Quote:
Untuk mencicipi salon esek-esek di salah satu pasar kawasan Jakarta Selatan, para pria hidung belang tak perlu merogoh kocek banyak. Di tempat esek-esek kelas melati ini, tarif termurah yaitu Rp 100 ribu saja.
"Itu untuk permainan yang simpel saja," ujar salah satu penjaja seks di situ, Ria (bukan nama sebenarnya) saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Ria mengatakan, untuk menambah layanan lainnya, pria hidung belang harus merogoh kocek lagi. Ria sendiri mengaku tak mematok harga khusus bila si pria ingin minta layanan yang lebih.
"Semua tergantung nego aja. Biasanya sih minimal nambah Rp 50 ribu aja," kata wanita berambut panjang dan berwajah ayu itu sembari menghisap rokok.
Di tempat itu, Ria mengaku hanyalah karyawati bukan si pemilik dan tak digaji. Jadi, sistem yang diterapkan yaitu bagi hasil dengan sang pemilik.
"Yang dibagi 50:50 dari uang Rp 100 ribu. Kalau yang tambahan masuk ke kantong sendiri," ujar wanita yang masih berusia 24 tahun itu.
Menanggapi banyaknya salon mesum, Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar, mengaku khawatir akan perkembangan bisnis haram tersebut ke berbagai tempat di wilayah Jakarta. Musni mengatakan, jika permasalahan ini tidak segera dihentikan maka masalah sosial ini dapat berdampak buruk bagi generasi muda.
"Saya pernah mendengar yang seperti itu (salon plus-plus), salon itu berfungsi ganda sebagai tempat pramuriaan di mana menyediakan tempat khusus untuk bercumbu," katanya, Minggu (3/11).
Quote: