Novel The Empty Room > Novel Pertama Ane Yang Butuh Review
TS
erdywei
Novel The Empty Room > Novel Pertama Ane Yang Butuh Review
Halo agan-agan kaskuser di seluruh jagat raya!! Ane lagi bikin novel nih. Tapi sepertinya masih kurang kepercayaan diri. Hahaha. Jadi butuh review dan masukan juga.
Judul novel ane THE EMPTY ROOM
Ini cover ilustrasi buatan ane sendiri. Masih bakal dirubah kalo misalkan berhasil dipublikasikan. Ini sebagai gambaran aja...
Spoiler for Cover:
Genre
Fiksi Ilmiah, Romance, Petualangan,
INTI CERITA
Inti ceritanya tentang 'DUNIA PARALEL". Kedua dunia itu punya konflik dan salah satunya menyerang dunia yang lain buat direbut.
Untuk bisa menyeberang dari satu dunia ke dunia yang lain, mereka butuh jembatan namanya "The Empty Room" alias ruang kosong. Peperangan besarpun terjadi disana..
Inti dari cerita ane sih gitu.
Ga lupa dibalut dengan cerita cinta dari protagonisnya gan. Biar agak ada sentuhan gimanaaa gitu...
PROLOG
Ini deh, biar lebih jelas, ane copas prolog dari novel yang udah ane buat...
Spoiler for Prolog:
PROLOG
Mungkin orang lain akan menyebutku bodoh, bahkan gila. Ketika mereka mendengarkan apa yang aku katakan mengenai keperibadianku yang lain yang datang melalui lubang cacing dari dimensi lain. Siapa juga yang akan mempercayai realita bodoh semacam ini. Hanya isapan jempol belaka, atau dongeng sebelum tidur seperti yang para orang tua selalu ceritakan kepada anaknya. Tanpa sadar mereka telah memberikan sebuah kebohongan melalui cerita yang mereka bacakan, dan membuat anak-anak mereka percaya bahwa putri cantik jelita dan pangeran tampan di negeri para peri memang ada.
Jadi mungkin tak ada salahnya aku juga menceritakan apa yang aku alami, meski terdengar seperti sebuah kebohongan di mata orang pintar yang tidak memiliki imajinasi, tapi yang jelas ini benar-benar terjadi, seperti sebuah mimpi ketika aku harus melawan diriku sendiri, saling menebas, saling membunuh...
Aku menyaksikkan sendiri, dan bahkan aku ikut serta dalam sebuah pertempuran di tempat itu, di ruang kosong <<The Empty Room>>, dimana 5000 orang di seluruh dunia yang secara tak sengaja terakses langsung dengan dirinya sendiri dari dimensi lain dan terpaksa harus bertempur melawan 20 ribu pasukan untuk mempertahankan apa yang menurut mereka berharga.
Masih terdengar jelas suara sisi pedang yang bertemu dengan sisi pedang lainnya, yang menciptakan sebuah percikan api diantaranya. Masih terlihat jelas ribuan anak panah yang melesat dengan cepat di atas kepalaku, menutupi sinar cahaya matahari masuk di tempatku berdiri.
Ratusan orang disekelilingku mengeluarkan teriakan-teriakan kemarahan saat menebas musuh-musuhnya, beberapa dari mereka berteriak karena rasa sakit dari tebasan yang mereka terima. Tanganku bergetar hebat memegang gagang pedang lengkung hitam yang ujungnya hampir menyentuh tanah. Terlihat darah mengucur pelan menuju pergelangan tanganku. Aku tidak ingat darah siapa ini, apakah darah yang keluar dari tubuhku? Atau darah musuhku yang aku tebas hingga kepalanya terpisah dengan badannya beberapa waktu yang lalu?
Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya, aku terlalu terfokus pada pertempuran ini. Pikiranku benar-benar kosong dan hanya memikirkan bagaimana cara aku bisa membunuh semua musuh-musuhku disini secepat mungkin.
Hari ini, dimana ruang kosong berubah menjadi ruang yang penuh dengan mayat yang tergeletak di sana-sini. Mayat-mayat dari pasukan yang mendambakan sebuah kebebasan dan kenyamanan hidup dari sisi dunia yang lain.
Bahkan ketika aku berhadapan dengan pertarungan terakhirku dengan sosok yang sangat aku benci, aku tidak bisa menahan tubuhku untuk jatuh ke tanah. Tergeletak bersama rekan-rekanku dan musuh-musuhku yang telah mati.
Disaat itulah, aku melihat seseorang berdiri di atas tubuhku dengan anak panah yang tajam di tangannya dan mengarahkannya tepat di dadaku. Seorang gadis muda yang memiliki rambut hitam panjang, dengan poni yang hampir menutupi matanya. Dari pandangannya terlihat sebuah keraguan, kesedihan dan keputus-asaan yang tiada akhir.
Gadis itu adalah gadis yang aku cintai selama ini, dan ketika dia bersiap untuk membunuhku, melepaskan anak panah dari busur yang dia pegang tepat ke dadaku, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah pada keadaan. Tenagaku sudah terkuras habis. Bahkan aku tidak bisa menggerakkan bibirku untuk tersenyum melihat wajahnya yang cantik itu.
“Cepat lakukan! Bunuh dia! Akhiri semua peperangan ini!”
Sebuah teriakan bisa aku dengar tepat di belakangnya. Seorang pria yang aku benci. Dia berjalan mendekati gadis tersebut dengan sempoyongan. Dari tatapannya terlihat sebuah kesombongan dan rasa kemenangan yang tiada tara.
Bukan hanya memenangkan pertarungannya denganku, tapi dia juga berhasil memenangkan seorang gadis yang berada tepat di hadapanku.
Aku benar-benar memiliki nasib yang kurang beruntung. Kehilangan cinta dan berakhir dengan sebuah kematian yang sangat aku tidak inginkan. Mati di tangan seorang gadis yang benar-benar aku cintai.
Air mata keluar deras dari matanya. Aku bisa tahu hanya dari tatapannya saja, gadis itu memegang tanggung jawab dan keputusan yang sangat krusial saat ini. Dimana keputusannya bisa mengubah masa depan dari dunia yang kami pertahankan selama ini.
Ingin sekali aku menyadarkannya, bahwa musuh yang sebenarnya berada tepat di belakangnya. Tapi aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu. Bisa dikatakan aku telah menyerah.
Tanpa aku sadari, aku merasakan air mata mengaliri pipiku. Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Apakah karena kekalahan yang tidak bisa aku terima? Ketidak becusanku untuk menjaga dunia ini? Atau karena harus mati di tangan lembut milik seorang bidadari di hadapanku?
Entahlah, aku tidak tahu, bahkan aku tidak mau memikirkannya. Toh, beberapa detik lagi aku akan segera mati.
Aku mulai menutup mataku, menghilangkan pandanganku dari gadis tersebut. Semua terasa gelap. Semua terasa damai. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untukku mengakhiri petualangan ini.
BOCORAN
Ane kasih bocoran dikit tentang pertama kali si protagonis terakses dengan ruang kosong. Bisa dikatakan ini awal dari konflik di novel ane.
Spoiler for Bocoran:
Namun, semua pria-pria itu selalu menerima penolakan dari Hana dengan alasan yang sama. Bahwa Hana saat ini sudah memiliki orang yang dia cintai. Awalnya aku tidak memiliki ide siapa orang yang dia sukai tersebut. Tapi sekarang aku tahu, pria itu adalah Yuki.
Mereka memang terlihat sebagai pasangan yang serasi. Lagipula jika Yuki dibandingkan dengan diriku, sepertinya aku tidak ada apa-apanya.
Aku menyimpulkan senyumanku. Sebuah senyuman pahit ketidak berdayaan. Sebuah perasaan dimana hanya dimiliki oleh para pecundang yang menyedihkan, menyerah sebelum berperang.
“Sepertinya aku memang memiliki saingan yang tidak bisa aku tandingi.”
Tanpa sadar aku telah mengatakan sesuatu yang sangat menyedihkan.
Aku melihat mereka berdua sedang berjalan semakin menjauh membelakangiku. Walaupun ini merupakan pandangan yang sudah tidak aneh lagi selama 6 bulan belakangan ini, tapi tetap saja perasaan sakit di dalam hatiku akan terus menyerbu.
Aku segera memegang dadaku yang terasa semakin sakit.
“Ini aneh, kenapa seperti ini?”
Aku bergumam heran. Ini kali pertamanya aku merasakan rasa sakit yang teramat sangat di bagian dadaku. Hampir saja aku terjatuh, tapi untungnya aku berhasil menstabilkan kembali posisi berdiriku, walaupun agak goyah.
Kini aku mencoba untuk memfokuskan titik visualku. Rasa sakit di bagian dada masih terasa. Tapi kesadaranku masih mengikat otakku. Aku masih bisa melihat daun-daun momiji yang berguguran di sekitarku. Aku juga masih bisa melihat beberapa murid yang memasuki pintu gerbang sekolah. Bahkan aku masih bisa melihat Hana dan Yuki sedang berjalan menjauhiku.
Rasa dingin semakin menggerayami tubuhku. Aku menyadari sesuatu yang aneh ini bukanlah sesuatu yang harus disepelekan. Karena saat ini aku mulai melihat perubahan pergerakkan daun-daun momiji yang jatuh semakin melambat. Begitupun dengan para murid-murid yang sedang berjalan di sekitarku.
Hingga akhirnya, semuanya berhenti bergerak.
Aku bisa melihat disekelilingku. Daun momiji yang mengambang, para siswa yang berhenti berjalan dengan pose mematung. Aku berputar-putar melihat keadaan.
Semuanya membeku! Tidak! Semuanya membeku kecuali aku. Ada apa ini?
Rasa dingin di sekujur tubuhku kini terasa menjadi panas karena keterkejutan yang tiada tara. Rasa sakit di dadaku juga sudah hilang tanpa aku sadari.
Aku memicingkan mataku pada salah satu daun yang mengambang. Hendak saja aku ingin mengambilnya, tiba-tiba sebuah kegelapan muncul dari belakang gedung sekolah. Merayap dengan cepat ke arahku. Menelan segala sesuatu yang berada di sekitarnya, termasuk aku.
Daun-daun dan para siswa disekitarku sudah menghilang di telan kegelapan tersebut.
“Hei! Apa yang terjadi sekarang?”
Tanpa kusadari aku berteriak. Berharap ada seseorang yang bisa mendengarku.
Tapi sepertinya itu adalah hal yang sia-sia. Karena faktanya, tidak ada siapapun disini. Aku berada di kegelapan. Tapi anehnya, aku masih bisa melihat tanganku dengan jelas.
Aku mencoba memperhatikan area disekitarku. Ini bukan kegelapan. Ini seperti ruangan luas dan memanjang yang di cat hitam. Tapi sekuat apapun aku berlari, aku masih tidak bisa mencapai ujungnya.
Aku berhenti, berjongkok dengan kedua lenganku yang bertumpu pada kedua lututku.
“Hei, orang lemah!”
Saat itulah, aku mendengar suara seseorang yang nampak asing di belakangku. Aku pikir ini adalah sebuah pertolongan. Tapi sepertinya salah. Karena ketika aku membalikkan badanku dan melihat sosok tersebut, aku bisa merasakan hawa jahat di dalam jiwanya.
“Welcome to the Empty Room – Selamat datang di ruang kosong.”
Aku membuka mulutku dan tidak bisa tertutup untuk beberapa saat saking terkejutnya.
Mataku tidak bisa lepas dari sosoknya yang misterius. Rambutnya yang panjang berwarna putih, dengan salah satu sisinya yang menutupi mata kirinya. Bisa dikatakan dia memiliki gaya rambut yang sama denganku, hanya saja warnanya yang berbeda.
Namun, aku tidak bisa melihat wajahnya. Dia mengenakan sebuah topeng wajah iblis berwarna merah.
Dan bajunya, dia mengenakan seragam sekolah yang sama denganku. Apakah dia masih seorang murid yang bersekolah disini? Atau mungkin orang yang satu kelas denganku?
Aku tidak bisa berfikir lebih jauh lagi tentang hal itu. Tapi yang jelas, dia memiliki maksud tersembunyi. Karena dengan mengatakan ‘selamat datang’ kepadaku, sudah dipastikan dialah orang yang menggusurku ke tempat ini.
RENCANA
Rencananya gini gan, ane mau mublikasiin ini di internet dalam bahasa Indonesia di website yang bakal ane beli secara khusus. Nah, tujuan utama ane adalah sebenarnya ane pengen nih novel diajuin ke perusahaan penerbit Jepang. Tapi sayangnya bahasa Jepang ane masih pas-pasan, jadi ane mau nyoba nyari orang yang mau nerjemahinnya. Kalo diterima ama mereka kan lumayan..
Lagipula, gaya tulisan dan ceritanya udah ane cocokin ama budaya jepang. Baik dari segi nama pemerannya maupun kebudayaan bercakap-cakapnya. Yang penting kan usaha gan...
Itu aja deh yang pengen ane tulis. Butuh saran nih! Mau maki-maki juga boleh deh.