- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berawal dari Iseng, Dokter di Surabaya Buat Mobil Berbahan Bakar Angin


TS
odonk-odonk
Berawal dari Iseng, Dokter di Surabaya Buat Mobil Berbahan Bakar Angin
Berawal dari Iseng, Dokter di Surabaya Buat Mobil Berbahan Bakar Angin
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semakin banyak orang kini berusaha mencari terobosan guna membuat energi alternatif. Hal itu setidaknya dipengaruhi melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang kian hari dirasa semakin mencekik.
Salah satu terobosan dilakukan oleh seorang dokter di Surabaya, adalah Helmy Djafar. Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mencoba sebuah riset mengenai mobil berbahan bakar angin.
Awalnya Helmy hanya sekedar hobi utak atik pada 15 tahun lalu. Ketika itu ia memiliki prototipe mobil terbang yang digerakkan dengan gelombang suara.
"Saya suka utak-atik, jadi masih bentuk mainan digerakkan dengan suara," kata Helmy saat berkunjung ke kantor redaksi Tribunnews.com, Jumat(8/11/2013) malam.
Usai sering melakukan banyak uji coba, pria 44 tahun itu lalu mengajak beberapa temannya seperti Adang Mansur, M Iksan dan Sumadji. Mereka bertiga kemudian membuat konsep mengenai mobil berbahan bakar angin.
Mobil tersebut didesain dengan menggunakan alat bantu berupa tabung oksigen berisi 56 liter. Lalu, mereka mencari sebuah mobil bekas bermerk Daihatsu Hi Jet senilai Rp 7,5 juta dan dibongkar seluruh mesinnya serta hanya disisakan sasis, kemudi serta persnelingnya.
Satu tabung berisi angin tersebut kata Helmy bisa menempuh jarak tiga sampai empat kilometer.
"Coba kalau bagian lekukan tempat duduk kita kasih tabung, lalu diatas kita kasih tabung jadi total 24, maka tinggal dikali tiga saja jarak tempuhnya," kata Helmy.
Memang, lanjut Helmy mobil karyanya tersebut jauh dari kata sempurna. Akan tetapi terdapat banyak keuntungan apabila nantinya benar-benar dipasarkan ke seluruh rakyat Indonesia dengan harga yang murah, meski biaya produksinya sangat mahal, mencapai Rp 300 Juta.
"Total biaya riset sampai 300 juta, ratusan kali gagal," kata Helmy.
Mobil berbahan bakar udara ini lanjut Helmy juga sangat irit dibandingkan dengan mobil listrik. Tiap 10 kilometer biaya yang dihabiskan tidak lebih dari Rp 100.
Tidak hanya itu, emisi gas buang dari kendaraan ini juga bisa dimanfaatkan menjadi pendingin ruangan atau AC yang dipakai di dalam mobil.
"Ini udara biasa posisinya dimampatkan, outputnya jadi AC dingin. Jadi, mesinnya kalau habis dipakai, pertama itu ada bunga esnya," katanya.
Salah satu terobosan dilakukan oleh seorang dokter di Surabaya, adalah Helmy Djafar. Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mencoba sebuah riset mengenai mobil berbahan bakar angin.
Awalnya Helmy hanya sekedar hobi utak atik pada 15 tahun lalu. Ketika itu ia memiliki prototipe mobil terbang yang digerakkan dengan gelombang suara.
"Saya suka utak-atik, jadi masih bentuk mainan digerakkan dengan suara," kata Helmy saat berkunjung ke kantor redaksi Tribunnews.com, Jumat(8/11/2013) malam.
Usai sering melakukan banyak uji coba, pria 44 tahun itu lalu mengajak beberapa temannya seperti Adang Mansur, M Iksan dan Sumadji. Mereka bertiga kemudian membuat konsep mengenai mobil berbahan bakar angin.
Mobil tersebut didesain dengan menggunakan alat bantu berupa tabung oksigen berisi 56 liter. Lalu, mereka mencari sebuah mobil bekas bermerk Daihatsu Hi Jet senilai Rp 7,5 juta dan dibongkar seluruh mesinnya serta hanya disisakan sasis, kemudi serta persnelingnya.
Satu tabung berisi angin tersebut kata Helmy bisa menempuh jarak tiga sampai empat kilometer.
"Coba kalau bagian lekukan tempat duduk kita kasih tabung, lalu diatas kita kasih tabung jadi total 24, maka tinggal dikali tiga saja jarak tempuhnya," kata Helmy.
Memang, lanjut Helmy mobil karyanya tersebut jauh dari kata sempurna. Akan tetapi terdapat banyak keuntungan apabila nantinya benar-benar dipasarkan ke seluruh rakyat Indonesia dengan harga yang murah, meski biaya produksinya sangat mahal, mencapai Rp 300 Juta.
"Total biaya riset sampai 300 juta, ratusan kali gagal," kata Helmy.
Mobil berbahan bakar udara ini lanjut Helmy juga sangat irit dibandingkan dengan mobil listrik. Tiap 10 kilometer biaya yang dihabiskan tidak lebih dari Rp 100.
Tidak hanya itu, emisi gas buang dari kendaraan ini juga bisa dimanfaatkan menjadi pendingin ruangan atau AC yang dipakai di dalam mobil.
"Ini udara biasa posisinya dimampatkan, outputnya jadi AC dingin. Jadi, mesinnya kalau habis dipakai, pertama itu ada bunga esnya," katanya.
Mobil Ramah Lingkungan Hasil Inovasi Seorang Dokter
Quote:
Metrotvnews.com, Surabaya: Seorang dokter di Surabaya mengembangkan teknologi otomotif atau mobil berbahan bakar udara. Mobil itu ramah lingkungan karena udara buangnya dapat dimanfaatkan sebagai listrik dan penyejuk udara di dalam mobil.
Helmy Djafar, dokter di klinik Cita Husada dan Surabaya Herbal Center membuat inovasi mobil ramah lingkungan. Helmy membeli mobil bekas dan mesinnya di ganti dengan mesin karyanya sendiri, yang dapat menerima udara yang telah dikomporesi dan bertekanan tinggi sehingga mesin dapat bekerja dan menggerakkan mobil. Secara keseluruhan bahan yang digunakan selama eksperimen pengembangan mobil berbahan bakar udara ini dari barang bekas.
Ide mengembangkan teknologi otomotif atau mobil berbahan bakar udara ini berawal dari kesenangannya dengan dunia teknik, karena pernah mengenyam pendidikan di teknik elektronika di IKIP Surabaya atau sekarang Universitas Negeri Surabaya meski tidak sampai tamat. Helmy hanya beberapa bulan menempuh pendidikan di teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Helmy berpikir pemanfaatan udara sebagai bahan bakar mobil tentu akan lebih menghemat biaya. Beranjak dari pemikiran itu 15 tahun silam Helmy telah melakukan eksperimen namun mengalami sejumlah kendala. Niat mengembangkan mobil berbahan bakar udara muncul kembali setelah maraknya mobil listrik buatan Indonesia.
Cara kerja dari mesin berbahan bakar udara ini cukup sederhana udara yang berada di dalam tabung dikompresi dan disalurkan ke mesin. Lalu mesin akan menggerakkan mobil dengan kecepatan mencapai 60 sampai 70 kilometer per jam.
Helmy berharap pengembangan mobil berbahan bakar udaranya yang menghabiskan dana hingga Rp300 juta itu, dapat terselesaikan dan diproduksi secara massal.
Ia juga menerima pihak lain yang ingin bersama-sama mengembangkan mobil berbahan bakar udara, karena biaya pengembangan dan penyempurnaan tidak sedikit. Jika diproduksi secara massal diperkirakan harga mobil berbahan bakar udara ini cukup murah masih di bawah Rp50 juta per unitnya.
Helmy Djafar, dokter di klinik Cita Husada dan Surabaya Herbal Center membuat inovasi mobil ramah lingkungan. Helmy membeli mobil bekas dan mesinnya di ganti dengan mesin karyanya sendiri, yang dapat menerima udara yang telah dikomporesi dan bertekanan tinggi sehingga mesin dapat bekerja dan menggerakkan mobil. Secara keseluruhan bahan yang digunakan selama eksperimen pengembangan mobil berbahan bakar udara ini dari barang bekas.
Ide mengembangkan teknologi otomotif atau mobil berbahan bakar udara ini berawal dari kesenangannya dengan dunia teknik, karena pernah mengenyam pendidikan di teknik elektronika di IKIP Surabaya atau sekarang Universitas Negeri Surabaya meski tidak sampai tamat. Helmy hanya beberapa bulan menempuh pendidikan di teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Helmy berpikir pemanfaatan udara sebagai bahan bakar mobil tentu akan lebih menghemat biaya. Beranjak dari pemikiran itu 15 tahun silam Helmy telah melakukan eksperimen namun mengalami sejumlah kendala. Niat mengembangkan mobil berbahan bakar udara muncul kembali setelah maraknya mobil listrik buatan Indonesia.
Cara kerja dari mesin berbahan bakar udara ini cukup sederhana udara yang berada di dalam tabung dikompresi dan disalurkan ke mesin. Lalu mesin akan menggerakkan mobil dengan kecepatan mencapai 60 sampai 70 kilometer per jam.
Helmy berharap pengembangan mobil berbahan bakar udaranya yang menghabiskan dana hingga Rp300 juta itu, dapat terselesaikan dan diproduksi secara massal.
Ia juga menerima pihak lain yang ingin bersama-sama mengembangkan mobil berbahan bakar udara, karena biaya pengembangan dan penyempurnaan tidak sedikit. Jika diproduksi secara massal diperkirakan harga mobil berbahan bakar udara ini cukup murah masih di bawah Rp50 juta per unitnya.
Dokter Helmy Sempat Dilarang Intel Ciptakan Mobil Berbahan Bakar Angin
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan Helmy Djafar, seorang dokter lulusan Universitas Airlangga untuk menciptakan sesuatu terobosan alternatif berupa mobil berbahan bakar angin tidak mudah dan selalu menemui jalan terjal.
Sekitar 15 tahun lalu saat Helmy baru saja menciptakan prototipe mobil bertenaga gelombang suara, pria berusia 44 tahun lalu tersebut didatangi empat orang intel. Mereka diperintahkan agar tidak terlebih dahulu menciptakan mobil tersebut.
"Awalnya kita menawarkan kepada investor, tetapi kemudian yang datang malah 4 orang intel, meminta agar sebaiknya mobil tersebut tidak diselesaikan dulu karena tidak tepat momennya," ujar Helmy.
Rintangan tidak berhenti sampai disitu, Helmy yang membawa serta teman-temannya yakni Adang Mansur, M Iksan dan Sumadji memiliki masalah finansial untuk mengembangkan temuannya tersebut.
"Untuk biaya riset saja mencapai Rp 300 juta," kata Helmy.
Ketika berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com, Helmy Cs memang sengaja datang dari Surabaya guna menemui Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Menristek. Mereka bermaksud menyempurnakan temuannya berupa mobil berbahan bakar angin.
"Kami ingin sempurnakan temuan seperti milik pak Dahlan Iskan," katanya.
Akan tetapi apa lacur, bermaksud menemui Dahlan Iskan, Helmy Cs justru hanya memperoleh tangan hampa. Rela menunggu sejak dari pukul 03.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB untuk bertemu Dahlan Iskan di Monas, namun mereka tidak berhasil menemuinya.
Kebuntuan juga ditemui Helmy Cs saat berkunjung ke kantor Menristek. Alur birokrasi yang 'njelimet' mereka temui saat melakukan kunjungan. Begitu pula saat mendatangi para capres seperti Wiranto, Jusuf Kalla dan Hary Tanosoedibjo, semuanya nihil hasil.
"Harapan kami itu cuma satu, karya kami bisa jadi mobil nasional. Bisa jadi punya Indonesia," katanya.
Sekitar 15 tahun lalu saat Helmy baru saja menciptakan prototipe mobil bertenaga gelombang suara, pria berusia 44 tahun lalu tersebut didatangi empat orang intel. Mereka diperintahkan agar tidak terlebih dahulu menciptakan mobil tersebut.
"Awalnya kita menawarkan kepada investor, tetapi kemudian yang datang malah 4 orang intel, meminta agar sebaiknya mobil tersebut tidak diselesaikan dulu karena tidak tepat momennya," ujar Helmy.
Rintangan tidak berhenti sampai disitu, Helmy yang membawa serta teman-temannya yakni Adang Mansur, M Iksan dan Sumadji memiliki masalah finansial untuk mengembangkan temuannya tersebut.
"Untuk biaya riset saja mencapai Rp 300 juta," kata Helmy.
Ketika berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com, Helmy Cs memang sengaja datang dari Surabaya guna menemui Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Menristek. Mereka bermaksud menyempurnakan temuannya berupa mobil berbahan bakar angin.
"Kami ingin sempurnakan temuan seperti milik pak Dahlan Iskan," katanya.
Akan tetapi apa lacur, bermaksud menemui Dahlan Iskan, Helmy Cs justru hanya memperoleh tangan hampa. Rela menunggu sejak dari pukul 03.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB untuk bertemu Dahlan Iskan di Monas, namun mereka tidak berhasil menemuinya.
Kebuntuan juga ditemui Helmy Cs saat berkunjung ke kantor Menristek. Alur birokrasi yang 'njelimet' mereka temui saat melakukan kunjungan. Begitu pula saat mendatangi para capres seperti Wiranto, Jusuf Kalla dan Hary Tanosoedibjo, semuanya nihil hasil.
"Harapan kami itu cuma satu, karya kami bisa jadi mobil nasional. Bisa jadi punya Indonesia," katanya.
Fotonya gan

Spoiler for Foto 1:

Spoiler for Foto 2:

Sumber
bangga deh sama dokter ini







gimana nih pendapatnya agan-agan

Jangan lupa buat yang abu-abu

kalo yang udah iso

Makasih buat agan bona406 dan srayleg buat cendolnya


Diubah oleh odonk-odonk 09-11-2013 07:49
0
9.9K
Kutip
107
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan