- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ayo kita hidup bersih
TS
jamesdjonatian
Ayo kita hidup bersih
Maaf kalau ane repost, ane hanya ingin mengajak kaskuser sekalian untuk peduli dengan hidup bersih.
Silakan di baca beritanya :
Revitalisasi tiga sungai besar di Jakarta, yaitu Pesanggrahan, Angke, dan Sunter, mulai berdampak positif meskipun program pembangunan tersebut masih jauh dari sempurna. Warga perlahan merasa aman dan terjauhkan dari ancaman banjir.
Warga di sekitar proyek revitalisasi, khususnya di daerah aliran Sungai Pesanggrahan tepatnya di antara kawasan Cipulir di Jakarta Selatan hingga Pos Pengumben di Jakarta Barat, kini tak lagi dihantui banjir besar meskipun hujan deras terus mengguyur Jakarta.
”Memang belum selesai dan kalau hujan bantaran ini jadi berlumpur, tetapi air tak lagi meluap dan menggenangi rumah kami,” kata Hendranto, warga Kampung Baru V, Pesanggrahan.
Menurut Hendranto, aliran Pesanggrahan antara Cipulir-Pos Pengumben selama ini berkelak-kelok dengan total panjang bisa lebih dari 3 kilometer. Revitalisasi yang kini tengah berlangsung memangkas beberapa kelokan sungai, menambah lebar sungai, serta mempertinggi turap kanan dan kiri sungai.
Di lapangan, program revitalisasi ini memang masih berjalan. Balok-balok beton dipasang berderet untuk memperkuat dinding sungai. Lebar sungai yang menyempit hingga 2-3 meter saja kini ditambah hingga 5-6 meter. Sungai juga dikeruk karena adanya pengendapan lumpur dan sampah membuat kedalaman kali saat ini hanya 1-1,5 meter saja.
Namun kondisi berbeda justru ditemui di ruas Jalan Swadarma tepatnya di depan kompleks perumahan dan universitas yang baru dibuka di kawasan itu. Jalan Swadarma yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari Sungai Pesanggrahan itu sekarang selalu terendam air ketika hujan deras datang. Akibat seringnya terendam, lapisan aspal di depan perumahan dan universitas itu pun rusak.
Di Kelurahan Petogogan, warga RW 003 sejak dua pekan lalu sudah disiagakan untuk menghadapi banjir. ”Begitu mendekati musim hujan, kami sudah koordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk hadapi banjir. Seperti tempat pengungsian, dapur umum, sampai kesehatan dan keselamatan warga sudah disiapkan. Karena RW 003 ini sebagian RT-nya dekat sekali dengan bibir sungai dan selalu kena banjir kalau sungai meluap,” kata Lurah Petogogan Kuswara.
Fatimah (70), perempuan asal Takengon, Aceh, yang telah 50 tahun menetap di Petogogan, mengatakan sudah capek menjadi korban banjir. ”Kami siap ditata asal di tempat yang baru dipastikan lebih baik,” katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, fungsi gorong-gorong di Jakarta tidak maksimal. ”Ada banyak kabel di dalam gorong-gorong, seperti listrik, telepon, fiber optik, yang tidak disatukan dalam ducting. Volume air yang ditampung gorong-gorong jadi berkurang,” katanya.
Galian kabel di tepi jalan juga tidak selalu dirapikan kembali seperti semula. Pemprov DKI Jakarta tengah mempertimbangkan mengenakan sanksi bagi instansi yang menggali saluran kabel dan tidak merapikan kembali seperti semula.
Pemprov DKI Jakarta mengakui, banyak langkah yang sudah dilakukan untuk menangani banjir selama setahun terakhir. Namun, seperti dikatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya, banjir tidak akan tiba-tiba hilang dari Jakarta. Proses penanganan banjir masih panjang dan akan terus berjalan.
Selain perbaikan gorong-gorong, pekerjaan yang masih berjalan sekarang, antara lain pengerukan sungai, waduk, saluran makro, dan saluran penghubung; pembuatan sumur resapan; dan pembersihan sampah di selokan.
Sementara dari prakiraan cuaca Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II BMKG Ciputat menyebutkan, selama dua hari ini, Senin dan Selasa, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang bakal diguyur hujan
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri membela Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait kondisi Sungai Ciliwung yang kotor.
Megawati berpendapat, masalah sampah di Sungai Ciliwung bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta sendiri.
"Banyak masalah yang dihadapi Pak Gubernur kita. Sekarang banyak sekali komplain tapi tak mengerti sungai yang ada dan masuk di Jakarta tidak dalam kewenangan beliau," kata Megawati, dalam sambutan kepada warga disela kunjungannya bersama Jokowi di Komunitas Ciliwung Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2013).
Megawati mengatakan, Sungai Ciliwung memiliki hulu yang berada di Bogor, Jawa Barat. Selain Ciliwung, lanjut Megawati, ada 12 sungai yang juga turut melintasi Jakarta, seperti Sungai Pesanggrahan.
Megawati pun meminta agar warga taat untuk tidak membuang sampah sembarangan atau mengotori sungai tersebut. Menurut Megawati, masalah kebersihan sungai merupakan hal yang penting.
"Ini tidak remeh temeh, ini masalah strategis kalau kita mau Jakarta menjadi rindang, sejuk, indah, dan sungainya bersih," ujar Megawati.
Jokowi pun dalam kesempatan itu mengutarakan hal senada. Dalam dua kali menyusuri Sungai Ciliwung, Mantan Wali Kota Surakarta ini mengaku prihatin dengan keadaan Ciliwung.
Jokowi mengaku lebih banyak menemukan kawasan seputar Ciliwung dalam keadaan yang tidak bersih. "Saya dua kali susuri Ciliwung, ya memang sedih. Lebih banyak yang tidak bersih. Sampahnya juga berasal dari kawasan atas, artinya wilayah lain," ujar Jokowi.
Jokowi pun berpesan kepada warga setempat yang hadir dalam kesempatan tersebut. Ia meminta agar warga tidak mengotori sungai dengan membuang sampah pada tempatnya. "Tadi juga sudah dipesan sama Ibu Mega, jangan buang sampah di sungai, di selokan, di Ciliwung," ujar Jokowi.
Genangan air merendam jalan dan mengakibatkan banjir di permukiman saat hujan deras mengguyur Jakarta. Ini jadi bukti jika drainase kota ini masih bermasalah. Gorong-gorong tak berfungsi, saluran air tertutup bangunan, sampai buruknya kondisi sungai belum juga teratasi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, genangan masih saja muncul di banyak tempat di Jakarta seusai hujan deras karena masalah klasik. ”Saluran air kita banyak yang ke sungai. Di sepanjang saluran hingga ujungnya tertutup bangunan. Ditambah lagi orang buang sampah ke situ. Lengkap sudah,” katanya, di Jakarta, Senin (11/11).
Basuki mencontohkan, di salah satu tempat di Grogol, Jakarta Barat, gorong-gorong yang seharusnya sedalam 2 meter tinggal 15 sentimeter. Akibatnya, di tempat itu selalu terjadi genangan setiap kali turun hujan deras walau sebentar.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengambil langkah tegas dengan membongkar bangunan yang menutup saluran air. ”Sering kali kalau membongkar bangunan harus memberi tempat untuk relokasi. Lalu, warga minta tempatnya di situ juga. Ya, mana bisa,” ujar Basuki.
”Kami sudah bekerja. Air sudah turun cepat setelah beberapa jam, tetapi itu tidak maksimal karena selama ada genangan, timbul kemacetan. Ya, kita berdoa saja. Berdoa sambil bekerja,” lanjut Basuki.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan. Alih fungsi tata ruang jadi penyumbang terbesar penyebab banjir di Jakarta. ”Kapasitas saluran jelas berkurang akibat pertumbuhan penduduk, perubahan tata ruang, dan bangunan liar,” katanya.
Tersumbat sampah
Sementara Kepala Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Budi Karya Irwanto mengungkapkan, walau 50 saluran penghubung sudah dibersihkan, sebagian saluran masih tersumbat sampah. Timbunan sampah menumpuk setiap hari dan mempersempit kapasitas saluran.
”Saat ini 80 persen saluran tersumbat sampah. Kami masih terus membersihkannya dengan mengerahkan peralatan dan petugas di lapangan. Persoalannya, setelah dibersihkan, sampah kembali menutup saluran,” kata Budi.
Di Jakarta, total ada 1.085 saluran penghubung. Saluran penghubung ini menghubungkan saluran mikro dan 13 sungai di Jakarta. Rinciannya, 180 saluran ada di Jakarta Utara, 513 saluran di Jakarta Barat, 163 saluran di Jakarta Pusat, 109 saluran di Jakarta Timur, dan 120 saluran di Jakarta Selatan.
Persoalannya, kata Budi, saat ini sebagian besar warga masih menganggap sungai sebagai tempat sampah besar. Jadi, hampir setiap hari ada penambahan sampah di sebagian besar saluran. ”Di kawasan yang sama, banyak tempat pembuangan sampah tidak resmi,” kata Budi.
Bukan hanya sampah, saluran penghubung juga terganggu sejumlah bangunan semipermanen ataupun permanen.
Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan Provinsi DKI Jakarta Putu Indiana memastikan bangunan yang ada di atas saluran tidak berizin.
”Kami tidak pernah mengeluarkan izin di sana,” kata Putu.
Periksa
Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau beberapa lokasi genangan yang muncul setelah hujan deras mengguyur Jakarta pada akhir pekan lalu. Selain pembersihan saluran, pengerukan sejumlah waduk dan penyiagaan pompa air diharapkan bisa mengurangi volume genangan di Jakarta.
Di Jakarta Barat, Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat berencana menormalkan sodetan Kali Pesanggrahan di lingkungan RW 005, Kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, dan di Kali Pesanggrahan. Kedua proyek akan dimulai awal Desember 2013.
Upaya menyodet Kali Pesanggrahan juga dilakukan di aliran antara Jembatan Cipulir dan Pos Pengumben. Di kawasan itu, sebagian warga mulai merasakan dampak positif, yaitu berkurangnya ancaman banjir selama musim hujan tahun ini.
Akan tetapi, bersamaan dengan program revitalisasi itu, ada pembangunan besar-besaran proyek permukiman dan universitas di wilayah tersebut. Sebagian warga khawatir, kelak hanya kompleks permukiman mewah dan kampus yang terhindar banjir.
Di Jakarta Utara, genangan masih terjadi di 19 tempat, di antaranya di RW 003 Kapuk Muara serta RW 001 dan 004 Kamal Muara.
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara Wagiman Silalahi mengaku, lokasi rawan genangan terus berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Lokasi yang belum tertangani karena saluran tersumbat sampah, endapan lumpur, dan tertutup bangunan.
Tahun ini, Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara mendapat anggaran pengairan sebesar Rp 39,7 miliar. Dana itu untuk 55 proyek yang telah ditandatangani kontraknya, di antaranya pembangunan pompa dan rumah pompa Kapuk IB dan Kamal Muara yang ditargetkan selesai Desember 2013.
Secara terpisah, Camat Cempaka Putih Lilik Yuli Handayani mengatakan, sebelum melakukan pembongkaran bangunan di atas saluran air, perlu dilakukan sosialisasi. Sosialisasi ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penolakan dari penghuni bangunan.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta saran cara penanggulangan sampah di Jakarta pada aktor Inggris peraih Oscar, Jeremy Irons.
Hal tersebut dinyatakan Jokowi setelah Irons melontarkan pertanyaan pada Jokowi terkait program-program yang telah dia lakukan untuk meminimalisir sampah di Jakarta.
"Hal tersulit bagi saya adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang masih suka buang sampah sembarangan, jadi kalau boleh tahu, apa saran Anda?" tanya Jokowi usai menonton pemutaran perdana film "Trashed" yang dibintangi Irons di Erasmus, Jakarta, Senin (11/11/2013) malam.
Jeremy Irons yang telah berkeliling ke berbagai belahan dunia guna membuat film dokumenter itu mengusulkan agar Jokowi menyediakan sebanyak mungkin tempat sampah di setiap sudut kota.
"Sediakan tempat sampah dengan berbagai warna untuk sampah plastik, logam, makanan, tempat sampah harus tersedia bagi warga miskin maupun kaya," kata Irons.
Selain itu, edukasi pada masyarakat mengenai pentingnya untuk "tidak menyampah" juga tak kalah pentingnya.
"Edukasi lewat iklan di media massa atau lewat jalur pendidikan pada generasi muda, selain itu juga bisa ditetapkan denda tinggi pada para pelanggar," katanya.
Irons optimistis jika perilaku masyarakat bisa berubah. Dia memberi contoh bagaimana kampanye antirokok yang dulu sulit dilakukan sekarang sudah mulai berhasil.
"Tapi kita jangan saling tuding, kita harus bekerja sama melakukan hal ini, pemerintah dan masyarakat harus bersatu," kata Irons.
Jokowi mengaku senang menonton film dokumenter karya Irons.
"Saya jarang menonton film, tapi saya senang setelah malam ini menonton film Anda sekarang saya jadi punya banyak ide. Seperti yang Anda tahu di Jakarta ini orang memproduksi 6.000 ton sampah sehari, dan 2.000 ton di antaranya dibuang ke sungai," kata Jokowi.
Di saat meninjau genangan air di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak sungkan masuk ke dalam selokan selebar setengah meter. Padahal, saat ini, pimpinan SKPD ikut meninjau bersamanya.
Semula, Jokowi hanya melihat kondisi selokan yang terhubung dengan Jalan Raya Lenteng Agung. Tiba-tiba, Jokowi setengah melompat masuk ke dalam selokan itu seraya membungkuk. Jokowi pun menunjukkan onggokan sampah di dalam gorong-gorong selokan.
"Tuh lihat, di dalam itu buanyak sampah, makanya ada genangan," ujar Jokowi, Senin (11/11/2013).
Jokowi sempat meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Manggas Rudi Siahaan untuk melihat langsung kondisi yang ada di dalam. "Sini, Pak, dilihat dari sini kelihatan banget," ucapnya sambil menunjukkan onggokan sampah di dalam selokan.
Tetapi, Manggas tak ikut turun ke dalam selokan. Manggas hanya mengiyakan sambil memosisikan tubuhnya setara dengan Jokowi.
Selain memantau gorong-gorong penuh sampah, Jokowi juga sempat menjejak-jejakkan kaki kanannya di dasar selokan. Jokowi mengatakan, salah satu penyebab genangan adalah endapan di selokan yang belasan tahun tidak pernah dikeruk sehingga menumpuk serta akhirnya mengurangi daya tampung selokan itu.
"Di sini titik yang paling tinggi genangannya. Coba bayangin sampe keras begini endapannya," ujar Jokowi.
Dia pun meminta Kepala Dinas PU untuk mengeruk endapan lumpur di selokan tersebut. Seperti diketahui, hujan yang mendera Jakarta pekan pertama November 2013 ini mengakibatkan genangan di Jakarta. Data Dinas Pekerjaan Umum mencatat ada 27 genangan yang ada di Jakarta
Walaupun ini membahas soal ibukota kita, tapi ane hanya ingin mengajak kita semua untuk mulai sekarang janganlah membuang sampah secara sembarangan, atau ke tempat penampungan air.Kita bisa hidup bersih di mulai dari diri kita.Pemerintah hanya bisa berusaha memperluas bantaran sungai tapi kita sebagai penduduk sebuah kota / desa hanya bisa membantu mensukseskan.
Mari kita hidup bersih.Dengan membuang sampah pada tempatnya, menggerakkan warga untuk saling gotong royong membersihkan selokan dan sungai(bukan menuduh, tapi hasil sungai atau selokan mampet pasti ada sumbangsih dari kita juga secara tidak sadar membuang sampah sembarangan).Kebersihan bukan tanggung jawab dinas kebersihan, tanggung jawab pemulung.
Terima kasih Kaskuser telah membaca thread ane ini.
Sumber 2
Sumber ada di Kompas.com
Salam Kaskus Demi Indonesia bersih
Jangan Lupa Rate dan Jangan biarkan thread ini tenggelam ya...
Silakan di baca beritanya :
Spoiler for Yuu Di baca:
Revitalisasi tiga sungai besar di Jakarta, yaitu Pesanggrahan, Angke, dan Sunter, mulai berdampak positif meskipun program pembangunan tersebut masih jauh dari sempurna. Warga perlahan merasa aman dan terjauhkan dari ancaman banjir.
Warga di sekitar proyek revitalisasi, khususnya di daerah aliran Sungai Pesanggrahan tepatnya di antara kawasan Cipulir di Jakarta Selatan hingga Pos Pengumben di Jakarta Barat, kini tak lagi dihantui banjir besar meskipun hujan deras terus mengguyur Jakarta.
”Memang belum selesai dan kalau hujan bantaran ini jadi berlumpur, tetapi air tak lagi meluap dan menggenangi rumah kami,” kata Hendranto, warga Kampung Baru V, Pesanggrahan.
Menurut Hendranto, aliran Pesanggrahan antara Cipulir-Pos Pengumben selama ini berkelak-kelok dengan total panjang bisa lebih dari 3 kilometer. Revitalisasi yang kini tengah berlangsung memangkas beberapa kelokan sungai, menambah lebar sungai, serta mempertinggi turap kanan dan kiri sungai.
Di lapangan, program revitalisasi ini memang masih berjalan. Balok-balok beton dipasang berderet untuk memperkuat dinding sungai. Lebar sungai yang menyempit hingga 2-3 meter saja kini ditambah hingga 5-6 meter. Sungai juga dikeruk karena adanya pengendapan lumpur dan sampah membuat kedalaman kali saat ini hanya 1-1,5 meter saja.
Namun kondisi berbeda justru ditemui di ruas Jalan Swadarma tepatnya di depan kompleks perumahan dan universitas yang baru dibuka di kawasan itu. Jalan Swadarma yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari Sungai Pesanggrahan itu sekarang selalu terendam air ketika hujan deras datang. Akibat seringnya terendam, lapisan aspal di depan perumahan dan universitas itu pun rusak.
Di Kelurahan Petogogan, warga RW 003 sejak dua pekan lalu sudah disiagakan untuk menghadapi banjir. ”Begitu mendekati musim hujan, kami sudah koordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk hadapi banjir. Seperti tempat pengungsian, dapur umum, sampai kesehatan dan keselamatan warga sudah disiapkan. Karena RW 003 ini sebagian RT-nya dekat sekali dengan bibir sungai dan selalu kena banjir kalau sungai meluap,” kata Lurah Petogogan Kuswara.
Fatimah (70), perempuan asal Takengon, Aceh, yang telah 50 tahun menetap di Petogogan, mengatakan sudah capek menjadi korban banjir. ”Kami siap ditata asal di tempat yang baru dipastikan lebih baik,” katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, fungsi gorong-gorong di Jakarta tidak maksimal. ”Ada banyak kabel di dalam gorong-gorong, seperti listrik, telepon, fiber optik, yang tidak disatukan dalam ducting. Volume air yang ditampung gorong-gorong jadi berkurang,” katanya.
Galian kabel di tepi jalan juga tidak selalu dirapikan kembali seperti semula. Pemprov DKI Jakarta tengah mempertimbangkan mengenakan sanksi bagi instansi yang menggali saluran kabel dan tidak merapikan kembali seperti semula.
Pemprov DKI Jakarta mengakui, banyak langkah yang sudah dilakukan untuk menangani banjir selama setahun terakhir. Namun, seperti dikatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya, banjir tidak akan tiba-tiba hilang dari Jakarta. Proses penanganan banjir masih panjang dan akan terus berjalan.
Selain perbaikan gorong-gorong, pekerjaan yang masih berjalan sekarang, antara lain pengerukan sungai, waduk, saluran makro, dan saluran penghubung; pembuatan sumur resapan; dan pembersihan sampah di selokan.
Sementara dari prakiraan cuaca Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II BMKG Ciputat menyebutkan, selama dua hari ini, Senin dan Selasa, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang bakal diguyur hujan
Spoiler for Yuu Di baca 2:
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri membela Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait kondisi Sungai Ciliwung yang kotor.
Megawati berpendapat, masalah sampah di Sungai Ciliwung bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta sendiri.
"Banyak masalah yang dihadapi Pak Gubernur kita. Sekarang banyak sekali komplain tapi tak mengerti sungai yang ada dan masuk di Jakarta tidak dalam kewenangan beliau," kata Megawati, dalam sambutan kepada warga disela kunjungannya bersama Jokowi di Komunitas Ciliwung Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2013).
Megawati mengatakan, Sungai Ciliwung memiliki hulu yang berada di Bogor, Jawa Barat. Selain Ciliwung, lanjut Megawati, ada 12 sungai yang juga turut melintasi Jakarta, seperti Sungai Pesanggrahan.
Megawati pun meminta agar warga taat untuk tidak membuang sampah sembarangan atau mengotori sungai tersebut. Menurut Megawati, masalah kebersihan sungai merupakan hal yang penting.
"Ini tidak remeh temeh, ini masalah strategis kalau kita mau Jakarta menjadi rindang, sejuk, indah, dan sungainya bersih," ujar Megawati.
Jokowi pun dalam kesempatan itu mengutarakan hal senada. Dalam dua kali menyusuri Sungai Ciliwung, Mantan Wali Kota Surakarta ini mengaku prihatin dengan keadaan Ciliwung.
Jokowi mengaku lebih banyak menemukan kawasan seputar Ciliwung dalam keadaan yang tidak bersih. "Saya dua kali susuri Ciliwung, ya memang sedih. Lebih banyak yang tidak bersih. Sampahnya juga berasal dari kawasan atas, artinya wilayah lain," ujar Jokowi.
Jokowi pun berpesan kepada warga setempat yang hadir dalam kesempatan tersebut. Ia meminta agar warga tidak mengotori sungai dengan membuang sampah pada tempatnya. "Tadi juga sudah dipesan sama Ibu Mega, jangan buang sampah di sungai, di selokan, di Ciliwung," ujar Jokowi.
Spoiler for Ayo Di baca:
Genangan air merendam jalan dan mengakibatkan banjir di permukiman saat hujan deras mengguyur Jakarta. Ini jadi bukti jika drainase kota ini masih bermasalah. Gorong-gorong tak berfungsi, saluran air tertutup bangunan, sampai buruknya kondisi sungai belum juga teratasi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, genangan masih saja muncul di banyak tempat di Jakarta seusai hujan deras karena masalah klasik. ”Saluran air kita banyak yang ke sungai. Di sepanjang saluran hingga ujungnya tertutup bangunan. Ditambah lagi orang buang sampah ke situ. Lengkap sudah,” katanya, di Jakarta, Senin (11/11).
Basuki mencontohkan, di salah satu tempat di Grogol, Jakarta Barat, gorong-gorong yang seharusnya sedalam 2 meter tinggal 15 sentimeter. Akibatnya, di tempat itu selalu terjadi genangan setiap kali turun hujan deras walau sebentar.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengambil langkah tegas dengan membongkar bangunan yang menutup saluran air. ”Sering kali kalau membongkar bangunan harus memberi tempat untuk relokasi. Lalu, warga minta tempatnya di situ juga. Ya, mana bisa,” ujar Basuki.
”Kami sudah bekerja. Air sudah turun cepat setelah beberapa jam, tetapi itu tidak maksimal karena selama ada genangan, timbul kemacetan. Ya, kita berdoa saja. Berdoa sambil bekerja,” lanjut Basuki.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan. Alih fungsi tata ruang jadi penyumbang terbesar penyebab banjir di Jakarta. ”Kapasitas saluran jelas berkurang akibat pertumbuhan penduduk, perubahan tata ruang, dan bangunan liar,” katanya.
Tersumbat sampah
Sementara Kepala Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Budi Karya Irwanto mengungkapkan, walau 50 saluran penghubung sudah dibersihkan, sebagian saluran masih tersumbat sampah. Timbunan sampah menumpuk setiap hari dan mempersempit kapasitas saluran.
”Saat ini 80 persen saluran tersumbat sampah. Kami masih terus membersihkannya dengan mengerahkan peralatan dan petugas di lapangan. Persoalannya, setelah dibersihkan, sampah kembali menutup saluran,” kata Budi.
Di Jakarta, total ada 1.085 saluran penghubung. Saluran penghubung ini menghubungkan saluran mikro dan 13 sungai di Jakarta. Rinciannya, 180 saluran ada di Jakarta Utara, 513 saluran di Jakarta Barat, 163 saluran di Jakarta Pusat, 109 saluran di Jakarta Timur, dan 120 saluran di Jakarta Selatan.
Persoalannya, kata Budi, saat ini sebagian besar warga masih menganggap sungai sebagai tempat sampah besar. Jadi, hampir setiap hari ada penambahan sampah di sebagian besar saluran. ”Di kawasan yang sama, banyak tempat pembuangan sampah tidak resmi,” kata Budi.
Bukan hanya sampah, saluran penghubung juga terganggu sejumlah bangunan semipermanen ataupun permanen.
Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan Provinsi DKI Jakarta Putu Indiana memastikan bangunan yang ada di atas saluran tidak berizin.
”Kami tidak pernah mengeluarkan izin di sana,” kata Putu.
Periksa
Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau beberapa lokasi genangan yang muncul setelah hujan deras mengguyur Jakarta pada akhir pekan lalu. Selain pembersihan saluran, pengerukan sejumlah waduk dan penyiagaan pompa air diharapkan bisa mengurangi volume genangan di Jakarta.
Di Jakarta Barat, Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat berencana menormalkan sodetan Kali Pesanggrahan di lingkungan RW 005, Kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, dan di Kali Pesanggrahan. Kedua proyek akan dimulai awal Desember 2013.
Upaya menyodet Kali Pesanggrahan juga dilakukan di aliran antara Jembatan Cipulir dan Pos Pengumben. Di kawasan itu, sebagian warga mulai merasakan dampak positif, yaitu berkurangnya ancaman banjir selama musim hujan tahun ini.
Akan tetapi, bersamaan dengan program revitalisasi itu, ada pembangunan besar-besaran proyek permukiman dan universitas di wilayah tersebut. Sebagian warga khawatir, kelak hanya kompleks permukiman mewah dan kampus yang terhindar banjir.
Di Jakarta Utara, genangan masih terjadi di 19 tempat, di antaranya di RW 003 Kapuk Muara serta RW 001 dan 004 Kamal Muara.
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara Wagiman Silalahi mengaku, lokasi rawan genangan terus berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Lokasi yang belum tertangani karena saluran tersumbat sampah, endapan lumpur, dan tertutup bangunan.
Tahun ini, Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara mendapat anggaran pengairan sebesar Rp 39,7 miliar. Dana itu untuk 55 proyek yang telah ditandatangani kontraknya, di antaranya pembangunan pompa dan rumah pompa Kapuk IB dan Kamal Muara yang ditargetkan selesai Desember 2013.
Secara terpisah, Camat Cempaka Putih Lilik Yuli Handayani mengatakan, sebelum melakukan pembongkaran bangunan di atas saluran air, perlu dilakukan sosialisasi. Sosialisasi ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penolakan dari penghuni bangunan.
Spoiler for Aktor Oscar aja optimis:
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta saran cara penanggulangan sampah di Jakarta pada aktor Inggris peraih Oscar, Jeremy Irons.
Hal tersebut dinyatakan Jokowi setelah Irons melontarkan pertanyaan pada Jokowi terkait program-program yang telah dia lakukan untuk meminimalisir sampah di Jakarta.
"Hal tersulit bagi saya adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang masih suka buang sampah sembarangan, jadi kalau boleh tahu, apa saran Anda?" tanya Jokowi usai menonton pemutaran perdana film "Trashed" yang dibintangi Irons di Erasmus, Jakarta, Senin (11/11/2013) malam.
Jeremy Irons yang telah berkeliling ke berbagai belahan dunia guna membuat film dokumenter itu mengusulkan agar Jokowi menyediakan sebanyak mungkin tempat sampah di setiap sudut kota.
"Sediakan tempat sampah dengan berbagai warna untuk sampah plastik, logam, makanan, tempat sampah harus tersedia bagi warga miskin maupun kaya," kata Irons.
Selain itu, edukasi pada masyarakat mengenai pentingnya untuk "tidak menyampah" juga tak kalah pentingnya.
"Edukasi lewat iklan di media massa atau lewat jalur pendidikan pada generasi muda, selain itu juga bisa ditetapkan denda tinggi pada para pelanggar," katanya.
Irons optimistis jika perilaku masyarakat bisa berubah. Dia memberi contoh bagaimana kampanye antirokok yang dulu sulit dilakukan sekarang sudah mulai berhasil.
"Tapi kita jangan saling tuding, kita harus bekerja sama melakukan hal ini, pemerintah dan masyarakat harus bersatu," kata Irons.
Jokowi mengaku senang menonton film dokumenter karya Irons.
"Saya jarang menonton film, tapi saya senang setelah malam ini menonton film Anda sekarang saya jadi punya banyak ide. Seperti yang Anda tahu di Jakarta ini orang memproduksi 6.000 ton sampah sehari, dan 2.000 ton di antaranya dibuang ke sungai," kata Jokowi.
Spoiler for Jokowi masuk selokan:
Di saat meninjau genangan air di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak sungkan masuk ke dalam selokan selebar setengah meter. Padahal, saat ini, pimpinan SKPD ikut meninjau bersamanya.
Semula, Jokowi hanya melihat kondisi selokan yang terhubung dengan Jalan Raya Lenteng Agung. Tiba-tiba, Jokowi setengah melompat masuk ke dalam selokan itu seraya membungkuk. Jokowi pun menunjukkan onggokan sampah di dalam gorong-gorong selokan.
"Tuh lihat, di dalam itu buanyak sampah, makanya ada genangan," ujar Jokowi, Senin (11/11/2013).
Jokowi sempat meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Manggas Rudi Siahaan untuk melihat langsung kondisi yang ada di dalam. "Sini, Pak, dilihat dari sini kelihatan banget," ucapnya sambil menunjukkan onggokan sampah di dalam selokan.
Tetapi, Manggas tak ikut turun ke dalam selokan. Manggas hanya mengiyakan sambil memosisikan tubuhnya setara dengan Jokowi.
Selain memantau gorong-gorong penuh sampah, Jokowi juga sempat menjejak-jejakkan kaki kanannya di dasar selokan. Jokowi mengatakan, salah satu penyebab genangan adalah endapan di selokan yang belasan tahun tidak pernah dikeruk sehingga menumpuk serta akhirnya mengurangi daya tampung selokan itu.
"Di sini titik yang paling tinggi genangannya. Coba bayangin sampe keras begini endapannya," ujar Jokowi.
Dia pun meminta Kepala Dinas PU untuk mengeruk endapan lumpur di selokan tersebut. Seperti diketahui, hujan yang mendera Jakarta pekan pertama November 2013 ini mengakibatkan genangan di Jakarta. Data Dinas Pekerjaan Umum mencatat ada 27 genangan yang ada di Jakarta
Walaupun ini membahas soal ibukota kita, tapi ane hanya ingin mengajak kita semua untuk mulai sekarang janganlah membuang sampah secara sembarangan, atau ke tempat penampungan air.Kita bisa hidup bersih di mulai dari diri kita.Pemerintah hanya bisa berusaha memperluas bantaran sungai tapi kita sebagai penduduk sebuah kota / desa hanya bisa membantu mensukseskan.
Mari kita hidup bersih.Dengan membuang sampah pada tempatnya, menggerakkan warga untuk saling gotong royong membersihkan selokan dan sungai(bukan menuduh, tapi hasil sungai atau selokan mampet pasti ada sumbangsih dari kita juga secara tidak sadar membuang sampah sembarangan).Kebersihan bukan tanggung jawab dinas kebersihan, tanggung jawab pemulung.
Terima kasih Kaskuser telah membaca thread ane ini.
Sumber 2
Sumber ada di Kompas.com
Salam Kaskus Demi Indonesia bersih
Jangan Lupa Rate dan Jangan biarkan thread ini tenggelam ya...
Diubah oleh jamesdjonatian 12-11-2013 01:55
0
2.7K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan