TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sriwijaya FC tampaknya tak tertarik lagi mendatangkan Syamsir Alam, pemain muda Indonesia yang sempat membela DC United di Major League Soccer (MLS), kompetisi tertinggi sepak bola Amerika Serikat.

Manajer Tim SFC Robert Heri, menyatakan keraguannya merekrut Syamsir Alam, seiring performa sang pemain yang dianggap menurun.

Terlebih, beberapa pekan terakhir nama Syamsir Alam sudah dicoret dalam skuat Timnas U-23 guna persiapan SEA Games Myanmar, Desember mendatang. DC United juga melepas Syamsir, karena tenaganya jarang digunakan.

"Saat ini kami masih belum akan menyodorkan kontrak kepada Syamsir Alam, karena kami masih akan melakukan evaluasi. Kami masih mencari penyebab kenapa ia didepak DC dan Timnas U-23 baru-baru ini," katanya ketika dihubungi Sripoku.com, Sabtu (2/11/2013).

Menurut Robert, awalnya Syamsir memang sempat masuk pemantauan SFC, melihat statusnya sebagai pemain timnas sejak usia dini.

Tak ayal, pada ajang Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang beberapa waktu lalu, pihaknya coba memantau, dan memang hasilnya belum memuaskan, karena sang pemain jarang tampil di lapangan hijau.

"Saat itu kami memang berminat pada Syamsir, tapi kalau untuk saat ini, saya rasa tidak lagi," tegas Robert.

Meski sudah menutup pintu untuk Syamsir, lanjut Robert, pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan baik, meski tidak ke arah perekrutan.

Apalagi, alasan keengganan pihaknya merekrut pemain berusia 21 tahun, tak semata karena meragukan performanya, tapi lebih kepada alasan kebutuhan tim yang tidak memungkinkan.

Sebab, SFC saat ini diaggap sudah memiliki sosok pemain bidikan yang sama persis dengan posisi Syamsir Alam.

"Saat ini kami sudah ada beberapa pemain bidikan yang posisinya sama dengan Syamsir, yakni Anis Nabar yang segera datang ke Palembang," ungkap Robert.

Namun, peluang Syamsir bermain di SFC belum sepenuhnya tertutup. Apalagi, pemain asli Padang, Sumatera Barat, pernah mengatakan jika suatu hari ia bermain di Indonesia, SFC adalah salah satu klub yang paling ingin dibelanya. (*)