- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Nyata: Misteri 4 Hari Hilangnya Aminah dibawa Kakek Misterius BAGIAN II


TS
Asli3rut
Kisah Nyata: Misteri 4 Hari Hilangnya Aminah dibawa Kakek Misterius BAGIAN II
BAGIAN 1 bisa dibaca DISINI
LANJUTAN
BAGIAN II
KEADAAN BAYI AMINAH DAN KELUARGANYA
Tepat Dihari dimana Aminah menghilang, orang tua dan saudara-saudara aminah kalang kabut dengan dihinggapi perasaan GALAU yang sungguh EXTRIM, mereka tidak tinggal diam terus berusaha untuk mencari aminah, dicarinya aminah kesana-kemari tetapi sialnya pencarian mereka pada sore itu tidak membuahkan apa-apa. orang tuanya sangat khawatir terhadap keadaan aminah, apalagi pada waktu itu santer dengan mitos penduduk setempat, bahwa sangat dilarang orang yang baru melahirkan keluar rumah pada waktu menjelang Magrib, mengingat darah persalinan yang masih menetes, masih tercium bau Amis, konon katanya bisa mengundang Mahluk GHAIB sebangsa JIN untuk mengganggunya.
Gelap gulita mulai menyelimuti kampong kecil itu, Keluarga aminah pada waktu itu dibantu dengan tetangga terdekat, Pak Osin sebagai Kepala team pencarian pada waktu itu, terus berupaya mencari aminah, dengan bantuan penerangan Oncor seadanya mereka berupaya terus melakukan pencarian, pencarian pun dilanjut untuk menelusuri desa cibunar, sudut demi sudut di telusuri kebun-kebun bambu di masuki sambil berteriak “Aminah- Aminah dimana….” kata-kata itulah yang terdengar saling bersahutan diantara mereka, mereka hanya berharap bisa menemukan aminah dimanapun ia berada.
Sementara tetangga dan keluarga aminah sedang melakukan pencarian, Di rumah, bayi Aminah yang berada dalam gendongan neneknya terus merengek menangis dan terus menangis, mengisi keheningan malam yang mulai gelap gulita, kasihan bayi itu, bayi mungil yang seharusnya mendapatkan air susu dan kehangatan belaian ibunya di hari pertama dia ada didunia, hanya bisa pasrah dengan takdirnya, setiap kali bayi itu menangis, keluarga Aminah hanya bisa memberinya tetesan air teh manis, maklum pada waktu itu susu DANCOW sulit diwilayah dimana aminah tinggal apalagi GSM kagak ada brow pada waktu itu.
Hari Pertama
Pertemuan aminah dengan si kakek membawanya ke sebuah perjalanan yang sulit dimengerti oleh nalar manusia pada umumnya, dihari dimana aminah bertemu si kakek untuk hari pertama, ia dibawa kesebuah sumber mata air, Mata air Cibungur namanya, begitu orang sekitar menyebutnya, ntah apa yang ada dibalik nama tempat itu Bungur artinya Violet, Ci artinya air , air tersebut ada di daerah ujung Selatan desa Cibunar, agak sedikit seperti lembah tetapi tidak terlalu dalam, terletak di dalam hutan yang rimbun dengan pohon bamboo yang menjuntai, tempat itu tidak terlalu jauh kurang lebih 50 meter dari pemukiman sekitar, Cuma jalan setapak agak menurun untuk menuju tempat tersebut, sumber mata air itu dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi cuci kakus di siang hari, sebenarnya keluar air tersbut karena ada pohon KIARA (gak tau bahasa indonesianya pohon apa ya pokoknya masyarakat menyebutnya Pohon KIARA) , sangat besar, kurang lebih ukurannya sebesar 3 ekor kerbau, pohon itu kelihatan angker dengan sebagian akar-akarnya seukuran betis orang dewasa terlihat menembus tanah, dari bawah pohon itu keluar mata air sebesar ibu jari kaki, masyarakat menampung air tersebut dengan membuat bendungan seluas 4x 3 meter tepat dibawah pohon besar itu, Menurut penduduk setempat air tersebut keluar karena ada pohon besar itu, jika pohon itu ditebang, maka airpun akan mongering katanya. tepat di bawah phon besar itulah aminah tinggal di hari pertama aminah di bawa oleh si kakek.
Perasaan aminah pada waktu itu tidak bisa dejelaskan, dia Cuma sadar itu adalah malam hari, dan dia sadar dia ada didalam hutan, tidak ada penerangan, tetapi tidak ada perasaan takut sama sekali, Kedua Payudaranya mulai membengkak dan terasa berat ingin sekali ia menyusui anaknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya terpaku, seperti berada dalam pengaruh hipnotis, dan hanya si Kakek yang ada disampingnya. dalam keadaan aminah terpaku diam tidak bisa bertindak apa-apa, aminah sadar pada waktu itu ia mendengar sayup-sayup dari kejauhan teriakan-teriakan orang-orang yang memanggil namanya, Minah-Minah…Minah-Minah…, suara tersbut perlahan tapi pasti mendekati aminah, Minah…Minah…suara tersebut kedengaran dengan jelas oleh Aminah, tepat didepan aminah kurang lebih berjarak 4 meter di kegelapan malam aminah melihat percikan cahaya-cahaya Oncor melintasi jalan setapak yang ada didepannya, Aminah dengan jelas melihat Pak Osin dan beberapa orang lainnya yang pada saat itu melakukan pencarian, lewat tepat dihadapannya, meskipun begitu mereka sepertinya tidak bisa melihatnya, Aminah pada waktu itu bermaksud ingin menanyakan kabar Bayinya pada mereka, mulutnya terasa terkunci, tidak bisa berteriak, tidak bisa beranjak, padahal ingin sekali hatinya menanyakan kabar bayi yang dilahirkannya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, pelan-pelan tapi pasti akhirnya team pencarian mulai menjauhi lokasi dimana aminah berada, Hanya Aminah dan si kakeklah yang tidak bernjak dari tempat itu, si kakek kemudian berucap (“UCu Isukmah Urang pindah tidieu, Isukmah Urang Ka Cilamping jeung aki” Artinya : Cucuku besok kita akan menuju cilamping.) Cilamping adalah nama tempat sumber mata air berikutnya yang akan dikunjungi aminah dengan si kakek, Aminah hanya bisa Mengangguk.
BAGIAN TIGA TAMATBACA DISINI
LANJUTAN
BAGIAN II
KEADAAN BAYI AMINAH DAN KELUARGANYA
Tepat Dihari dimana Aminah menghilang, orang tua dan saudara-saudara aminah kalang kabut dengan dihinggapi perasaan GALAU yang sungguh EXTRIM, mereka tidak tinggal diam terus berusaha untuk mencari aminah, dicarinya aminah kesana-kemari tetapi sialnya pencarian mereka pada sore itu tidak membuahkan apa-apa. orang tuanya sangat khawatir terhadap keadaan aminah, apalagi pada waktu itu santer dengan mitos penduduk setempat, bahwa sangat dilarang orang yang baru melahirkan keluar rumah pada waktu menjelang Magrib, mengingat darah persalinan yang masih menetes, masih tercium bau Amis, konon katanya bisa mengundang Mahluk GHAIB sebangsa JIN untuk mengganggunya.
Gelap gulita mulai menyelimuti kampong kecil itu, Keluarga aminah pada waktu itu dibantu dengan tetangga terdekat, Pak Osin sebagai Kepala team pencarian pada waktu itu, terus berupaya mencari aminah, dengan bantuan penerangan Oncor seadanya mereka berupaya terus melakukan pencarian, pencarian pun dilanjut untuk menelusuri desa cibunar, sudut demi sudut di telusuri kebun-kebun bambu di masuki sambil berteriak “Aminah- Aminah dimana….” kata-kata itulah yang terdengar saling bersahutan diantara mereka, mereka hanya berharap bisa menemukan aminah dimanapun ia berada.
Sementara tetangga dan keluarga aminah sedang melakukan pencarian, Di rumah, bayi Aminah yang berada dalam gendongan neneknya terus merengek menangis dan terus menangis, mengisi keheningan malam yang mulai gelap gulita, kasihan bayi itu, bayi mungil yang seharusnya mendapatkan air susu dan kehangatan belaian ibunya di hari pertama dia ada didunia, hanya bisa pasrah dengan takdirnya, setiap kali bayi itu menangis, keluarga Aminah hanya bisa memberinya tetesan air teh manis, maklum pada waktu itu susu DANCOW sulit diwilayah dimana aminah tinggal apalagi GSM kagak ada brow pada waktu itu.
Hari Pertama
Pertemuan aminah dengan si kakek membawanya ke sebuah perjalanan yang sulit dimengerti oleh nalar manusia pada umumnya, dihari dimana aminah bertemu si kakek untuk hari pertama, ia dibawa kesebuah sumber mata air, Mata air Cibungur namanya, begitu orang sekitar menyebutnya, ntah apa yang ada dibalik nama tempat itu Bungur artinya Violet, Ci artinya air , air tersebut ada di daerah ujung Selatan desa Cibunar, agak sedikit seperti lembah tetapi tidak terlalu dalam, terletak di dalam hutan yang rimbun dengan pohon bamboo yang menjuntai, tempat itu tidak terlalu jauh kurang lebih 50 meter dari pemukiman sekitar, Cuma jalan setapak agak menurun untuk menuju tempat tersebut, sumber mata air itu dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi cuci kakus di siang hari, sebenarnya keluar air tersbut karena ada pohon KIARA (gak tau bahasa indonesianya pohon apa ya pokoknya masyarakat menyebutnya Pohon KIARA) , sangat besar, kurang lebih ukurannya sebesar 3 ekor kerbau, pohon itu kelihatan angker dengan sebagian akar-akarnya seukuran betis orang dewasa terlihat menembus tanah, dari bawah pohon itu keluar mata air sebesar ibu jari kaki, masyarakat menampung air tersebut dengan membuat bendungan seluas 4x 3 meter tepat dibawah pohon besar itu, Menurut penduduk setempat air tersebut keluar karena ada pohon besar itu, jika pohon itu ditebang, maka airpun akan mongering katanya. tepat di bawah phon besar itulah aminah tinggal di hari pertama aminah di bawa oleh si kakek.
Perasaan aminah pada waktu itu tidak bisa dejelaskan, dia Cuma sadar itu adalah malam hari, dan dia sadar dia ada didalam hutan, tidak ada penerangan, tetapi tidak ada perasaan takut sama sekali, Kedua Payudaranya mulai membengkak dan terasa berat ingin sekali ia menyusui anaknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya terpaku, seperti berada dalam pengaruh hipnotis, dan hanya si Kakek yang ada disampingnya. dalam keadaan aminah terpaku diam tidak bisa bertindak apa-apa, aminah sadar pada waktu itu ia mendengar sayup-sayup dari kejauhan teriakan-teriakan orang-orang yang memanggil namanya, Minah-Minah…Minah-Minah…, suara tersbut perlahan tapi pasti mendekati aminah, Minah…Minah…suara tersebut kedengaran dengan jelas oleh Aminah, tepat didepan aminah kurang lebih berjarak 4 meter di kegelapan malam aminah melihat percikan cahaya-cahaya Oncor melintasi jalan setapak yang ada didepannya, Aminah dengan jelas melihat Pak Osin dan beberapa orang lainnya yang pada saat itu melakukan pencarian, lewat tepat dihadapannya, meskipun begitu mereka sepertinya tidak bisa melihatnya, Aminah pada waktu itu bermaksud ingin menanyakan kabar Bayinya pada mereka, mulutnya terasa terkunci, tidak bisa berteriak, tidak bisa beranjak, padahal ingin sekali hatinya menanyakan kabar bayi yang dilahirkannya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, pelan-pelan tapi pasti akhirnya team pencarian mulai menjauhi lokasi dimana aminah berada, Hanya Aminah dan si kakeklah yang tidak bernjak dari tempat itu, si kakek kemudian berucap (“UCu Isukmah Urang pindah tidieu, Isukmah Urang Ka Cilamping jeung aki” Artinya : Cucuku besok kita akan menuju cilamping.) Cilamping adalah nama tempat sumber mata air berikutnya yang akan dikunjungi aminah dengan si kakek, Aminah hanya bisa Mengangguk.
BAGIAN TIGA TAMATBACA DISINI
Diubah oleh Asli3rut 13-11-2013 09:38


nona212 memberi reputasi
1
28.7K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan