Generasi terbaru iPhone laris manis. Apple menyatakan, kombinasi penjualan iPhone 5S dan 5C mencapai 9 juta unit hanya dalam 3 hari pemasarannya.
Apple sepertinya baik hati, dengan menyediakan update iOS terbaru untuk model lama. Namun seorang kolumnis New York Times menuding itu adalah strategi halus Apple menjebak konsumen untuk melariskan iPhone.
Kolumnis bernama Chaterine Rampell itu mengungkapkan beberapa bukti Apple punya racikan maut untuk mengarahkan agar konsumen seakan wajib membeli iPhone terbaru.
Memangnya seperti apa 'jebakan' Apple menurut opini Chaterine? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari New York Times.
Quote:
iPhone Baru Dirilis, iPhone Lama Melambat
Pada saat iPhone 5C dan 5S dirilis, aku menyadari bahwa iPhone 4 lamaku yang menyedihkan menjadi jauh lebih lambat. Baterainya ngedrop jauh lebih cepat juga. Hal yang sama sepertinya juga menimpa banyak orang selain aku.
Ketika aku mendiskusikannya dengan analis teknologi, mereka mengatakan bahwa OS baru iOS 7 membuat model lama menjadi lambat. Baterai iPhone juga 'dimakan' olehnya.
Jadi, aku bisa membayar Apple USD 79 untuk mengganti baterai atau menambah sedikit lagi untuk membeli iPhone 5C dengan kontrak operator. Jadi sepertinya Apple mengirim pesan padaku untuk upgrade ponsel saja.
Tentu saja ada penjelasan lain mengenai kasus itu. Namun ini bukan pertama kali analis teknologi mencatat gangguan produk lama Apple seringkali bertepatan ketika model baru datang. Beberapa menilai hal ini memang direncanakan.
Quote:
Mirip Industri Fashion
Bagi yang suka teori konspirasi, masuk akal jika Apple melakukan strategi bisnis tersebut. Raksasa teknologi ini menghadapi level saturasi pasar di AS. Jika iPhone bisa bekerja selamanya, orang yang telah punya tidak akan membeli yang baru.
Menjual produk dengan waktu 'hidup' terbatas sejatinya bisa bagus bagi konsumen, tergantung selera dan seberapa dalam informasi yang mereka miliki. Industri fashion, yang misinya membuat produk menjadi usang jauh sebelum menjadi tidak fungsional, melakukan hal ini secara rutin.
Aku membeli baju di toko yang mengikuti tren dan tahu sepenuhnya bahwa baju itu mungkin akan ketinggalan zaman dalam setahun. Namun bagiku, jikalaupun baju itu tidak ngetren lagi setahun mendatang, siapa peduli? Toh baju ini masih awet.
Apple punya kemiripan dalam kasus ini. Apakah konsumen yang sudah punya iPhone akan menilai bahwa baterai lebih awet menjustifikasi harga ponsel baru yang mahal? Itu tergantung konsumennya.
Quote:
Keusangan yang Direncanakan
Ekonom punya teori tentang kondisi pasar yang memicu 'keusangan yang direncanakan'. Perusahaan punya posisi kuat untuk menurunkan durabilitas produk ketika mereka punya kekuatan besar dan ketika konsumen tidak punya produk substitusi untuk dipilih.
Ketika Apple mulai membuat iPhone di 2007. produknya sangat inovatif sehingga bisa saja mereka menurunkan durabilitasnya tanpa khawatir.
Namun beberapa tahun belakangan, Apple menghadapi kompetisi berat melawan Samsung, HTC dan lain lain yang membuat 'keusangan yang direncanakan' lebih sukar dilakukan.
Namun demikian, sebuah perusahaan bisa saja masih melakukan hal itu jika konsumen menilai butuh biaya besar untuk beralih ke brand baru.
User iPhone mungkin membeli produk tambahan seperti aplikasi, yang tidak bisa ditransfer ke Android. Mereka mungkin juga memakai aplikasi messaging Apple untuk membangun jaringan.
Inilah yang membuat konsumen merasa ada biaya tinggi untuk berpindah ke model lain dan meningkatkan posisi Apple untuk memaksa konsumennya upgrade, dengan membuat model lama kurang berfungsi maksimal.
Quote:
Inovasi atau Cuci Otak
Ada cara lebih simpel untuk membuat produk lama terasa usang tanpa harus memaksa konsumen. Yaitu perusahaan bisa menawarkan inovasi di model baru sehingga menjadikan upgrade sangat menggoda.
Apple sukses melakukannya dahulu. Di masa lalu, konsumen sangat tertarik dengan fitur baru yang keren, seperti perintah suara Siri, yang membuat ponsel model lama terasa usang.
Namun saat ini, tidak seperti itu lagi. iPhone 5S dan 5C menawarkan sedikit peningkatan. Sehingga sebagian konsumen pun lebih menginginkan iPhone lama mereka tetap bekerja dengan bagus dan merasa dicurangi jika tidak demikian.
Ketika inovasi besar tidak ada lagi dan langkah menurunkan kualitas ponsel membuat konsumen loyal tidak senang, Apple masih tetap bisa mencontoh industri fashion.
Jika Anda bisa mencuci otak konsumen sehingga membuat mereka menilai barang yang lama terlihat tidak keren untuk alasan estetis ketimbang fungsi, Anda masih bisa menuai banyak penjualan.
Apple sepertinya sudah mampu melakukan itu. Lihat saja waktu tunggu lama untuk mendapatkan iPhone 5S versi warna emas, yang dinilai keren.
beritanya kok rada memihak y?? bukannya sah sah aja biar dagangannya laris, toh masyarakat yang pake ikut senang dengan semakin banyaknya pilihan teknologi lewat OS itu sendiri. Klo menurut ane bukan "merudapaksa" secara perlahan biar nurut beli gadget baru nya, bijak lihat spek dulu, masa spek yg terbatas mau dijejali dg fasilitas super wah?? Si penjual juga jangan terlalu memonopoli biar para fanboy tidak kecewa dan pindah kelain hati. dalam Kasus ini bukan hanya apple aja kok menurut ane, OS yang lain juga menerapkan hal serupa, biar Gadget keluaran terbaru makin laris, minimal balik modal
. Ok, semua itu balik lagi ke kita gan, sudah perlukah untuk kita semua fasiltas yang banyak di bilang gimmick?? , bijak bijak lah memilih gadget... makasih gan, dah mampir 
[URL="http://inet.detik..com/read/2013/10/31/130047/2400434/317/1/menguak-jebakan-apple-agar-iphone-laris991101mainnews"]ember[/URL]