- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gaji Buruh 2 Kali Lipat Gaji Dokter Internship, Masih Kurang?
TS
nyariide
Gaji Buruh 2 Kali Lipat Gaji Dokter Internship, Masih Kurang?
Gan! Ane baru tau, kalo gaji buruh itu lebih gede dibanding gaji dokter yang lagi magang...
Spoiler for Gaji Buruh 2 Kali Lipat Gaji Dokter Internship, Masih Kurang?:
Takjub melihat kekompakan buruh di beberapa daerah bersama serikat buruhnya berunjuk rasa menuntut kenaikan UMP didaerahnya masing-masing. Sementara untuk dijakarta, walaupun Gubernur DKI Jokowi diberitakan telah menanda tangani UMP DKI sebesar 2,4 juta perbulan, namun nyatanya para demonstran yang sebagian besar adalah para buruh masih belum puas dan terus bertahan di depan Balaikota jakarta hingga petang ini untuk menyuarakan tuntutan mereka akan kenaikan UMP di DKI jakarta sebesar 3,7 juta.
Tidak ada salahnya memang mereka berdemo untuk menuntut hak hidup dan kesejahteraan mereka. Akan tetapi menjadi terkesan kurang bersyukur ketika melihat perjuangan mereka justru seperti menjadi tidak masuk akal dan logika. Tuntutan UMP sebesar 3,7 juta menurut pribadi saya terlalu besar dan berlebihan jika melihat untuk gaji seorang dokter PNS golongan 3B saja rata-rata sebesar 2,5 - 3 jt. Bahkan lebih miris rekan-rekan dokter internship yang mengabdi diseluruh daerah di indonesia hanya diganjar 1,2 juta untuk pengabdian mereka.
Entah apa yang ada di kepala para buruh, apakah mereka tidak pernah berpikir jika upah mereka naik justru barang-barang kebutuhan pokok juga akan turut beranjak naik. Sehingga kenaikan gaji sebesar apapun juga nantinya tidak akan pernah cukup bagi mereka. Atau bahkan yang lebih mengerikan adalah efek UMP yang terlalu besar pada akhirnya membuat banyak perusahaan gulung tikar karena tak sanggup membayar karyawan sehingga efeknya akan banyak karyawan yang di PHK.
Kembali lagi jika dibandingkan seorang dokter Internship yang harus bertugas di puskesmas-puskesmas selama 2 x 24 jam, dengan biaya hidup di daerah begitu mahal karena bahan sembako sulit didapatkan disana. Ditambah biaya transport mulai dari tiket pesawat, hingga kapal karena daerahnya sulit dijangkau, tentu saja juga butuh biaya yang tidak sedikit. itulah kenapa gaji 1,2 juta bagi mereka menjadi tidak ada artinya. Banyak diantara rekan-rekan sejawat dokter internship justru banyak nombok demi tugas dan pengabdian mereka didaerah.
Tak hanya untuk kebutuhan pribadinya saja. Bahkan untuk kebutuhan pasien pun, menurut junior saya yang bertugas di daerah Nusa Tenggara Barat, dia sering mengeluarkan uang pribadinya untuk menebus obat pasien di apotik swasta, karena persediaan obat dari Pusat ke puskesmas sering kali terlambat datang. Belum lagi ketika dia menjumpai pasien-pasien yang begitu melaratnya hingga biaya makan dan transport saja tak punya, hal semacam itu membuatnya tak tega hingga akhirnya dia menyisihkan uang pribadinya untuk pasien tersebut.
Seharusnya patut disyukuri ketika UMP buruh DKI jakarta saja sudah ditetapkan sebesar 2,4 juta. masih jauh lebih besar bahkan mencapai 2 kali lipat dari gaji ribuan rekan sejawat saya yang bekerja menjadi dokter internship mengabdi di daerah-daerah terpencil, padahal biaya hidup mereka para dokter tersebut masih jauh lebih besar ketimbang biaya hidup para buruh di jakarta. Kalaupun harusnya Demo, saya pikir masih lebih layak mereka para dokter internship yang berdemo menuntut gaji yang hanya 1,2 juta, dari pada buruh yang berdemo minta UMP sebesar 3,7 juta.
Tapi bagaimana mungkin para dokter mau demo menuntut gaji, jika beberapa waktu lalu saja ketika rekan-rekan sejawat saya yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu (DIB) melakukan unjuk rasa, untuk menuntut pemerintah merealisasikan amanat undang-undang tentang Anggaran APBN kesehatan sebesar minimal 5 % yang seharusnya menjadi hak seluruh rakyat Indonesia, justru malah dicibir habis-habisan oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari komentar2 negatif di sosial media dan pemberitaan media massa maupun elektronik yang menayangkan tentang aksi demo para dokter tersebut.
Terkadang banyak pertanyaan menggelayuti pikiran saya? kalau gaji buruh saja sudah mencapai 3 juta, gaji supir busway sampai 7 juta, bahkan untuk gaji seorang pegawai departemen keuangan dengan pangkat golongan terendah saja juga telah mencapai gaji 6 juta. Lalu kenapa masih banyak orang rela jadi dokter dengan jarak tempuh pendidikan sangat lama dan biaya kuliah yang begitu mahal hingga menghabiskan ratusan juta rupiah, namun hanya diganjar dengan gaji 1,2 juta untuk dokter internship dan 3 juta untuk gaji seorang PNS dokter.
Pertanyaan semacam itu pada akhirnya membuat saya berpikir, apakah pada akhirnya pendidikan itu bukanlah jalan utama untuk mencari kesuksesan? apakah layak seorang yang berpendidikan tinggi digaji jauh lebih rendah dari mereka yang tidak mengenyam pendidikan tinggi? kalau memang dokter layak untuk digaji lebih rendah dari pada buruh, lalu apa gunanya sekolah tinggi, lama dan mahal? dokter juga tak bedanya dengan buruh juga memerlukan biaya kebutuhan hidup yang tak sedikit sama seperti mereka yang para buruh rasakan. Bisa dibayangkan jika buruh saja 2,4 juta masih kurang, lalu dokter internship gaji 1,2 juta kira-kira bagaimana?
Memang benar, rejeki itu semua datangnya dari Tuhan, bahkan dokter pun tugas dan kewajibannya untuk mengabdi bukan hanya mikirin gaji. Sehingga tabu rasanya kalau dokter harus menuntut ini itu untuk kesejahteraanya. Namun terkesan aneh ketika buruh saja dengan UMP yang sudah ditetapkan sebesar 2,4 juta masih terus teriak dan menolak dengan turun kejalan untuk meminta kenaikan hingga 3,7 juta, sementara para dokter internship hanya diam meratapi nasib mereka yang digaji hanya 1,2 juta perbulan untuk pengabdian mereka.
Merasa iri dengan para buruh, karena mereka begitu kompak dan memiliki ikatan serikat pekerja yang begitu kuat perkasa. Sementara dokter, sepertinya tidak mempunyai sebuah lembaga yang benar memperjuangkan nasib mereka para anggotanya. Walaupun sebenarnya dokter memiliki IDI (Ikatan Dokter Indonesia) namun terkesan organisasi ini begitu cuek dengan anggotanya. Berharap suatu saat IDI bisa menjadi kekuatan seperti serikat buruh, sehingga mereka punya taring untuk memperjuangkan nasib dokter yang terdzolimi. Tapi apakah itu mungkin terjadi? atau mereka merasa sudah nyaman di kursi empuknya masing-masing sehingga malas memikirkan nasib para anggotanya? ahh semoga tidak. Gooo.. IDI & DIB ..
Salam sehat dan santun,
dr. Wahyu Triasmara
sumur
Tidak ada salahnya memang mereka berdemo untuk menuntut hak hidup dan kesejahteraan mereka. Akan tetapi menjadi terkesan kurang bersyukur ketika melihat perjuangan mereka justru seperti menjadi tidak masuk akal dan logika. Tuntutan UMP sebesar 3,7 juta menurut pribadi saya terlalu besar dan berlebihan jika melihat untuk gaji seorang dokter PNS golongan 3B saja rata-rata sebesar 2,5 - 3 jt. Bahkan lebih miris rekan-rekan dokter internship yang mengabdi diseluruh daerah di indonesia hanya diganjar 1,2 juta untuk pengabdian mereka.
Entah apa yang ada di kepala para buruh, apakah mereka tidak pernah berpikir jika upah mereka naik justru barang-barang kebutuhan pokok juga akan turut beranjak naik. Sehingga kenaikan gaji sebesar apapun juga nantinya tidak akan pernah cukup bagi mereka. Atau bahkan yang lebih mengerikan adalah efek UMP yang terlalu besar pada akhirnya membuat banyak perusahaan gulung tikar karena tak sanggup membayar karyawan sehingga efeknya akan banyak karyawan yang di PHK.
Kembali lagi jika dibandingkan seorang dokter Internship yang harus bertugas di puskesmas-puskesmas selama 2 x 24 jam, dengan biaya hidup di daerah begitu mahal karena bahan sembako sulit didapatkan disana. Ditambah biaya transport mulai dari tiket pesawat, hingga kapal karena daerahnya sulit dijangkau, tentu saja juga butuh biaya yang tidak sedikit. itulah kenapa gaji 1,2 juta bagi mereka menjadi tidak ada artinya. Banyak diantara rekan-rekan sejawat dokter internship justru banyak nombok demi tugas dan pengabdian mereka didaerah.
Tak hanya untuk kebutuhan pribadinya saja. Bahkan untuk kebutuhan pasien pun, menurut junior saya yang bertugas di daerah Nusa Tenggara Barat, dia sering mengeluarkan uang pribadinya untuk menebus obat pasien di apotik swasta, karena persediaan obat dari Pusat ke puskesmas sering kali terlambat datang. Belum lagi ketika dia menjumpai pasien-pasien yang begitu melaratnya hingga biaya makan dan transport saja tak punya, hal semacam itu membuatnya tak tega hingga akhirnya dia menyisihkan uang pribadinya untuk pasien tersebut.
Seharusnya patut disyukuri ketika UMP buruh DKI jakarta saja sudah ditetapkan sebesar 2,4 juta. masih jauh lebih besar bahkan mencapai 2 kali lipat dari gaji ribuan rekan sejawat saya yang bekerja menjadi dokter internship mengabdi di daerah-daerah terpencil, padahal biaya hidup mereka para dokter tersebut masih jauh lebih besar ketimbang biaya hidup para buruh di jakarta. Kalaupun harusnya Demo, saya pikir masih lebih layak mereka para dokter internship yang berdemo menuntut gaji yang hanya 1,2 juta, dari pada buruh yang berdemo minta UMP sebesar 3,7 juta.
Tapi bagaimana mungkin para dokter mau demo menuntut gaji, jika beberapa waktu lalu saja ketika rekan-rekan sejawat saya yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu (DIB) melakukan unjuk rasa, untuk menuntut pemerintah merealisasikan amanat undang-undang tentang Anggaran APBN kesehatan sebesar minimal 5 % yang seharusnya menjadi hak seluruh rakyat Indonesia, justru malah dicibir habis-habisan oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari komentar2 negatif di sosial media dan pemberitaan media massa maupun elektronik yang menayangkan tentang aksi demo para dokter tersebut.
Terkadang banyak pertanyaan menggelayuti pikiran saya? kalau gaji buruh saja sudah mencapai 3 juta, gaji supir busway sampai 7 juta, bahkan untuk gaji seorang pegawai departemen keuangan dengan pangkat golongan terendah saja juga telah mencapai gaji 6 juta. Lalu kenapa masih banyak orang rela jadi dokter dengan jarak tempuh pendidikan sangat lama dan biaya kuliah yang begitu mahal hingga menghabiskan ratusan juta rupiah, namun hanya diganjar dengan gaji 1,2 juta untuk dokter internship dan 3 juta untuk gaji seorang PNS dokter.
Pertanyaan semacam itu pada akhirnya membuat saya berpikir, apakah pada akhirnya pendidikan itu bukanlah jalan utama untuk mencari kesuksesan? apakah layak seorang yang berpendidikan tinggi digaji jauh lebih rendah dari mereka yang tidak mengenyam pendidikan tinggi? kalau memang dokter layak untuk digaji lebih rendah dari pada buruh, lalu apa gunanya sekolah tinggi, lama dan mahal? dokter juga tak bedanya dengan buruh juga memerlukan biaya kebutuhan hidup yang tak sedikit sama seperti mereka yang para buruh rasakan. Bisa dibayangkan jika buruh saja 2,4 juta masih kurang, lalu dokter internship gaji 1,2 juta kira-kira bagaimana?
Memang benar, rejeki itu semua datangnya dari Tuhan, bahkan dokter pun tugas dan kewajibannya untuk mengabdi bukan hanya mikirin gaji. Sehingga tabu rasanya kalau dokter harus menuntut ini itu untuk kesejahteraanya. Namun terkesan aneh ketika buruh saja dengan UMP yang sudah ditetapkan sebesar 2,4 juta masih terus teriak dan menolak dengan turun kejalan untuk meminta kenaikan hingga 3,7 juta, sementara para dokter internship hanya diam meratapi nasib mereka yang digaji hanya 1,2 juta perbulan untuk pengabdian mereka.
Merasa iri dengan para buruh, karena mereka begitu kompak dan memiliki ikatan serikat pekerja yang begitu kuat perkasa. Sementara dokter, sepertinya tidak mempunyai sebuah lembaga yang benar memperjuangkan nasib mereka para anggotanya. Walaupun sebenarnya dokter memiliki IDI (Ikatan Dokter Indonesia) namun terkesan organisasi ini begitu cuek dengan anggotanya. Berharap suatu saat IDI bisa menjadi kekuatan seperti serikat buruh, sehingga mereka punya taring untuk memperjuangkan nasib dokter yang terdzolimi. Tapi apakah itu mungkin terjadi? atau mereka merasa sudah nyaman di kursi empuknya masing-masing sehingga malas memikirkan nasib para anggotanya? ahh semoga tidak. Gooo.. IDI & DIB ..
Salam sehat dan santun,
dr. Wahyu Triasmara
sumur
Spoiler for TAMBAHAN:
Kalo trit ini menarik,
Ane boleh dikasih cendol yak...
Ane boleh dikasih cendol yak...
Gimana menurut agan sekalian?
0
4.9K
Kutip
46
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan