pertama mereka, Alan Shepard ke luar angkasa. Alan menumpang kapal ulang-alik Freedom 7. Kata astronot diambil dari bahasa Yunani, berarti “pelaut bintang.” Setahun kemudian, barulah AS mengirimkan John Glenn, astronot AS pertama mengorbit bumi.
Persaingan kian tajam, ketika Presiden AS kala itu John F Kennedy menyetujui misi mencapai Bulan, atau dikenal program Apollo. Tekad Kennedy adalah menerbangkan manusia ke bulan sebelum abad ke 20 berakhir. Apollo 11 inilah yang mengantarkan Armstrong dan Aldrin ke Bulan.
Tak hanya Soviet dan AS yang bertarung. Sejumlah negara-negara Eropa juga turut serta. Katakanlah, Jerman yang sukses menerbangkan satelit AZUR pada 8 November 1969, menggunakan roket Scout-B buatan AS.
Lalu, ada Prancis yang merancang roket Veronique yang melesat pada 1957. Pada kepemimpinan Charles De Gaulle di 1958, teknologi antariksa Prancis mendapatkan tempat prioritas pada salah satu program pemerintah.
Jika AS dan Soviet bersaing soal siapa lebih unggul, di Eropa ada Prancis dan Jerman yang berlomba menghasilkan teknologi tercanggih. Menurut bocoran kabel diplomatik Kedutaan Besar AS di laman WikiLeaks, kedua negara itu bersitegang dalam bidang ini.
Dilansir dari CNN, Januari 2011, Dubes AS mengatakan intelijen dan badan antariksa Jerman menuding Prancis punya itikad jelek. Selain itu, rencana lobi Prancis ke AS untuk pembuatan satelit juga dibongkar oleh Jerman.
Persaingan ketat antara negara-negara maju itu menimbulkan kekhawatiran baru. Siapa akan menguasai Bulan? Siapa pemilik antariksa? Dan apakah orbit akan menjadi tempat negara maju meletakkan senjata mereka?
Untuk itulah, pada 27 Januari 1967 Amerika Serikat, Inggris dan Rusia meneken Traktat Luar Angkasa, atau Traktat Prinsip Pengaturan Aktivitas Negara-negara Dalam Eksplorasi dan Penggunaan Luar Angkasa, termasuk Bulan dan Benda-benda Langit Lainnya. Pada Oktober 2011, ada 100 negara tergabung dalam traktat ini. Sementara itu 26 negara lainnya belum meratifikasi.
Menurut traktat itu, luar angkasa dan seluruh benda angkasa adalah warisan bersama umat manusia (Common heritage of mankind), jadi harus dipergunakan dan dimanfaatkan untuk kebaikan manusia. Bulan dan seluruh benda di angkasa harus bebas dieksplorasi negara manapun tanpa diskriminasi. Orbit bumi juga tak boleh dipergunakan untuk menempatkan senjata nuklir.
Pada 1957, Soviet unggul dengan satelit sederhana prosteishy sputnik (PS-1). Empat tahun kemudian, Soviet juga melampaui AS, mengirimkan Yuri Gagarin mengorbit bumi. Dialah manusia pertama ke luar angkasa, menggunakan pesawat ulang-alik Vostok 1. Sejak inilah istilah kosmonaut dikenal. Dalam bahsa Rusia, Kosmonaut berarti “pelaut semesta.”
Tertinggal tiga pekan, awal Mei 1961, AS mengirimkan astronot pertama mereka, Alan Shepard ke luar angkasa. Alan menumpang kapal ulang-alik Freedom 7. Kata astronot diambil dari bahasa Yunani, berarti “pelaut bintang.” Setahun kemudian, barulah AS mengirimkan John Glenn, astronot AS pertama mengorbit bumi.
Persaingan kian tajam, ketika Presiden AS kala itu John F Kennedy menyetujui misi mencapai Bulan, atau dikenal program Apollo. Tekad Kennedy adalah menerbangkan manusia ke bulan sebelum abad ke 20 berakhir. Apollo 11 inilah yang mengantarkan Armstrong dan Aldrin ke Bulan.
Tak hanya Soviet dan AS yang bertarung. Sejumlah negara-negara Eropa juga turut serta. Katakanlah, Jerman yang sukses menerbangkan satelit AZUR pada 8 November 1969, menggunakan roket Scout-B buatan AS.
Lalu, ada Prancis yang merancang roket Veronique yang melesat pada 1957. Pada kepemimpinan Charles De Gaulle di 1958, teknologi antariksa Prancis mendapatkan tempat prioritas pada salah satu program pemerintah.
Jika AS dan Soviet bersaing soal siapa lebih unggul, di Eropa ada Prancis dan Jerman yang berlomba menghasilkan teknologi tercanggih. Menurut bocoran kabel diplomatik Kedutaan Besar AS di laman WikiLeaks, kedua negara itu bersitegang dalam bidang ini.
Dilansir dari CNN, Januari 2011, Dubes AS mengatakan intelijen dan badan antariksa Jerman menuding Prancis punya itikad jelek. Selain itu, rencana lobi Prancis ke AS untuk pembuatan satelit juga dibongkar oleh Jerman.
Persaingan ketat antara negara-negara maju itu menimbulkan kekhawatiran baru. Siapa akan menguasai Bulan? Siapa pemilik antariksa? Dan apakah orbit akan menjadi tempat negara maju meletakkan senjata mereka?
Untuk itulah, pada 27 Januari 1967 Amerika Serikat, Inggris dan Rusia meneken Traktat Luar Angkasa, atau Traktat Prinsip Pengaturan Aktivitas Negara-negara Dalam Eksplorasi dan Penggunaan Luar Angkasa, termasuk Bulan dan Benda-benda Langit Lainnya. Pada Oktober 2011, ada 100 negara tergabung dalam traktat ini. Sementara itu 26 negara lainnya belum meratifikasi.
Menurut traktat itu, luar angkasa dan seluruh benda angkasa adalah warisan bersama umat manusia (Common heritage of mankind), jadi harus dipergunakan dan dimanfaatkan untuk kebaikan manusia. Bulan dan seluruh benda di angkasa harus bebas dieksplorasi negara manapun tanpa diskriminasi. Orbit bumi juga tak boleh dipergunakan untuk menempatkan senjata nuklir.
Asia dimana ?
Quote:
Di Asia, China boleh dibilang paling awal menengok potensi luar angkasa. Mereka menerbangkan satelitnya sejak 24 April 1970. Mereka sangat intens. Dari 1970 hingga akhir 2001, China telah meluncurkan 50 satelit. Tingkat keberhasilannya hingga 90 persen. Sejak 1986, China menjual pesawat ulang-alik untuk para pemilik satelit. Bisnis ini cukup laris, karena kala itu industri kapal antariksa AS dan Eropa tengah mandek.
Kemajuan China paling gemilang adalah pada 2003, saat meluncurkan pesawat Shenzou 5 yang diawaki oleh seorang astronot. Dengan ini, China adalah negara ke tiga di dunia, setelah AS dan Rusia, yang menerbangkan manusia ke luar angkasa. Misi ini diulangi pada 2005 dan 2008.
Pada September tahun ini, teknologi China meningkat pesat dengan mengirimkan modul laboratorium angkasa Tiangong-1 ke luar angkasa. Lab ini digabungkan secara otomatis di orbit bumi dengan pesawat ulang alik Shenzou 8. Ini adalah tahap kedua dari tiga tahap ambisius China untuk membuat stasiun seberat 60 ton di luar angkasa.
Stasiun China ini jauh lebih ringan dibandingkan stasiun luar angkasa internasional milik AS, Rusia, Eropa, Kanada dan Jepang, yang berbobot hingga 400 ton.
Selain China, India juga maju dalam teknologi antariksa. Dimulai pada 1960an, India sudah menerbangkan roketnya di atas Kerala. Pada kepemimpinan Vikram Sarabhai, bidang antariksa India semakin maju pesat. Termasuk pemakaian satelit komunikasi dan pemantau udara.
Pada Oktober 2008, India mulai berkelana ke ruang angkasa. Mereka mengirimkan pesawat ulang-alik nirawak, Chandrayaan-1 ke Bulan.
Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) telah merencanakan misi kedua mereka ke bulan pada 2013. Target mereka pada 2016 adalah mengirimkan astronot ke Bulan. Bahkan saat ini ISRO tengah mempersiapkan misi selanjutnya ke Mars.
Selain kedua negara itu, Jepang juga patut diperhitungkan dalam soal antariksa. Jepang belum meluncurkan misi ulang-alik apapun, namun telah mengembangkan satelit pengintai untuk memantau aktivitas musuh mereka, Korea Utara, sejak 1998. Jepang khawatir, Korut memiliki rudal nuklir yang akan digunakan menyerang mereka.
Selain ketiga negara ini, beberapa negara lainnya di Asia juga sudah mulai meningkatkan teknologi antariksa mereka. Sebut saja Korea Utara yang telah beberapa kali meluncurkan satelit ke luar angkasa. Korea Selatan adalah pemain baru, tapi satelit pemantau militernya tak bisa dianggap enteng. Malaysia bahkan sudah mulai mengembangkan satelit mereka sendiri, dan merencanakan peluncuran fasilitas luar angkasa nirawak di masa depan.
Kemajuan China paling gemilang adalah pada 2003, saat meluncurkan pesawat Shenzou 5 yang diawaki oleh seorang astronot. Dengan ini, China adalah negara ke tiga di dunia, setelah AS dan Rusia, yang menerbangkan manusia ke luar angkasa. Misi ini diulangi pada 2005 dan 2008.
Pada September tahun ini, teknologi China meningkat pesat dengan mengirimkan modul laboratorium angkasa Tiangong-1 ke luar angkasa. Lab ini digabungkan secara otomatis di orbit bumi dengan pesawat ulang alik Shenzou 8. Ini adalah tahap kedua dari tiga tahap ambisius China untuk membuat stasiun seberat 60 ton di luar angkasa.
Stasiun China ini jauh lebih ringan dibandingkan stasiun luar angkasa internasional milik AS, Rusia, Eropa, Kanada dan Jepang, yang berbobot hingga 400 ton.
Selain China, India juga maju dalam teknologi antariksa. Dimulai pada 1960an, India sudah menerbangkan roketnya di atas Kerala. Pada kepemimpinan Vikram Sarabhai, bidang antariksa India semakin maju pesat. Termasuk pemakaian satelit komunikasi dan pemantau udara.
Pada Oktober 2008, India mulai berkelana ke ruang angkasa. Mereka mengirimkan pesawat ulang-alik nirawak, Chandrayaan-1 ke Bulan.
Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) telah merencanakan misi kedua mereka ke bulan pada 2013. Target mereka pada 2016 adalah mengirimkan astronot ke Bulan. Bahkan saat ini ISRO tengah mempersiapkan misi selanjutnya ke Mars.
Selain kedua negara itu, Jepang juga patut diperhitungkan dalam soal antariksa. Jepang belum meluncurkan misi ulang-alik apapun, namun telah mengembangkan satelit pengintai untuk memantau aktivitas musuh mereka, Korea Utara, sejak 1998. Jepang khawatir, Korut memiliki rudal nuklir yang akan digunakan menyerang mereka.
Selain ketiga negara ini, beberapa negara lainnya di Asia juga sudah mulai meningkatkan teknologi antariksa mereka. Sebut saja Korea Utara yang telah beberapa kali meluncurkan satelit ke luar angkasa. Korea Selatan adalah pemain baru, tapi satelit pemantau militernya tak bisa dianggap enteng. Malaysia bahkan sudah mulai mengembangkan satelit mereka sendiri, dan merencanakan peluncuran fasilitas luar angkasa nirawak di masa depan.
Nah, segitu dulu gan trit ane

Ane pamit dulu, monggo dibaca, gak menolak




Kaskuser yang baik selalu meninggalkan jejak




Sumber 1
Sumber 2
By @SeptianYudhaA
Diubah oleh akangseptian 14-11-2013 00:21
0
23.9K
Kutip
159
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan