- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Phonebloks, Smartphone yang Komponennya (Kamera, Memori) Bisa Dibongkar Pasang


TS
Sibernetik
Phonebloks, Smartphone yang Komponennya (Kamera, Memori) Bisa Dibongkar Pasang
Konsep Smartphone Bongkar Pasang


Masa Depan atau Utopia?

Penuh Tantangan



Ulasan mendalam lainnya soal Tren, Teknologi, dan Gadget, silahkan cek www.danevil.com
Nggak nolak kalau ada yang ngasih



Quote:
Quote:
Phonebloks adalah smartphone yang bagianbagiannya dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan. Platform bersifat open hardware ini sedang digagas Motorola dan Dave Hakkens, pencipta Phonebloks, lewat proyek yang disebut Project Ara.
Spoiler for Phonebloks:
Quote:
Quote:
Enam bulan lalu Dave Hakkens menyadari bahwa motor fokus di lensa kamera digital miliknya macet. Namun, ketika membawa kamera itu ke service center, dia diminta untuk mengganti seluruh bodi kamera. Hal itu membuatnya geram.
”Jika ban sepeda Anda kempis, bukan berarti Anda harus mengganti rangka sepedanya juga kan? Nah, seharusnya hal itu juga berlaku di industri elektronik,” katanya kepada BBC. Dari situlah lahir sebuah ide yang bisa dibilang gila. Hakkens membayangkan sebuah perangkat elektronik, seperti ponsel, yang komponennya bisa diganti-ganti semudah mengganti komponen di sepeda. ”Dengan begitu, pengguna tidak perlu mengganti ponsel mereka setiap tahun. Dalam jangka panjang, limbah elektronik juga bisa berkurang,” paparnya.
Ide itu dituangkan Hakkens, yang berprofesi sebagai desainer, lewat Phonebloks. Phonebloks adalah sebuah konsep dengan komponen inti sebuah ponsel seperti layar, chipset, baterai, kamera, memori, gyroskop,dan lainlainnya bersifat modular. Artinya, dapat ditukar atau dibongkar pasang seperti sebuah lego. Setiap komponen didesain dalam bentuk balok-balok yang bervariasi ukurannya.
”Jika Anda suka multimedia, tinggal ganti balok berisi memori atau prosesor lebih besar. Kalau Anda suka memotret, tinggal mengganti balok kamera lebih beresolusi lebih besar. Intinya, ponsel dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna,” katanya. ”Ide gila” Hakkens itu sudah ditawarkan ke sejumlah perusahaan teknologi informasi (TI) raksasa dunia, baik Nokia, Intel, Qualcomm, Sennheiser, Jolla, Ubuntu, maupun Firefox.
Bahkan, ZTE mengaku sangat tertarik dengan konsep itu. Namun, akhirnya Hakkens justru memutuskan untuk bekerja sama dengan Motorola. ”Motorola sangat menguasai teknis. Pemikiran mereka juga sangat terbuka,” ujar Hakkens. Kerja sama Hakkens dan Motorola itu disebut Project Ara.
”Jika ban sepeda Anda kempis, bukan berarti Anda harus mengganti rangka sepedanya juga kan? Nah, seharusnya hal itu juga berlaku di industri elektronik,” katanya kepada BBC. Dari situlah lahir sebuah ide yang bisa dibilang gila. Hakkens membayangkan sebuah perangkat elektronik, seperti ponsel, yang komponennya bisa diganti-ganti semudah mengganti komponen di sepeda. ”Dengan begitu, pengguna tidak perlu mengganti ponsel mereka setiap tahun. Dalam jangka panjang, limbah elektronik juga bisa berkurang,” paparnya.
Ide itu dituangkan Hakkens, yang berprofesi sebagai desainer, lewat Phonebloks. Phonebloks adalah sebuah konsep dengan komponen inti sebuah ponsel seperti layar, chipset, baterai, kamera, memori, gyroskop,dan lainlainnya bersifat modular. Artinya, dapat ditukar atau dibongkar pasang seperti sebuah lego. Setiap komponen didesain dalam bentuk balok-balok yang bervariasi ukurannya.
”Jika Anda suka multimedia, tinggal ganti balok berisi memori atau prosesor lebih besar. Kalau Anda suka memotret, tinggal mengganti balok kamera lebih beresolusi lebih besar. Intinya, ponsel dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna,” katanya. ”Ide gila” Hakkens itu sudah ditawarkan ke sejumlah perusahaan teknologi informasi (TI) raksasa dunia, baik Nokia, Intel, Qualcomm, Sennheiser, Jolla, Ubuntu, maupun Firefox.
Bahkan, ZTE mengaku sangat tertarik dengan konsep itu. Namun, akhirnya Hakkens justru memutuskan untuk bekerja sama dengan Motorola. ”Motorola sangat menguasai teknis. Pemikiran mereka juga sangat terbuka,” ujar Hakkens. Kerja sama Hakkens dan Motorola itu disebut Project Ara.

Masa Depan atau Utopia?
Spoiler for Masih dipertanyakan :
Quote:
Quote:
Wacana Phonebloks sempat menjadi viraldi internet. Di YouTube, video Dave Hakkens soal ponsel modular telah ditonton jutaan kali. Ide itu bergulir organik, melahirkan sebuah komunitas yang dalam waktu singkat memiliki anggota lebih dari 900.000 orang. Lewat fondasi komunitas itulah, Project Ara akan dikembangkan.
Ide Hakkens dilebur dan dikolaborasikan dengan para anggota forum Phonebloks, untuk kemudian dikirim ke engineerdi Motorola. Keterbukaan Project Ara, menurut Hakkens, luar biasa. Untuk pertama kalinya, desain sebuah ponsel lahir dengan melibatkan masukan langsung dari masyarakat. Pengembangan konsep sebuah produk umumnya memang dilakukan secara tertutup.
Pihak Motorola bertanggung jawab dalam hal pengembangan dan melakukan standardisasi spesifikasi dasar dari platform Phonebloks. Setelah itu, mereka akan membagi semua informasi yang dibutuhkan ke para developer hardwaresehingga ekosistemnya dapat tumbuh. Membuat sebuah ekosistem hardwareyang sifatnya terbuka memang sangat sulit.
Namun, bayangkan jika ekosistem ini nantinya bisa benarbenar berjalan. Bayangkan ketika ekosistem hardwareitu bisa bereskalasi seperti yang terjadi pada sofwareAndroid, yang dalam waktu dekat penggunanya mencapai 1 miliar orang. Itulah yang ada di benak Paul Eremenko, salah seorang pemimpin tim Project Ara. ”Kami berharap Project Ara dapat berkembang seperti Android,” tutur Paul.
”Tujuan utama kami adalah menghasilkan platform open hardware untuk menciptakan smartphonemodular yang dapat diakses secara cumacuma, yang memiliki ekosistem developer sangat aktif, barrier to entryrendah, inovasi yang berlangsung cepat, serta waktu produksi singkat,” imbuhnya.
Paul menuturkan, tujuan Project Ara akan tercapai ketika konsumen nantinya bisa memilih sendiri ponsel seperti apa yang mereka inginkan, bagaimana bentuknya, dimana ponsel itu dirakit, danapa bahan pembuatnya, berapa harganya, serta berapa lama ponsel itu akan digunakan.
Ide Hakkens dilebur dan dikolaborasikan dengan para anggota forum Phonebloks, untuk kemudian dikirim ke engineerdi Motorola. Keterbukaan Project Ara, menurut Hakkens, luar biasa. Untuk pertama kalinya, desain sebuah ponsel lahir dengan melibatkan masukan langsung dari masyarakat. Pengembangan konsep sebuah produk umumnya memang dilakukan secara tertutup.
Pihak Motorola bertanggung jawab dalam hal pengembangan dan melakukan standardisasi spesifikasi dasar dari platform Phonebloks. Setelah itu, mereka akan membagi semua informasi yang dibutuhkan ke para developer hardwaresehingga ekosistemnya dapat tumbuh. Membuat sebuah ekosistem hardwareyang sifatnya terbuka memang sangat sulit.
Namun, bayangkan jika ekosistem ini nantinya bisa benarbenar berjalan. Bayangkan ketika ekosistem hardwareitu bisa bereskalasi seperti yang terjadi pada sofwareAndroid, yang dalam waktu dekat penggunanya mencapai 1 miliar orang. Itulah yang ada di benak Paul Eremenko, salah seorang pemimpin tim Project Ara. ”Kami berharap Project Ara dapat berkembang seperti Android,” tutur Paul.
”Tujuan utama kami adalah menghasilkan platform open hardware untuk menciptakan smartphonemodular yang dapat diakses secara cumacuma, yang memiliki ekosistem developer sangat aktif, barrier to entryrendah, inovasi yang berlangsung cepat, serta waktu produksi singkat,” imbuhnya.
Paul menuturkan, tujuan Project Ara akan tercapai ketika konsumen nantinya bisa memilih sendiri ponsel seperti apa yang mereka inginkan, bagaimana bentuknya, dimana ponsel itu dirakit, danapa bahan pembuatnya, berapa harganya, serta berapa lama ponsel itu akan digunakan.

Penuh Tantangan
Spoiler for Tantangan :
Quote:
Quote:
Mewujudkan ide yang belum pernah dicoba dan bahkan berpotensi untuk mengubah industri secara keseluruhan memang berisiko dan penuh tantangan. Bahkan, sampai tahap ini pun tantangan yang dihadapi Project Ara masih sangat besar, mulai soal teknis mendasar hingga pengembangan ekosistem.
Untuk bisa membuat masingmasing balok di ponsel modular itu “berkomunikasi” satu sama lain, misalnya, harus menggunakan sistem sinyal yang sama. Nah, sistem ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mendapatkan standar yang sesuai. Tantangan berikutnya adalah membuat balok-balok yang bisa dibongkar pasang tersebut bisa bertahan di lingkungan yang ”keras”, seperti di saku celana atau menghadapi benturan.
Untuk mengatasinya, setiap balok harus dibungkus oleh material seperti plastik. Namun, hal itu bisa membuat balok lebih tebal dan kurang menarik. Ini juga masalah yang masih harus dipecahkan. Scott Bicheno dari Strategy Analytics juga mempertanyakan soal bisnis model.
Apakah nanti harga Phonebloks dapat bersaing dengan model ponsel standar yang sudah ada? Bagaimana cara menjual balokbalok itu? Dan masih ada 1.001 pertanyaan lagi yang masih harus dijawab.
Untuk bisa membuat masingmasing balok di ponsel modular itu “berkomunikasi” satu sama lain, misalnya, harus menggunakan sistem sinyal yang sama. Nah, sistem ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mendapatkan standar yang sesuai. Tantangan berikutnya adalah membuat balok-balok yang bisa dibongkar pasang tersebut bisa bertahan di lingkungan yang ”keras”, seperti di saku celana atau menghadapi benturan.
Untuk mengatasinya, setiap balok harus dibungkus oleh material seperti plastik. Namun, hal itu bisa membuat balok lebih tebal dan kurang menarik. Ini juga masalah yang masih harus dipecahkan. Scott Bicheno dari Strategy Analytics juga mempertanyakan soal bisnis model.
Apakah nanti harga Phonebloks dapat bersaing dengan model ponsel standar yang sudah ada? Bagaimana cara menjual balokbalok itu? Dan masih ada 1.001 pertanyaan lagi yang masih harus dijawab.
Spoiler for FOTO-FOTO Lain Soal gambaran Phoneblok:



Ulasan mendalam lainnya soal Tren, Teknologi, dan Gadget, silahkan cek www.danevil.com
Nggak nolak kalau ada yang ngasih



0
2.5K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan