Not angka: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7
Paling sering dipake karena mudah dicerna.

Not huruf: c - d - e - f - g - a - b
Ane jarang liat orang belajar nyanyi pake not huruf.

Not balok:

Ini kalo udah buat yang suhu di dunia permusikan dan yang mau belajar piano atau alat musik lain. Jujur, ane aja kadang-kadang masih keder baca kaya ginian

Arab: Mi Fa Shad La Sin Dal Ra (solmisasi paling awal banget sebelum do - si yang kita kenal, ternyata orang Arab yang menemukan )

Cina: untuk fa - mi 上 (siong or shang4), 尺 (cei or chi3), 工 (gong), 凡 (huan or fan2), 六 (liuo or liu4), 五 (ngou or wu3), 乙 (yik or yi3)

Jepang: i, ro, ha, ni, ho, he, to

Inggris: do - re - mi - fa - sol - la - ti

India: sa - re - ga - ma - pa - dha - ni

Jerman/Austria: do - re - mi - fa - so - la - ti

Jawa: ji-ro-lu-[pi]-ma-nem

Jauh sesudah orang Arab menemukan solmisasi seperti yang udah dijelaskan di atas. Muncul solmisasi yang lain yang dikenal dengan do sampe si. Awalnya bermula dari Italia. Adalah seorang biarawan bernama Guido de Arezzo (Guido dari kota Arezzo).
Beliau adalah seorang Italia yang lahir tahun 990.

Selain bekerja sebagai biarawan, beliau juga dikenal sebagai komposer, guru, dan pelatih koor (paduan suara).
Saat itu belum dikenal notasi angka. Sekitar tahun 1050 dengan resmi, ia
memperkenalkan metode untuk menghafal tangga nada, yaitu jenjang not ke not berikutnya yang ditulis dalam syair “Hymne St. John” yang aslinya tercipta dalam notasi balok.


Hymne ini dibuat sekitar tahun 1050 dengan tujuan mengajarkan murid-muridnya tangga nada agar mudah dihfal. Kalo diartikan bait per bait kira-kira seperti ini:



Selain itu beliau juga yang menemukan teknik yang dikenal dengan nama Guidonian Hand (Guidos Hand)



Balik lagi ke Hymne St. John. Dalam perkembangannya ut berubah cara bacanya menjadi do (dari kata dominus yang berarti Tuhan yang awal). San juga berubah menjadi si (kemungkinan sih kepanjangan dari Sancto Ioannes) atau beberapa negara mengucap ti.

Demikian sekilas info mengenai solmisasi. Semoga berguna.