- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Prestasi Bulutangkis Indonesia Belum Padam


TS
scouters801
Prestasi Bulutangkis Indonesia Belum Padam

Quote:
Jakarta - "Badminton!" Dua punggawa Arsenal Alex Oxlade-Chamberlain dan Theo Walcott serempak menjawab saat ditanya olahraga nomor satu Indonesia.
Jawaban itu pun dibenarkan. Mendapatkan nilai paling tinggi dibanding Walcott dan Lukas Podolski, Oxlade-Chamberlain pun dinyatakan sebagai pemain yang "paling tahu" tentang Indonesia.
Acara itu memang hanya untuk keperluan promosi mejelang tur Arsenal ke Asia Juli lalu. Namun, setidaknya menjadi salah satu bukti betapa identiknya Indonesia dengan bulutangkis.
Meski, jika disimak bulutangkis bukanlah olahraga asli Indonesia. Cabang olahraga itu justru dimainkan tentara-tentara Inggris yang ada di India. Inggris pula yang mempunyai turnamen tertua di dunia dengan All England yang masih menjadi kejuaraan bergengsi saat ini.
Konon, China juga mengenalkan bulutangkis jauh sebelum itu. Mereka memainkan tanpa raket seperti bulutangkis saat ini meski menggunakan peraturan larangan shuttlecock mencapai tanah sebelum dikembalikan kepada lawan main.
Indonesia identik sebagai negara raksasa bulutangkis karena torehan apik para pemain bulutangkis "Merah Putih". Nama-nama seperti Tan Joe Hoek, Rudy Hartono, Liem Swie King, kemudian memasuki era Christian Hadinata dan Haryanto Arbi kemudian ke Taufik Hidayat tak berhenti mencatatkan tinta e
as.
Rudy menahbiskan diri sebagai pemegang rekor delapan kali menjadi juara All England, dengan tujuh kali di antaranya didapatkan secara berurutan. Kemudian Lim Swie King dengan jumping smash yang istimewa.
Susi Susanti menjadi tunggal putri yang terus melekat dengan bulutangkis di dunia. Sederet prestasi puncak di bulutangkis dilengkapi dengan predikat pengantin Olimpiade bersama Alan Budikusuma membuat keduanya tak mudah dilupakan.
Kuartet Hariyanto Arby, Ardy B Wiranata, Alan dan Joko Supriyanto menjadi kekuatan yang disegani pada tunggal putra di era 1990-an. Soliditas dan kualitas tim pada masa itu diakui dengan direbutnya Piala Thomas dan Uber pada 1994 dan 1996.
Generasi berikutnya, Indonesia masih memiliki Taufik. Tak perlulah menanyakan panggung podium pemain yang pernah dijuluki wonder kid itu. Medali emas Olimpiade 2004 Athena menjadi puncak prestasinya.
Drama kehidupan pribadi dia pun menjadi sirkus media. Wajah tampan, materi berlimpah dan kepiawaian memainkan emosi penonton membuat dia kian istimewa. Kehidupan pemuda kelahiran Pengalengan, Jawa Barat, itu pun menjadi penting dan layak diikuti.
Taufik memang melabung sendirian, namun ada pemain-pemain satelit yang tak boleh diremehkan. Di sana berjejer antara lain Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso.
Sony mendampingi Taufik saat naik podium Olimpiade 2004 Athena dengan mendapatkan medali perunggu. Simon selalu menjadi pilihan pengisi tunggal ketiga pada event beregu. Kini dia pun masih menjadi pemain terbaik meski penampilannya angin-anginan.
Pada sektor tunggal putri, Maria Kristin Yulianti meledak dengan julukan oleh media sebagai pembunuh berdarah dingin. Gerakan gemulai pemain kelahiran Tuban, Jawa Timur, itu justru menakutkan. Medali perunggu dibawa pulang dari Beijing saat sektor putri berangkat dengan tanpa unggulan dan diprediksi hanya numpang lewat.
Membuka deret prestasi bulutangkis tanah air memang dibutuhkan tak perlulah mengusung energi besar. Sebab, menyimaknya ibarat membuka buku berhalaman tebal dengan kisah-kisah menyenangkan.
Bahkan di halaman akhir yang menceritakan kemerosotan prestasi masiha da hiburan dari sektor ganda putra dan ganda campuran. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mencatatkan diri sebagai peraih dua kali juara All England dan menjadi juara dunia tahun ini. Plus torehan manis Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan yang menjadi juara dunia ganda putra tahun ini.
Jawaban itu pun dibenarkan. Mendapatkan nilai paling tinggi dibanding Walcott dan Lukas Podolski, Oxlade-Chamberlain pun dinyatakan sebagai pemain yang "paling tahu" tentang Indonesia.
Acara itu memang hanya untuk keperluan promosi mejelang tur Arsenal ke Asia Juli lalu. Namun, setidaknya menjadi salah satu bukti betapa identiknya Indonesia dengan bulutangkis.
Meski, jika disimak bulutangkis bukanlah olahraga asli Indonesia. Cabang olahraga itu justru dimainkan tentara-tentara Inggris yang ada di India. Inggris pula yang mempunyai turnamen tertua di dunia dengan All England yang masih menjadi kejuaraan bergengsi saat ini.
Konon, China juga mengenalkan bulutangkis jauh sebelum itu. Mereka memainkan tanpa raket seperti bulutangkis saat ini meski menggunakan peraturan larangan shuttlecock mencapai tanah sebelum dikembalikan kepada lawan main.
Indonesia identik sebagai negara raksasa bulutangkis karena torehan apik para pemain bulutangkis "Merah Putih". Nama-nama seperti Tan Joe Hoek, Rudy Hartono, Liem Swie King, kemudian memasuki era Christian Hadinata dan Haryanto Arbi kemudian ke Taufik Hidayat tak berhenti mencatatkan tinta e

Rudy menahbiskan diri sebagai pemegang rekor delapan kali menjadi juara All England, dengan tujuh kali di antaranya didapatkan secara berurutan. Kemudian Lim Swie King dengan jumping smash yang istimewa.
Susi Susanti menjadi tunggal putri yang terus melekat dengan bulutangkis di dunia. Sederet prestasi puncak di bulutangkis dilengkapi dengan predikat pengantin Olimpiade bersama Alan Budikusuma membuat keduanya tak mudah dilupakan.
Kuartet Hariyanto Arby, Ardy B Wiranata, Alan dan Joko Supriyanto menjadi kekuatan yang disegani pada tunggal putra di era 1990-an. Soliditas dan kualitas tim pada masa itu diakui dengan direbutnya Piala Thomas dan Uber pada 1994 dan 1996.
Generasi berikutnya, Indonesia masih memiliki Taufik. Tak perlulah menanyakan panggung podium pemain yang pernah dijuluki wonder kid itu. Medali emas Olimpiade 2004 Athena menjadi puncak prestasinya.
Drama kehidupan pribadi dia pun menjadi sirkus media. Wajah tampan, materi berlimpah dan kepiawaian memainkan emosi penonton membuat dia kian istimewa. Kehidupan pemuda kelahiran Pengalengan, Jawa Barat, itu pun menjadi penting dan layak diikuti.
Taufik memang melabung sendirian, namun ada pemain-pemain satelit yang tak boleh diremehkan. Di sana berjejer antara lain Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso.
Sony mendampingi Taufik saat naik podium Olimpiade 2004 Athena dengan mendapatkan medali perunggu. Simon selalu menjadi pilihan pengisi tunggal ketiga pada event beregu. Kini dia pun masih menjadi pemain terbaik meski penampilannya angin-anginan.
Pada sektor tunggal putri, Maria Kristin Yulianti meledak dengan julukan oleh media sebagai pembunuh berdarah dingin. Gerakan gemulai pemain kelahiran Tuban, Jawa Timur, itu justru menakutkan. Medali perunggu dibawa pulang dari Beijing saat sektor putri berangkat dengan tanpa unggulan dan diprediksi hanya numpang lewat.
Membuka deret prestasi bulutangkis tanah air memang dibutuhkan tak perlulah mengusung energi besar. Sebab, menyimaknya ibarat membuka buku berhalaman tebal dengan kisah-kisah menyenangkan.
Bahkan di halaman akhir yang menceritakan kemerosotan prestasi masiha da hiburan dari sektor ganda putra dan ganda campuran. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mencatatkan diri sebagai peraih dua kali juara All England dan menjadi juara dunia tahun ini. Plus torehan manis Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan yang menjadi juara dunia ganda putra tahun ini.
Ayo Gan.. Dukung terus Indonesia..

0
1.5K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan