Kaskus

News

as4madunAvatar border
TS
as4madun
Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Prabowo Mengaku Berkiblat ke Barat
SABTU, 26 OKTOBER 2013 | 06:12 WIB

Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Prabowo Subianto

TEMPO.CO Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku kecewa pada pers Barat. Menurut dia, pers Barat cenderung tidak fair. Padahal, Prabowo mengaku hidupnya berkiblat ke Barat. “Dari umur 6 sampai 16 tahun saya tinggal di negara Barat, di Inggris dan Amerika,” kata dia saat bertandang ke kantor Tempo,Rabu 9 Oktober 2013.

“Saya memang masuk AKABRI. Saya lulus, sebelum dan sesudahnya saya banyak bersekolah di Barat. Saya elite Indonesia yang berkiblat ke Barat, kagum pada Barat, besar di alam itu. Jadi, saya besar dengan nilai Barat, nilai modern.”

Sebelum memasuki AKABRI Darat Magelang pada 1970, Prabowo memang bersekolah di American School in London, United Kingdom, pada 1969. Karena terbiasa dengan kehidupan di negara Barat, Prabowo ingin Indonesia berkiblat ke sana jika ingin maju. “Kita harus westernisasi, harus adopt (menyerap) nilai-nilai Barat.”

Soal kebebasan pers, Prabowo menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan itu. “Ini sakral,” kata dia. “Dan saya karena produk Barat, saya mengalami internalisasi nilai itu. Nilai yang mereka katakan kepada kita, humanisme, demokrasi liberal, fair play, the rule of law, saya terima.”
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...iblat-ke-Barat

Apa Bedanya Prabowo Subianto Dengan Presiden SBY?
Sabtu, 26 Oct 2013

Jakarta (voa-islam.com) Apa yang membedakan antara Prabowo Subianto dengan Presiden SBY? Prabowo anak "begawan ekonomi Indonesia" Prof.Sumitro Djojohadikumuso, tokoh Sosialis, dan menjadi menteri ekonomi di awal era Orde Baru. Prabowo pernah menjadi menantu Presiden Soeharto.

Anggota DPR PDIP, Permadi pernah memberikan julukan kepada Prabowo, sebagai "Soekarno muda". Prabowo memiliki kemampuan berorasi, dan dinilai oleh Permadi menjadi tokoh yang memiliki karakter seperti Soekarno. Karena itu, Prabowo pernah bersanding dengan Megawati sebagai wakil presiden di pemilu 2009 lalu, tetapi gagal.

Menjelang pemilu 2014 ini, justru Prabowo membuka tabir tentang dirinya, dan mengakui dia berkiblat ke Barat. Sedangkan Presiden SBY, mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai "negaranya kedua". "I Love United States with all its faults. I consider it my second country”, kata SBY, seperti dalam buku biografinya.

Jadi apa yang membedakan antara Prabowo dan SBY? Kenyataan dan fakta keduanya mengakui berkiblat ke Barat.

Selanjutnya, dengan nada yang sangat jelas, Prabowo mengaku hidupnya berkiblat ke Barat. “Dari umur 6 sampai 16 tahun saya tinggal di negara Barat, di Inggris dan Amerika,” kata dia saat berkunjung ke kantor Tempo, 25/10/2013. “Saya memang masuk AKABRI. Saya lulus, sebelum dan sesudahnya saya banyak bersekolah di Barat. Saya elite Indonesia yang berkiblat ke Barat, kagum pada Barat, besar di alam itu. Jadi, saya besar dengan nilai Barat, nilai modern.”

Sebelum memasuki AKABRI Darat Magelang pada 1970, Prabowo memang bersekolah di American School in London, United Kingdom, pada 1969. Karena terbiasa dengan kehidupan di negara Barat, Prabowo ingin Indonesia berkiblat ke sana jika ingin maju. “Kita harus westernisasi, harus adopt (menyerap) nilai-nilai Barat.” Soal kebebasan pers, Prabowo menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan itu. “Ini sakral,” kata dia. “Dan saya karena produk Barat, saya mengalami internalisasi nilai itu. Nilai yang mereka katakan kepada kita, humanisme, demokrasi liberal, fair play, the rule of law", ujarnya.

Dan, semua nilai Barat yang dikatakan oleh Prabowo itu, hanyalah omong kosong, tidak pernah dipraktekkan secara jujur oleh Amerika. Pernyataan Prabowo itu, memang menginginkan dukungan dari Barat, khususnya dari Amerika Serikat. Prabowo pernah memberikan klarifikasi tentang sejumlah isu, saat bertemu dengan sejumlah tokoh di Singapura, bebarapa bulan lalu, persepsi tentang masalah yang pernah terjadi, seperti peristiwa yang terjadi Mei 1998. Di mana terjadi huru-hara, dan menghancurkan kelompok Cina.

Ketika Prabowo konflik dengan Soeharto, pergi dan sementara tinggal di Jordania, atas jasa baik sahabatnya, yaitu Raja Abdullah yang menjadi sukutu Amerika di Timur Tengah, dan memiliki hubungan dekat dengan Israel. Jordania satu-satunya negara Arab yang membuka hubungnan diplomatik dengan Israel. Prabowo dan Abdullah sama-sama pernah sekolah di akademi militer Amerika. Apakah Prabowo akan memiliki sikap yang tegas, dan dapat membela kepentingan nasional Indonesia, ketika menghadapi intervensi Barat?

Sementara itu, Amerika Serikat sekarang berada di ujung kebangkrutan, dan kehilangan peran strategisnya secara global. Seperti yang dikatakan oleh Senator Ron Paul dari Republik, bahwa Amerika Serikat sedang menuju kehancurannya. Masihkah Prabowo dan SBY menjadikan Amerika sebagai kiblatnya?
http://www.voa-islam.com/news/indone...-presiden-sby/

Berkiblat ke Barat, Sikap Politik Prabowo Dikritik
SENIN, 28 OKTOBER 2013 | 08:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengakuan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tentang kiblat politik mendapat kritik. Dalam wawancara dengan Tempo, Prabowo mengatakan harus mengadopsi sejumlah nilai-nilai Barat jika ingin maju. "Saya kaget membaca pengakuan blakblakan Prabowo tentang cita-cita politiknya," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Ahmad Basarah, saat dihubungi, Senin, 28 Oktober 2013. Dia kaget karena selama ini Prabowo mengagung-agungkan cita-cita nasionalisme Bung Karno. "Dia acap berpenampilan ala Soekarno," kata Basarah.

Basarah mengkritik sikap Prabowo yang menerima nilai-nilai Barat serta Indonesia yang harus ke sana jika ingin maju. Menurut dia, gagasan itu mengkhianati cita-cita politik para pendiri bangsa. Sikap tersebut juga dinilai bertentangan dengan ajaran Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian yang berkebudayaan Indonesia. "Negara Barat selalu menjadikan negara berkembang sebagai obyek eksploitasi ekonomi dan politik," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Menurut Basarah, sikap politik Soekarno sangat kritis terhadap kapitalisme yang menjadi akar imperialisme. Dia mengingatkan, Amerika Serikat merupakan simbol kapitalisme dunia. Menurut Basarah, nilai kapitalisme dan liberalisme tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang terangkum dalam Pancasila. "Kiblat Indonesia bukan ke Barat atau Timur, tetapi ke jati diri bangsa," kata dia. Jika benar Prabowo berkiblat ke Barat, dia khawatir Indonesia akan menjadi negara boneka Amerika. Bahkan, Indonesia bisa jadi akan menjadi salah satu provinsi Negara Abang Sam itu. "Jika Prabowo presiden, dia akan menempatkan diri sebagai gubernur jenderalnya," kata Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini.
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/28/078525157

Gerindra: Jangan Samakan Prabowo dengan SBY
Selasa, 1 November 2011 18:05 WIB

Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
SBY dan Prabowo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra menegaskan, popularitas Prabowo Subianto, bukan didasari atas pesanan lembaga survey manapun. Prabowo, layak menjadi capres paling populer karena didasari penilaian masyarakat, tanpa rekayasa. "Tanpa tebar pesona, Prabowo memang dianggap pemimpin tegas. Bangsa ini butuh pemimpin tegas, sesuai dengan harapan rakyat secara mayoritas," kata Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Humas dan Media Massa, Asrian Mirza, Selasa (01/11/2011).

Pernyataan Asrian Mirza sekaligus menjawab pernyataan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang menyebut kecil peluang Prabowo bisa menang pada Pilpres 2014. Ramadhan berargumentasi, untuk bisa menang, Prabowo harus didukung parpol besar. "Prabowo berpotensi menang kalau didukung PDIP. Kemudian, Golkar dan Demokrat," ujar Ramadhan.

Ramadhan menegaskan, kekuatan Gerindra dalam hasil Pemilu 2009 belum cukup kuat untuk menjadikan Prabowo sebagai capres 2014. Asrian kemudian menegaskan, jangan samakan Prabowo dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. "Prabowo beda dengan SBY. Keberanian, dan ketegasan Prabowo, jelas jauh berbeda. Dan publik bisa menilai, tanpa harus melakukan survey pesanan," Asrian menandaskan. Popularitas Prabowo, tambah Asrian, sudah tentu akan mengangkat Partai Gerindra sebagai partai yang patut diperhitungkan dalam Pemilu 2014 mendatang. "Dan bukan tidak mungkin, suara Partai Gerindra akan melebihi suara Partai Demokrat. Rakyat yang akan menjawab di Pemilu nanti," tegas Asrian lagi.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...owo-dengan-sby

Kalau Tudingan ke SBY bahwa selama jadi Presiden dirinya cenderung Pro-Barat/Kepentingan Asing/Pro-AS, sudah banyaklah ...
Quote:


Pengamat LIPI: "Ada Kesepahaman Membanguan Deal-deal Awal Jelang
Ssst… Ada Forum ‘Empat Mata’ SBY-Prabowo di Bali
Jumat, 18 Mei 2012 14:30 WIB

Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Sama-sama Pro-Barat (baca: kepentingan asing), lalu apa bedanya Prabowo & SBY?
Deal?


lensaindonesia..com: Fakta reuni AKMIL 1973 di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, sedikit demi sedikit mulai menguak misteri kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto ke pertemuan khusus itu. Kabarnya, sebelum acara reuni resmi digelar, terlebih dulu SBY dan Prabowo melakukan pertemuan empat mata di ruang tertutup dan tidak ada yang tahu apa yang dibicarakan keduanya.

Bahkan, pengamat politik LIPI, Siti Zuhro yakin tidak ada yang istimewa dari pertemuan para jenderal angkatan 1973 itu. Menurutnya, yang namanya reuni pasti ajang kangen-kangenan dengan kawan lama. Namun yang menarik adalah kabar soal pertemuan empat mata antara SBY dan Prabowo. “Baru deal-deal awal menuju 2014. Tapi kalau reuninua sih biasa saja,” terang Siti Zuhro, Jumat (18/05).

Seperti diberitakan, kehadiran Ketua Dewan Pembina sekaligus capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam reuni AKMIL angkatan 1973 di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, diduga sebagai ajang rekonsiliasi politik antara Prabowo dan SBY. Muncul spekulasi, di tengah keringnya figur capres dari Partai Demokrat, sangat mungkin dan terbuka peluang Partai Demokrat akan mencapreskan mantan Danjen Kopassus itu pada Pilpres 2014 mendatang.

Soal peluang untuk Prabowo sangat terbuka lebar. Partai Demokrat punya utang politik kepada Partai Gerindra saat menyelamatkan muka SBY di sidang paripurna soal pajak. Saat itu, harapan hanya ada di tangan fraksi Gerindra, dan akhirnya Partai Demokrat terselamatkan dari malu. Juru bicara Partai Demokrat Andi Nurpati mengakui kalau ada peluang bagi Prabowo dicapreskan oleh Demokrat. “Peluang selalu ada. Kan kami belum ada proses atau seleksi soal itu,” kata Andi Nurpati.

Negosiasi politik antara Prabowo dan SBY adalah hal lumrah. Karena dengan sistem Presidential Threshold 20 persen, berat bagi Partai Gerindra untuk secara mandiri mengusung Prabowo sebagai capres. “Kalau Gerindra nggak sampai 20 persen di pemilu legislatif, mau nggak mau kan harus koalisi dengan parpol lain,” ujar Andi Nurpati. SBY dengan Prabowo memang sering menjalin komunikasi politik akhir-akhir ini. Terlepas dari keduanya pernah menjadi kawan semasa aktif di militer dan rival dalam politik, namun kedekatannya keduanya mencuatkan spekulasi kalau ada maksud dan tujuan tertentu dibalik akrabnya kedua orang itu
http://www.antaranews.com/berita/362...-bicarakan-icc

------------------------------

50 tahun dipimpin tentara, kok kagak bosan-bosannya rakyat di negeri ini! Bukannya selama 32 tahun di pimpin Soeharto, lalu 10 tahun dipimpin SBY, dan kalau Prabowo naik lagi sampai 10 tahun ke depan, apanya negeri ini tidak dipimpin oleh jenderal militer sampai 50 tahun atau setengah abad? emangnya kagak ada calon lainnya?


emoticon-Turut Berduka
0
4.8K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan