as4madunAvatar border
TS
as4madun
Dikerjai Intel AS, Inggris & Aussie Puluhan Tahun: Saatnya RI Bikin Satelit Sendiri
Satelit Palapa Disadap Pemerintah Australia
KAMIS, 31 OKTOBER 2013 11:48 0

Starberita - Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) ternyata bekerja sama dengan Direktorat Sandi Australia dalam memantau dan menyadap komunikasi sejumlah negara di Asia Pasifik. Target utama kedua badan intelijen itu ialah Satelit Palapa milik Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler dan komunikasi radio di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Papua Nugini.

Pemantauan itu dilakukan melalui Kedutaan Besar AS dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. “Australia telah menggunakan sejumlah kedutaan asingnya untuk menguping. Kegiatan itu dilakoni (dalam) operasi bersandi Reprieve.

Kami menggunakan kedutaan besar di kawasan kami untuk memantau komunikasi lokal, khususnya percakapan telepon bergelombang mikro,“ ungkap pakar intelijen Australia, Des Ball, kepada Australian Broadcasting Corporation. Pria bertitel profesor yang meneliti di Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis, Universitas Nasional Australia (ANU), itu menekankan pentingnya penyadapan Satelit Palapa. “Anda tidak bisa menembus sirkuit informasi dan melancarkan perang informasi dengan sukses jika Anda tidak memasuki komunikasi komando tertinggi sejumlah negara di kawasan,” kata Ball.

Adapun kerja sama antara Direktorat Sandi Australia dan NSA dapat dilakukan lantaran ‘Negeri Kanguru’ itu masuk lingkaran ‘FVEY’ (5-Eyes) atau lima negara yang memiliki peran penting dalam kerja sama intelijen dengan AS. Ball menjelaskan bahwa Australia dijadikan basis oleh AS untuk memantau lalu lintas data, informasi, dan telekomunikasi khusus di lingkar Asia Pasifik.

Untuk bisa menempuh aksi tersebut, terang Ball, ‘Negeri Kanguru’ mengandalkan empat fasilitas supercanggih yang menjadi bagian dari program X-Keyscore, sebuah sistem komputer milik NSA yang berfungsi mencari dan menganalisis hampir semua jenis kegiatan pengguna internet, termasuk surat elektronik, penjelajah dunia maya, dan media sosial.

Fasilitas-fasilitas supercanggih Australia meliputi Pine Gap di dekat Alice Springs, Shoal Bay di dekat Dar win, stasiun satelit di pinggiran Ge raldton di Australia Barat, dan sebuah pusat pemantauan baru di Canberra. Ball mengatakan keempat fasilitas spionase tersebut dapat memantau komunikasi sipil serta militer dari kawasan Pasifik tengah hingga wilayah Samudra Hindia.

Ketika dimintai komentar mengenai penuturan Ball, juru bicara media Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Ray Marcello, menolak membahas operasi intelijen. “Kedutaan Australia tidak akan memberikan komentar dan tanggapan mengenai masalah penyadapan,” ungkapnya, Rabu (30/10). (
http://www.starberita.com/index.php?...nia&Itemid=597

Penyadapan SBY
Cegah Penyadapan, RI Harus Punya Satelit Sendiri
Rabu, 31 Juli 2013 | 06:16 WIB

inilah..com, Jakarta - Penyadapan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terjadi lewat satelit. Pasalnya selama ini Indonesia masih menyewa satelit untuk sistem komunikasi kenegaraan. "Penyadapan terhadap sistem komunikasi kenegaraan kita sangat rawan. Karena sistem proteksi intersepsi masih belum maksimal. Misalnya saja kita masih sewa satelit swasta untuk sistem komunikasi-informasi," ujar Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq di Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Menurutnya, dengan situasi itu maka sangat memungkinkan jika komunikasi kenegaraan Indonesia disalah gunakan oleh pihak lain untuk kepentingan tertentu. "Maka menjadi urgen bagi Indonesia untuk tata kembali keamanan sistem komunikasi-informasi kenegaraannya, termasuk harus memiliki satelit khusus yang dikontrol negara," imbuhnya.

Mahfudz mengatakan, dalam dunia kemanan sangat dimungkinkan sebuah negara menyadap negara lainnya. Namun hal itu tidak disadari oleh semua pihak khususnya Indonesia. Bahkan bukan tidak mungkin komunikasi Presiden SBY tidak hanya disadap oleh intelejen Inggris saja. "Ini warning penting. Saya mengusulkan pemerintah Indonesia segera mengadakan satelit khusus untuk sektor pertahanan-keamanan dan khususnya sistem komunikasi lembaga-lembaga tinggi negara," tandasnya.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2015812/cegah-penyadapan-ri-harus-punya-satelit-sendiri#.UnV0tdLfCok[/url]

Quote:


--------------------------------


Source pic: https://www.cia.gov/library/publicat...k/geos/id.html

Spionase abad 21 via teknologi informasi berbasis internet akan terus menjadi trend dunia intelejen di masa depan. Materi yang mereka kumpulkan tak sebatas informasi militer dan kebijakan umum dari Pejabat Negara yang menjadi target semata, tetapi juga menyangkut masalah iptek dan kemampuan ekonomi dari neara ybs Perhatikanlah foto capture dari situs CIAdiatas, disana terlihat jelas bahwa informasi yang dikumpulkan lembaga intel kelas dunia semacam CIA itu, meliputi berbagai aspek (utamanya masalah yang terkait dengan perekonomian daripada negara yang dimata-matai, seperti enerji, komunikasi, transportasi, dan isu yang berkaitan dengan kebijakan modal asing). Yang mereka kumpulkan, jelas saja tidak sekedar data-data statistik semata, tapi yang lebih penting adalah rencana kebijakan (blue print) ke depan dari negara ybs dan informasi terkait kemajuan perkembangan riset dan teknologi (R&D report). Mata-mata dibidang kemajuan R&D industri menjadi kunci bagi keunggulan setiap negara di masa depan, karena disitulah keunggulan komparatif setiap negara akan diperoleh. Industri militer tidak akan maju kalau R&D dibidang iptek dan industri militer dari negara ybs payah, selain faktor pertumbuhan ekonomi tentunya.

Oleh sebab itu, tak cukup bagi negara sebesar Indonesia di masa dekat ini hanya membuat sistem komunikasi satelitnya sendiri yang dijamin bebas sadap, tapi harus jauh dari itu. Kalau hanya membuat sendiri, kemampuan putra-putra Indonesia tidaklah akan kalah daripada negeri Iran atau China yang sudah mampu membuat satelitnya sendiri itu. Bahkan kalau BIN atau MABES TNI mau buat 'Cyber Intellegence' , beberapa hacker asli putra Indonesia, sesungguhnya memiliki kemampuan diatas rata-rata dunia. Indonesia punya pakar hacker satelit kelas dunia, Indonesia juga punya pakar keamanan TI kelas dunia, dan juga dalam hal penguasaan teknologi 'hardware' TI itu seperti penemu teknologi 4G. Laporan terakhir bahwa hacker terbesar di dunia justru datang dari Indonesia, dengan mengenyampingkan aspek pandangan negatifnya, maka hal itu mengisyaratkan bahwa kemampuan penguasaan teknologi IT khususnya internet dari netter asal Indonesia, cukup membanggakan oleh sebab untuk menjadi seorang hacker itu, diperlukan kemampuan skill yang tinggi sekali.

Lalu bagaimana selanjutnya? Yaa ditindak-lanjutilah! Itu keinginan Menhan RI yang mau membentuk "Cyber Army" misalnya, jangan sebatas wacana doank. Juga pihak di DPR, kenapa kok diam-diam saja menanggapi wacana seperti itu? malah mereka kini sibuk mau beli telepon HP anti-sadap buatan LIPI, agar omongannya soal 'pushtun" dan "angpao" duit korupsi tak bisa dideteksi KPK lagi? Terlalu sepele kalau hanya itu keperluannya. Seharusnya pihak DPR langsung mendesak Kemenhan RI untuk mengusulkan pos anggaran untuk "cyber army" dan "cyber intellegence" dalam tahun anggaran ini juga. Soal sumber daya manusianya, saya sudah menyebut diatas, Indonesia itu tidak akan kekurangan stock SDM dibidang IT itu, bahkan cenderung berlebihan sebenarnya. Juga selayaknya DPR dan pemerintah memberikan pos anggaran yang lebih besar lagi kepada Menristek dan LIPI untuk segera mengembangkan satelit buatan sendiri serta semakin aktif melakukan R&D dibidang teknologi IT tersebut. Daripada duitnya dipakai jalan-jalan ke luar negeri atau sekdar habis untuk uang perjalanan pejabat, kan lebih baik tuh untuk memajukan bangsa sendiri.


emoticon-Sorry
Diubah oleh as4madun 02-11-2013 23:14
0
7.5K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan