- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Harapan di Tahun Baru Hijriah


TS
kemalmahendra
Harapan di Tahun Baru Hijriah
Tahun Baru Hijriah sama-sama kita jelang pada hari ini. Tanpa terasa sudah satu putaran tahun hijriah kita sudah lewati. Kita menyambut tahun baru Islam dengan tantangan yang baru dan menuntut komitmen baru agar kita dapat memanfaatkan waktu yang ada secara optimal.
Kita selalu diingatkan bahwa yang tidak bisa ulang kembali adalah waktu. Begitu waktu sudah berlalu, maka semuanya menjadi masa lalu. Kita tidak mungkin memutar kembali waktu ke belakang.
Untuk itulah kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada secara cerdas. Kita harus membuatnya seproduktif mungkin, karena ketika kita tidak mampu untuk menggunakan waktu yang ada, maka hanya penyesalan yang akan didapatkan.
Hanya saja kita cenderung tidak peduli terhadap waktu. Bahkan momentum Tahun Baru Hijriah seringkali kita biarkan berlalu begitu saja. Tidak ada refleksi yang coba kita lakukan, agar kita tidak mengulangi kesalahan di tahun yang berjalan.
Itulah yang membuat kita selalu membuat kesalahan yang sama. Dari tahun ke tahun kita melakukan hal-hal yang seharusnya tidak perlu diulangi. Sebaliknya kit justru tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Ambil contoh dalam hal korupsi. Sudah jelas korupsi merupakan kejahatan yang merusak bangsa dan negara ini. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di era Orde Baru membuat kita bersepakat untuk mengganti sistem otoriter menjadi sistem demokrasi seperti sekarang ini.
Pertanyaannya, apakah sistem demokrasi yang kita terapkan kemudian menghapus praktik KKN yang kita benci itu? Sama sekali tidak. Bahkan kita melihat praktik korupsi yang paling menjijikkan. Partai politik yang selama ini mengagungkan kejujuran dan kebersihan, Presidennya terlibat dalam praktik korupsi dalam impor daging sapi.
Sekarang ini nyaris tidak ada yang tidak terlibat dalam praktik korupsi. Mulai dari eksekutif, legislatif, hingga yudikatif terkena virus korupsi. Pelakunya mulai dari tingkat yang paling rendah hingga paling tinggi. Bukan hanya menteri, tetapi Ketua Mahkamah Konstitusi terlibat korupsi.
Anehnya, hal yang seharusnya kita perbuat justru tidak kita lakukan. Salah satu yang kita ketahui sebagai penyebab tersendatnya kegiatan ekonomi adalah terbatasnya infrastruktur. Kemacetan terjadi di mana-mana, karena tidak banyak jalan baru yang dibangun. Bahkan prasarana yang kita miliki pun tidak dipelihara dengan baik.
Meski kita tahu itu sebagai masalah yang menghambat pembangunan, tidak ada upaya yang dilakukan. Sepanjang reformasi ini sangat terbatas infrastruktur baru yang dibangun. Berbagai seminar dan pertemuan internasional sudah dilaksanakan, namun realisasi nyaris tidak signifikan.
Kita khawatir Tahun Baru Hijriah pun akan berlalu begitu saja. Tahun baru dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Kalau pun ada yang harus dilakukan adalah sekadar selebrasi, sekadar perayaan. Namun tidak ada yang secara signifikan mengubah sesuatu yang bisa bermanfaat bagi kepentingan yang lebih besar.
Padahal banyak hal yang harus kita lakukan di tahun baru. Apalagi untuk kita sebagai bangsa yang akan melaksanakan pemilihan umum di tahun mendatang. Pemilu 2014 akan memilih pemimpin baru untuk periode lima tahun ke depan.
Tantangan yang kita hadapi akan semakin berat. Bukan hanya karena krisis global yang belum menunjukkan perbaikan, tetapi juga persoalan di dalam negeri yang membutuhkan perhatian. Mulai masalah ekonomi hingga sosial bukan hal mudah untuk ditangani.
Kita selalu menyampaikan bahwa negeri ini membutuhkan kebersamaan. Sekarang ini yang lebih menonjol adalah sikap egois. Akibatnya orang cenderung memikirkan diri mereka sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain.
Oleh karena hanya kepentingan pribadi dan kelompok yang diperhatikan, maka akibatnya sering terjadi benturan. Termasuk dalam perebutan sumber-sumber ekonomi yang terjadi adalah saling klaim tentang hak.
Padahal filosofi dari kehidupan bangsa ini adalah kebersamaan. Bung Karno selalu mengatakan bahwa pilar utama dari bangsa ini adalah gotong royong. Itulah yang harus kita kembalikan. Kalau kita bisa membangun kehidupan bersama dan memanfaatkan secara optimal waktu yang kita miliki, bangsa ini pasti akan bisa meraih kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kita selalu diingatkan bahwa yang tidak bisa ulang kembali adalah waktu. Begitu waktu sudah berlalu, maka semuanya menjadi masa lalu. Kita tidak mungkin memutar kembali waktu ke belakang.
Untuk itulah kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada secara cerdas. Kita harus membuatnya seproduktif mungkin, karena ketika kita tidak mampu untuk menggunakan waktu yang ada, maka hanya penyesalan yang akan didapatkan.
Hanya saja kita cenderung tidak peduli terhadap waktu. Bahkan momentum Tahun Baru Hijriah seringkali kita biarkan berlalu begitu saja. Tidak ada refleksi yang coba kita lakukan, agar kita tidak mengulangi kesalahan di tahun yang berjalan.
Itulah yang membuat kita selalu membuat kesalahan yang sama. Dari tahun ke tahun kita melakukan hal-hal yang seharusnya tidak perlu diulangi. Sebaliknya kit justru tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Ambil contoh dalam hal korupsi. Sudah jelas korupsi merupakan kejahatan yang merusak bangsa dan negara ini. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di era Orde Baru membuat kita bersepakat untuk mengganti sistem otoriter menjadi sistem demokrasi seperti sekarang ini.
Pertanyaannya, apakah sistem demokrasi yang kita terapkan kemudian menghapus praktik KKN yang kita benci itu? Sama sekali tidak. Bahkan kita melihat praktik korupsi yang paling menjijikkan. Partai politik yang selama ini mengagungkan kejujuran dan kebersihan, Presidennya terlibat dalam praktik korupsi dalam impor daging sapi.
Sekarang ini nyaris tidak ada yang tidak terlibat dalam praktik korupsi. Mulai dari eksekutif, legislatif, hingga yudikatif terkena virus korupsi. Pelakunya mulai dari tingkat yang paling rendah hingga paling tinggi. Bukan hanya menteri, tetapi Ketua Mahkamah Konstitusi terlibat korupsi.
Anehnya, hal yang seharusnya kita perbuat justru tidak kita lakukan. Salah satu yang kita ketahui sebagai penyebab tersendatnya kegiatan ekonomi adalah terbatasnya infrastruktur. Kemacetan terjadi di mana-mana, karena tidak banyak jalan baru yang dibangun. Bahkan prasarana yang kita miliki pun tidak dipelihara dengan baik.
Meski kita tahu itu sebagai masalah yang menghambat pembangunan, tidak ada upaya yang dilakukan. Sepanjang reformasi ini sangat terbatas infrastruktur baru yang dibangun. Berbagai seminar dan pertemuan internasional sudah dilaksanakan, namun realisasi nyaris tidak signifikan.
Kita khawatir Tahun Baru Hijriah pun akan berlalu begitu saja. Tahun baru dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Kalau pun ada yang harus dilakukan adalah sekadar selebrasi, sekadar perayaan. Namun tidak ada yang secara signifikan mengubah sesuatu yang bisa bermanfaat bagi kepentingan yang lebih besar.
Padahal banyak hal yang harus kita lakukan di tahun baru. Apalagi untuk kita sebagai bangsa yang akan melaksanakan pemilihan umum di tahun mendatang. Pemilu 2014 akan memilih pemimpin baru untuk periode lima tahun ke depan.
Tantangan yang kita hadapi akan semakin berat. Bukan hanya karena krisis global yang belum menunjukkan perbaikan, tetapi juga persoalan di dalam negeri yang membutuhkan perhatian. Mulai masalah ekonomi hingga sosial bukan hal mudah untuk ditangani.
Kita selalu menyampaikan bahwa negeri ini membutuhkan kebersamaan. Sekarang ini yang lebih menonjol adalah sikap egois. Akibatnya orang cenderung memikirkan diri mereka sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain.
Oleh karena hanya kepentingan pribadi dan kelompok yang diperhatikan, maka akibatnya sering terjadi benturan. Termasuk dalam perebutan sumber-sumber ekonomi yang terjadi adalah saling klaim tentang hak.
Padahal filosofi dari kehidupan bangsa ini adalah kebersamaan. Bung Karno selalu mengatakan bahwa pilar utama dari bangsa ini adalah gotong royong. Itulah yang harus kita kembalikan. Kalau kita bisa membangun kehidupan bersama dan memanfaatkan secara optimal waktu yang kita miliki, bangsa ini pasti akan bisa meraih kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
0
1.6K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan