- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Muhaimin Iskandar: "600 RIBU SARJANA" di Indonesia jadi PENGANGGURAN !!!!
TS
boulevardoutlet
Muhaimin Iskandar: "600 RIBU SARJANA" di Indonesia jadi PENGANGGURAN !!!!
Spoiler for no repsol:
- AGAN SARJANA?
- MAU JADI SARJANA?
- ATO UDAH JADI SARJANA YANG NGANGGUR ??
.: PENGAKUAN KASKUSER (SARJANA)YANG NGANGGUR :.
Quote:
Quote:
Original Posted By henny88►Waduh
Mudah2an btr ane dpt kerja
Mudah2an btr ane dpt kerja
Quote:
Original Posted By zabaleta10►ane udah menjadi sarjana yang pengangguran gan
Quote:
Original Posted By henny88►Waduh
Mudah2an btr ane dpt kerja
Mudah2an btr ane dpt kerja
Quote:
Original Posted By zabaleta10►ane udah menjadi sarjana yang pengangguran gan
Quote:
Original Posted By reezq_poetra►ane jg baca beritanya tadi di salah satu stasiun tv berita gan
dan ane jg termasuk sarjana yg masih nganggur
susahnya cari kerja di indonesia, pemerintah ga peduli nasib generasi mudanya
dan ane jg termasuk sarjana yg masih nganggur
susahnya cari kerja di indonesia, pemerintah ga peduli nasib generasi mudanya
Quote:
Original Posted By cintakokom►ane dah sbln nganggur nih gan. ane lulusan S1.
Quote:
Original Posted By ascaban►termasuk ane dung gan
BARUSAN ANE NEMU BERITA 600RIBU SARJANA JADI PENGANGGURAN
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah lulusan diploma maupun universitas di Indonesia yang menjadi pengangguran jelang akhir tahun 2013, ternyata masih terbilang tinggi.
Hal itu, diakui oleh Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Ia mengungkapkan, 610 ribu dari total 7,17 juta pengangguran terbuka di Indonesia, adalah "pengangguran intelektual" atau dari kalangan lulusan universitas.
"Dalam pendataan BPS, ada 610 ribu 'pengangguran intelektual' di Indonesia. Ini bisa dikategorikan darurat SDM (sumber daya manusia), karena mereka seharusnya bisa berkarya untuk negeri," kata Muhaimin Iskandar, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribun, Minggu (3/11/2013).
Rincinya, kata Muhaimin, 190 ribu dari 610 ribu pengangguran intelektual itu adalah lulusan pendidikan diploma I/II/III. Sementara lulusan strata I universitas yang menganggur mencapai 420 ribu orang.
Karenananya, Muhaimin menuturkan kondisi itu membuat Indonesia "darurat SDM" atau kekurangan tenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi kerja melebihi lulusan sekolah menengah atas.
"Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9 tahun.Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015," tuturnya.
Hal itu, diakui oleh Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Ia mengungkapkan, 610 ribu dari total 7,17 juta pengangguran terbuka di Indonesia, adalah "pengangguran intelektual" atau dari kalangan lulusan universitas.
"Dalam pendataan BPS, ada 610 ribu 'pengangguran intelektual' di Indonesia. Ini bisa dikategorikan darurat SDM (sumber daya manusia), karena mereka seharusnya bisa berkarya untuk negeri," kata Muhaimin Iskandar, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribun, Minggu (3/11/2013).
Rincinya, kata Muhaimin, 190 ribu dari 610 ribu pengangguran intelektual itu adalah lulusan pendidikan diploma I/II/III. Sementara lulusan strata I universitas yang menganggur mencapai 420 ribu orang.
Karenananya, Muhaimin menuturkan kondisi itu membuat Indonesia "darurat SDM" atau kekurangan tenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi kerja melebihi lulusan sekolah menengah atas.
"Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9 tahun.Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015," tuturnya.
ATAU AGAN PENGEN JADI TUKANG SAPU SEPERTI SARJANA DIPEKANBARU ??
Nih Beritanya :
Quote:
PEKANBARU, KOMPAS.com - Jack Lord (31), lulusan terbaik dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisip, Universitas Negeri Riau (UNRI) dengan indeks prestasi kumulatif 3,75, hanya dituggasi jadi jadi tukang sapu di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Riau.
Pemuda kelahiran Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 6 Maret 1979, itu sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan golongan pangkat III/a. "Meski saya telah sarjana dan melakukan penyesuaian kepangkatan III/a, namun tugas keseharian saya masih menjadi petugas kebersihan di LPMP Riau," keluh Jack kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (28/4/2010).
Jack, tentu saja, merasa diperlakukan diskriminatif. Dia menjelaskan, ketika lolos menjadi PNS tahun 2002, setahun kemudian dirinya dipaksa meneken surat pernyataan yang antara lain sanggup jadi sebagai tenaga kebersihan, pengelola asrama dan satuan pengamanan di instansi itu.
Selain itu, dalam surat pernyataan bermaterai Rp 6.000 itu juga diminta tidak akan menuntut penyesuaian ijazah yang diperolehnya di kemudian hari, dan bersedia mematuhi segala peraturan di instansi pendidikan itu.
"Saya dipaksa meneken semua pernyataan itu dengan ancaman Surat Kelulusan (SK) PNS saya tidak akan diberikan," katanya.
Ia menambahkan, "SK penyesuaian saya telah ditandatangai oleh Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2007, namun surat itu tidak disampaikan kepada saya dan baru saya ketahui setahun kemudian. Kendati demikian tugas keseharian saya masih menjadi tenaga kebersihan."
Pihak LPMP Riau membantah tudingan pegawainya itu. "Ketika masuk memang dia (Jack) menandatangani surat pernyataan, namun bukan berarti kami tidak merespons keinginan beliau sesuai jenjang karir," kata Kepala LPMP Riau, Zainal Arifin.
"Namun masalahnya, Jack merupakan lulusan ilmu pemerintahan, sedangkan kualifikasi dengan jurusan itu tidak ada di LPMP sehingga dia kami tempatkan sebagai penanggung jawab penata ruang kelas dan ruang kuliah," katanya lagi.
Pemuda kelahiran Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 6 Maret 1979, itu sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan golongan pangkat III/a. "Meski saya telah sarjana dan melakukan penyesuaian kepangkatan III/a, namun tugas keseharian saya masih menjadi petugas kebersihan di LPMP Riau," keluh Jack kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (28/4/2010).
Jack, tentu saja, merasa diperlakukan diskriminatif. Dia menjelaskan, ketika lolos menjadi PNS tahun 2002, setahun kemudian dirinya dipaksa meneken surat pernyataan yang antara lain sanggup jadi sebagai tenaga kebersihan, pengelola asrama dan satuan pengamanan di instansi itu.
Selain itu, dalam surat pernyataan bermaterai Rp 6.000 itu juga diminta tidak akan menuntut penyesuaian ijazah yang diperolehnya di kemudian hari, dan bersedia mematuhi segala peraturan di instansi pendidikan itu.
"Saya dipaksa meneken semua pernyataan itu dengan ancaman Surat Kelulusan (SK) PNS saya tidak akan diberikan," katanya.
Ia menambahkan, "SK penyesuaian saya telah ditandatangai oleh Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2007, namun surat itu tidak disampaikan kepada saya dan baru saya ketahui setahun kemudian. Kendati demikian tugas keseharian saya masih menjadi tenaga kebersihan."
Pihak LPMP Riau membantah tudingan pegawainya itu. "Ketika masuk memang dia (Jack) menandatangani surat pernyataan, namun bukan berarti kami tidak merespons keinginan beliau sesuai jenjang karir," kata Kepala LPMP Riau, Zainal Arifin.
"Namun masalahnya, Jack merupakan lulusan ilmu pemerintahan, sedangkan kualifikasi dengan jurusan itu tidak ada di LPMP sehingga dia kami tempatkan sebagai penanggung jawab penata ruang kelas dan ruang kuliah," katanya lagi.
ATAU AGAN PENGEN JADI TUKANG BECAK SEPERTI SARJANA LULUSAN ITB ??
Nih beritanya :
Quote:
Alumni ITB Jadi Tukang Becak
Begitu sulitnya kehidupan saat ini, segala cara yang penting halal, akan dilakukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Sekolah tinggi-tinggi ternyata tidak menjadi jaminan hidup akan sukses apalagi kalau hanya sekedar tamatan sekolah menengah. Saat ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kemauan yang kuat untuk bisa lepas dari kesulitan hidup.
Mungkin kita tidak heran ketika mendengar berita seorang keluarga miskin yang mampu menyekolahkan anaknya sampai sarjana atau berita seorang tukang beca yang berhasil menjadi alumni ITB atau UGM. Namun ketika kita mendengar ada seorang alumni ITB menjadi tukang beca, tentu kita akan mengurut dada antara percaya dan tidak percaya. Padahal ketika pertama kali menginjakkan kaki dikampus, akan terlihat sebuah spanduk untuk menyambut mahasiswa dan mahasiswi baru dengan slogan “SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI INDONESIA TERBAIK”
Fakta adanya alumni ITB menjadi tukang beca bukan hanya sekedar isu saja tapi terbukti benar adanya. Dimana disaat Ikatan Alumni ITB Sumatera Utara sedang mengadakan acara Silaturahmi dan Perkenalan Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB periode 2011-2015 yang diselenggarakan di Hotel J W Marriot Medan. Ketika acara makan malam tiba-tiba ada seseorang menghampiri ketua umum Hermanto Dardak MSc, orang itu mengaku bernama Suhunan Napitupulu mengaku pernah satu angkatan dengan Hermanto Dardak. Suhunan Napitupulu, dengan serius berbincang dengan Hermanto hingga akhirnya terungkap, bahwa benar Suhunan Napitupulu adalah Alumni ITB yang berprofesi sebagai Tukang beca.
Pengakuan polos dari Suhunan bahwa dia berprofesi sebagai tukang beca jelas membuat semua yang hadir terkejut, antara percaya dan tidak percaya bahwa ternyata mungkin masih ada banyak lagi teman-teman yang bernasib seperti Suhunan Napitupulu. Pertemuan Silaturahmi dan Perkenalan ini setidaknya bisa menjadi Momentum yang tepat agar Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB harus tetap memperhatikan nasib teman-teman mereka yang kebetulan tidak seberuntung nasib sebagian besar alumni lainnya.
Kisah Suhunan alumni ITB yang menjadi tukang beca adalah cermin kondisi nyata, begitu sulitnya orang saat ini untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga segala cara dilakukan yang penting halal walaupun hanya menjadi tukang beca, yang sebenarnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya itu. apalagi saat ini Jumlah Pengangguran di Indonesia sudah mencapai angka 8,12 Juta Orang, Pengangguran ini terjadi di sebabkan adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Minimnya Sektor Penerima Tenaga Kerja serta semakin tumbuhnya Angkatan kerja baru, sudah barang tentu berdampak banyaknya Jumlah Pengangguran di Indonesia.
Ada kisah baru selain cerita Suhunan Napitupulu berikut kisahnya:
Karena sulitnya mencari pekerjaan, ada seorang lulusan Universitas Indonesia akhirnya menerima kerja dikebun binatang ragunan pasar minggu, Tiap hari kerjanya memakai Kostum Gorila, mungkin dia pikir gak ada yang melihat, toh, pake topeng.
Kerjanya mengunyah kacang dan pisang terus menerus, dia berlompat-lompatan setiap hari dengan lincahnya, dan juga dapat berhitung !! Semenjak itu Pengunjung Kebun Binatang bertambah banyak untuk menyaksikan Gorila yang lincah dan juga pintar, maklum lulusan Universitas Indonesia.
Akhirnya pada suatu hari, Tibalah saat yang na’as itu !!! Waktu dia melompat-lompat, dia tergelincir dan terjatuh kekolam Buaya, matilah aku kali ini, katanya dalam hati, dia berusaha memanjat secepat-cepatnya kepinggir kolam, Namun Buaya lebih cepat mendekati dengan mulut menganga lebar dan gigi-gigi yang runcing siap merobek-robek tubuhnya.
Para Pengunjung berteriak ngeri ketika moncong Buaya menyergapnya, antara sadar dan pingsan, dia mendengar bisikan dari dalam mulut Buaya, jangan takut mas, saya juga lulusan dari ITB, he he he.
Maaf ya, cerita buaya tadi cuma cerita humor yang didapat dari beberapa cerita humor di internet, cerita Suhunan dan Humor buaya ini adalah cermin kehidupan terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang para pemimpinnya cenderung lebih mengutamakan nafsu keserakahan untuk pribadi, keluarga dan konco-konconya daripada mementingkan nasib rakyat yang memang sedang kesulitan ekonomi, di tambah begitu sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini ? Jangankan lulusan SMA atau sederajat, Sarjana pun di Republik ini masih banyak yang menganggur ?
Begitu sulitnya kehidupan saat ini, segala cara yang penting halal, akan dilakukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Sekolah tinggi-tinggi ternyata tidak menjadi jaminan hidup akan sukses apalagi kalau hanya sekedar tamatan sekolah menengah. Saat ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kemauan yang kuat untuk bisa lepas dari kesulitan hidup.
Mungkin kita tidak heran ketika mendengar berita seorang keluarga miskin yang mampu menyekolahkan anaknya sampai sarjana atau berita seorang tukang beca yang berhasil menjadi alumni ITB atau UGM. Namun ketika kita mendengar ada seorang alumni ITB menjadi tukang beca, tentu kita akan mengurut dada antara percaya dan tidak percaya. Padahal ketika pertama kali menginjakkan kaki dikampus, akan terlihat sebuah spanduk untuk menyambut mahasiswa dan mahasiswi baru dengan slogan “SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI INDONESIA TERBAIK”
Fakta adanya alumni ITB menjadi tukang beca bukan hanya sekedar isu saja tapi terbukti benar adanya. Dimana disaat Ikatan Alumni ITB Sumatera Utara sedang mengadakan acara Silaturahmi dan Perkenalan Calon Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB periode 2011-2015 yang diselenggarakan di Hotel J W Marriot Medan. Ketika acara makan malam tiba-tiba ada seseorang menghampiri ketua umum Hermanto Dardak MSc, orang itu mengaku bernama Suhunan Napitupulu mengaku pernah satu angkatan dengan Hermanto Dardak. Suhunan Napitupulu, dengan serius berbincang dengan Hermanto hingga akhirnya terungkap, bahwa benar Suhunan Napitupulu adalah Alumni ITB yang berprofesi sebagai Tukang beca.
Pengakuan polos dari Suhunan bahwa dia berprofesi sebagai tukang beca jelas membuat semua yang hadir terkejut, antara percaya dan tidak percaya bahwa ternyata mungkin masih ada banyak lagi teman-teman yang bernasib seperti Suhunan Napitupulu. Pertemuan Silaturahmi dan Perkenalan ini setidaknya bisa menjadi Momentum yang tepat agar Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB harus tetap memperhatikan nasib teman-teman mereka yang kebetulan tidak seberuntung nasib sebagian besar alumni lainnya.
Kisah Suhunan alumni ITB yang menjadi tukang beca adalah cermin kondisi nyata, begitu sulitnya orang saat ini untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga segala cara dilakukan yang penting halal walaupun hanya menjadi tukang beca, yang sebenarnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya itu. apalagi saat ini Jumlah Pengangguran di Indonesia sudah mencapai angka 8,12 Juta Orang, Pengangguran ini terjadi di sebabkan adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Minimnya Sektor Penerima Tenaga Kerja serta semakin tumbuhnya Angkatan kerja baru, sudah barang tentu berdampak banyaknya Jumlah Pengangguran di Indonesia.
Ada kisah baru selain cerita Suhunan Napitupulu berikut kisahnya:
Karena sulitnya mencari pekerjaan, ada seorang lulusan Universitas Indonesia akhirnya menerima kerja dikebun binatang ragunan pasar minggu, Tiap hari kerjanya memakai Kostum Gorila, mungkin dia pikir gak ada yang melihat, toh, pake topeng.
Kerjanya mengunyah kacang dan pisang terus menerus, dia berlompat-lompatan setiap hari dengan lincahnya, dan juga dapat berhitung !! Semenjak itu Pengunjung Kebun Binatang bertambah banyak untuk menyaksikan Gorila yang lincah dan juga pintar, maklum lulusan Universitas Indonesia.
Akhirnya pada suatu hari, Tibalah saat yang na’as itu !!! Waktu dia melompat-lompat, dia tergelincir dan terjatuh kekolam Buaya, matilah aku kali ini, katanya dalam hati, dia berusaha memanjat secepat-cepatnya kepinggir kolam, Namun Buaya lebih cepat mendekati dengan mulut menganga lebar dan gigi-gigi yang runcing siap merobek-robek tubuhnya.
Para Pengunjung berteriak ngeri ketika moncong Buaya menyergapnya, antara sadar dan pingsan, dia mendengar bisikan dari dalam mulut Buaya, jangan takut mas, saya juga lulusan dari ITB, he he he.
Maaf ya, cerita buaya tadi cuma cerita humor yang didapat dari beberapa cerita humor di internet, cerita Suhunan dan Humor buaya ini adalah cermin kehidupan terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang para pemimpinnya cenderung lebih mengutamakan nafsu keserakahan untuk pribadi, keluarga dan konco-konconya daripada mementingkan nasib rakyat yang memang sedang kesulitan ekonomi, di tambah begitu sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini ? Jangankan lulusan SMA atau sederajat, Sarjana pun di Republik ini masih banyak yang menganggur ?
ATAU AGAN PENGEN JADI SEPERTI INI ??
BIAR BISA BELI MOTOR SEPERTI INI ???
Spoiler for kalo berkenan:
Spoiler for tidak mengharapkan:
Spoiler for SUMBER
:
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/03/muhaimin-iskandar-600-ribu-sarjana-di-indonesia-jadi-pengangguran
bengbengs memberi reputasi
1
8.6K
Kutip
48
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan