- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
kok tetap strong ya ?!


TS
Persibwho
kok tetap strong ya ?!
3 Perusahaan Bakrie Rugi Triliunan Rupiah
Jakarta, Haluan — Perusahaan-perusahaan Bakrie mencatat kinerja yang kurang menggembirakan di triwulan III-2013. Sudah ada empat perusahaan Grup Bakrie yang melaporkan kinerjanya.
Dari empat yang sudah memberikan laporan, ada satu yang mencatat peningkatan laba. Tapi tiga lainnya menderita rugi, malah ruginya makin bengkak.
Berikut ini kinerja kelompok usaha Bakrie di lantai bursa, seperti dikutip dari laporan kinerja perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/11).
1. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat rugi rugi Rp 1,52 triliun hingga September 2013 atau bengkak 53% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 988,3 miliar.
Penyelenggara layanan telekomunikasi dengan brand Esia ini hanya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,596 triliun di triwulan ketiga 2013 atau turun 10% dibandingkan posisi sama tahun lalu Rp 1,779 triliun.
Meski demikian, Bakrie Telecom berhasil menekan beban usaha hingga periode September, sehingga berhasil mendapatkan laba usaha sebesar Rp 100,7 miliar dibandingkan rugi usaha periode sama tahun lalu sebesar Rp 329,55 miliar.
Pemicu naiknya kerugian selain turunnya pendapatan dari operator pengusung teknologi CDMA ini, tak lain karena beban keuangan yang mencapai Rp 534,879 miliar dan rugi kurs sebesar Rp 1,298 triliun.
2. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Perusahaan energi Grup Bakrie ini mencatat laba Rp 2 triliun di triwulan III-2013, laba ini naik tajam dibandingkan laba tahun lalu periode yang sama Rp 140 miliar.
Omzet perusahaan tercatat Rp 5,76 triliun di akhir September, bandingkan dengan posisi sebelumnya tahun lalu Rp 4,34 triliun. Laba meningkat tajam setelah perseroan menjual anak usahanya senilai Rp 1,63 triliun.
3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Perusahaan tambang Grup Bakrie ini mencatat rugi Rp 3,72 triliun di akhir September 2013, namun dalam laporan kinerja tahun sebelumnya perseroan hanya memberi perbandingan dengan akhir Desember 2012 yaitu sebesar Rp 6,41 triliun.
Selain laba, pendapatan perseroan juga turun dari akhir Desember 2012 sebesar Rp 27,6 triliun menjadi Rp 26,5 triliun di akhir September tahun ini. Anjloknya pendapatan dan laba diakibatkan turunnya produksi dan harga jual batubara.
Anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), juga mengalami hal yang sama. Pendapatannya turun di akhir September 2013 secara tahunan, yaitu dari Rp 170 miliar menjadi hanya Rp 152 miliar.
Kerugiannya juga bengkak menjadi Rp 336 miliar selama sembilan bulan pertama tahun inidibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 139 miliar.
4. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
Induk dari seluruh perusahaan Bakrie di lantai bursa ini menderita kerugian Rp 750 miliar di triwulan III-2013, bandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu yaitu laba Rp 36 miliar.
Kerugian ini sejalan dengan anjloknya pendapatan perseroan dari Rp 13,8 triliun di akhir September 2012 menjadi hanya Rp 2,9 triliun di akhir September tahun ini. (h/dtc)
tkp
kok tetap berjaya,tanya kenapa .....???
apa karena ini ya..Ical Sebut ISL Lebih Penting daripada Lapindo kan katanya perputaran uang disana besar (tapi kok banyak klub ISL yg senin kemis ya,tanya kenapa ......???
)
Quote:
Jakarta, Haluan — Perusahaan-perusahaan Bakrie mencatat kinerja yang kurang menggembirakan di triwulan III-2013. Sudah ada empat perusahaan Grup Bakrie yang melaporkan kinerjanya.
Dari empat yang sudah memberikan laporan, ada satu yang mencatat peningkatan laba. Tapi tiga lainnya menderita rugi, malah ruginya makin bengkak.
Berikut ini kinerja kelompok usaha Bakrie di lantai bursa, seperti dikutip dari laporan kinerja perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/11).
1. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat rugi rugi Rp 1,52 triliun hingga September 2013 atau bengkak 53% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 988,3 miliar.
Penyelenggara layanan telekomunikasi dengan brand Esia ini hanya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,596 triliun di triwulan ketiga 2013 atau turun 10% dibandingkan posisi sama tahun lalu Rp 1,779 triliun.
Meski demikian, Bakrie Telecom berhasil menekan beban usaha hingga periode September, sehingga berhasil mendapatkan laba usaha sebesar Rp 100,7 miliar dibandingkan rugi usaha periode sama tahun lalu sebesar Rp 329,55 miliar.
Pemicu naiknya kerugian selain turunnya pendapatan dari operator pengusung teknologi CDMA ini, tak lain karena beban keuangan yang mencapai Rp 534,879 miliar dan rugi kurs sebesar Rp 1,298 triliun.
2. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Perusahaan energi Grup Bakrie ini mencatat laba Rp 2 triliun di triwulan III-2013, laba ini naik tajam dibandingkan laba tahun lalu periode yang sama Rp 140 miliar.
Omzet perusahaan tercatat Rp 5,76 triliun di akhir September, bandingkan dengan posisi sebelumnya tahun lalu Rp 4,34 triliun. Laba meningkat tajam setelah perseroan menjual anak usahanya senilai Rp 1,63 triliun.
3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Perusahaan tambang Grup Bakrie ini mencatat rugi Rp 3,72 triliun di akhir September 2013, namun dalam laporan kinerja tahun sebelumnya perseroan hanya memberi perbandingan dengan akhir Desember 2012 yaitu sebesar Rp 6,41 triliun.
Selain laba, pendapatan perseroan juga turun dari akhir Desember 2012 sebesar Rp 27,6 triliun menjadi Rp 26,5 triliun di akhir September tahun ini. Anjloknya pendapatan dan laba diakibatkan turunnya produksi dan harga jual batubara.
Anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), juga mengalami hal yang sama. Pendapatannya turun di akhir September 2013 secara tahunan, yaitu dari Rp 170 miliar menjadi hanya Rp 152 miliar.
Kerugiannya juga bengkak menjadi Rp 336 miliar selama sembilan bulan pertama tahun inidibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 139 miliar.
4. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
Induk dari seluruh perusahaan Bakrie di lantai bursa ini menderita kerugian Rp 750 miliar di triwulan III-2013, bandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu yaitu laba Rp 36 miliar.
Kerugian ini sejalan dengan anjloknya pendapatan perseroan dari Rp 13,8 triliun di akhir September 2012 menjadi hanya Rp 2,9 triliun di akhir September tahun ini. (h/dtc)
tkp
kok tetap berjaya,tanya kenapa .....???

apa karena ini ya..Ical Sebut ISL Lebih Penting daripada Lapindo kan katanya perputaran uang disana besar (tapi kok banyak klub ISL yg senin kemis ya,tanya kenapa ......???

0
1.1K
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan