- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Duo Striker Maut di Liga top Eropa Musim 13/14


TS
derpista
Duo Striker Maut di Liga top Eropa Musim 13/14
Duo Striker Maut di Liga top Eropa Musim 13/14
Spoiler for repost gak yaa?:

Spoiler for Parade Duet Tajam Eropa:

Hampir semua analisis taktik lima
tahun lalu mengatakan taktik dua penyerang dalam formasi
tim mulai ditinggalkan dan banyak pelatih lebih gemar
memasang formasi penyerang tunggal dengan
mengeksplorasi lebar lapangan sebagai taktik andalan tim masing-masing.
Analisis itu tidak salah. Sulit bagi kita saat ini menemukan
pasangan striker seperti misalnya Andy Cole dan Dwight
Yorke, Alan Shearer dan Chris Sutton, Alessandro del Piero
dan Filippo Inzaghi, Fredi Bobic dan Giovane Elber, atau
Ronaldo dan Ivan Zamorano. Namun, musim ini nostalgia
itu kembali karena mulai muncul kecenderungan dari
beberapa tim untuk memainkan duet penyerang dalam formasi mereka.
Satu penyerang saja mulai tidak cukup. Beberapa klub
bahkan mulai memakai formasi 3-5-2 yang dianggap dapat
menjamin keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
Penggunaan satu penyerang dinilai kerap menempatkan
sang striker terisolasi sendirian di depan akibat kalah
jumlah. Bukankah dengan menggunakan duet penyerang
peluang mencetak gol lebih besar karena tugas itu
diemban oleh dua orang sekaligus? Dua penyerang, dua
kali lipat pula peluang yang bisa didapat tim. Apakah era
kejayaan duet striker telah kembali?
Redaksi Goal Indonesia telah mengumpulkan sejumlah
duet penyerang tajam yang berkiprah di liga-liga Eropa.
Sejumlah nama bermunculan, tetapi yang disertakan ke
dalam daftar ini adalah mereka yang menggunakan formasi
penyerang kembar. Mereka yang menggunakan formasi
striker tunggal atau trio penyerang tidak disertakan.
Dengan demikian, jelas alasan kami tidak menyebutkan
nama Stefan Kiessling-Sidney Sam, Robert Lewandowski-
Marco Reus, ataupun juga dua pemain Zenit St Petersburg,
Danny-Hulk dari Zenit St Petersburg.
Catatan khusus kami berikan untuk Manchester United.
Sejatinya di papan formasi mereka menggunakan striker
tunggal, tetapi di atas lapangan bisa terlihat Robin van
Persie dan Wayne Rooney diberi keleluasaan dengan kerap
bertukar posisi dan turun ke belakang mencari bola. Dua
gol terakhir Van Persie di Liga Primer Inggris ke gawang
Southampton dan Stoke City dapat tercipta dengan
memanfaatkan bola rebound peluang Rooney.
tahun lalu mengatakan taktik dua penyerang dalam formasi
tim mulai ditinggalkan dan banyak pelatih lebih gemar
memasang formasi penyerang tunggal dengan
mengeksplorasi lebar lapangan sebagai taktik andalan tim masing-masing.
Analisis itu tidak salah. Sulit bagi kita saat ini menemukan
pasangan striker seperti misalnya Andy Cole dan Dwight
Yorke, Alan Shearer dan Chris Sutton, Alessandro del Piero
dan Filippo Inzaghi, Fredi Bobic dan Giovane Elber, atau
Ronaldo dan Ivan Zamorano. Namun, musim ini nostalgia
itu kembali karena mulai muncul kecenderungan dari
beberapa tim untuk memainkan duet penyerang dalam formasi mereka.
Satu penyerang saja mulai tidak cukup. Beberapa klub
bahkan mulai memakai formasi 3-5-2 yang dianggap dapat
menjamin keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
Penggunaan satu penyerang dinilai kerap menempatkan
sang striker terisolasi sendirian di depan akibat kalah
jumlah. Bukankah dengan menggunakan duet penyerang
peluang mencetak gol lebih besar karena tugas itu
diemban oleh dua orang sekaligus? Dua penyerang, dua
kali lipat pula peluang yang bisa didapat tim. Apakah era
kejayaan duet striker telah kembali?
Redaksi Goal Indonesia telah mengumpulkan sejumlah
duet penyerang tajam yang berkiprah di liga-liga Eropa.
Sejumlah nama bermunculan, tetapi yang disertakan ke
dalam daftar ini adalah mereka yang menggunakan formasi
penyerang kembar. Mereka yang menggunakan formasi
striker tunggal atau trio penyerang tidak disertakan.
Dengan demikian, jelas alasan kami tidak menyebutkan
nama Stefan Kiessling-Sidney Sam, Robert Lewandowski-
Marco Reus, ataupun juga dua pemain Zenit St Petersburg,
Danny-Hulk dari Zenit St Petersburg.
Catatan khusus kami berikan untuk Manchester United.
Sejatinya di papan formasi mereka menggunakan striker
tunggal, tetapi di atas lapangan bisa terlihat Robin van
Persie dan Wayne Rooney diberi keleluasaan dengan kerap
bertukar posisi dan turun ke belakang mencari bola. Dua
gol terakhir Van Persie di Liga Primer Inggris ke gawang
Southampton dan Stoke City dapat tercipta dengan
memanfaatkan bola rebound peluang Rooney.
Spoiler for 1. RvP and Wayne Rooney:

Duet Wayne Rooney dan Robin van
Persie layak diperhitungkan di musim ini. Setelah di musim
lalu keduanya mengemas 38 gol di ajang Liga Primer (Van
Persie mengoleksi 26 gol dan Rooney 12), kini keduanya
sudah mampu mengemas sembilan gol meski kompetisi
tertinggi di Inggris itu baru memasuki matchday
kesembilan. Van Persie sudah mencetak lima gol,
sedangkan Rooney satu gol lebih sedikit. United sendiri
baru membobol gawang lawan sebanyak 14 kali. Selain itu,
kombinasi keduanya juga sukses membantu terciptanya
tiga gol United lainnya, dengan Rooney yang memberi
assist sebanyak dua kali dan Van Persie sekali.
Meski merupakan salah satu duet berbahaya, namun
Rooney, yang berdiri di belakang striker Belanda tersebut,
justru diberi kebebasan dalam bergerak oleh manajer David
Moyes sehingga bisa leluasa dalam menebar ancaman.
Tercatat, dari delapan laga Rooney sukses melancarkan 14
tembakan ke arah gawang dan tujuh lainnya melenceng.
Rasio keakuratannya mencapai 67 persen. Sementara itu,
Van Persie tak kalah mengerikan. Pria 30 tahun ini telah
menebar 12 tendangan ke arah gawang dan 12 lainnya
tidak tepat sasaran. Rasio akurasinya 50 persen dari
delapan penampilan.
Persie layak diperhitungkan di musim ini. Setelah di musim
lalu keduanya mengemas 38 gol di ajang Liga Primer (Van
Persie mengoleksi 26 gol dan Rooney 12), kini keduanya
sudah mampu mengemas sembilan gol meski kompetisi
tertinggi di Inggris itu baru memasuki matchday
kesembilan. Van Persie sudah mencetak lima gol,
sedangkan Rooney satu gol lebih sedikit. United sendiri
baru membobol gawang lawan sebanyak 14 kali. Selain itu,
kombinasi keduanya juga sukses membantu terciptanya
tiga gol United lainnya, dengan Rooney yang memberi
assist sebanyak dua kali dan Van Persie sekali.
Meski merupakan salah satu duet berbahaya, namun
Rooney, yang berdiri di belakang striker Belanda tersebut,
justru diberi kebebasan dalam bergerak oleh manajer David
Moyes sehingga bisa leluasa dalam menebar ancaman.
Tercatat, dari delapan laga Rooney sukses melancarkan 14
tembakan ke arah gawang dan tujuh lainnya melenceng.
Rasio keakuratannya mencapai 67 persen. Sementara itu,
Van Persie tak kalah mengerikan. Pria 30 tahun ini telah
menebar 12 tendangan ke arah gawang dan 12 lainnya
tidak tepat sasaran. Rasio akurasinya 50 persen dari
delapan penampilan.
Spoiler for 2. Ibra and Cavani:

Transfer Edinson Cavani ke Paris
Saint-Germain di musim panas lalu praktis memunculkan
opini publik jika eks Napoli ini bakal diproyeksi
membentuk duet berbahaya bersama Zlatan Ibrahimovic di
lini depan. Namun fakta di lapangan rupanya tak
berbanding lurus dengan prediksi. Duet ini malah terbilang
tak seganas yang dibayangkan. Barangkali, akibat atribut
bermain Ibra-Cavani yang memiliki banyak kemiripan,
belum tentu setiap keduanya dipasangkan bisa cocok.
Pelatih Laurent Blanc pun lantas berputar otak hingga
dalam perkembangannya dibuatlah alternatif dengan
menyisipkan Ezequiel Lavezzi agar mencairkan kombinasi
"Zladinson Cavanimovic". Tapi bagaimanapun kondisinya,
predikat tandem terbaik rasanya masih layak disematkan,
toh Ibra (lima gol) dan Cavani (tujuh gol) sejauh ini telah
memberi kontribusi besar dari sebagian gol tim hingga
mampu membawa klub ibu kota nyaman di puncak
klasemen Ligue 1.
Saint-Germain di musim panas lalu praktis memunculkan
opini publik jika eks Napoli ini bakal diproyeksi
membentuk duet berbahaya bersama Zlatan Ibrahimovic di
lini depan. Namun fakta di lapangan rupanya tak
berbanding lurus dengan prediksi. Duet ini malah terbilang
tak seganas yang dibayangkan. Barangkali, akibat atribut
bermain Ibra-Cavani yang memiliki banyak kemiripan,
belum tentu setiap keduanya dipasangkan bisa cocok.
Pelatih Laurent Blanc pun lantas berputar otak hingga
dalam perkembangannya dibuatlah alternatif dengan
menyisipkan Ezequiel Lavezzi agar mencairkan kombinasi
"Zladinson Cavanimovic". Tapi bagaimanapun kondisinya,
predikat tandem terbaik rasanya masih layak disematkan,
toh Ibra (lima gol) dan Cavani (tujuh gol) sejauh ini telah
memberi kontribusi besar dari sebagian gol tim hingga
mampu membawa klub ibu kota nyaman di puncak
klasemen Ligue 1.
Spoiler for 3. Sturridge and Suarez:

Setelah era Kenny Dalglish dan Ian
Rush, kini Liverpool kembali memiliki duo penyerang nan
tajam: Daniel Sturridge dan Luis Suarez. Baru sembilan laga
EPL bergulir, mereka berdua sudah menyumbangkan 14 dari
total 17 gol yang dicetak The Reds. Sturridge sudah
menyumbang delapan gol, sedangkan Suarez enam.
Kombinasi resmi mereka di EPL memang baru berjumlah
empat laga, namun dari jumlah tersebut sebanyak sepuluh
gol sudah terlahir dari duet mereka. Tiga assist (Sturridge
dua dan Suarez satu) di antara mereka pun jadi bukti bahwa
kedua laskar Anfield ini memang cocok satu sama lain. Tak
heran jika manajer Brendan Rodgers sampai menyebutkan
permainan mereka seolah menggunakan telepati.
Sturridge telah menebar ancaman dengan akurasi tembakan
hingga 59 persen (17 ke gawang, 12 melebar). Sementara
itu Luis telah mencatatkan 13 tembakan ke gawang dari
total 20 tembakan (64 persen) hanya dalam empat laga.
Dengan gaya permainan cepat dan cerdas plus statistik
yang terpapar, kiranya tidak berlebihan jika menobatkan
duet ini sebagai yang terbaik di EPL 2013/14 sejauh ini.
Rush, kini Liverpool kembali memiliki duo penyerang nan
tajam: Daniel Sturridge dan Luis Suarez. Baru sembilan laga
EPL bergulir, mereka berdua sudah menyumbangkan 14 dari
total 17 gol yang dicetak The Reds. Sturridge sudah
menyumbang delapan gol, sedangkan Suarez enam.
Kombinasi resmi mereka di EPL memang baru berjumlah
empat laga, namun dari jumlah tersebut sebanyak sepuluh
gol sudah terlahir dari duet mereka. Tiga assist (Sturridge
dua dan Suarez satu) di antara mereka pun jadi bukti bahwa
kedua laskar Anfield ini memang cocok satu sama lain. Tak
heran jika manajer Brendan Rodgers sampai menyebutkan
permainan mereka seolah menggunakan telepati.
Sturridge telah menebar ancaman dengan akurasi tembakan
hingga 59 persen (17 ke gawang, 12 melebar). Sementara
itu Luis telah mencatatkan 13 tembakan ke gawang dari
total 20 tembakan (64 persen) hanya dalam empat laga.
Dengan gaya permainan cepat dan cerdas plus statistik
yang terpapar, kiranya tidak berlebihan jika menobatkan
duet ini sebagai yang terbaik di EPL 2013/14 sejauh ini.
Spoiler for 4. Riviere and Falcao:

Tak ada yang mengira nama Emmanuel
Riviere bakal begitu diperhitungkan AS Monaco di musim
2013/14. Alih-alih berstatus pemain pelapis, Riviere
ternyata mampu memikat pelatih Claudio Ranieri. Jika
sebelumnya sang juru taktik memilih formula striker
tunggal yang dihuni oleh Radamel Falcao saja, dalam
perjalanannya pria Italia itu akhirnya mewujudkan pasangan
Falcao-Riviere di lini depan The Red And White. Hebatnya,
total semua gol tim hingga Journee ke-8 secara reguler
disapubersih oleh duet ini sebelum akhirnya Riviere
mengalami cedera hingga pekan ke-11 minggu lalu. Saking
padunya, saat keduanya dipisahkan di pekan itu, Falcao
seperti kehilangan taji di mana empat laga terakhir liga
dilalui penyerang Kolombia ini hanya dengan mencetak
sebiji gol. Tak heran bila di Prancis saat ini justru kemilau
duet Falcao-Riviere bersinar lebih terang dibandingkan
striker-striker lain.
Riviere bakal begitu diperhitungkan AS Monaco di musim
2013/14. Alih-alih berstatus pemain pelapis, Riviere
ternyata mampu memikat pelatih Claudio Ranieri. Jika
sebelumnya sang juru taktik memilih formula striker
tunggal yang dihuni oleh Radamel Falcao saja, dalam
perjalanannya pria Italia itu akhirnya mewujudkan pasangan
Falcao-Riviere di lini depan The Red And White. Hebatnya,
total semua gol tim hingga Journee ke-8 secara reguler
disapubersih oleh duet ini sebelum akhirnya Riviere
mengalami cedera hingga pekan ke-11 minggu lalu. Saking
padunya, saat keduanya dipisahkan di pekan itu, Falcao
seperti kehilangan taji di mana empat laga terakhir liga
dilalui penyerang Kolombia ini hanya dengan mencetak
sebiji gol. Tak heran bila di Prancis saat ini justru kemilau
duet Falcao-Riviere bersinar lebih terang dibandingkan
striker-striker lain.
Spoiler for 5. Villa and Costa:

Atletico Madrid seolah-olah tidak
pernah kehilangan stok penyerang hebat. Sebut saja nama
hebat Fernando Torres, Sergio Aguero, dan terakhir
Radamel Falcao pernah singgah di Vicente Calderon.
Setelah kepergian bomber Kolombia ke AS Monaco, dua
nama mengemuka sebagai tumpuan di lini depan yaitu
Diego Costa dan David Villa yang telah berkolaburasi
menciptakan 17 dari total 28 gol Los Colchoneros.
Nama besar Villa didatangkan ke Vicente Calderon dari
Barcelona dan sejauh ini telah menyumbang lima gol dan
satu assist dari 11 pertandingan. Torehan Costa lebih hebat,
pemain yang baru saja mengambil keputusan mengabdi
pada Spanyol ini menjebol gawang 12 kali plus dua assist
dengan jumlah pertandingan sama. Berbicara kepiawaian
membuka peluang, keduanya sama-sama mentereng. Villa
melepaskan 20 tembakan, 15 di antaranya tepat sasaran,
sementara Costa mengancam gawang lawan 32 kali dengan
hanya delapan meleset dari target.
pernah kehilangan stok penyerang hebat. Sebut saja nama
hebat Fernando Torres, Sergio Aguero, dan terakhir
Radamel Falcao pernah singgah di Vicente Calderon.
Setelah kepergian bomber Kolombia ke AS Monaco, dua
nama mengemuka sebagai tumpuan di lini depan yaitu
Diego Costa dan David Villa yang telah berkolaburasi
menciptakan 17 dari total 28 gol Los Colchoneros.
Nama besar Villa didatangkan ke Vicente Calderon dari
Barcelona dan sejauh ini telah menyumbang lima gol dan
satu assist dari 11 pertandingan. Torehan Costa lebih hebat,
pemain yang baru saja mengambil keputusan mengabdi
pada Spanyol ini menjebol gawang 12 kali plus dua assist
dengan jumlah pertandingan sama. Berbicara kepiawaian
membuka peluang, keduanya sama-sama mentereng. Villa
melepaskan 20 tembakan, 15 di antaranya tepat sasaran,
sementara Costa mengancam gawang lawan 32 kali dengan
hanya delapan meleset dari target.
Ane Berharap Agan Bantu


Sumber
Spoiler for Sumber:
http://www.goal.com/id-ID/news/1571/fokus-spesial/2013/11/01/4372381/spesial-parade-duet-tajam-eropa
Diubah oleh derpista 02-11-2013 09:54
0
3.9K
Kutip
60
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan