- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penyebab punahnya Harimau Jawa


TS
Asgarindo
Penyebab punahnya Harimau Jawa

mari budayakan komeng bermutu dan rate5


Spoiler for No Repost:

Pendahuluan
Spoiler for cek:
Harimau Jawa adalah jenis harimau yang hidup di Kepulauan Jawa. Harimau ini dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an. Ada kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950-an ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini. Terakhir kali ada sinyalemen dari harimau Jawa ialah pada tahun 1972. Pada tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau Jawa. Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverfikasi.
Spoiler for harimau jawa thn 1938-an:

Faktor Penyebab Punahnya
Spoiler for cek:
1. Semakin minimnya hutan tempat tinggalsi mbah
2. Maraknya perburuan intensif pada awal abad 20an
3. Budaya Rampogan Jawa
Quote:
semakin berjalannya pembangunan dan meledaknya jumlah penduduk membuat keberadaan hutan-hutan tempat tinggal harimau jawa harus dikorbankan untuk kepentingan perkembangan lahan pertanian dan pemukiman. Hal tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara pelestarian hutan dengan perkembangan daerah kala itu.


2. Maraknya perburuan intensif pada awal abad 20an
Quote:
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan serta keserakahan orang-orang yang ingin mengeksploitasi kulit hewan buas tersebut pada saat itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hewan ini punah.

Spoiler for prihatin:

Spoiler for cekicrot:

3. Budaya Rampogan Jawa
Quote:
Pada thn 1844, Dr Fransz Junghun pernah diundang Paku Buwono dari Solo untuk menghadiri “Rampongan” atau “Rampok Macan” yaitu suatu acara sosial budaya Jawa yang diselenggarakan oleh Paku Buwono dalam sebuah Upacara menyangkut Pengorbanan, dengan membunuh sejumlah macan/harimau , secara sacral dan terhormat.
Mula2 sejumlah Harimau Raja, Macan Kumbang maupun macan Tutul dikumpulkan dalam kerangkeng2 kayu ditengah alun2. Para Bangsawan serta kerabat keraton lengkap dengan selir, dan putra putri mereka berkumpul untuk menghadiri acara ini. Untuk para tamu agung disediakan panggung terhormat, setiap orang berpakaian yang terbaik dalam upacara ini. Perangkat Gamelan Sakral ditabuh dan sepasang penari dengan bertandak mengikuti alunan gamelan. Seluruh alun2 dipenuhi ribuan rakyat; Dijajarkan empat baris saf terdiri dari: bagian depan para warga dan prajurit yang siap siaga dengan lembing, tombak atau bambu runcing lancip dan tajam. Dua orang penari tandak, dengan alunan gamelan menyembah Sang Paku buwono dan mendekati dan menyembah Harimau dalam kerangkeng terbesar, menyalakan api pada bagian belakang kerangkeng, lalu membuka pintu depan kerangkeng. Nyala api diperbesar dan penari menghilang, Nampak perlahan2 seekor Harimau Raja, yang sebesar kerbau perlahan2 muncul dan dengan tenang memandang sekitarnya, bunyi gamelan makin keras dan rakyat semakin riuh, perlahan2 Harimau itu keluar dan berjalan mondar mandir depan kerangkeng nya yang terbakar lalu berusaha mencari jalan untuk meloloskan diri, tetapi tiap kali dia mendekati salah satu sisi, puluhan lembing dan tombak diarahkan padanya, membuat dia geram dan murka, ahirnya dia menerjang tombak2tsb , berkali2 dia melakukannya membuat tubuhnya luka2 tersobek mata tombak,ketika dia tergeletak semakin lemah orang2 datang menyerang dan menikamnya beramai2. Biasanya seseorang akan takut membunuh harimau seorang diri sebab ada kepercayaan takut kena tulah, tetapi bilamana dilakukan beramai2 maka tulah itu tidak mempan.
Satu persatu kerangkeng berisi macan kumbang dan macan tutul diperlakukan demikian semuanya. Sampai seluruh macan dan harimau terbunuh. Demikianlah Upacara Pembunuhan Masal secara hikmat dan terhormat ini terus menerus dilakukan, sehingga makin lama macan dan harimau makin punah di Jawa.
Mula2 sejumlah Harimau Raja, Macan Kumbang maupun macan Tutul dikumpulkan dalam kerangkeng2 kayu ditengah alun2. Para Bangsawan serta kerabat keraton lengkap dengan selir, dan putra putri mereka berkumpul untuk menghadiri acara ini. Untuk para tamu agung disediakan panggung terhormat, setiap orang berpakaian yang terbaik dalam upacara ini. Perangkat Gamelan Sakral ditabuh dan sepasang penari dengan bertandak mengikuti alunan gamelan. Seluruh alun2 dipenuhi ribuan rakyat; Dijajarkan empat baris saf terdiri dari: bagian depan para warga dan prajurit yang siap siaga dengan lembing, tombak atau bambu runcing lancip dan tajam. Dua orang penari tandak, dengan alunan gamelan menyembah Sang Paku buwono dan mendekati dan menyembah Harimau dalam kerangkeng terbesar, menyalakan api pada bagian belakang kerangkeng, lalu membuka pintu depan kerangkeng. Nyala api diperbesar dan penari menghilang, Nampak perlahan2 seekor Harimau Raja, yang sebesar kerbau perlahan2 muncul dan dengan tenang memandang sekitarnya, bunyi gamelan makin keras dan rakyat semakin riuh, perlahan2 Harimau itu keluar dan berjalan mondar mandir depan kerangkeng nya yang terbakar lalu berusaha mencari jalan untuk meloloskan diri, tetapi tiap kali dia mendekati salah satu sisi, puluhan lembing dan tombak diarahkan padanya, membuat dia geram dan murka, ahirnya dia menerjang tombak2tsb , berkali2 dia melakukannya membuat tubuhnya luka2 tersobek mata tombak,ketika dia tergeletak semakin lemah orang2 datang menyerang dan menikamnya beramai2. Biasanya seseorang akan takut membunuh harimau seorang diri sebab ada kepercayaan takut kena tulah, tetapi bilamana dilakukan beramai2 maka tulah itu tidak mempan.
Satu persatu kerangkeng berisi macan kumbang dan macan tutul diperlakukan demikian semuanya. Sampai seluruh macan dan harimau terbunuh. Demikianlah Upacara Pembunuhan Masal secara hikmat dan terhormat ini terus menerus dilakukan, sehingga makin lama macan dan harimau makin punah di Jawa.
Spoiler for cek:

Spoiler for cek:

Spoiler for kasihan gan:

Spoiler for cek:

Spoiler for cek:

Penutup
Spoiler for cek:
sangat disayangkan memang gan, kekayaan flora dan fauna Indonesia, dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang telah melakukan perusakan yaa seperti itu.
dan ternyata tidak semua budaya mengandung unsur kearifan, miris banget gan ane denger cerita dari tradisi rampogan macan.
oleh karna itu, ane menghimbau, kita janganlah jadi perusak lingkungan, tapi kita harus memelihara lingkungan kita.
trus kalo kita lagi ada di alam, sangatlah dilarang untuk berburu (kecuali waktu), terus ga boleh meninggalkan (kecuali jejak) dan ga boleh mengambil (kecuali foto). camkan itu !
Sekian Thread dari ane, semoga Bermanfaat, jangan lupa buat cendolnya

dan ternyata tidak semua budaya mengandung unsur kearifan, miris banget gan ane denger cerita dari tradisi rampogan macan.

oleh karna itu, ane menghimbau, kita janganlah jadi perusak lingkungan, tapi kita harus memelihara lingkungan kita.

trus kalo kita lagi ada di alam, sangatlah dilarang untuk berburu (kecuali waktu), terus ga boleh meninggalkan (kecuali jejak) dan ga boleh mengambil (kecuali foto). camkan itu !

Sekian Thread dari ane, semoga Bermanfaat, jangan lupa buat cendolnya












Sumber
Spoiler for cek:










Diubah oleh Asgarindo 04-11-2013 15:16


tien212700 memberi reputasi
1
13.5K
Kutip
55
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan