Quote:
Pedagang Blok G Tanah Abang: Konsumen Malas Naik ke Lantai Teratas
Jakarta - Puluhan pedagang Blok G Pasar Tanah Abang di lantai tiga mengeluhkan sepinya pengunjung. Para pedagang merasakan pengunjung malas naik ke lantai teratas (lantai 3) sejak sebulan terakhir ini.
"Saya di sini juga sudah sebulan belum kejual satu pun. Padahal harga di sini sudah setengah harga daripada biasanya. Banyakan pengunjung sudah dapat di lantai dua, mereka mau ke atas juga sudah capai," kata salah satu pedagang bernama Nur (45) saat dijumpai detikcom di lokasi, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2013).
Rekan Nur yang sesama pedagang busana wanita bernama Yuswita di lantai teratas Blok G itu mengangguk setuju. Menurut Yuswita, sepinya pengunjung membuat beberapa penjual yang telah memiliki kios enggan kembali berdagang.
"Ada kios yang sudah disegel karena tutup terus, sudah dikasih surat peringatan tidak dipedulikan juga. Ya diambil lagi kiosnya oleh pengelola," kata Yuswita sambil menunjuk sebuah kios kosong dengan tanda lingkaran cat merah.
Baik Yuswita dan Nur berharap Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberi perhatian atas hal ini. Yuswita bahkan berharap orang nomor satu di Jakarta yang akrab disapa Jokowi itu memasang eskalator untuk ke lantai tiga.
"Pak Jokowi, pedagang dan pengunjung Blok G lantai 3 butuh eskalator. Kalau nggak ada, ya mungkin kita turun ke jalan lagi," ujar Yuswita.
Jokowi sempat mengantarkan puluhan wisatawan dari Solo untuk berbelanja di lantai teratas Blok G Pasar Tanah Abang pada Minggu (10/11) kemarin. Para wisatawan dari sebuah komunitas itu tampak semangat menawar sejumlah pakaian dari para pedagang.
Hari ini pun Jokowi merespon keluhan para pedagang dengan merencanakan pemasangan eskalator. "Di situ ada seribu lebih. Apa semuanya minta ramai semuanya? Apa dulu di bawah juga ramai terus? Itu banyak tergantungnya. Bahwa kita mau membangun eskalator, ya. Kita akan perbaiki yang kurang, ya. Tapi kalau nggak laku masa yang disalahin kita?" kata Jokowi terpisah.
[url]http://news.detik..com/read/2013/11/11/122232/2409254/10/pedagang-blok-g-tanah-abang-konsumen-malas-naik-ke-lantai-teratas[/url]
Padahal jauh jauh hari bang faisal sbelumnya sudah mengkritisi hal tersebut
Quote:
Menata Pasar Tanah Abang
Relokasi pedagang kakilima ke Blok G bertentangan dengan konsep ini, karena bagaimana pun rasanya karakteristik pedagang kakilima adalah eceran, sedangkan pasar Tanah Abang sudah melekat sebagai pasar grosir. Orang tak akan datang ke Blok G sekedar membeli satu helai sajadah atau handuk. Hampir semua pengunjung pasar Tanah Abang adalah pembeli partai besar (grosiran).Iming-iming hadiah mobil sekalipun tak akan ampuh membuat Blok G ramai pembeli. Jangan banyak berharap Blok G bisa mengangkat harkat dan martabat pedagang kakilima.
Bagaimana nasib pedagang kakilima? Sediakan hanggar luas tanpa kios, cukup lapak. Lokasinya harus mudah diakses oleh pejalan kaki, harus tetap di tempat keramaian. Kalau tak memungkinkan di kawasan pusat grosir, sediakan tempat baru yang ramai. Jangan direlokasi ke tempat sepi, karena pedagang kakilima memang seharusnya di tempat ramai. Orang membeli sambil lewat atas melintas. Yang dibeli adalah kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang segera harus dimiliki, misalnya handuk kecil untuk sopir dan kondektur angkutan kota yang melintas.
Semoga Pemda DKI Jakarta bersedia memikirkan kembali konsep pengembangan pasar Tanah Abang agar bisa menjadi ikon baru Indonesia. Juga penanganan pedagang kakilima yang sesuai dengan karakteristik permasalahannya. Mereka bisa diajak untuk mengisi unsur-unsur yang perlu dihadirkan untuk mewujudkan pasar Tanah Abang sebagai pusat grosir yang membanggakan.
http://jakarta.kompasiana.com/fasili...ng-594159.html
Makanya kalau dikritik jangan langsung di CAP BSH dan PANASBUNG
dapet dari twitter: