10 Pembelian Terbaik Inter Milan di Era Massimo Moratti
TS
jajang100
10 Pembelian Terbaik Inter Milan di Era Massimo Moratti
Bola.net - Setelah ramai diberitakan sejak akhir musim lalu, akhirnya proses take over Internazionale dari tangan Massimo Moratti kepada investor asal Indonesia, Erick Thohir diresmikan pada pertengahan bulan Oktober lalu.
Media Italia menyebut bahwa Thohir menebus 70% kepemilikan klub dari Moratti dengan dana tidak kurang dari 250 juta Euro. Dilepasnya mayoritas saham Inter menandai berakhirnya era kepemilikan Moratti yang telah membentang sejak tahun 1995.
Selama 18 tahun kepemimpinannya, Inter telah mengalami pasang surut prestasi dan juga dikenal sebagai klub yang sangat aktif di bursa transfer. Meskipun seringkali disorot karena pembelian pemain yang overpriced dan juga kerap melepas pemain yang justru bersinar di klub barunya dengan banderol murah, namun Nerazzurrijuga mencatatkan sejumlah transfer brilian dengan harga yang setimpal.
Berikut Bolanet pilihkan 10 pembelian terbaik yang dilakukan Inter di era Moratti. Para pemain ini dipilih berdasarkan prestasi yang mereka sumbangkan, harga, sumbangsih yang diberikan, dan juga loyalitas sang pemain.
10. Diego Milito
Spoiler for Milito:
Dibeli: 25 juta Euro dari Genoa di tahun 2009
Dijual: -
Total Penampilan per Oktober 2013: 154 pertandingan, 77 gol (5 musim)
Diego Milito dibeli untuk mengisi pos yang ditinggalkan oleh Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona. Siapa sangka pemain asal Argentina ini langsung nyetel dengan permainan Inter dan menggila di musim pertamanya dengan torehan 30 gol di segala ajang.
Milito menjadi faktor penting bagi keberhasilan Inter menjuarai treble di tahun 2010, termasuk mencetak dua gol penentu dalam laga final melawan Bayern Munich. Ia juga terpilih sebagai UEFA Player of The Year, Serie A Footballer of The Year, dan juga Serie A Foreign Footballer of The Year pada tahun itu.
Kontribusi Milito memang cenderung menurun di musim-musim selanjutnya, namun ia masih mampu menunjukkan tajinya dengan finish di urutan kedua pencetak gol terbanyak Serie A di tahun 2012 dengan torehan 24 gol.
9. Zlatan Ibrahimovic
Spoiler for Ibrahimovic:
Dibeli: 25 juta Euro dari Juventus di tahun 2006
Dijual: 69 juta Euro ke Barcelona di tahun 2009
Total Penampilan per Oktober 2013: 117 pertandingan, 66 gol (3 musim)
Dicomot dari Juventus yang didegradasi paksa, Ibrahimovic menjelma menjadi salah satu striker yang paling menakutkan di Italia. Ia adalah pusat serangan Inter yang bukan hanya berperan sebagai finisher, namun juga distributor assist yang handal.
Selama tiga musim di Giuseppe Meazza, pemain asal Swedia ini selalu mengantar klubnya juara liga dan dua kali memenangkan Coppa Italia. Jangan lupakan pula gelar top skor Serie A yang diraihnya di musim terakhir.
Penjualan Ibrahimovic di tahun 2009 sendiri berperan sangat penting bagi keberhasilan Inter meraih treble di musim selanjutnya. Barcelona menyerahkan Samuel Eto'o plus uang yang disinyalir ssebesar 46 juta Euro, membuat banderol Ibra jika dihitung mencapai 69 juta Euro.
Eto'o sendiri terbukti menjadi pemain penting dalam keberhasilan Inter memenangkan tiga gelar, sementara uang dari hasil penjualan Ibra mampu dibelanjakan dengan tepat untuk membeli sejumlah pemain baru yang juga menjadi pilar penting bagi skuat Jose Mourinho yang mendominasi Eropa musim itu.
8. Wesley Sneijder
Spoiler for Sneijder:
Dibeli: 15 juta Euro dari Real Madrid di tahun 2009
Dijual: 7,5 juta Euro ke Galatasaray di tahun 2013
Total Penampilan per Oktober 2013: 116 pertandingan, 23 gol (4 musim)
Harga 15 juta Euro yang dibayarkan Inter ke Real Madrid terasa cukup murah mengingat kualitas dan reputasi Sneijder sebagai salah satu playmaker terbaik di Eropa pada saat itu. Benar saja, perjudian Inter terbayar lunas karena Sneijder menjelma menjadi otak permainan bagi skuat yang memenangkan treble legendaris di tahun 2010.
Pergerakannya sulit dibaca, umpannya akurat, tendangan bebasnya jitu, dan ia juga mampu menuntaskan peluang gol dengan baik. Selain mengantarkan Inter menjuarai tiga gelar kala itu, Sneijder juga mengantar Belanda ke partai puncak Piala Dunia Afrika Selatan. Dengan prestasinya yang sedemikian luar biasa, banyak yang menyayangkan gagalnya pemain asal Belanda ini meraih Ballon d'Or 2010 karena kalah perolehan suara dari Lionel Messi.
Setelah tiga setengah musim berada di Giuseppe Meazza, Sneijder akhkirnya berpisah dengan Inter dengan cara yang kurang mengenakkan. Ia sempat dibekukan statusnya karena menolak pemotongan gaji, sebelum akhkirnya dilepas dengan harga murah ke Galatasaray.
Meski demikian, Sneijder akan selalu dikenal sebagai pahlawan bagi publik Nerazzurri.
7. Samuel Eto'o
Spoiler for Eto'o:
Dibeli: Free dari Barcelona di tahun 2009 (Bagian dari transfer Zlatan Ibrahimovic)
Dijual: 27 juta Euro ke Anzhi Makhachkala di tahun 2011
Total Penampilan per Oktober 2013: 101 pertandingan, 53 gol (2 musim)
Banyak yang mencibir keputusan Inter untuk setuju menerima Eto'o dalam bagian transfer Zlatan Ibrahimovic. Eto'o dinilai tidak akan mampu menutup lubang yang ditinggalkan Ibra, mengingat selama tiga musim sebelumnya Inter bisa dibilang sangat menggantungkan serangan terhadap pemain asal Swedia tersebut.
Eto'o memang tidak berusaha menggantikan Ibra, tapi memberikan dampak instan yang luar biasa bagi tim. Etos kerjanya sangat luar biasa bagi tim, ditambah pula dengan kebugaran level tinggi yang membuatnya bisa bermain dalam lebih dari 100 laga dalam dua musim.
Pemain asal Kamerun ini menjadi salah satu instrumen penting bagi skuat Jose Mourinho yang memenangkan treble tahun 2010. Salah satu momen yang paling diingat adalah bagaimana ia bisa disiplin saat diinstruksikan turun sebagai fullback saat Inter digempur habis-habisan oleh Barca di Camp Nou.
Eto'o dan Inter akhirnya berpisah setelah dua musim. Tawaran 29 juta Euro dari Anzhi untuk pemain berusia 29 tahun yang bisa dikatakan direkrut dengan gratis terlalu kuat untuk ditolak kubu La Beneamata.
6. Walter Samuel
Spoiler for Samuel:
Dibeli: 18 juta Euro dari Real Madrid di tahun 2005
Dijual: -
Total Penampilan per Oktober 2013: 221 pertandingan, 15 gol (8 musim)
Dikenal sebagai bek handal saat membela AS Roma, karir Samuel sempat meredup saat semusim membela Real Madrid. Ia pulang ke Italia di tahun 2005 saat Inter menebusnya dengan banderol 18 juta Euro.
Pemain asal Argentina ini langsung menjadi pemain inti di musim perdananya. Sempat terganggu cedera dalam beberapa musim selanjutnya yang membatasi penampilannya di tim utama, Samuel menemukan kembali performanya di saat yang tepat, yaitu ketika duet tangguhnya bersama Lucio di sektor bek tengah mampu mempersembahkan gelar treble di tahun 2010.
Hingga saat ini di usianya yang menapak 35 tahun, Samuel masih menjadi sosok penting bagi skuat Inter. Meskipun sudah jarang bermain, ia tetap menjadi mentor bagi para bek tengah potensial Inter yang masih muda seperti Andrea Ranocchia dan Juan Jesus.
5. Julio Cesar
Spoiler for Julio Cesat:
Dibeli: Free transfer dari Flamengo via Chievo Verona di tahun 2005
Dijual: Free transfer ke Queens Park Rangers di tahun 2012
Total Penampilan per Oktober 2013: 300 pertandingan (7 musim)
Karena keterbatasan kuota untuk merekrut pemain non Uni Eropa, Inter 'meminjam' jatah transfer Chievo yang tidak terpakai untuk membeli pemain non-EU pada Januari 2005. Setelah dititipkan selama enam bulan, Cesar akhirnya bergabung ke Inter pada musim panas 2005.
Meskipun pada awalnya hanya disiapkan sebagai pelapis dari Francesco Toldo, namun pemain asal Brasil ini ternyata langsung mencuri posisi kiper utama di musim pertamanya. Sejak saat itu ia tak tergantikan di bawah mistar Inter selama tujuh musim dengan total 300 penampilan di segala ajang.
Cesar menjadi bagian penting bagi skuat Inter yang merajai Italia sejak pertengahan dekade lalu. Ketangguhannya juga turut mengantarkan Nerazzurri menjuarai treble di tahun 2010. Selain itu, Cesar juga memenangkan dua kali gelar kiper terbaik Serie A dan juga sekali gelar kiper terbaik versi UEFA.
Cesar akhirnya hengkang ke Inggris untuk memperkuat QPR setelah Inter membeli Samir Handanovic. Meskipun gagal membawa klub asal kota London itu lolos dari degradasi, namun pemain yang kini berusia 34 tahun itu tetap tak tergantikan di Timnas dan turut mengantar Brasil menjuarai Piala Konfederasi 2013 lalu.
4. Ivan Cordoba
Spoiler for Cordoba:
Dibeli: 14 juta Euro dari San Lorenzo di tahun 2000
Dijual: - (pensiun di tahun 2012)
Total Penampilan per Oktober 2013: 455 pertandingan, 18 gol (13 musim)
Dibeli dengan harga 14 juta Euro dari San Lorenzo, Cordoba muncul sebagai salah satu bek paling loyal yang dimiliki oleh Inter. Penampilannya di lini belakang selalu konsisten walalu kerap kali hanya menjadi unsung hero karena kalah tenar dibanding partnernya, mulai dari Fabio Cannavaro, Marco Materazzi, Walter Samuel, sampai Lucio.
Bek asal Kolombia ini bergabung saat Inter tengah menjalani masa-masa sulit dan ikut menikmati kejayaan yang dirasakan Nerazzurri sejak pertengahan era 2000-an. Kecuali di musim terakhirnya, Cordoba selalu mencatatakan lebih dari 20 penampilan semusim. Meskipun tidak selalu menjadi pemain inti, namun kehadirannya selalu dibutuhkan dalam tim.
Setelah 13 musim memperkuat Inter, Cordoba memutuskan pensiun di tahun 2012. Seluruh penggawa Inter memberikan penghormatan untuk Cordoba saat menghadapi AC Milan di Derby della Madonnina, laga home terakhir Inter musim itu.
Usai pensiun pun Cordoba tidak meninggalkan Inter. Ia masih tetap di sana untuk menjadi salah seorang staf pelatih.
3. Dejan Stankovic
Spoiler for Stankovic:
Dibeli: 4 juta Euro dari Lazio di tahun 2004
Dijual: - (pensiun di tahun 2013)
Total Penampilan per Oktober 2013: 321 pertandingan, 41 gol (10 musim)
Nama Stankovic mulai mencuat saat ia turut menjadi bagian skuat Lazio yang meraih Scudetto di tahun 2000. Sejak saat itu dia dikenal sebagai salah satu gelandang tengah terbaik di Serie A. Namun krisis finansial yang menerpa Lazio memaksa Stankovic hengkang di tahun 2004 dengan nominal yang sangat murah, hanya senilai 4 juta Euro.
Tak butuh waktu adaptasi yang cukup lama, Stankovic langsung menjadi tulang punggung di lini tengah Inter. Ketika pelatihnya di Lazio, Roberto Mancini, menyusul bergabung ke Inter enam bulan kemudian, performa Stankovic pun semakin menggila.
Dikenal dengan stamina yang tiada habisnya dan juga kemampuan tendangan jarak jauh yang mumpuni, Stankovic menjadi sosok penting di lini tengah Inter selama bertahun-tahun setelahnya, termasuk saat mereka berhasil mengakhiri dahaga Scudetto yang terakhir diraih pada tahun 1989 dan juga memenangkan Liga Champions di tahun 2010.
Seiring dengan perjalanan usia dan juga masalah cedera, waktu bermain Stankovic mulai menurun sejak tahun 2011. Setelah dipastikan tidak masuk dalam rencana pelatih anyar Walter Mazzarri, Stankovic memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Inter sekaligus pensiun pada bulan Juli 2013 lalu.
2. Esteban Cambiasso
Spoiler for Cambiasso:
Dibeli: Free transfer dari Real Madrid di tahun 2004
Dijual: -
Total Penampilan per Oktober 2013: 375 pertandingan, 47 gol (9 musim)
Inter berhasil melakukan pencurian brilian saat merekrut Cambiasso yang kontraknya habis di Real Madrid pada tahun 2004. Siapa sangka, pemain yang direkrut tanpa mengeluarkan biaya transfer ini menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah mengenakan seragam Inter.
Pemain yang identik dengan kepala plontos ini bisa disebut sebagai gelandang bertahan terbaik dan paling konsisten dalam satu dekade terakhir. Stamina, daya jelajah, dan kebugarannya juga sangat luar biasa. Kecuali musim 2006-07, Cambiasso selalu tampil setidaknya dalam 40 pertandingan dalam semusim.
Siapapun pelatihnya, Cambiasso menjadi sosok yang tak tergantikan di sektor gelandang bertahan Nerazzurri hingga saat ini. Kharisma yang dimilikinya membuatnya mendapatkan jabatan ban kapten jika Javier Zanetti berhalangan tampil.
Kini di usianya yang sudah menapak 33 tahun, belum terlihat adanya penurunan performa yang cukup signifikan dari pemain yang memiliki julukan "Cuchu" ini.
AND THE WINNER IS:
1. Javier Zanetti
Spoiler for Zanetti:
Dibeli: 6,5 juta Euro di tahun 1995
Dijual: -
Total Penampilan per Oktober 2013: 845 pertandingan, 21 gol (18 musim)
Kisah Zanetti bersama Inter dan Moratti layaknya sebuah drama romantis. Ibarat kisah cinta pertama, Zanetti adalah pemain perdana yang didatangkan oleh Moratti usai mengakuisisi kepemilikan klub dari tangan Ernesto Pellegrini di tahun 1995.
Sejak saat itu, kisah cinta antara Inter dan Zanetti terus terjalin semakin kuat dan sepertinya akan berlangsung abadi. Loyalitas dan etos kerjanya membuat Zanetti mendapatkan ban kapten Nerazzurri sejak tahun 1999 hingga sekarang.
Selain itu, pemain yang identik dengan potongan rambut rapi ini juga terkenal dengan julukan Il Trattore atau Sang Traktor berkat kekuatan fisik dan kebugaran tubuhnya yang luar biasa prima. Ia nyaris tak pernah mengalami cedera sepanjang karirnya.
Percaya atau tidak, selama 18 tahun memperkuat Inter ia selalu tampil lebih dari 30 laga per musim. Bahkan dalam separuh karirnya, ia memainkan minimal 50 laga semusim, sebuah angka yang sangat mencengangkan.
Selain itu ia juga pemain serba bisa yang mampu ditempatkan di fullback kanan, kiri, atau bahkan gelandang bertahan. Lebih dari segalanya, attitude luar biasa dari Zanetti membuatnya menjadi panutan bagi para pemain muda Inter. Ia tak pernah terlibat skandal atau masalah kontroversial, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Pada akhirnya Zanetti harus menyerah pada cedera tendon yang menderanya pada akhir musim lalu. Di usianya yang sudah 40 tahun, tentu masuk akal bagi dirinya untuk memutuskan pensiun akibat cedera tersebut. Namun Zanetti menyatakan ingin terus bermain dan menghabiskan kontraknya yang tersisa setahun lagi dan belum ingin memikirkan tentang pensiun.