raisasmAvatar border
TS
raisasm
Indonesia vs Jepang
Hari Pembuangan Sampah di Negara Indonesia
Negara Indonesia memiliki manajemen sampah yang buruk, contohnya angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni di bawah 50%. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan.
Tidak heran jika kemudian sampah mudah ditemui dimana-mana. Lihat saja di selokan, jalanan, sungai, dan kali. Slogan "Jangan buang sampah sembarangan" hanya jadi kalimat tumpul yang gagal menggugah kesadaran bahaya sampah.
Padahal sampah bisa menimbulkan kematian, seperti yang terjadi dalam tragedi longsornya sampah di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 silam. Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.
Ada beberapa gerakan mengatasi sampah yang dicanangkan di Indonesia, di antaranya gerakan 3R (Reuse Reduce Recycle) dan Bank Sampah. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bank Sampah, di Malang, Jawa Timur, pada November silam, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyampaikan keuntungan ekonomi dari Bank Sampah.
"Dengan adanya Bank Sampah itu, yang diutamakan, rakyat lebih peduli lingkungan, tidak lagi membuang sampah sembarangan dan bisa lebih sejahtera dari sampah," ujar Balthasar.
Jumlah kota yang mengembangkan Bank Sampah meningkat dari 22 kota menjadi 41 kota pada tahun 2012. Jumlah unit Bank Sampah juga bertambah dari 471 menjadi 585 unit, meningkat sekitar 24%.
Meski dianggap kecil, gerakan ini sudah menjadi landasan untuk melawan sampah. Gerakan ini juga membuka peluang menjadikan masalah sampah lebih ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan secara sosial. Dikatakan Matthew Gubb, Direktur dari International Environmental Technology Centre (IETC) UNEP, peluang tersebut merupakan, "Area model untuk menghijaukan ekonomi.".

Hari Pembuangan Sampah di Negara Jepang
Teratur dan detil sepertinya telah menjadi darah daging bagi orang Jepang. Telah menjadi salah satu ciri bagi Kaisar Akihito dan rakyatnya. Barang kali ini pula yang menjadi salah satu penyebab majunya negeri ini sejajar dengan bangsa-bangsa Eropa. Salah satu aktivitas yang menggambarkan betapa teratur dan detilnya mereka adalah dari cara mereka mengelola pembuangan sampah. Sebagimana kita ketahui bersama bahwa hidup kita takkanbisa lepas dari yang namanya sampah. Bersih bukan berarti kita tidak pernah bersinggungan dengan sampah melainkan bersih adalah bagaimana cara kita bisa mengelola sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan masalah. Berikut beberapa fakta tentang cara orang Jepang memperlakukan sampah
Secara umum orang Jepang mengelompokkan sampah-sampah mereka menjadi beberapa jenis, antara lain sampah rumah tangga ( sisa-sia bahan masakan, kertas-kertas yang sudah kotor, dll ), sampah-sampah berbahan plastik, sampah-sampah botol dan kaleng, sampah-sampah khusus seperti alat-alat rumah tangga ( wajan, penggorengan, radio, televise, lemari es, dll ) yang mereka bagi lagi berdasarkan ukurannya ( besar dan kecil ).
Di tempat umum disediakan tempat sampah dengan 4 kategori, yang pertama sampah yang bisa dibakar (plastic, kertas, dll), biasanya bertuliskan Moeru Gomi. Kedua, untuk kaleng minuman terbuat dari alumunium (kaleng Sprite, Coca-Cola, dll), biasanya bertuliskan Kan. Ketiga, untuk botol plastic (Aqua botol dll), biasanya bertuliskan Petto Botoru. Terakhir, untuk botol kaca (bir dll) biasanya bertuliskan Garasu. Untuk perabotan-perabotan yang ukurannya besar, pembuangannya mesti berkoordinasi dengan kantor yang berwenag, di Jepang disebut the Sanitation Office dan hanya bisa dibuang sebulan sekali.
Orang Jepang menetapkan jadwal pembuangan sampah dalam setiap Minggunya. Tiap-tiap daerah di Jepang mempunyai aturan yang sedikit berbeda satu sama lain, tergantung Tempat Pengolahan Sampah terpadu yang tersedia di daerah tersebut. Hari Minggu adalah hari dimana tempat pembuangan sampah menikmati kebersihannya alias tidak ada pembuangan sampah. Sampah-sampah tersebut dijadwal secara tertulis agar ditaruh ditempat pembuangan sampah sementara setiap harinya antara pukul 8 sampai 9 pagi. Jadi dihimbah untuk tidak membuang sampah di malam harinya. Sementara datangnya truk pembuang sampah menandakan akhir pembuangan sampah pada hari tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan orang Jepang yaitu mereka membuang sampahnya dengan rapi. Sampah-sampah dibungkus dengan plastik transparan ( tidak gelap ). Sampah kertas dibuang dalam wadah kertas seperti kantung kertas bekas belanjaan. Buku-buku bekas atau Koran mereka ikat dengan apik, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini membuat tempat-tempat sampah di Jepang bebas dari bau.
Untuk membuang sampah yang berukuran besar, kita harus membayar uang daur ulangnya. Biasanya sampah yang berukuran di atas 30 cm. Misalnya untuk membuang kipas angin yang cukup besar ataupun sepeda, orang Jepang harus membeli stiker yang bisa dibeli di kombini store seharga 500 yen.
Pada masa libur panjang seperti libur tahun baru dan Golden week yang lamanya hampir satu minggu, pembuangan sampah ditiadakan dan biasanya telah diinformasikan melalui website pemerintah setempat. Pada sat ini tempat-tempat pembuangan sampah sementara biasanya ditutup misalnya dengan menutup dan mengikatkan jaring tali penutup bak sampah sehingga sampah-sampah tidak bisa dibuang dan dimasukkan kesana.

hmm, kapan ya bangsa kita bisa merdeka dari penjajahan sampah kayak di Jepang? emoticon-Sorry
0
2.3K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan