Untuk pertama kalinya Benua Biru dan Benua Kuning dapat ditempuh melalui jalur bawah laut dengan perkiraan waktu hanya empat menit. Adalah Perdana Menteri fenomenal Turki, Recep Tayip Erdogan berada di balik pembangunan megaproyek infrastruktur senilai USD4,5 miliar (Rp48,85 triliun) ini.

Pada Selasa kemarin, untuk pertama kali terowongan bawah laut yang akan membawa kereta Marmaray dibuka. Rel sepanjang 13,6 kilometer itu dibuat untuk melayani kurang lebih dua juta komuter yang biasanya setiap hari harus bermacet ria melewati jembatan di atas Selat Bosphorus dari Turki menuju Benua Eropa.



Dilansir dari laman cnn.com, sistem infrastruktur yang dibuat oleh perusahaan konsorsium Turki dan Jepang itu diyakini mampu bertahan melawan serangan gempa bumi hingga kekuatan 9 skala Richter.

Proyek rel bawh laut tersebut adalah bagian dari megaproyek infrastruktur senilai USD4,5 miliar yang diluncurkan oleh Pemerintah Turki pada 2004 lalu. Ide terowongan bawah laut sebenarnya sudah muncul sejak era Kekaisaran Ottoman pada 1860 silam, yang urung terlaksana akibat kurangnya dana dan teknologi yang dimiliki sultan kala itu, Abdoul Medjid.