- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PIC] Nasionalisme Hacker Indonesia yg Bela Negaranya, jadi Berita Media Dunia
TS
leylam4ajnun
[PIC] Nasionalisme Hacker Indonesia yg Bela Negaranya, jadi Berita Media Dunia
Indonesian 'Anonymous' hackers deface scores of Australian websites in revenge over spying
Published time: November 03, 2013 20:21
Edited time: November 04, 2013 12:28 Get short URL
Screenshot from firstalertaustralia.com.auScreenshot from firstalertaustralia.com.au
Hackers claiming to be part of the ‘hacktivist’ collective Anonymous have responded to Edward Snowden’s latest revelations about the NSA using Australian embassies to spy in Asia – by defacing the websites of scores of small Australian businesses.
A group calling itself Anonymous Indonesia replaced the front pages of over 200 websites with the .au address and the message “Stop spying on Indonesia!,” along with a selection of images of varying offensiveness.
Among those caught in the diplomatic payback were sites such as brisbanetimberwindows.com.au, perthclairvoyant.com.au, and petprotector.net.au.
It is not clear whether the choice of sites - which do not appear to have an overt connection with espionage - was random, or based on their technological susceptibility.
Anonymous is a decentralized collective, and almost anyone can operate under its banner, which guarantees media attention. The group pursues a broad selection of targets, both political and social.
Earlier this week, documents reportedly obtained from former NSA contractor Edward Snowden and passed along to Der Spiegel magazine in Germany revealed the existence of a program called STATEROOM, which used the diplomatic facilities of Washington’s closest partners, including Australia, to house American surveillance equipment.
Screenshot from ozchess.com.auScreenshot from ozchess.com.au
Among the Australian missions named were Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing, and Kuala Lumpur. The document revealed that the “true mission [of the equipment] is not known by the majority of the diplomatic staff at the facility where they are assigned.”
Another report in the Guardian on Sunday showed that Australia’s Defence Signals Directorate and the NSA worked alongside each other to spy on top Indonesian officials during the UN Climate Summit in Bali in 2007. The effort of the intelligence teams was aimed at obtaining the personal numbers of Indonesian officials “in case of an emergency.”
Despite outrage from the countries involved, which are some of Australia’s principal economic partners, Canberra has refused to address the issues, citing a long-term policy of not commenting on matters of national security.
In the past few days, there has been a flurry of Anonymous-labeled attacks in Southeast Asia, showing that perhaps after being weakened in the US following a series of arrests, the collective has gained new followers further afield.
On Saturday, Anonymous Philippines defaced government websites - including embassy and regional authority pages - to protest government corruption and call on its supporters to attend a rally on November 5, Guy Fawkes Day. The date will be marked by worldwide Anonymous-backed demonstrations that will tackle local political issues and global problems, such as electronic surveillance.
"We apologize for this inconvenience, but this is the easiest way we could convey our message to you, our dear brothers and sisters who are tired of this cruelty and this false democracy, tired of this government and the politicians who only think about themselves," the group said on its Facebook page after disabling official websites.
Earlier this week, Anonymous also threatened to hack government servers in Singapore, in response to a new media licensing law that will force outlets to place a bond with the government, which can be lost if it publishes content that “undermines racial or religious harmony.”
“We demand you reconsider the regulations of your framework or we will be forced to go to war with you. For every time you deprive a citizen his right to information, we will cost you financial loss by aggressive cyber intrusion,” said a digitally-altered voice of a masked man in a video posted on YouTube.
“Now close your eyes and imagine a legion of Anonymous unleashed upon your tiny little island and infrastructures. It will be like dipping yourselves into a pool of piranhas.”
Anonymous later hacked local newspaper Straits Times, after one of its bloggers said the threat was a declaration of war on Singapore, saying that it was only challenging the government, not the people of the country.
http://rt.com/news/anonymous-indones...alia-hack-167/
Demonstrators hold placards supporting former US intelligence analyst Edward Snowden during a protest against government surveillance on October 26, 2013 in Washington, DC. (AFP Photo / Mandel Ngan)
Hacker Anonymous Indonesia Lumpuhkan Ratusan Situs Australia
Posted: 04/11/2013 12:45
Liputan6.com, Jakarta : Sekelompok aktivis hacker atau kerap disebut 'hacktivist' asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Anonymous Indonesia, melalui akun Twitter @anon_indonesia mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak. Penyerangan cyber terhadap ratusan situs asal Australia ini diduga sebagai tindakan balasan atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut yang dilansir laman Reuters, Senin (4/11/2013), situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi" "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia".
Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih secara acak.
Sebelumnya The Sydney Morning Herald mengabarkan bahwa sejumlah Kedubes Australia yang berada di wilayah Asia Tenggara terlibat kegiatan penyadapan yang dimotori oleh dinas intelejen Amerika Serikat (NSA). Dilaporkan Kedubes Australia di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing dan Dili, juga Kantor Komisi Tinggi di Kuala Lumpur serta Port Moresby telibat urusan spionase ini.
Hal ini tentunya membuat pemerintahan negara yang menjadi korban penyadapan geram dan mengambil tindakan tegas, termasuk Indonesia. Laman Antara mengabarkan bahwa pada Jumat, (1/11/2013), Kementerian Luar Negeri telah memanggil duta besar Autralia untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait isu spionase ini.
http://tekno.liputan6.com/read/73708...itus-australia
Indonesia jadi negara dengan serangan hacker terbesar di dunia
Kamis, 17 Oktober 2013 02:47
Merdeka.com - Perkembangan internet Indonesia nampaknya mengarah kepada hal negatif. Menurut Akamai, Indonesia merupakan sumbernya malware dan serangan hacker pada kuartal kedua tahun ini. Seperti dilansir oleh Mashable (16/10), Akamai baru saja merilis data mengenai trafik serangan internet di dunia pada semester pertama tahun ini. Hasilnya, Indonesia ternyata menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang serangan hacker terbanyak di dunia.
Nama Indonesia sendiri mampu mengalahkan China dengan angka 38 persen. Padahal, selama ini diketahui lingkungan internet China sangat tidak sehat karena saking banyaknya hacker gentayangan di sana. Indonesia sendiri sebelumnya tidak diperhitungkan mampu meraih catatan negatif ini. Maklum, sebelumnya serangan hacker Indonesia 'hanya' sebesar 21 persen saja dari total serangan internet di dunia, kalah dengan China yang memiliki sumbangsih 34 persen.
Dalam daftar 10 besar negara dengan internet tak sehat ini sendiri Asia Pasifik adalah sumber ancaman besar di Internet. Total serangan yang dikumpulkan dari Indonesia, China, Amerika Serikat, Rusia, dan Brasil saja angkanya mencapai 81 persen. Jumlah serangan sendiri menurut Akamai meningkat sangat tinggi pada kuartal kedua tahun ini. Tercatat, peningkatannya hingga 82 persen jika dibandingkan dengan data pada tiga bulan pertama 2013.
Untuk jenis serangan sendiri hacker masih berkutat pada serangan DDoS atau distributed denial-of-service yang efektif mampu meruntuhkan server hingga tidak bisa berjalan normal. Namun, skala serangan DDoS saat ini diketahui lebih besar sehingga mampu membuat kerugian amat besar. Sementara itu, serangan paling berbahaya dalam 6 bulan belakangan ini dicatat oleh Syrian Electronic Army. Menguasai akun Twitter AP selama beberapa menit, SEA berhasil mengacak-acak pasar saham Wall Street hingga merugi triliunan rupiah.
http://www.merdeka.com/teknologi/ind...-di-dunia.html
----------------------------
Terlepas apapun untuk julukan para hacker dari Indonesia itu, setidaknya mereka sudah menunjukkan sedikit kebolehannya di dunia maya untuk membela negerinya. Serangan hacker Indonesia ke web di Autralia dengan pesan peringatan agar jangan memata-matai Indonesia lagi, kelihatannya tak ada apa-apanya. Tapi efek politis dan gemanya dari pesan itu diseluruh dunia, menjadikan persoalan 'permusuhan' antar negara di dunia maya, bisa mengundang semua warga negara yang diserang akan bangkit membela negerinya. Ini semua adalah bentuk baru nasionalisme anak muda kitayang perlu kita hormati dan banggakan. Tinggal Pemerintah saja, mau kagak memanfaatkan skill mereka itu untuk kepentingan nasional yang lebih besar, jangan hanya ngomong dan wacana doank hendak membentuk "cyber army' atau 'cyber intellegence', tapi tak ada bukti nyatanya!
Published time: November 03, 2013 20:21
Edited time: November 04, 2013 12:28 Get short URL
Screenshot from firstalertaustralia.com.auScreenshot from firstalertaustralia.com.au
Hackers claiming to be part of the ‘hacktivist’ collective Anonymous have responded to Edward Snowden’s latest revelations about the NSA using Australian embassies to spy in Asia – by defacing the websites of scores of small Australian businesses.
A group calling itself Anonymous Indonesia replaced the front pages of over 200 websites with the .au address and the message “Stop spying on Indonesia!,” along with a selection of images of varying offensiveness.
Among those caught in the diplomatic payback were sites such as brisbanetimberwindows.com.au, perthclairvoyant.com.au, and petprotector.net.au.
It is not clear whether the choice of sites - which do not appear to have an overt connection with espionage - was random, or based on their technological susceptibility.
Anonymous is a decentralized collective, and almost anyone can operate under its banner, which guarantees media attention. The group pursues a broad selection of targets, both political and social.
Earlier this week, documents reportedly obtained from former NSA contractor Edward Snowden and passed along to Der Spiegel magazine in Germany revealed the existence of a program called STATEROOM, which used the diplomatic facilities of Washington’s closest partners, including Australia, to house American surveillance equipment.
Screenshot from ozchess.com.auScreenshot from ozchess.com.au
Among the Australian missions named were Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing, and Kuala Lumpur. The document revealed that the “true mission [of the equipment] is not known by the majority of the diplomatic staff at the facility where they are assigned.”
Another report in the Guardian on Sunday showed that Australia’s Defence Signals Directorate and the NSA worked alongside each other to spy on top Indonesian officials during the UN Climate Summit in Bali in 2007. The effort of the intelligence teams was aimed at obtaining the personal numbers of Indonesian officials “in case of an emergency.”
Despite outrage from the countries involved, which are some of Australia’s principal economic partners, Canberra has refused to address the issues, citing a long-term policy of not commenting on matters of national security.
In the past few days, there has been a flurry of Anonymous-labeled attacks in Southeast Asia, showing that perhaps after being weakened in the US following a series of arrests, the collective has gained new followers further afield.
On Saturday, Anonymous Philippines defaced government websites - including embassy and regional authority pages - to protest government corruption and call on its supporters to attend a rally on November 5, Guy Fawkes Day. The date will be marked by worldwide Anonymous-backed demonstrations that will tackle local political issues and global problems, such as electronic surveillance.
"We apologize for this inconvenience, but this is the easiest way we could convey our message to you, our dear brothers and sisters who are tired of this cruelty and this false democracy, tired of this government and the politicians who only think about themselves," the group said on its Facebook page after disabling official websites.
Earlier this week, Anonymous also threatened to hack government servers in Singapore, in response to a new media licensing law that will force outlets to place a bond with the government, which can be lost if it publishes content that “undermines racial or religious harmony.”
“We demand you reconsider the regulations of your framework or we will be forced to go to war with you. For every time you deprive a citizen his right to information, we will cost you financial loss by aggressive cyber intrusion,” said a digitally-altered voice of a masked man in a video posted on YouTube.
“Now close your eyes and imagine a legion of Anonymous unleashed upon your tiny little island and infrastructures. It will be like dipping yourselves into a pool of piranhas.”
Anonymous later hacked local newspaper Straits Times, after one of its bloggers said the threat was a declaration of war on Singapore, saying that it was only challenging the government, not the people of the country.
http://rt.com/news/anonymous-indones...alia-hack-167/
Demonstrators hold placards supporting former US intelligence analyst Edward Snowden during a protest against government surveillance on October 26, 2013 in Washington, DC. (AFP Photo / Mandel Ngan)
Hacker Anonymous Indonesia Lumpuhkan Ratusan Situs Australia
Posted: 04/11/2013 12:45
Liputan6.com, Jakarta : Sekelompok aktivis hacker atau kerap disebut 'hacktivist' asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Anonymous Indonesia, melalui akun Twitter @anon_indonesia mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak. Penyerangan cyber terhadap ratusan situs asal Australia ini diduga sebagai tindakan balasan atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut yang dilansir laman Reuters, Senin (4/11/2013), situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi" "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia".
Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih secara acak.
Sebelumnya The Sydney Morning Herald mengabarkan bahwa sejumlah Kedubes Australia yang berada di wilayah Asia Tenggara terlibat kegiatan penyadapan yang dimotori oleh dinas intelejen Amerika Serikat (NSA). Dilaporkan Kedubes Australia di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing dan Dili, juga Kantor Komisi Tinggi di Kuala Lumpur serta Port Moresby telibat urusan spionase ini.
Hal ini tentunya membuat pemerintahan negara yang menjadi korban penyadapan geram dan mengambil tindakan tegas, termasuk Indonesia. Laman Antara mengabarkan bahwa pada Jumat, (1/11/2013), Kementerian Luar Negeri telah memanggil duta besar Autralia untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait isu spionase ini.
http://tekno.liputan6.com/read/73708...itus-australia
Indonesia jadi negara dengan serangan hacker terbesar di dunia
Kamis, 17 Oktober 2013 02:47
Merdeka.com - Perkembangan internet Indonesia nampaknya mengarah kepada hal negatif. Menurut Akamai, Indonesia merupakan sumbernya malware dan serangan hacker pada kuartal kedua tahun ini. Seperti dilansir oleh Mashable (16/10), Akamai baru saja merilis data mengenai trafik serangan internet di dunia pada semester pertama tahun ini. Hasilnya, Indonesia ternyata menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang serangan hacker terbanyak di dunia.
Nama Indonesia sendiri mampu mengalahkan China dengan angka 38 persen. Padahal, selama ini diketahui lingkungan internet China sangat tidak sehat karena saking banyaknya hacker gentayangan di sana. Indonesia sendiri sebelumnya tidak diperhitungkan mampu meraih catatan negatif ini. Maklum, sebelumnya serangan hacker Indonesia 'hanya' sebesar 21 persen saja dari total serangan internet di dunia, kalah dengan China yang memiliki sumbangsih 34 persen.
Dalam daftar 10 besar negara dengan internet tak sehat ini sendiri Asia Pasifik adalah sumber ancaman besar di Internet. Total serangan yang dikumpulkan dari Indonesia, China, Amerika Serikat, Rusia, dan Brasil saja angkanya mencapai 81 persen. Jumlah serangan sendiri menurut Akamai meningkat sangat tinggi pada kuartal kedua tahun ini. Tercatat, peningkatannya hingga 82 persen jika dibandingkan dengan data pada tiga bulan pertama 2013.
Untuk jenis serangan sendiri hacker masih berkutat pada serangan DDoS atau distributed denial-of-service yang efektif mampu meruntuhkan server hingga tidak bisa berjalan normal. Namun, skala serangan DDoS saat ini diketahui lebih besar sehingga mampu membuat kerugian amat besar. Sementara itu, serangan paling berbahaya dalam 6 bulan belakangan ini dicatat oleh Syrian Electronic Army. Menguasai akun Twitter AP selama beberapa menit, SEA berhasil mengacak-acak pasar saham Wall Street hingga merugi triliunan rupiah.
http://www.merdeka.com/teknologi/ind...-di-dunia.html
Quote:
----------------------------
Terlepas apapun untuk julukan para hacker dari Indonesia itu, setidaknya mereka sudah menunjukkan sedikit kebolehannya di dunia maya untuk membela negerinya. Serangan hacker Indonesia ke web di Autralia dengan pesan peringatan agar jangan memata-matai Indonesia lagi, kelihatannya tak ada apa-apanya. Tapi efek politis dan gemanya dari pesan itu diseluruh dunia, menjadikan persoalan 'permusuhan' antar negara di dunia maya, bisa mengundang semua warga negara yang diserang akan bangkit membela negerinya. Ini semua adalah bentuk baru nasionalisme anak muda kitayang perlu kita hormati dan banggakan. Tinggal Pemerintah saja, mau kagak memanfaatkan skill mereka itu untuk kepentingan nasional yang lebih besar, jangan hanya ngomong dan wacana doank hendak membentuk "cyber army' atau 'cyber intellegence', tapi tak ada bukti nyatanya!
0
15K
94
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan