- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pedagang ngeluh (bukan karena jokowi) harga daging tetap tinggi . . .


TS
Pandjoel.123
Pedagang ngeluh (bukan karena jokowi) harga daging tetap tinggi . . .

Harga daging tak kunjung turun, pedagang salahkan pemerintah

Asosiasi Pedagang Pasar (APP) mengatakan harga daging yang
saat ini masih melambung tinggi bukti ketidakmampuan pemerintah
dalam menstabilkan harga. Padahal, pemerintah telah
memberlakukan kebijakan impor.
"Yang saat ini terjadi bukan karena kami tidak mengusahakan agar
daging tersebut turun. Ini juga disebabkan adanya permainan
kartel. Ini tanggung jawab pemerintah seharusnya," ujar Ketua APP,
Ngadiran, saat dihubungi merdeka.com di jakarta, Selasa (5/11).
Pemerintah sebetulnya sudah berjanji akan menurunkan harga
daging sapi pasca Lebaran Idul Adha. Kenyataannya hingga saat ini
harga tak jua turun.
"Menteri kan sudah berjanji harga daging turun sampai sekitar Rp
65.000 sampai Rp 70.000. Nyatanya sudah hampir setahun
belakangan ini, harga komoditas itu masih tetap melambung tinggi,
yakni sekitar Rp 95.000 bahkan Rp 110.000 per kilo," kata
Ngadiran.
Ngadiran menegaskan praktik kartel daging ini sudah merugikan
semua pihak. Pasalnya, selisih harga ideal dan jual saat ini sangat
tinggi.
"Jika harga stabil itu kisarannya Rp 70.000 sampai Rp 75.000 per
kilo, berarti selisihnya cukup besar. Bayangkan jika di kalikan
ribuan ton, siapa yang menikmati, rakyat atau bukan," tambahnya.
Menurut pantauan merdeka.com, kondisi harga daging di pasaran
yang cukup tinggi, membuat beberapa pedagang mengeluhkan hal
tersebut. Sebab dampak dari kenaikan harga komoditi ini
menyebabkan beberapa kios pedagang jadi sepi pengunjung.
Sepinya pembeli tentunya membuat omzet para pedagang ini
menurun. "Harga daging saat ini memang berada di kisaran antara
RP 95.000 sampai RP 110.000. Hal ini terjadi semenjak Idul Adha
lalu," ujar salah satu pedagang daging, Abdullah, saat ditemui di
Pasar Tebet.

Tanggal lahir
jakarta, 21 September 1965
BIOGRAFI
Mulai mencintai golf di usia 10 tahun dan mulai mencintai jazz di
usia 13 tahun, kini seorang Gita Irawan Wirjawan (lebih dikenal
sebagai Gita Wirjawan) menjadi nahkoda bagi bahtera perdagangan
di Indonesia. Dengan latar belakang bisnis dan pasar modal yang
cemerlang, ada harapan bahwa perjalanan bahtera perdagangan
bangsa ini akan menjadi lebih mulus di bawah kendalinya, meski
menghadapi berbagai badai perekonomian.
Gita Wirjawan lahir di Jakarta pada 21 September 1965. Ia
menempuh pendidikan S-1 di Kennedy School of Government,
Harvard University, Amerika Serikat pada 1992 dengan mengambil
jurusan administrasi bisnis. Selepas S-1, ia berkarier sebagai
seorang bankir di Citibank. Kecintaannya kepada musik
membawanya manggung dari kafe ke kafe, hingga akhirnya pada
tahun 1997 ia terpaksa menghentikan konser kafenya ini karena
kesibukan.
Pada tahun 2000, Gita berhasil menamatkan kuliah S2 nya di
Harvard lalu bekerja di Goldman Sachs Singapura hingga tahun
2004. Goldman Sachs adalah sebuah bank yang didirikan oleh
Marcus Goldman. Pada tahun 2005 ia pindah bekerja ke ST
Telekomunikasi, Singapura. Di perusahaan tersebut, ia bekerja
selama kurang lebih satu tahun sebelum akhirnya berlabuh ke JP
Morgan Indonesia.
Dalam tugasnya sebagai Presdir JP Morgan Indonesia inilah Gita
mencium adanya gelagat bakal terjadinya resesi ekonomi di
Amerika, yang dampaknya akan meluas ke seluruh dunia. Ia
berusaha memberitahukan pandangannya tersebut kepada
pemerintah, ekonom, serta kalangan pengusaha, namun tidak ada
pihak yang menggubrisnya. Karena itulah ia berancang-ancang
mendirikan perusahaan investasi sendiri dan mulai mempersiapkan
dana untuk membeli saham-saham perusahaan yang diperkirakan
akan jatuh terimbas krisis global nantinya.
Tahun 2008, Gita mewujudkan ambisinya untuk mundur dari JP
Morgan dan mendirikan Ancora Capital. Perusahaan barunya ini
berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam.
Tangan dinginnya mengelola Ancora harus diakui saat hanya dalam
hitungan bulan, perusahaan ini mengambil alih sebagian saham PT
Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Multi
Nitrat Kimia, perusahaan properti di Jakarta, dan sebuah
perusahaan properti di Bali.
Ancora Capital telah berhasil menghimpun dana investasi (private
equity fund) dari para investor asal Timur Tengah, Malaysia, dan
Brunei yang mencapai 300 juta dollar AS. Private equity fund yang
dibentuk Ancora Capital ini merupakan private equity fund pertama
yang didirikan dan memenuhi ketentuan syariah (sharia-compliant
private equity fund).
Pada 11 November 2009, Gita bergabung dengan Kabinet Indonesia
Bersatu jilid II sebagai Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman
Modal (BKPM). Gita sukses membuktikan kepemimpinannya
dengan meningkatnya realisasi investasi. Ia dianggap sebagai
pemasar andal bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di
negeri ini.
Selanjutnya pada tahun 2011, ia mendapatkan kepercayaan yang
lebih besar dengan ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu.
Baru beberapa hari menjabat, Gita terlihat memiliki sikap yang
tegas dan jelas terkait masalah produk impor. Prinsipnya, ia tidak
setuju kalau impor justru menimbulkan ketergantungan. Selain itu,
ia menyatakan akan berfokus pada perdagangan.
Meski telah disibukkan oleh aktivitas pemerintahan dan bisnis yang
begitu padat, Gita tidak bisa seratus persen pergi dari musik dan
golf yang dicintainya. Ia juga memiliki label rekaman (Omega
Pacific Production) yang telah menghasilkan beberapa album jazz
dan pop. Gita juga mendirikan Ancora Golf, sebuah sekolah golf
untuk mencetak para pegolf muda berbakat yang memiliki fasilitas
bagus dan di mana ia juga mendanai biaya hidup bagi para siswa di
sana.
Kepedulian Gita terhadap pendidikan salah satunya terwujud
dengan mendirikan Ancora Foundation, sebuah yayasan yang
bergerak di bidang kemanusiaan khususnya pendidikan. mendirikan
Ancora Foundation memfokuskan diri pada donasi pendidikan
untuk pemuda Indonesia dengan membuat beberapa program
beasiswa untuk bersekolah di beberapa universitas ternama di
dalam dan luar negeri.
Gita mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat. Ia
memutuskan ikut konvensi tidak ada pihak yang mendesak dia
mundur dari jabatan Menteri Perdagangan. Gita mengaku
keikutsertaan dalam konvensi capres adalah niat pribadi. Dia akan
maksimal dan terus berusaha untuk bisa menjalani konvensi
dengan baik.
PENDIDIKAN
S-2 di Harvard University, lulus 2000
Kennedy School of Government,
Harvard University, 1992
Sekolah Musik Berkeley, AS
KARIR
Bankir Citibank
Goldman Sachs, 2001-2004
ST Telekomunikasi, Singapura, 2005-2006
Presdir JP Morgan Indonesia, 2006-2008
Anggota Dewan Direktur Independen di Telekom Malaysia
International
Komisaris Pertamina
Pendiri Ancora Capital (2008), Ancora Golf, Omega Pacific
Production, Ancora Foundation
Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM),
2009-2011
Menteri Perdagangan (2011)
ember
http://m.merdeka.com/uang/harga-dagi...emerintah.html
0
2.6K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan