- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Disadap Australia, SBY Belum Beri Nota Protes


TS
hendriprast
Disadap Australia, SBY Belum Beri Nota Protes
JAKARTA -Okezone.com. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa terkait pemberitaan dari media Australia Sydney Morning Herald yang menyebut Kedutaan Australia melakukan penyadapan di Indonesia.
"Presiden minta Menlu berkomunikasi dan minta klarifikasi ke pihak-pihak terkait. Menlu juga telah bekerja dan telah lapor,"kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, di Komplek Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2013).
SBY menyesalkan jika hal yang diberitakan tersebut benar adanya. Pemerintah saat ini juga sedang menunggu keterangan resmi dari pihak Australia.
"Tapi pada prinsipnya, kalau benar seperti diberitakan sungguh ini sangat disesalkan. Karena suatu hubungan diplomasi tidak boleh terkontaminasi dengan aksi penyadapan," paparnya.
Menurut Julian, pemerintah juga belum memberikan nota protes kepada Australia. Karena masih menunggu penjelasan dari Negeri Kanguru tersebut.
"Kami harus pastikan dulu dan menunggu penjelasan. Kalau sudah ada klarifikasi nanti Menlu yang akan sampaikan," jelasnya.
Sebelumnya, dari laporan media Australia Sydney Morning Herald menyebut Kedutaan Australia melakukan penyadapan di Indonesia. Pihak kemlu langsung bertindak tegas dengan memanggil Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty.
Menurut pihak Kemlu RI, sebagai negara tetangga dan bersahabat tindakan seperti yang diberitakan sama sekali tidak mencerminkan semangat hubungan bersahabat yang selama ini terjalin.
Bagi Pemerintah Indonesia, dugaan penyadapan ini merupakan pelanggaran keamanan serius yang tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia. Sekiranya terkonfirmasi, Indonesia akan sampaikan protes keras terhadap tindakan dimaksud.
Detail mengenai dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Australia di Asia, dibocorkan oleh pembocor laporan intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden dan dipublikasikan oleh surat kabar Jerman Der Spiegel.
Dokumen itu menunjukkan Australia melakukan penyadapan melalui kedubesnya di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing, dan Dili. Sementara perwakilan di Kuala Lumpur dan Port Moresby, merupakan basis bagi STATEROOM yang dioperasikan oleh Australian Defence Signals Directorate.
Kira kira Pak Beye Brani ga ya ?? atau turut prihatin aja ?????
"Presiden minta Menlu berkomunikasi dan minta klarifikasi ke pihak-pihak terkait. Menlu juga telah bekerja dan telah lapor,"kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, di Komplek Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2013).
SBY menyesalkan jika hal yang diberitakan tersebut benar adanya. Pemerintah saat ini juga sedang menunggu keterangan resmi dari pihak Australia.
"Tapi pada prinsipnya, kalau benar seperti diberitakan sungguh ini sangat disesalkan. Karena suatu hubungan diplomasi tidak boleh terkontaminasi dengan aksi penyadapan," paparnya.
Menurut Julian, pemerintah juga belum memberikan nota protes kepada Australia. Karena masih menunggu penjelasan dari Negeri Kanguru tersebut.
"Kami harus pastikan dulu dan menunggu penjelasan. Kalau sudah ada klarifikasi nanti Menlu yang akan sampaikan," jelasnya.
Sebelumnya, dari laporan media Australia Sydney Morning Herald menyebut Kedutaan Australia melakukan penyadapan di Indonesia. Pihak kemlu langsung bertindak tegas dengan memanggil Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty.
Menurut pihak Kemlu RI, sebagai negara tetangga dan bersahabat tindakan seperti yang diberitakan sama sekali tidak mencerminkan semangat hubungan bersahabat yang selama ini terjalin.
Bagi Pemerintah Indonesia, dugaan penyadapan ini merupakan pelanggaran keamanan serius yang tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia. Sekiranya terkonfirmasi, Indonesia akan sampaikan protes keras terhadap tindakan dimaksud.
Detail mengenai dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Australia di Asia, dibocorkan oleh pembocor laporan intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden dan dipublikasikan oleh surat kabar Jerman Der Spiegel.
Dokumen itu menunjukkan Australia melakukan penyadapan melalui kedubesnya di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing, dan Dili. Sementara perwakilan di Kuala Lumpur dan Port Moresby, merupakan basis bagi STATEROOM yang dioperasikan oleh Australian Defence Signals Directorate.
Kira kira Pak Beye Brani ga ya ?? atau turut prihatin aja ?????

0
1.2K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan