- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dengan Modal "MARTABAK" Si Gadis Kehilangan "MARTABAT" nya


TS
tarno.gantenk
Dengan Modal "MARTABAK" Si Gadis Kehilangan "MARTABAT" nya

POSKOTA, SISWADI, 20, tega betul sebagai sahabat. Lihat Ida, 16,tetangganya makin cantik saja, otaknya tambah ngeres. Akhirnya, hanya dengan menjanjikan martabak super, dia dapat “martabak” istimewa milik Ida sampai 3 kali. Keluarganya tentu saja mencak-mencak.
Di era gombalisasi sekarang ini
, memilih teman atau sahabat harus selektif. Jika tidak, bisa “terjerumus” macam LHI. Sudah jadi ustadz, presiden partai, anggota DPR pula, eh ngomplotnya dengan tukang makelaran macam AF. Nah, begitu sang sahabat lama kesandung kasus lahmul baqorun, dia jadi kebawa-bawa. Gara-gara banyak kecipratan rejeki dari AF, kini LHI jadi pula tersangka dan masuk sel tahanan KPK.
Gadis Ida nasibnya mirip-mirip seperti itu. Dia berteman dengan Siswadi tanpa seleksi sama sekali, namanya juga tetangga dan kenalan lama. Segala pemberian pemuda itu dianggapnya tulus-tulus saja, tanpa embel-embel ini itu. Padahal yang terjadi kemudian, Ida terjebak pada pepatah lama: pikir dulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.
Siswadi warga Desa Sarirogo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, memang hidup bertetangga dengan Ida. Awalnya sekedar pertemanan biasa. Tapi tambah gede gadis itu, lama-lama kok semakin menggemaskan saja
. Seiring dengan pertumbuhan jiwa Siswanto
, bibit-bibit cinta tumbuh dalam dirinya. Cuma status sosial yang tidak mendukung. Orangtuanya keluarga ekonomi lemah, sedangkan Ida adalah anak orang terhormat di desa itu. Ibarat kata, keinginan “si entong” tak berbanding lurus dengan isi kantong. 
Maka meski lama menaruh minat, Siswadi tak berani mendeklarasikan cintanya, takut ditolak. Tapi cinta terpendam itu justru semakin membara, gerak-gerik Ida sehari-hari semakin menambah cinta dan syahwatnya, sehingga setan pun lalu memberikan solusi. “Indramayu lewat Kertasemaya, kalau nggak mau dirudapaksa saja.” Begitu saran setan asal-asalan, namanya juga setan.
Hati nurani sudah mengingatkan, jangan perturutkan kata setan, tapi Siswadi tak peduli. Maklum dalam jiwanya kini –meski sama-sama doyan duit- fraksi setan lebih kuat dari fraksi hati nurani, sehingga voting-votingan pun pasti kalah. Nah, gara-gara sudah dapat sponsor setan tersebut, Siswadi jadi pede kembali mendekati Ida si kembang desa.
Beberapa hari lalu Siswadi ketemu Ida dan menawarkan martabak super. “Tapi ketemu saya di warnet ya?” kata si anak muda kasmaran. Ida yang tak curiga akan akal busuk pemuda tetangga, sore itu benar-benar menemui di sebuah warnet. Tujuannya memang ingin dapat martabak super yang maknyusss. Itu saja.
Padahal begitu ketemu, dia malah diajak jalan-jalan naik motor ke daerah Prigen, Pasuruan. Di sebuah villa, Siswadi tidak mengeluarkan martabak yang dijanjikannya itu, justru merayu-rayu Ida untuk mau diajak bersetubuh bak suami istri. Tentu saja dia menolak. Tapi Siswadi yang kesetananan mulai mengancam, sehingga gadis itu dilucuti pakaiannya. Walhasil, Ida tak dapat martabak super, justru malah dipaksa memberikan “martabak” istimewanya yang pakai telur.
Malam itu Siswadi berhasil menodai Ida sampai 3 kali. Saat kembali ke rumah Ida melaporkan kelakuan jahat pemuda tetangganya tersebut kepada orangtuanya. Tentu saja mereka tidak terima. Siswadi pun dilaporkan ke Polres Sidoarjo, dan sahabat yang jahat itu kini mendekam di Polres Sidoarjo. Ancamannya, 15 tahun penjara dan denda Rp 300 juta
Di era gombalisasi sekarang ini

Gadis Ida nasibnya mirip-mirip seperti itu. Dia berteman dengan Siswadi tanpa seleksi sama sekali, namanya juga tetangga dan kenalan lama. Segala pemberian pemuda itu dianggapnya tulus-tulus saja, tanpa embel-embel ini itu. Padahal yang terjadi kemudian, Ida terjebak pada pepatah lama: pikir dulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.
Siswadi warga Desa Sarirogo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, memang hidup bertetangga dengan Ida. Awalnya sekedar pertemanan biasa. Tapi tambah gede gadis itu, lama-lama kok semakin menggemaskan saja



Maka meski lama menaruh minat, Siswadi tak berani mendeklarasikan cintanya, takut ditolak. Tapi cinta terpendam itu justru semakin membara, gerak-gerik Ida sehari-hari semakin menambah cinta dan syahwatnya, sehingga setan pun lalu memberikan solusi. “Indramayu lewat Kertasemaya, kalau nggak mau dirudapaksa saja.” Begitu saran setan asal-asalan, namanya juga setan.

Hati nurani sudah mengingatkan, jangan perturutkan kata setan, tapi Siswadi tak peduli. Maklum dalam jiwanya kini –meski sama-sama doyan duit- fraksi setan lebih kuat dari fraksi hati nurani, sehingga voting-votingan pun pasti kalah. Nah, gara-gara sudah dapat sponsor setan tersebut, Siswadi jadi pede kembali mendekati Ida si kembang desa.
Beberapa hari lalu Siswadi ketemu Ida dan menawarkan martabak super. “Tapi ketemu saya di warnet ya?” kata si anak muda kasmaran. Ida yang tak curiga akan akal busuk pemuda tetangga, sore itu benar-benar menemui di sebuah warnet. Tujuannya memang ingin dapat martabak super yang maknyusss. Itu saja.
Padahal begitu ketemu, dia malah diajak jalan-jalan naik motor ke daerah Prigen, Pasuruan. Di sebuah villa, Siswadi tidak mengeluarkan martabak yang dijanjikannya itu, justru merayu-rayu Ida untuk mau diajak bersetubuh bak suami istri. Tentu saja dia menolak. Tapi Siswadi yang kesetananan mulai mengancam, sehingga gadis itu dilucuti pakaiannya. Walhasil, Ida tak dapat martabak super, justru malah dipaksa memberikan “martabak” istimewanya yang pakai telur.

Malam itu Siswadi berhasil menodai Ida sampai 3 kali. Saat kembali ke rumah Ida melaporkan kelakuan jahat pemuda tetangganya tersebut kepada orangtuanya. Tentu saja mereka tidak terima. Siswadi pun dilaporkan ke Polres Sidoarjo, dan sahabat yang jahat itu kini mendekam di Polres Sidoarjo. Ancamannya, 15 tahun penjara dan denda Rp 300 juta
Spoiler for IDa..oh Ida...!!!:
Quote:
Diubah oleh tarno.gantenk 04-11-2013 04:50
0
3.9K
44


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan